Share This Article
Digoxin atau digoksin merupakan salah satu obat dalam kelas kardiotonika yang sering dikombinasikan dengan obat angina, seperti nifedipine dan diltiazem.
Kali pertama obat ini berhasil ditemukan pada 1930 disintesis dari daun Digitalis lanata.
Obat ini banyak digunakan untuk mengatasi masalah jantung. Berikut ini informasi untuk apa obat digoxin, manfaat, dosis, cara pakai, dan risiko efek samping yang mungkin terjadi.
Untuk apa obat digoxin?
Digoxin adalah obat glikosida jantung untuk mengobati berbagai kondisi jantung, seperti aritmia supraventikular (fibrilasi atrium) dan gagal jantung.
Obat ini bekerja efektif setelah satu jam digunakan dan bertahan hingga 2-3 minggu.
Obat ini sering dijumpai dalam bentuk sediaan tablet oral. Selain itu, beberapa sediaan digoxin berkembang dalam bentuk sediaan injeksi intravena yang khusus digunakan dalam situasi mendesak.
Apa fungsi dan manfaat obat digoxin?
Digoxin berfungsi sebagai kardiotonika dengan bekerja memperkuat kontraktilitas otot jantung, terutama pada gagal jantung untuk memperbaiki fungsi pompanya.
Di samping itu, obat-obatan glikosida jantung ini juga merintangi sistem penyaluran impuls A-V (atrioventikuler, yakni dari serambi ke bilik). Dengan demikian, penyaluran impuls bisa diperlambat.
Kegunaan digoxin dalam dunia medis dimanfaatkan terutama untuk beberapa kondisi jantung berikut:
1. Gagal jantung
Dalam menangani masalah ini, digoxin digunakan bersama dengan agen lain dalam penatalaksanaan gagal jantung ringan hingga sedang.
Penatalaksanaan pengobatan berhubungan dengan disfungsi sistolik ventrikel kiri. Tujuan pengobatan adalah dengan meningkatkan kontraktilitas ventrikel kiri dan memperbaiki gejala gagal jantung.
Meskipun digoksin telah digunakan secara luas dalam menangani gagal jantung, penggunaan saat ini umumnya terbatas.
Hal tersebut dipertimbangkan terkait kurangnya manfaat kelangsungan hidup dari obat, potensi efek samping yang serius, dan ketersediaan obat lain yang telah terbukti secara substansial mengurangi risiko kematian.
Pedoman terkini untuk pengobatan gagal jantung pada orang dewasa umumnya direkomendasikan pada penggunaan obat penghambat sistem renin-angiotensin-aldosteron dengan kombinasi terapi obat.
2. Fibrilasi atrium
Digoxin juga digunakan untuk mengontrol kecepatan ventrikel pada pasien dengan fibrilasi atrium kronis. Namun, obat ini tidak dianggap sebagai terapi lini pertama, karena sebagian alasan kerjanya yang lambat.
Obat golongan beta blocker dan agen penghambat saluran kalsium nondihidropiridin (misalnya, diltiazem, verapamil) lebih disukai untuk terapi ini.
Digoxin biasanya digunakan dalam kombinasi dengan obat penghambat beta blocker atau nondihydropyridine calcium-channel. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kontrol detak jantung yang berguna pada pasien dengan gagal jantung.
Obat ini tidak disarankan untuk digunakan pada pasien dengan fibrilasi atrium yang telah terjadi sebelumnya.
Alasannya karena dapat terjadi peningkatan respons ventrikel dan fibrilasi ventrikel yang mungkin malah memperparah kondisi jantung.
3. Takikardia supraventrikular paroksismal
Obat ini juga telah digunakan untuk pengobatan takikardia supraventrikular paroksismal (PSVT). Beberapa ahli menyatakan bahwa digoksin oral mungkin merupakan pilihan yang dapat digunakan untuk pengobatan PSVT berkelanjutan.
Penggunaan digoksin umumnya disediakan untuk pasien yang gagal atau tidak dapat menggunakan terapi pilihan. Terapi pilihan ini misalnya, obat golongan beta blocker, zat penghambat saluran kalsium nondihidropiridin, flekainida, propafenon.
Potensi risiko efek samping digoksin juga menjadi perhatian cermat sebelum memberikan obat ini pada pasien gangguan ventrikel yang berpengaruh pada curah jantung.
Namun, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa digoksin dapat digunakan dalam pengobatan takikardia supraventrikular (reciprocating) reguler yang terkait dengan sindrom Wolff-Parkinson-White (WPW).
Meskipun, penggunaan obat berpotensi berbahaya pada pasien dengan sindrom WPW dan fibrilasi atrium yang telah terjadi sebelumnya karena akselerasi laju ventrikel dapat terjadi.
Merek dan harga obat digoxin
Obat ini telah beredar cukup luas di Indonesia dengan beberapa bentuk sediaan dan kekuatan. Berikut ini beberapa merek dan harga obat digoksin:
Nama generik
Digoxin tablet 0,25 mg yang diproduksi oleh First Medipharma. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp335/tablet.
Digoxin tablet 0,25 mg IF yang bisa kamu dapatkan dengan harga Rp188/tablet.
Digoxin tablet 0,25 mg Yarindo yang biasa dijual dengan harga sekitar Rp188/tablet.
Nama dagang
Fargoxin 0,25 mg, sediaan tablet digoksin yang diproduksi oleh Fahrenheit. Obat ini bisa kamu dapatkan dengna harga Rp525/tablet.
Fragoxin injeksi 0,5 mg/2 ml, sediaan digoksin injeksi yang bisa didapatkan dengan harga sekitar Rp35.000-Rp40.000/ampul.
Bagaimana cara minum obat digoxin?
- Minum obat sesuai dosis yang telah ditentukan oleh dokter. Perhatikan cara minum yang tertera di label kemasan resep obat. Jangan menambah atau mengurasi dosis yang telah ditentukan.
- Usahakan minum digoksin oral pada waktu yang sama setiap hari. Hal ini supaya memudahkan kamu mengingat waktu minum. Apabila kamu lupa minum, maka segera minum obat apabila selang minum berikutnya masih lama.
- Jangan menggandakan dosis obat yang terlewat. Bisa abaikan dosis yang terlewat dengan memberitahu dokter lebih dahulu.
- Minum digoksin secara teratur meskipun kamu merasa baik-baik saja atau tidak ada gejala. Pastikan obat tersedia sebelum obat kamu habis seluruhnya. Jika akan habis, pastikan kamu memeriksakan kembali kondisi kamu dokter.
- Penggunaan obat sediaan digoxin injeksi dapat diberikan salam situasi darurat dan akan diberikan oleh tenaga medis.
- Injeksi digoxin diberikan sebagai suntikan ke dalam pembuluh vena, atau sebagai infus ke pembuluh darah. Penyedia layanan kesehatan akan memberi kamu tidak dapat meminum obat melalui mulut.
- Sebaiknya selalu periksa curah jantung dan tekanan darah setiap hari saat kamu mengonsumsi obat ini. Lakukan tes darah dan fungsi ginjal karena kemungkin kedua organ ini dapat terpengaruh penggunaan obat digoxin.
- Apabila kamu ingin menghentikan pengobatan, jangan berhenti tiba-tiba. Konsultasikan lebih dulu dengan dokter untuk langkah teraman. Dokter mungkin akan mengevaluasi pengobatan sebelu memutuskan penggunaan obat.
- Simpan obat digoksin pada suhu kamar jauh dari kelembapan dan panas matahari setelah digunakan.
Berapa dosis obat digoxin?
Dosis dewasa
Pengobatan darurat pada gagal jantung
Untuk pasien yang belum menerima glikosida jantung dalam 2 minggu sebelumnya, dosis dapat diberikan tergantung pada usia, berat badan tanpa lemak dan status ginjal.
Dosis obat yang disarankan adalah 500-1.000 mcg (0,5-1 mg) dengan infus intravena selama 10-20 menit.
Dosis utama dapat diberikan dalam dosis terbagi dengan kira-kira setengah dari dosis utama yang diberikan sebagai dosis awal. Dosis total dapat diberikan setelah 6-8 jam berikutnya.
Gagal jantung, aritmia supraventrikular
Dosis tergantung pada usia, berat badan tanpa lemak dan status ginjal.
Dosis lazim: 750-1.500 mcg (0,75-1,5 mg) selama 24 jam pertama sebagai dosis tunggal. Atau dapat diberikan dalam dosis terbagi setiap 6 jam untuk kasus dengan risiko yang tidak terlalu mendesak atau lebih besar.
Untuk gagal jantung ringan: 250-750 mcg (0,25-0,75 mg) setiap hari selama 1 minggu.
Dosis pemeliharaan: disesuaikan berdasarkan persentase terapi obat dalam tubuh. Dosis pemeliharaan yang biasa diberikan adalah 125-250 mcg setiap hari tetapi dapat berkisar antara 62,5-500 mcg setiap hari.
Dosis anak
Pengobatan darurat pada gagal jantung
Bayi prematur dengan berat badan kurang dari 1,5 kg: 25 mcg per kilogram berat badan diberikan sekali sehari.
Anak atau balita dengan berat 1,5-2,5 kg: 30mcg per kilogram berat badan diberikan sekali sehari.
Usia di atas 2-5 tahun: dapat diberikan 35 mcg per kilogram berat badan diberikan sekali sehari.
Usia di atas 5-10 tahun dapat diberikan 25mcg per kilogram berat badan diberikan sekali sehari.
Dosis pemeliharaan: bayi prematur diberikan 20% dari dosis utama selama 24 jam. Bayi dan anak sampai 10 tahun diberikan 25% dari dosis utama selama 24 jam.
Gagal jantung, aritmia supraventrikular
Bayi prematur dengan berat kurang dari 1,5 kg: 25 mcg per kilogram berat badan diberikan sekali sehari.
Balita dengan berat 1,5-2,5 kg: 30 mcg per kilogram berat bada diberikan sekali sehari.
Anak usia 2-5 tahun: 35 mcg per kilogram berat badan diberikan sekali sehari
Anak usia di atas 5-10 tahun: 25 mcg per kilogram berat badan diberikan sekali sehari.
Dosis pemeliharaan: bayi prematur 20 persen dari dosis utama selama 24 jam. Balita dan anak sampai usia 10 tahun 25 persen dari dosis utama selama 24 jam.
Dosis lansia
Dosis penggunaan lansia disesuaikan dengan usia dan kondisi pasien. Pengurangan dosis sebaiknya dilakukan untuk menjangkau keamanan dalam mengonsumsi obat.
Apakah digoxin aman untuk ibu hamil dan menyusui?
U.S. Food and Drug Administration (FDA) menggolongan digoxin dalam kategori obat C.
Studi penelitian pada hewan telah menunjukkan risiko efek merugikan (teratogenik) pada janin, tetapi belum ada penelitian yang memadai pada wanita hamil.
Penggunaan obat didasarkan pada risiko yang lebih kecil dari manfaat yang dibutuhkan dalam pengobatan.
Obat ini terbukti dapat terserap dalam ASI dalam dosis kecil. Meskipun demikian, penggunaan obat ini pada ibu menyusui tetap tidak disarankan. Penggunaan obat hanya bisa dilakukan atas rekomendasi dari dokter.
Apa efek samping digoxin yang mungkin terjadi?
Digoxin rentan menunjukkan efek samping, terutama apabila pasien sebelumnya memiliki riwayat masalah jantung yang sama.
Segera hentikan pemakaian dan hubungi dokter apabila gejala efek samping berikut muncul setelah kamu meminum obat ini:
- Tanda-tanda reaksi alergi: gatal-gatal, sulit bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
- Gangguan jantung, seperti aritmia tambah parah, gangguan konduksi jantung, bradikardia.
- Gangguan mata, seperti gangguan penglihatan (penglihatan kabur atau kuning).
- Gangguan gastrointestinal
- Gangguan sistem saraf, seperti kerusakan otak, pusing, gangguan sistem saraf pusat
- Mual, muntah, diare, sakit perut
- Detak jantung cepat, lambat, atau tidak seimbang
- Perasaan pusing seperti akan pingsan
- Kotoran berdarah atau hitam
- Kebingungan, lemas, halusinasi, pikiran atau perilaku yang tidak biasa
- Payudara bengkak atau nyeri
- Pada bayi dan anak-anak: sakit perut, penurunan berat badan, keterlambatan pertumbuhan, perubahan perilaku.
- Efek samping serius mungkin lebih sering muncul pada pasien lanjut usia sehingga pemakaian harus dengan pengawasan ketat.
Efek samping yang mungkin dan umum terjadi saat meminum digoksin:
- Mual, diare
- Merasa lemah atau pusing
- Sakit kepala, lemas, kecemasan, atau depresi
- Ruam
Peringatan dan perhatian
Jangan meminum digoxin jika kamu memiliki riwayat alergi obat ini sebelumnya, atau pada obat-obatan kardiotinika sejenis, seperti digitoksin.
Hindari menggunakan obat ini jika kamu menderita fibrilasi ventrikel (gangguan irama jantung pada ventrikel, atau bilik bawah jantung yang memungkinkan darah mengalir keluar dari jantung).
Untuk memastikan digoxin aman untuk diminum, beritahu dokter apabila kamu memiliki riwayat gangguan kesehatan serius, terutama:
- Kondisi jantung yang serius seperti sindrom blok A-V (kecuali kamu memiliki alat pacu jantung)
- Serangan jantung
- Detak jantung lambat yang menyebabkan kamu pingsan
- Wolff-Parkinson-White Syndrome (detak jantung tiba-tiba cepat)
- Penyakit ginjal
- Ketidakseimbangan elektrolit (seperti rendahnya kadar kalsium, kalium, atau magnesium dalam darah)
- Gangguan tiroid
- Menderita muntah atau diare berkepanjangan baru-baru ini
Beritahu dokter apabila kamu sedang hamil. Beberapa kasus gagal jantung atau fibrilasi atrium selama kehamilan dapat menyebabkan komplikasi, seperti kelahiran prematur atau berat badan lahir rendah, atau risiko kematian pada ibu dan bayi.
Hindari dehidrasi atau kekurangan cairan saat berolahraga. Overdosis digoksin dapat terjadi lebih mudah jika kamu mengalami dehidrasi.
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.