Share This Article
Ethambutol (etambutol) merupakan obat-obatan antituberkulosis. Obat ini termasuk dalam satu kelompok dengan obat isoniazid, rifampicin, dan pyrazinamide.
Berikut informasi selengkapnya mengenai ethambutol, manfaat, dosis, cara pakai, serta efek samping yang mungkin terjadi.
Untuk apa obat ethambutol?
Ethambutol adalah obat yang diberikan dalam jangka waktu tertentu untuk mengobati tuberkulosis (TBC). Obat ini diberikan dalam beberapa fase untuk pengobatan TBC.
Ethambutol telah tersedia sebagai obat generik dan umumnya diberikan per oral dengan diminum melalui mulut. Obat ini dapat digunakan untuk pengobatan TBC pada orang dewasa dan anak-anak berdasarkan berat badan yang dimiliki.
Apa fungsi dan manfaat obat ethambutol?
Ethambutol berfungsi sebagai agen untuk menghambat sintesis metabolit bakteri sehingga metabolisme dan penggandaan sel bakteri terhambat. Obat ini memiliki sifat bakteriostatik yang artinya ia bekerja dengan menahan pertumbuhan bakteri.
Dalam dunia kesehatan, ethambutol secara khusus diberikan untuk mengatasi kondisi berikut:
Tuberkulosis
Ethambutol termasuk obat terapi lini pertama untuk pengobatan tuberkulosis aktif. Namun, obat ini biasanya diberikan sebagai obat pelengkap dengan kombinasi isoniazid dan rifampicin.
Tujuan pengobatan kombinasi untuk TBC adalah untuk mencegah resistansi, praktis karena dapat diberikan sebagai dosis tunggal, serta mengurangi efek samping.
Obat-obatan terapi lini pertama, seperti isoniazid, rifampicin, ethambutol, pirazinamid, dinyatakan sebagai obat yang paling efektif. Hal ini dikarenakan obat-obatan tersebut memiliki toksisitas paling rendah, tetapi harus dikombinasikan.
Obat ini termasuk golongan obat resep dan kamu memerlukan rekomendasi khusus dari dokter untuk bisa mendapatkannya. Beberapa merek ethambutol yang telah beredar di Indonesia adalah Santibi, Tibitol, Arsitam dan lain-lain.
Bagaimana cara minum obat ethambutol?
Baca dan ikuti petunjuk cara minum serta dosis yang tertera di label kemasan obat sesuai arahan dari dokter. Obat biasanya diminum hanya sekali sehari sebagai dosis tunggal. Jangan minum obat lebih banyak atau kurang dari dosis yang direkomendasikan.
Beritahu dokter apabila kamu pernah menerima pengobatan untuk TBC sebelumnya. Dosis yang kamu terima mungkin akan berbeda apabila pernah mengonsumsinya.
Kamu bisa meminum obat dengan makanan. Apabila kamu memiliki gangguan pencernaan atau merasa mual, kamu bisa meminumnya bersama dengan makanan.
Obat harus diminum secara teratur setiap hari untuk mendapatkan hasil pengobatan yang efektif. Tetap minum obat meskipun kamu merasa tidak mengalami gejala atau merasa baik-baik saja. Jangan berhenti minum obat kecuali diperintahkan oleh dokter.
Jika kamu lupa meminum dosis obat, maka kamu harus mengulang pengobatan dari awal. Konsultasikan lebih lanjut mengenai hal ini dengan dokter.
Beritahu dokter apabila kamu mengalami perubahan berat badan. Dosis obat TBC didasarkan pada berat badan dan dosis mungkin juga perlu berkaitan dengan perubahan berat badan.
Sel darah, fungsi ginjal, dan fungsi hati mungkin juga perlu diperiksa saat kamu mengonsumsi obat ini. Kamu juga disarankan untuk memeriksakan fungsi penglihatan saat sedang menjalani pengobatan dengan ethambutol.
Kamu bisa menyimpan obat ethambutol dalam suhu kamar jauh dari kelembapan dan paparan sinar matahari setelah digunakan.
Berapa dosis obat ethambutol?
Dosis dewasa
Dosis untuk tuberkulosis yang diberikan dalam kombinasi dengan antimikobakteri lain, misalnya isoniazid, pirazinamid, rifampicin.
Untuk profilaksis dan pengobatan primer pada terapi awal: 15mg per kg berat badan diminum sekali sehari.
Untuk pengobatan ulang: 25mg per kg berat badan diminum sekali sehari selama 60 hari. Dosis selanjutnya diikuti 15mg per kg berat badan diminum sekali sehari.
Dosis maksimal yang dianjurkan: 1,6 gram setiap hari dan disarankan tidak melebihi dosis meski seberapa pun beratnya infeksi.
Dosis anak
Dosis untuk tuberkulosis dalam kombinasi dengan antimikobakteri lain, misalnya isoniazid, pirazinamid, rifampicin.
Untuk profilaksis (pencegahan): 15mg per kg berat badan diminum sekali sehari.
Untuk pengobatan primer dan pengobatan ulang: 25mg per kg berat badan diminum sekali sehari selama 60 hari. Dosis selanjutnya diikuti 15mg per kg berat badan diminum sekali sehari.
Apakah ethambutol aman untuk ibu hamil dan menyusui?
U.S. Food and Drug Administration (FDA) memasukkan ethambutol dalam golongan obat kategori kehamilan C.
Studi penelitian pada hewan percobaan telah menunjukkan bahwa obat ini dapat menyebabkan risiko merugikan pada janin (teratogenik). Namun, studi terkontrol pada wanita hamil masih belum memadai.
Ethambutol telah diketahui dapat terserap dalam ASI sehingga kurang direkomendasikan untuk dikonsumsi selama menyusui. Kamu bisa mengonsumsi obat ini setelah mendapatkan rekomendasi dari dokter.
Apa efek samping obat ethambutol yang mungkin terjadi?
Hentikan pengobatan dan hubungi dokter apabila muncul reaksi efek samping berikut setelah kamu mengonsumsi ethambutol:
- Gejala reaksi terhadap ethambutol, termasuk gatal-gatal, sulit bernapas, pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan
- Penglihatan kabur atau kesulitan fokus saat melihat
- Kehilangan penglihatan di satu mata selama satu jam atau lebih
- Peningkatan kepekaan mata terhadap cahaya
- Kehilangan kemampuan melihat perbedaan warna
- Nyeri di belakang mata
- Kebingungan disertai halusinasi
- Tubuh mudah memar atau berdarah, seperti mimisan atau gusi berdarah
- Nyeri dada atau sesak napas ringan
- Kesulitan buang air kecil
- Gangguan hati ditandai dengan gejala sakit perut bagian atas, urine berwarna gelap, tinja berwarna tanah liat, atau penyakit kuning
- Reaksi hipersensitivitas, seperti demam, sakit tenggorokan, bengkak di wajah atau lidah, mata terasa terbakar, nyeri pada kulit diikuti oleh ruam merah atau ungu yang menyebar dan menyebabkan lepuh dan pengelupasan
Efek samping umum yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi obat ini, antara lain:
- Gatal atau ruam kulit
- Nyeri sendi
- Sakit kepala atau pusing
- Mual, muntah, sakit perut, gangguan pencernaan, kehilangan nafsu makan
Peringatan dan perhatian
Kamu tidak boleh mengonsumsi ethambutol apabila sebelumnya pernah memiliki riwayat alergi dengan obat ini.
Kamu mungkin juga tidak dapat mengonsumsi ethambutol apabila memiliki kondisi mata yang disebut neuritis optik (radang serabut saraf di belakang mata). Beritahu dokter apabila kamu memiliki gangguan penglihatan yang menyertai saat akan mengonsumsi obat ini.
Ethambutol dapat menyebabkan gangguan penglihatan yang mungkin merupakan tanda bahwa kamu harus berhenti minum obat. Kamu mungkin tidak dapat mengonsumsi obat apabila kamu mengalami kebutaan dan tidak dapat mengenali objek.
Sebelum menjalani pengobatan dengan obat ini, pastikan bahwa dokter telah melakukan pemeriksaan mata. Selama kamu dirawat dengan obat ini, kamu perlu melakukan pemeriksaan mata dan tes darah secara teratur untuk memantau respons tubuh terhadap obat.
Obat ini tidak boleh diberikan kepada anak usia di bawah 13 tahun. Pastikan kamu berkonsultasi lebih dulu dengan dokter sebelum memberikan obat pada anak-anak.
Hindari alkohol saat kamu mengonsumsi obat ethambutol. Alkohol dapat meningkatkan risiko gangguan hati saat dikonsumsi bersamaan.
Ethambutol tidak boleh diminum dengan antasida karena bisa mengurangi efektivitas obat ini. Jika kamu harus minum antasida, minum di antara waktu makan setidaknya dua jam setelah kamu minum obat ini.
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.