Share This Article
Etoricoxib (etorikoksib) merupakan obat antiinflamasi nonsteroid (AINS) yang termasuk dalam turunan dipiridinil. Obat ini terdapat dalam satu kelompok dengan analgesik nonopioid, seperti celecoxib dan rofecoxib.
Etoricoxib dipatenkan kali pertama pada 1996 dan mulai disetujui untuk penggunaan medis sejak 2002. Berikut informasi selengkapnya mengenai manfaat obat, dosis, cara pakai, serta risiko efek sampingnya.
Untuk apa obat etoricoxib?
Etoricoxib adalah obat yang digunakan untuk mengatasi masalah nyeri dan peradangan. Obat ini biasanya diindikasikan untuk beberapa jenis nyeri rematik atau artritis, baik berupa nyeri akut atau kronis.
Etoricoxib juga diresepkan untuk menghilangkan rasa sakit jangka pendek pada serangan asam urat dan setelah operasi gigi. Dokter akan meresepkan obat ini hanya setelah kamu menggunakan obat lain dan obat tersebut tidak cocok untuk kamu gunakan.
Etoricoxib tersedia sebagai sediaan tablet salut selaput dengan kekuatan 30mg, 60mg, 90mg, dan 120mg. Selain tersedia sebagai obat paten, beberapa obat generik juga dapat kamu jumpai di beberapa apotek.
Apa fungsi dan manfaat obat etoricoxib?
Etoricoxib berfungsi sebagai agen untuk mencegah peradangan dan nyeri. Obat ini bekerja dengan memblokir aksi enzim dalam tubuh yang disebut cyclo-oxygenase (COX).
COX terlibat dalam pembuatan zat dalam tubuh yang dikenal sebagai prostaglandin, yakni hormon yang merespons cedera. Prostaglandin dapat menyebabkan nyeri, bengkak, dan peradangan.
Etoricoxib bekerja dengan mengurangi produksi prostaglandin tersebut. Obat ini akan mulai meredakan rasa sakit setelah satu jam diminum apabila tidak dikonsumsi dengan makanan. Namun, efek antiinflamasinya meningkat beberapa pekan setelah meminumnya secara teratur.
Dalam bidang medis, obat ini memiliki fungsi untuk mengatasi beberapa masalah kesehatan berikut:
1. Osteoartritis
Osteoartritis terjadi ketika ada kerusakan tulang rawan yang menutupi sendi dan bantalan ujung tulang. Gejalanya termasuk nyeri, nyeri tekan, kaku pada satu atau lebih persendian, dan cacat fisik.
Pengobatan untuk osteoartritis biasanya diberikan untuk menghilangkan nyeri dan mencegah peradangan sehingga tidak semakin parah. Dalam sebuah penelitian, etoricoxib dinilai efektif untuk mengatasi osteoartritis tanpa menimbulkan efek samping yang berarti.
2. Radang sendi
Radang sendi atau artritis reumatoid merupakan penyakit kronis yang menyebabkan nyeri, kaku, bengkak dan hilangnya fungsi persendian. Biasanya, masalah ini juga disertai peradangan di bagian tubuh lain.
Untuk mengobati masalah ini, pengobatan dengan obat nyeri antiinflamasi sering diresepkan, termasuk etoricoxib. Dalam sebuah penelitian, obat ini diketahui memiliki efektivitas yang sama dengan obat naproxen secara berkelanjutan.
3. Ankilosis spondislosis
Ankilosis spondislosis merupakan gangguan peradangan yang menyerang tulang belakang dan persendian besar. Pengobatan diberikan untuk mencegah peradangan sendi yang lebih parah.
Biasanya, dokter akan meresepkan obat-obatan AINS untuk mencegah peradangan, salah satunya etoricoxib. Dalam sebuah penelitian menyatakan bahwa obat ini dapat dijadikan sebagai terapi lini pertama untuk ankilosis spondislosis.
Namun, penggunaannya harus hati-hati, terutama apabila digunakan untuk pengobatan jangka panjang. Hal ini karena berkaitan dengan kemungkinan terjadinya risiko masalah gastrointestinal dan kardiovaskular dari obat-obatan AINS.
4. Encok
Encok atau nyeri gout merupakan kelainan yang ditandai dengan serangan nyeri dan pembengkakan yang tiba-tiba. Biasanya gejala dari masalah ini dapat kambuh pada satu atau lebih persendian.
Obat-obatan untuk mengobati encok yang direkomendasikan adalah obat antiinflamasi nonsteroid, termasuk diklofenak dan indometasin. Dalam sebuah penelitian, etoricoxib juga dapat direkomendasikan sebagai pengobatan.
Selain kemungkinan risiko efek samping yang lebih rendah, etoricoxib juga memiliki efektivitas yang baik seperti halnya diklofenak. Obat ini pun juga lebih mudah ditoleransi oleh pasien sehingga dapat diberikan untuk orang tua usia lanjut.
Merek dan harga obat etoricoxib
Obat ini termasuk dalam golongan obat resep sehingga kamu mungkin memerlukan resep dokter untuk bisa mendapatkannya. Beberapa merek etoricoxib yang telah beredar di Indonesia adalah Arcoxia, Etorvel, Orinox, Sikstop.
Informasi mengenai beberapa merek obat beserta harganya bisa kamu lihat berikut ini:
1. Obat generik
- Etoricoxib 60mg tablet. Sediaan obat generik yang diproduksi oleh PT Novell Pharmaceutical Laboratories. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp4.997/tablet.
- Etoricoxib 90mg tablet. Sediaan obat generik yang diproduksi oleh PT Novell Pharmaceutical Laboratories. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp7.138/tablet.
- Etoricoxib 120mg tablet. Sediaan obat generik yang diproduksi oleh PT Novell Pharmaceutical Laboratories. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp9.279/tablet.
2. Obat paten
- Coxiron 120mg tablet. Sediaan tablet salut selaput untuk mengobati gejala osteoartritis serta nyeri neuromuskuloskeletal kronis. Obat ini diproduksi oleh PT Ferron Pharmaceuticals dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp14.190/tablet.
- Coxiloid 60mg tablet. Sediaan tablet untuk meredakan gejala osteoartritis dan jenis rematik lain. Obat ini diproduksi oleh Lloyd Pharma Indonesia dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp7.852/tablet.
- Orinox 120mg tablet. Sediaan tablet untuk meredakan nyeri rematik dan nyeri akut pada operasi gigi. Obat ini diproduksi oleh Dexa Medica dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp14.990/tablet.
- Corinox 60mg tablet. Sediaan tablet untuk mengobati nyeri rematik dan nyeri yang berkaitan dengan muskulosketal. Obat ini diproduksi oleh Dexa Medica dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp8.565/tablet.
- Etorvel 90mg tablet. Sediaan tablet untuk mengobati nyeri muskuloskeletal kronis dan nyeri rematik. Obat ini diproduksi oleh Novell Pharma dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp9.993/tablet.
- Lacosib 60mg tablet. Sediaan tablet untuk meredakan gejala rematik, nyeri muskuloskeletal dan nyeri akut berkaitan operasi gigi. Obat ini diproduksi oleh Lapi Laboratories dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp10.662/tablet.
- Sikstop 60mg tablet. Sediaan tablet mengandung etoricoxib 60mg yang diproduksi oleh PT Pratapa Nirmala. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp8.565/tablet.
- Soricox 120mg tablet. Sediaan tablet mengandung etoricoxib 120mg yang diproduksi oleh Soho Industri Farmasi. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga rp17.472/tablet.
Bagaimana cara minum obat etoricoxib?
Obat bisa kamu minum dengan atau tanpa makanan. Sebaiknya obat diminum sebelum makan supaya obat dapat bekerja lebih baik. Namun, kamu bisa mengonsumsinya dengan makanan apabila merasa mual atau memiliki gangguan gastrointestinal.
Obat tablet sebaiknya diminum utuh dengan air putih. Tablet etoricoxib jangan dikunyah, dihancurkan, atau ditelan karena biasanya diformulasikan untuk lepas lambat. Beritahu dokter apabila kamu mengalami kesulitan menelan tablet.
Jika kamu lupa minum, minum obat sesegera mungkin setelah ingat. Lewati dosis apabila tiba waktu minum obat berikutnya. Jangan menggandakan dosis obat dalam satu kali waktu minum.
Apabila kamu menggunakan etoricoxib untuk pemakaian jangka panjang, periksakan tekanan darah kamu secara berkala. Tekanan darah kamu mungkin dapat meningkat saat menggunakan obat ini.
Kamu bisa menyimpan tablet etoricoxib pada suhu kamar terhindar dari kelembapan dan sinar matahari setelah digunakan.
Berapa dosis obat etoricoxib?
Dosis dewasa
Untuk ankilosis spondislosis dan rematik
- Dosis lazim: 60mg diminum sekali sehari. Angka ini dapat ditingkatkan menjadi 90mg sekali sehari sesuai kebutuhan.
- Dosis dapat dikurangi menjadi 60mg setelah kondisi pasien stabil secara klinis.
Untuk osteoartritis
- Dosis lazim: 30mg sekali sehari.
- Dosis dapat ditingkatkan menjadi 60mg sekali sehari apabila diperlukan.
Untuk artritis gout akut
- Dosis lazim: 120mg sekali sehari.
- Lama pengobatan sebaiknya tidak lebih dari 8 hari.
Nyeri dan peradangan berkaitan dengan prosedur operasi gigi
Dosis lazim: 90mg sekali sehari dengan lama pengobatan tidak lebih dari 3 hari.
Apakah etoricoxib aman untuk ibu hamil dan menyusui?
U.S. Food and Drug Administration (FDA) belum memasukkan etoricoxib dalam golongan obat kategori kehamilan apa pun. Obat ini termasuk dalam kategori N.
Tidak diketahui apakah etoricoxib dapat terserap dalam ASI karena belum ada data yang memadai mengenai keamanan obat untuk ibu menyusui. Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter sebelum menggunakan obat ini apabila kamu sedang hamil atau menyusui.
Apa efek samping etoricoxib yang mungkin terjadi?
Beritahu dokter apabila kamu mengalami salah satu dari efek samping berikut:
- Merasa mual atau muntah
- Mulas, gangguan pencernaan, perasaan tidak nyaman atau nyeri di perut
- Diare
- Pembengkakan pada tungkai, pergelangan kaki atau pada kaki
- Tekanan darah tinggi
- Pusing
- Sakit kepala
Selain itu, beberapa efek samping ringan lain yang mungkin terjadi setelah menggunakan etoricoxib, antara lain:
- Reaksi alergi termasuk ruam dan gatal-gatal
- Reaksi kulit yang parah
- Perubahan fungsi rasa pada lidah
- Mengi
- Insomnia
- Kegelisahan
- Kantuk
- Seriawan
- Diare
- Peningkatan tekanan darah yang parah
- Kebingungan
- Halusinasi
- Trombosit menurun
Apabila kamu mengalami efek samping berikut, segera hentikan penggunaan etoricoxib dan beritahu dokter segera. Efek samping ini termasuk:
- Pembengkakan pada wajah, bibir, lidah atau tenggorokan yang dapat menyebabkan kesulitan menelan atau bernapas
- Irama jantung abnormal (fibrilasi atrium)
- Gagal jantung
- Palpitasi
- Masalah ginjal yang serius
- Masalah hati yang serius
- Sakit perut
- Tukak lambung yang bisa menjadi serius dan berdarah, serta dapat terjadi kapan saja selama penggunaan
Efek samping lain yang tidak disebutkan di atas juga dapat terjadi pada beberapa pasien. Beritahu dokter apabila kamu mengalami efek samping lain.
Peringatan dan perhatian
Jangan mengonsumsi etoricoxib apabila kamu pernah mengalami reaksi alergi saat menggunakan obat ini sebelumnya. Beritahu dokter mengenai riwayat alergi obat NSAID lain yang serupa atau alergi dengan aspirin.
Kamu mungkin tidak cocok menggunakan etoricoxib apabila memiliki riwayat kesehatan berikut:
- Tukak lambung aktif atau perdarahan
- Radang usus, baik usus besar atau kecil
- Penyakit jantung, misalnya gagal jantung, serangan jantung
- Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol
- Arteri sempit atau tersumbat
- Stroke
- Penyakit hati yang parah
- Penyakit ginjal yang serius
Sebaiknya kamu tidak mengonsumsi obat ini apabila sedang hamil. Beritahu dokter jika kamu sedang hamil atau menyusui bayi sebelum menggunakan etoricoxib.
Tanyakan kepada dokter apakah kamu aman menggunakan etoricoxib apabila memiliki riwayat berikut:
- Riwayat tukak lambung atau perdarahan saluran pencernaan
- Faktor risiko penyakit jantung, misalnya tekanan darah tinggi, diabetes, kadar kolesterol tinggi dalam darah, merokok
- Penyakit hati ringan sampai sedang
- Pembengkakan karena retensi cairan
- Dehidrasi
Beritahu dokter mengenai obat-obatan lain yang kamu gunakan sebelum mengonsumsi etoricoxib, termasuk:
- Obat pengencer darah, misalnya warfarin, aspirin
- Obat diuretik dan obat untuk tekanan darah tinggi, misalnya captopril, minoxidil
- Obat-obatan untuk TBC (tuberkulosis), misalnya rifampicin
- Pil KB misalnya etinilestradiol
- Obat asma misalnya salbutamol
- Lithium (obat untuk mengobati depresi)
- Methotrexate
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.