Share This Article
Fexofenadine (feksofenadin) merupakan obat antihistamin generasi kedua yang termasuk dalam satu kelompok dengan loratadine dan cetirizine. Beberapa pendapat menyebutkan bahwa obat ini termasuk antihistamin generasi ketiga.
Fexofenadine dipatenkan pada 1979 dan mulai digunakan untuk keperluan medis setelah disetujui pada 1996. Berikut informasi selengkapnya mengenai fexofenadine, manfaat, dosis, efek samping, serta risiko efek samping yang mungkin terjadi.
Untuk apa obat fexofenadine?
Fexofenadine adalah obat antihistamin untuk mengatasi berbagai kondisi alergi, seperti demam dan urtikaria. Terkadang, obat ini digunakan untuk mengobati pilek, bersin, gatal, dan mata berair.
Fexofenadine juga digunakan untuk mengobati gatal-gatal pada kulit orang dewasa dan anak-anak minimal usia 6 tahun. Umumnya obat beredar dalam bentuk kombinasi dengan obat lain, contohnya pseudoephedrine.
Beberapa sediaan obat tersedia sebagai obat tablet oral yang bisa diminum melalui mulut. Beberapa bentuk sediaan kombinasi juga tersedia sebagai obat sirup oral.
Apa fungsi dan manfaat obat fexofenadine?
Fexofenadine berfungsi sebagai agen antihistamin yang termasuk dalam metabolit aktif dari terfenadine. Obat ini bekerja dengan cara memblokir histamin alami terhadap reseptor H1. Akibatnya, histamin alami dalam tubuh dapat ditekan sehingga alergi dapat dicegah.
Efek obat biasanya dapat dilihat setelah dua jam penggunaan dan dapat bertahan hingga 24 jam. Secara khusus, fexofenadine memiliki manfaat untuk mengatasi masalah kesehatan berikut:
Rinitis alergi
Fexofenadine digunakan untuk mengobati gejala rinitis alergi, termasuk bersin berulang, hidung meler, mata atau kulit gatal.
Oleh karena itu, terkadang kamu menjumpai beberapa merek obat dikombinasikan dengan agen lain. Obat ini juga diberikan dengan tujuan untuk mengurangi gejala keparahan dari rinitis alergi.
Fexofenadine umumnya aman digunakan dan beberapa ahli menempatkannya dalam golongan antihistamin generasi kedua. Hal ini karena fexofenadine tidak mampu menembus sawar otak sehingga tidak memiliki efek sedasi (penenang).
Beberapa penelitian juga menyatakan bahwa fexofenadine HCl efektif dan aman untuk pengobatan rinitis alergi musiman. Dosis 60mg dua kali sehari ditetapkan menjadi dosis terapeutik yang optimal untuk pasien dengan gejala rinitis alergi.
Urtikaria idiopatik kronis
Fexofenadine memiliki sifat antiinflamasi yang cukup berguna untuk mengatasi gejala urtikaria kronis. Obat ini dapat diberikan untuk urtikaria kronis yang tidak disertai komplikasi.
Dalam beberapa penelitian, fexofenadine terbukti memiliki efek pengobatan yang cukup efektif terhadap urtikaria, terutama pruritus atau gatal dan gejala lain yang menyertai. Selain itu, risiko efek samping yang mungkin muncul juga sangat kecil sehingga cenderung aman digunakan.
Merek dan harga obat fexofenadine
Obat ini termasuk dalam golongan obat keras sehingga kamu mungkin memerlukan resep dokter untuk bisa mendapatkannya. Beberapa merek fexofenadine yang telah beredar di Indonesia adalah Fexotabs, Fexoved, Sandoz Fexal, dan Telfast.
Berikut informasi mengenai beberapa merek obat fexofenadine beserta harganya:
- Telfast OD 120mg tablet. Sediaan tablet untuk mencegah dan mengatasi gejala alergi, seperti rinitis alergi dan urtikaria. Obat ini diproduksi oleh Aventis Pharma dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp13.297/tablet.
- Telfast HD 180mg. Sediaan tablet untuk mengatasi gejala alergi, seperti rinitis alergi dan urtikaria. Obat ini diproduksi oleh Sanofi Aventis dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp12.733/tablet.
- Fexofed tablet. Sediaan tablet mengandung fexofenadine 60mg dan pseudoephedrine 120mg. Obat ini diproduksi oleh Kalbe Farma dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp5.460/tablet.
Bagaimana cara minum obat fexofenadine?
Baca dan ikuti petunjuk cara minum serta dosis yang tertera di label kemasan obat atau atas arahan dari dokter. Jangan minum obat dalam dosis lebih banyak atau kurang dari yang direkomendasikan.
Minum obat dalam keadaan perut kosong, bisa satu jam sebelum makan atau dua jam setelah makan. Beritahu dokter apabila kamu memiliki gangguan pencernaan.
Untuk sediaan suspensi, kamu bisa kocok sirup lebih dahulu sebelum mengukur dosis. Gunakan sendok takar yang disertakan bersama obat. Jangan gunakan sendok dapur untuk menghindari salah takar dosis obat. Tanyakan pada apoteker apabila kamu tidak menjumpai sendok takar.
Beberapa merek obat tersedia sebagai sediaan salut selaput untuk lepas lambat. Minum tablet ini utuh dengan segelas air. Tablet jangan dihancurkan, dilarutkan, atau dikunyah tanpa ada arahan dari dokter.
Minum obat secara teratur hingga gejala sembuh dan untuk mendapatkan efek terapi yang maksimal dari obat. Jika lupa minum, segera minum apabila dosis berikutnya masih lama. Lewati dosis apabila tiba waktu minum obat berikutnya. Jangan menggandakan dosis dalam satu waktu.
Konsultasikan kembali dengan dokter apabila gejala yang kamu alami tidak membaik atau bahkan memburuk dari sebelumnya.
Kamu bisa menyimpan obat fexofenadine pada suhu kamar jauh dari kelembapan dan paparan sinar matahari. Pastikan botol obat tertutup rapat saat tidak digunakan.
Berapa dosis obat fexofenadine?
Dosis dewasa
Untuk rinitis alergi
Dosis lazim: 120mg setiap hari, diberikan dalam 1 atau 2 dosis terbagi atau 180mg diminum sekali sehari.
Untuk urtikaria idiopatik kronis
Dosis lazim: 180mg diminum sekali setiap hari.
Dosis anak
Untuk rinitis alergi
- Dosis lazim untuk anak usia 2 tahun hingga 11 tahun dapat diberikan dosis 30mg, diminum dua kali sehari.
- Usia di atas 12 tahun dapat diberikan dosis sama dengan dosis dewasa.
Untuk urtikaria idiopatik kronis
- Usia 6 bulan hingga kurang dari 2 tahun dapat diberikan dosis 15mg diminum dua kali sehari.
- Usia 2 hingga 11 tahun dapat diberikan dosis 30mg diminum dua kali sehari.
- Usia di atas 12 tahun dapat diberikan dosis sama dengan dosis dewasa.
Apakah fexofenadine aman untuk ibu hamil dan menyusui?
U.S. Food and Drug Administration (FDA) memasukkan fexofenadine dalam golongan obat kategori kehamilan C.
Studi penelitian telah menunjukkan bahwa obat ini dapat menyebabkan risiko merugikan pada janin hewan percobaan (teratogenik). Namun, studi terkontrol pada wanita hamil masih belum memadai. Obat dapat diberikan apabila potensi manfaat lebih besar dari risikonya.
Obat ini belum diketahui apakah dapat terserap dalam ASI sehingga kurang direkomendasikan untuk dikonsumsi oleh ibu menyusui. Dikhawatirkan efek obat dapat memengaruhi bayi yang disusui.
Apa efek samping obat fexofenadine yang mungkin terjadi?
Beberapa efek samping obat dapat muncul karena penggunaan obat yang tidak tepat dosis atau karena respons dari tubuh pasien. Berikut efek samping dari fexofenadine yang mungkin muncul:
- Tanda-tanda reaksi alergi terhadap fexofenadine, seperti gatal-gatal, sulit bernapas, pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
- Gejala mirip flu, seperti demam, kedinginan, dan tubuh merasa kelelahan yang tidak biasa
- Gejala batu
- Nyeri
- Tanda-tanda infeksi telinga, seperti demam, nyeri telinga, telinga terasa penuh, masalah pendengaran.
Hentikan pemakaian obat dan hubungi dokter apabila muncul reaksi efek samping tersebut setelah kamu mengonsumsi fexofenadine.
Efek samping umum yang mungkin terjadi dari penggunaan fexofenadine, antara lain:
- Sakit kepala
- Sakit punggung
- Gejala demam, seperti hidung tersumbat, nyeri pada saluran hidung atau pernapasan, serta sakit tenggorokan.
Peringatan dan perhatian
Jangan mengonsumsi obat ini apabila kamu memiliki riwayat alergi dengan fexofenadine sebelumnya.
Beritahu dokter sebelum mengonsumsi obat ini apabila kamu memiliki riwayat gangguan ginjal.
Konsultasikan dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi fexofenadine apabila kamu sedang hamil atau menyusui bayi.
Jangan berikan obat ini pada anak-anak atau orang tua usia lanjut tanpa ada arahan dari dokter. Anak-anak dan orang tua dapat menjadi lebih sensitif terhadap efek samping obat.
Beberapa bentuk sediaan obat kombinasi dengan fexofenadine dapat mengandung fenilalanin. Konsultasikan dengan dokter lebih dahulu sebelum menggunakan merek obat tertentu apabila kamu memiliki riwayat fenilketonuria.
Hindari minum obat antasida dalam waktu 2 jam sebelum atau setelah mengonsumsi fexofenadine. Antasida tertentu dapat membuat tubuh kesulitan menyerap fexofenadine.
Tanyakan kepada dokter atau apoteker sebelum menggunakan obat batuk atau obat untuk demam lain yang mungkin mengandung obat yang serupa.
Mengonsumsi fexofenadine dengan obat lain yang dapat menyebabkan mengantuk dapat memperburuk efek ini. Tanyakan kepada dokter sebelum menggunakan obat opioid, obat tidur, obat pelemas otot, atau obat-obatan untuk mengatasi kecemasan atau kejang.
Tanyakan kepada dokter atau apoteker sebelum menggunakan fexofenadine dengan obat lain, terutama ketoconazole dan eritromisin.
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.