Share This Article
Fluoxetine merupakan obat antidepresan yang memiliki khasiat hampir sama dengan obat amitriptylin.
Obat ini ditemukan oleh Eli Lilly and Company pada 1972 dan mulai diizinkan untuk penggunaan medis pada 1986. Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah memasukkan obat ini dalam daftar obat esensial WHO.
Berikut informasi selengkapnya mengenai obat fluoxetine, manfaat, dosis, cara penggunaan, serta risiko efek samping yang mungkin terjadi.
Untuk apa obat fluoxetine?
Fluoxetine adalah obat saraf yang digunakan untuk pengobatan depresi mayor, bulimia nervosa, gangguan panik, dan gangguan kejiwaan lain.
Fluoxetine telah tersedia sebagai obat generik dalam sediaan tablet lepas lambat yang diminum melalui mulut (oral). Obat ini juga dipasarkan dalam kombinasi dosis tetap dengan olanzapine.
Kombinasi fluoxetine dengan olanzapine (Zyprexa) dapat digunakan untuk mengobati depresi manik yang disebabkan oleh gangguan bipolar. Obat ini juga digunakan untuk mengobati ejakulasi dini pada sebagian pasien yang tidak kontraindikasi.
Apa fungsi dan manfaat obat fluoxetine?
Fluoxetine berfungsi sebagai agen antidepresan golongan selektif serotonin reuptake inhibitor (SSRI). Obat ini bekerja dengan cara menghambat penyerapan serotonin oleh sel saraf (neuron). Fungsi ini dapat membantu orang dengan depresi, panik, kecemasan, atau gejala obsesif-kompulsif.
Obat ini memiliki manfaat untuk mengatasi beberapa gangguan kesehatan, terutama psikiatri yang berkaitan dengan kondisi berikut:
1. Gangguan depresi
Obat ini dapat diberikan sebagai pengobatan untuk perawatan depresi mayor. Meskipun mungkin antidepresan lain dapat bekerja lebih maksimal dari obat ini.
Obat ini juga dapat diberikan untuk mengobati gangguan depresi tingkat ringan hingga sedang meskipun pemberiannya masih menjadi perdebatan.
Sebuah studi pada 2012 yang meneliti obat ini untuk pengobatan depresi menyimpulkan manfaat obat yang signifikan secara klinis. Bukti penelitian memperlihatkan perbaikan klinis pasien yang signifikan dan tidak ada efek samping parah yang ditemukan.
Beberapa lembaga medis dunia telah merekomendasikan obat ini sebagai terapi lini pertama untuk depresi dengan kombinasi antidepresan lain. Kombinasi diberikan terutama dalam menangani kasus depresi berat.
2. Gangguan obesif-kompulsif
Gangguan obsesif-kompulsif (OCD) adalah gangguan kejiwaan kronis yang parah yang sering dipersulit oleh episode depresi. Gangguan ini sangat sering dijumpai pada pasien yang menderita depresi.
Korteks orbitofrontal dan nukleus kaudatus merupakan struktur otak yang diyakini terlibat dalam OCD. Beberapa penelitian telah menemukan kelainan pada korteks orbitofrontal pada pasien OCD.
Obat SSRI, termasuk fluoxetine dinilai dapat meningkatkan pelepasan serotonin yang berperan dalam kontrol depresi. Sejak 1985, obat ini telah dievaluasi untuk pengobatan gangguan obsesif-kompulsif (OCD).
Fluoxetine dinilai cukup efektif dalam meringankan gejala obsesif-kompulsif yang menyertai depresi. Pedoman medis dunia merekomendasikan dosis fluoxetine optimal 40 sampai 60mg setiap hari. Durasi pemberian terapi obat minimal 1 sampai 2 tahun.
Khasiat obat sebaiknya tidak dievaluasi sebelum 8 minggu untuk memungkinkan timbulnya efek terapeutik. Fluoxetine diklaim memiliki profil keamanan yang baik dan efek samping yang jarang berisiko.
3. Gangguan panik
Obat ini telah diteliti dan menunjukkan efektivitas dalam mengurangi gejala gangguan panik. Pemberian obat dapat diberikan pada penderita gangguan panik tanpa riwayat agorafobia, yakni fobia tempat yang membuatnya merasa terjebak dan tidak berdaya.
Obat ini akan menstabilkan kadar serotonin, yaitu zat kimia alami di otak yang berfungsi mengatur suasana hati. Orang dengan gangguan mood, kecemasan atau gangguan panik memiliki ketidakseimbangan serotonin.
Sebagai SSRI, obat ini bekerja memengaruhi serotonin dengan cara menghambat penyerapannya di sel saraf otak. Pemberian obat biasanya untuk beberapa bulan atau hingga gejala sembuh diikuti terapi lanjutan.
4. Bulimia nervosa
Bulimia nervosa atau gangguan makan akut merupakan masalah kesehatan yang ditandai dengan siklus makan yang berlebihan kemudian dimuntahkan kembali dengan sengaja.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa antidepresan fluoxetine efektif untuk pengobatan darurat jangka pendek bulimia parah. Namun, obat ini tidak direkomendasikan untuk pengobatan anoreksia nervosa.
Sebuah studi baru menunjukkan penggunaan obat secara terus-menerus dapat mencegah penderita bulimia kembali ke siklus destruktif dari makan berlebihan dan memuntahkannya.
Fluoxetine dosis 60mg per hari terbukti lebih efektif dalam mengurangi frekuensi episode makan berlebihan dan memuntahkannya kembali.
Obat ini dapat diberikan untuk pengobatan akut dan pemeliharaan bulimia nervosa tingkat sedang sampai berat. Durasi pengobatan setidaknya 3 episode bulimia per minggu selama 6 bulan.
5. Premenstrual dysphoric disorder (PMDD)
Gangguan disforia pramenstruasi atau PMDD merupakan bentuk sindrom pramenstruasi parah yang memengaruhi 1,8-5,8 persen wanita yang sedang menstruasi.
Gangguan ini dapat ditandai dengan gejala afektif, perilaku, dan somatik yang berulang setiap bulan selama fase siklus menstruasi.
Wanita yang menderita PMDD berisiko lebih tinggi untuk bunuh diri, dengan kecenderungan bunuh diri 2,8 kali lebih tinggi. Beberapa penelitian menyatakan penyebab PMDD berkaitan dengan naik turunnya tingkat hormon steroid kelamin.
Perawatan yang diberikan biasanya adalah obat antidepresan golongan SRRI, termasuk fluoxetine. Pemberian obat ditujukan untuk mengatasi gejala dan menurunkan tingkat kecenderungan pikiran bunuh diri.
Obat golongan SSRI telah menjadi golongan obat yang paling umum diberikan pada wanita yang menderita PMDD. Obat ini dinilai cukup efektif untuk memperbaiki gejala fisik dan emosional wanita dengan PMDD.
6. Gangguan bipolar
Obat ini juga dapat diberikan untuk pengobatan jangka pendek episode depresi akut pada pasien dengan gangguan bipolar I (depresi bipolar). Obat dapat diberikan sebagai obat tunggal atau dengan kombinasi sebagai olanzapine.
Namun, obat ini mungkin dapat menyebabkan reaksi manik bila digunakan sebagai terapi tunggal pada beberapa pasien. Selain itu, obat ini juga tidak boleh digunakan tanpa zat penstabil suasana hati, seperti litium atau lamotrigin.
7. Ejakulasi dini
Fungsi ini berkaitan dengan kasus pada beberapa pasien yang menggunakan SSRI mengeluhkan keterlambatan ejakulasi. Kemudian beberapa peneliti di awal tahun 90-an mengembangkan potensi tersebut sebagai pengobatan untuk ejakulasi dini.
Saat ini, dokter dapat meresepkan SSRI sebagai pengobatan off-label untuk ejakulasi dini di beberapa negara. Beberapa obat SSRI, termasuk fluoxetine memang dapat menunda ejakulasi.
Namun, efektivitas obat ini dinilai tidak seefektif penggunaan obat paroxetine. Pemberian fluoxetine untuk ejakulasi dini dapat dilakukan sebagai terapi alternatif saat tidak ada obat lain yang lebih memadai.
Merek dan harga obat fluoxetine
Obat ini telah memiliki izin edar untuk penggunaan medis di Indonesia. Obat ini termasuk dalam golongan obat keras sehingga untuk mendapatkannya kamu harus menggunakan resep dokter.
Beberapa merek fluoxetine yang telah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), seperti:
- Antiprestin
- Kalxetin
- Courage
- Lodep
- Deprezac
- Nopres
- Deproz
- Oxipres
- Elizac
- Prozac
- Floxet
- Zac
- Foransi
- Zactin.
Beberapa nama paten obat ini dijual dengan merek dan harga yang beragam. Berikut ini merek obat fluoxetine berserta harganya:
- Elizac 20mg. Sediaan kapsul fluoxetine yang dijual dengan harga berkisar antara Rp4.316-Rp4.500/kapsul.
- Nopres 20mg. Sediaan kaplet fluoxetine yang dijual dengan harga berkisar Rp2.833-Rp3.450/kaplet
- Zac 20mg tablet. Sediaan tablet oral mengandung fluoxetine yang dijual dengan harga berkisar Rp4.660-Rp7.100/tablet.
Namun, perlu untuk kamu ketahui, penggunaan obat ini tidak dapat dilakukan tanpa ada pengawasan dari dokter, terutama pengobatan yang ditujukan untuk gangguan mental.
Sebaiknya selalu lakukan pemeriksaan rutin sebelum menggunakan obat ini untuk keamanan penggunaan obat.
Bagaimana cara minum obat fluoxetine?
Gunakan obat ini sesuai dosis dan cara pakai yang telah ditetapkan oleh dokter. Baca semua panduan pengobatan dan dosis obat dan ikuti cara penggunaan dan dosis yang tertera di label kemasan obat. Dokter mungkin terkadang mengubah dosis obat menyesuikan dengan kondisi klinis pasien.
Minum obat sekaligus dengan air putih. Jangan menghancurkan, mengunyah, memecahkan, atau membuka sediaan kapsul sediaan lepas lambat.
Obat ini dapat diminum dengan atau tanpa makanan. Minum obat bersama dengan makanan apabila kamu memiliki gangguan lambung atau usus.
Apabila bentuk sediaan obat yang kamu gunakan adalah sirup, kocok lebih dahulu obat sebelum digunakan. Takar obat dengan hati-hati menggunakan sendok takar atau tutup pengukur yang telah tersedia. Jangan gunakan sendok dapur untuk menghindari salah takar dosis.
Mungkin diperlukan waktu hingga 4 minggu sebelum gejala gangguan kamu benar-benar membaik. Tetap gunakan obat sesuai petunjuk yang telah ditentukan dan beritahu dokter apabila gejala tidak membaik.
Jangan berhenti menggunakan fluoxetine secara tiba-tiba. Penghentian tiba-tiba dapat mengakibatkan kamu mengalami gejala adiksi yang tidak menyenangkan. Tanyakan kepada dokter bagaimana cara berhenti menggunakan fluoxetine dengan aman.
Penggunaan jangka panjang sebaiknya diminum secara teratur. Minum obat pada waktu yang sama setiap hari untuk memudahkan kamu mengingat. Jika lupa minum, segera minum obat apabila waktu minum berikutnya masih lama. Jangan menggandakan dosis obat dalam satu waktu.
Simpan obat fluoxetine setelah digunakan pada suhu kamar jauh dari kelembapan dan panas matahari.
Berapa dosis obat fluoxetine?
Dosis dewasa
Gangguan depresi
- Dosis lazim: 20mg diminum sekali sehari.
- Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap sampai dengan dosis maksimal 80mg per hari dalam 2 dosis terbagi.
- Pemberian dosis lanjutkan dapat dilakukan bila tidak ada respons klinis setelah beberapa minggu.
Gangguan obsesif kompulsif
- Dosis lazim: 20mg sekali sehari
- Dosis dapat ditingkatkan hingga 60mg per hari jika tidak ada respons klinis setelah beberapa minggu
- Dosis maksimal: 80mg per hari dalam 2 dosis terbagi.
Gangguan disforia pramenstruasi
- Dosis lazim: 20mg setiap hari terus menerus
- Dosis alternatif: 20mg setiap hari untuk dimulai 14 hari sebelum menstruasi dan dilanjutkan sampai hari pertama menstruasi
- Pengobatan diulangi setiap siklus.
Bulimia nervosa
Dosis lazim: 60mg sehari sebagai dosis tunggal atau terbagi
Gangguan panik
- Dosis lazim: 10mg sekali sehari
- Dosis dapat tingkatkan menjadi 20mg per hari setelah 1 minggu.
- Dosis dapat ditingkatkan lagi menjadi 60mg per hari bila tidak ada respons klinis setelah beberapa minggu.
Dosis anak
Gangguan depresi
- Usia di atas 8 tahun dapat diberikan dosis 10mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 20mg per hari setelah 1-2 minggu
- Untuk anak dengan berat badan rendah dapat diberikan dosis awal 10mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 20mg per hari setelah beberapa minggu, hanya bila respons klinis tidak mencukupi.
Gangguan obsesif kompulsif
- Anak usia di atas 7 tahun dapat diberikan dosis awal 10mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 20mg per hari setelah 2 minggu
- Anak dengan berat badan rendah dapat diberikan dosis 10mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 20-30mg per hari setelah beberapa minggu bila perlu.
Dosis lansia
Gangguan depresi
- Dosis maksimal yang dapat diberikan adalah 60mg setiap hari.
- Pemberian dosis rendah yang efektif sangat disarankan.
Gangguan obsesif kompulsif
- Dosis maksimal yang dapat diberikan adalah 60mg setiap hari.
- Pemberian dosis rendah yang efektif sangat disarankan.
Apakah fluoxetine aman untuk ibu hamil dan menyusui?
U.S. Food and Drug Administration (FDA) telah memasukkan obat ini dalam golongan obat kategori C.
Studi pada hewan percobaan telah menunjukkan risiko merugikan pada janin (teratogenik). Namun, belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Pemberian obat dapat dilakukan apabila potensi manfaat yang didapat lebih besar dari risikonya.
Obat ini telah diketahui dapat terserap dalam ASI sehingga tidak disarankan untuk digunakan oleh ibu menyusui.
Apa efek samping obat fluoxetine yang mungkin terjadi?
Reaksi efek samping mungkin terjadi akibat penggunaan obat yang tidak sesuai dosis atau karena respons dari tubuh penderita. Berikut ini efek samping dari penggunaan obat fluoxetine:
- Tanda-tanda reaksi alergi terhadap fluoxetine, seperti gatal-gatal, sulit bernapas, bengkak di wajah atau tenggorokan
- Reaksi kulit yang parah, seperti demam, sakit tenggorokan, mata terbakar, nyeri kulit, ruam kulit merah atau ungu dengan kulit melepuh dan mengelupas.
- Gejala baru atau yang memburuk, seperti perubahan suasana hati atau perilaku, kecemasan, serangan panik, merasa impulsif, mudah tersinggung, gelisah, bermusuhan, agresif, gelisah, hiperaktif, lebih depresi, atau berpikir untuk bunuh diri atau menyakiti diri sendiri.
- Penglihatan kabur, penglihatan mengerucut, sakit mata atau bengkak, atau melihat lingkaran cahaya di sekitar lampu.
- Detak jantung cepat atau berdebar, sesak napas, dan pusing tiba-tiba seperti akan pingsan.
- Kadar natrium yang rendah dalam tubuh ditandai dengan sakit kepala, kebingungan, bicara cadel, kelemahan parah, muntah, kehilangan koordinasi, perasaan tidak stabil.
- Reaksi sistem saraf yang parah yang ditandai dengan otot yang sangat kaku, demam tinggi, berkeringat, kebingungan, detak jantung cepat atau tidak seimbang, atau tremor.
- Gejala sindrom serotonin, seperti agitasi, halusinasi, demam, berkeringat, menggigil, detak jantung cepat, otot kaku, kedutan, kehilangan koordinasi, mual, muntah, atau diare.
Efek samping umum yang mungkin terjadi dari penggunaan fluoxetine, antara lain:
- Masalah tidur (insomnia) atau mimpi aneh
- Sakit kepala
- Pusing
- Mengantuk
- Gangguan penglihatan
- Tremor atau gemetar
- Merasa cemas atau gugup
- Sakit, lemah, banyak menguap, kelelahan mental
- Sakit perut, kehilangan nafsu makan, mual, muntah, diare
- Mulut kering
- Keringat berlebihan
- Perubahan berat badan atau nafsu makan
- Hidung tersumbat, sinusitis, sakit tenggorokan, atau gejala flu
- Penurunan gairah seks, impotensi, atau kesulitan mengalami orgasme.
Peringatan dan perhatian
Kamu tidak boleh menggunakan obat ini apabila kamu memiliki riwayat terhadap fluoxetine, atau kamu juga minum obat pimozide atau thioridazine.
Disarankan kamu menunggu setidaknya 14 hari setelah berhenti minum obat MAO inhibitor sebelum kamu menggunakan obat ini. Kamu juga harus menunggu 5 minggu setelah menghentikan fluoxetine sebelum kamu dapat menggunakan thioridazine atau MAO inhibitor.
Untuk memastikan fluoxetine aman untuk kamu gunakan, beritahu dokter apabila kamu memiliki riwayat kondisi berikut:
- Sirosis hati
- Masalah buang air kecil
- Diabetes
- Glaukoma sudut sempit
- Kejang atau epilepsi
- Gangguan bipolar (depresi manik)
- Penyalahgunaan narkoba atau pikiran untuk bunuh diri
- Terapi elektrokonvulsif (ECT).
Beberapa pasien terutama remaja mungkin memiliki kecenderungan pikiran bunuh diri saat pertama kali menggunakan antidepresan. Lakukan pemeriksaan rutin untuk menghindari kejadian yang tidak menyenangkan.
Untuk melihat efektivitas obat, dokter harus mengevaluasi kemajuan pengobatan setiap pemeriksaan rutin. Keluarga atau kerabat lainnya juga harus waspada terhadap perubahan suasana hati atau gejala yang dialami penderita.
Beritahu dokter terutama jika kamu sedang hamil. Mengonsumsi antidepresan SSRI selama akhir kehamilan dapat menyebabkan komplikasi medis yang serius pada bayi. Kamu mungkin mengalami depresi berulang jika kamu berhenti minum antidepresan.
Jika kamu sedang menyusui, beritahu dokter sebelum menggunakan obat ini. Terutama apabila muncul gejala agitasi, rewel, masalah makan, atau berat badan yang buruk pada bayi yang disusui.
Fluoxetine tidak disetujui untuk digunakan oleh siapapun yang berusia di bawah 18 tahun.
Fluoxetine dapat menyebabkan masalah jantung yang serius. Risiko ini mungkin lebih tinggi jika kamu juga menggunakan obat-obatan untuk infeksi, asma, masalah jantung, tekanan darah tinggi, depresi, penyakit mental, kanker, malaria, atau HIV.
Interaksi obat lain
Jangan gunakan fluoxetine jika kamu telah menggunakan obat MAO inhibitor dalam 14 hari terakhir. Penghambat MAO termasuk isocarboxazid, linezolid, injeksi metilen biru, fenelzin, rasagiline, selegiline, dan tranylcypromine.
Menggunakan fluoxetine dengan obat lain yang bersifat menurunkan kesadaran dapat memperburuk efek obat ini. Tanyakan kepada dokter sebelum menggunakan obat opioid, obat tidur, pelemas otot, atau obat untuk kecemasan atau kejang.
Tanyakan kepada dokter sebelum mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid, seperti aspirin, ibuprofen, naproxen, celecoxib, diklofenak, indometasin, meloxicam, dan lain-lain. Menggunakan NSAID dengan obat ini dapat menyebabkan memar atau mudah berdarah.
Beritahu dokter tentang semua obat yang kamu gunakan saat ini. Banyak obat yang dapat memengaruhi fluoxetine, terutama:
- Antidepresan lainnya
- Triptofan
- Pengencer darah, seperti warfarin, Coumadin, Jantoven
- Obat untuk mengobati kecemasan, gangguan mood, gangguan pikiran, atau penyakit mental, seperti amitriptyline, buspirone, desipramine, lithium, nortriptyline, dan lain-lain
- Obat untuk mengobati ADHD atau narkolepsi, seperti methylphenidate.
- Obat sakit kepala migrain, seperti rizatriptan, sumatriptan, zolmitriptan, dan lain-lain.
- Obat nyeri golongan narkotik, seperti amfetamin, fentanil, atau tramadol.
Pastikan untuk mengecek kesehatan kamu dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.