Share This Article
Heparin merupakan glikosaminoglikan alami yang berkerja langsung dalam waktu singkat. Obat ini banyak dimanfaatkan dalam mengatasi gangguan yang mungkin terjadi selama operasi.
Berikut ini informasi untuk apa obat heparin digunakan, manfaat, cara penggunaan, dosis, serta kemungkinan efek samping yang ditimbulkan.
Untuk apa obat heparin?
Heparin adalah obat antikoagulan yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah. Cara kerja obat ini sangat cepat dan singkat dan hanya bisa diberikan secara parenteral (suntikan).
Obat ini tidak dijual bebas dan biasa diberikan atas rekomendasi tenaga medis.
Apa fungsi dan manfaat obat heparin?
Heparin berfungsi sebagai antikoagulan yang dapat mencegah pembentukan gumpalan yang ada di dalam darah.
Obat ini diberikan secara parenteral karena tidak dapat diserap usus. Pemberian obat melalui suntikan secara intravena atau subkutan (di bawah kulit). Sedangkan suntikan intramuskular (ke otot) tidak direkomendasikan karena berpotensi membentuk hematoma.
Waktu paruh biologisnya yang pendek yakni sekitar satu jam, sehingga obat ini harus sering diberikan atau sebagai infus berkelanjutan.
Jika antikoagulasi jangka panjang diperlukan, obat ini sering digunakan hanya untuk memulai terapi antikoagulan sampai antikoagulan oral, misalnya warfarin digunakan.
Di dunia pengobatan, heparin dimanfaatkan sebagai antikoagulasi dalam beberapa kondisi berikut:
1. Sindrom koroner akut
Sindrom koroner akut (ACS) adalah sindrom akibat penurunan aliran darah di arteri koroner sehingga bagian dari otot jantung tidak dapat berfungsi dengan baik atau mati.
Gejala yang paling umum adalah nyeri dada menjalar ke bahu kiri atau sudut rahang, remuk, mual dan berkeringat.
Dalam pengobatan sindrom koroner akut, terapi antikoagulan diindikasikan untuk meminimalkan pembentukan darah beku (trombus) lebih lanjut.
Heparin adalah antikoagulan parenteral yang direkomendasikan dalam pengobatan sindrom koroner akut.
Obat ini bekerja dengan mempercepat aksi antitrombin. Hal ini menyebabkan inaktivasi faktor IIa (trombin), IXa, dan Xa yang memengaruhi penurunan pembentukan trombus.
2. Fibrilasi atrium
Fibrilasi atrium adalah irama jantung yang tidak normal (aritmia) ditandai dengan detak yang cepat dan tidak teratur dari bagian atrium jantung.
Penyakit ini dikaitkan dengan peningkatan risiko gagal jantung, demensia, dan stroke. Antikoagulasi dapat digunakan untuk mengurangi risiko stroke akibat fibrilasi atrium.
Antikoagulasi direkomendasikan pada kebanyakan orang selain mereka yang berisiko rendah terkena stroke atau mereka yang berisiko tinggi mengalami pendarahan.
Antikoagulasi oral kurang direkomendasikan untuk digunakan pada fibrilasi atrium. Oleh karena itu, antikoagulasi parenteral seperti heparin direkomendasikan sebagai pengobatan lini pertama.
3. Trombosis vena dan emboli paru
Heparin intravena adalah pengobatan lini pertama untuk kebanyakan pasien dengan emboli paru akut atau trombosis vena dalam proksimal.
Tujuan utama terapi awal pada pasien adalah untuk mencegah tromboemboli vena berulang.
Efektivitas heparin intravena untuk tujuan ini telah ditetapkan dengan uji klinis acak pada pasien dengan emboli paru, dan pada pasien dengan trombosis vena proksimal.
Heparin diberikan sebagai injeksi intravena awal untuk mencapai respons antikoagulan yang memadai dari tromboemboli vena berulang.
Pemberian dosis intravena dapat diberikan hingga 1,5 kali. Dilanjutkan pengobatan selama 7-10 hari, sebelum digantikan dengan natrium warfarin selama 4-5 hari terakhir.
4. Bypass kardiopulmoner (CPB) untuk operasi jantung
Cardiopulmonary bypass (CPB) adalah teknik di mana mesin untuk sementara mengambil alih fungsi jantung dan paru-paru selama operasi untuk menjaga sirkulasi darah dan kandungan oksigen tubuh pasien.
Heparin adalah salah satu obat antikoagulan yang paling umum digunakan pada pasien jantung. Selama operasi jantung, heparin menjadi antikoagulan standar untuk bypass kardiopulmoner (CPB).
Untuk prosedur ini, heparin menjadi penting karena efektivitasnya yang dapat diprediksi, aksi cepat, dan reversibilitasnya dengan protamin.
5. Paru-paru buatan (ECMO) penunjang ekstrakorporeal
Oksigenasi membran ekstrakorporeal (ECMO), juga dikenal sebagai dukungan hidup ekstrakorporeal (ECLS) adalah teknik untuk memberikan dukungan jantung dan pernapasan secara berkelanjutan.
Penunjang ini diberikan kepada orang-orang yang jantung dan paru-parunya tidak dapat memberikan pertukaran gas dalam jumlah yang memadai untuk menopang kehidupan.
Sayangnya, insiden komplikasi koagulasi masih dijumpai dari teknik ini. Trombositopenia yang diinduksi heparin (HIT) semakin umum terjadi pada orang yang menerima ECMO.
Ketika dicurigai HIT, infus heparin biasanya diganti dengan antikoagulan non-heparin.
6. Hemofiltrasi
Seperti dalam dialisis, hemofiltrasi menerapkan pergerakan zat terlarut dalam darah diatur oleh konveksi daripada difusi. Dengan hemofiltrasi, dialisat tidak digunakan.
Hemofiltrasi rutin memerlukan antikoagulasi dengan heparin untuk mencegah pembekuan darah di sirkuit ekstrakorporeal.
Dosis untuk heparin yang disarankan adalah pemberian dosis awal, diikuti dengan infus konstan.
Karena respons pasien berbeda, dosis yang dibutuhkan untuk mencapai antikoagulasi yang sesuai harus ditentukan secara individual.
Meskipun antikoagulan dilakukan dengan hati-hati, hasil yang tidak memuaskan masih dapat terjadi. Oleh karena itulah, penggunaan heparin dalam mengontrol koagulasi harus dievaluasi dengan cermat.
Merek dan harga obat heparin
Obat ini tidak diperjualbelikan secara bebas. Sediaan heparin injeksi diberikan sebagai sediaan obat khusus penggunaan klinik selama dalam perawatan.
Namun, ada beberapa merek heparin yang telah disetujui penggunaannya dan telah diedarkan di Indonesia.
Mempertimbangkan beberapa harga yang berlaku di beberapa rumah sakit, heparin injeksi biasanya dapat ditebus dengan harga sekitar Rp 165 ribu-Rp 295 ribu.
Beberapa merek dan nama dagang heparin yang telah diizinkan BPOM Indonesia:
- Heparin Sodium Injection
- Vaxcel Heparin Sodium
- Inviclot
Bagaimana cara pakai obat heparin?
- Obat ini disuntikkan di bawah kulit atau sebagai infus ke pembuluh darah. Tenaga medis akan memberikan dosis pertama dan mungkin mengajari cara menggunakan obat sendiri dengan benar.
- Penggunaan obat sebaiknya mengikuti aturan yang telah diberikan oleh dokter. Perhatikan dengan cermat dosis yang digunakan.
- Apabila hendak memberikan suntikan sendiri, siapkan alat suntik lebih dahulu. Jangan gunakan obat jika sudah berubah warna atau ada partikel di dalamnya.
- Jangan gunakan jarum suntik yang sudah diisi sebelumnya saat memberikan obat ini. Jarum suntik yang telah diisi sebelumnya kemungkinan telah terkontaminasi atau mungkin masih mengandung dosis heparin sisa.
- Obat ini dapat meningkatkan risiko pendarahan yang bisa parah atau mengancam nyawa. Sebaiknya selalu rutin melakukan pemeriksaan tingkat pembekuan darah kamu.
- Apabila kamu memerlukan pembedahan, perawatan gigi, atau prosedur medis, beri tahu dokter sebelumnya bahwa kamu menggunakan heparin.
- Simpan obat ini pada suhu kamar jauh dari kelembapan dan panas matahari setelah digunakan.
- Kamu mungkin dialihkan dari heparin suntik ke obat pengencer darah oral (seperti warfarin). Jangan berhenti menggunakan obat suntik kecuali atas arahan dari dokter.
Berapa dosis obat heparin?
Dosis dewasa
Profilaksis re-oklusi arteri koroner setelah terapi trombolitik
- Dosis awal: 60 unit per kg berat badan
- Dosis maksimal: 4.000 unit
Emboli arteri perifer, angina tidak stabil, tromboemboli vena
Dosis biasa: 75-80 unit per kg berat badan atau 5.000 unit lalu 18 unit per kg berat badan diberikan tiap jam atau 1.000-2.000 unit per jam.
Dosis anak
Emboli arteri perifer, angina tidak stabil, tromboemboli vena
Dosis biasa: 50 unit per kg berat badan, diikuti dengan infus 15-25 unit per kg berat badan diberikan tiap jam.
Apakah heparin aman diberikan untuk ibu hamil dan menyusui?
U.S. Food and Drug Administration (FDA) memasukkan obat ini dalam golongan obat C.
Studi pada hewan hewan percobaan menunjukkan risiko efek merugikan (teratogenik), sedangkan penelitian terkontrol pada wanita hamil belum memadai.
Obat bisa diberikan apabila faktor manfaat yang didapat lebih besar dari risikonya.
Obat ini diketahui tidak dapat terserap dalam ASI. Penggunaan obat untuk ibu menyusui harus dengan pengawasan ketat dari dokter.
Apa efek samping heparin yang mungkin terjadi?
Efek samping dari obat ini yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut:
- Tanda-tanda reaksi alergi: berkeringat, gatal-gatal, kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan
- Kulit hangat atau perubahan warna kulit
- Nyeri dada
- Detak jantung tidak teratur
- Pendarahan atau memar yang tidak biasa
- Nyeri parah atau bengkak di perut, punggung bawah, atau selangkangan
- Kulit berwarna gelap atau biru di tangan atau kaki
- Mual atau muntah
- Kehilangan nafsu makan
- Kelelahan yang tidak biasa
- Pendarahan tidak berhenti
- Mimisan terus-menerus
- Terdapat darah di urine atau tinja
- Tinja berwarna hitam
- Batuk darah atau muntah yang terlihat seperti bubuk kopi
Berhenti menggunakan obat ini dan hubungi dokter segera jika terjadi gangguan berikut ini:
- Perubahan warna kulit di tempat obat disuntikkan
- Demam, menggigil, pilek, atau mata berair
- Mudah memar, pendarahan yang tidak biasa, bintik-bintik ungu atau merah di bawah kulit
- Tanda-tanda darah membeku ditandai mati rasa atau kelemahan mendadak, masalah dengan penglihatan atau ucapan, bengkak atau kemerahan di lengan atau tungkai
Peringatan dan perhatian
Jangan gunakan obat ini jika sebelumnya kamu memiliki riwayat alergi heparin atau zat turunan heparinoid. Beri tahu dokter mengenai riwayat penyakit yang pernah kamu miliki, terutama gangguan berikut:
- Riwayat trombosit rendah dalam darah yang disebabkan oleh penggunaan heparin atau pentosan polisulfat
- Kekurangan platelet (zat penggumpal darah) dalam darah
- Pendarahan yang tidak terkontrol
Untuk memastikan heparin aman untuk digunakan, beritahu dokter apabila kamu memiliki riwayat penyakit berikut:
- Infeksi pada lapisan jantung (juga disebut endokarditis bakteri)
- Tekanan darah tinggi yang parah atau tidak terkontrol
- Gangguan pendarahan atau pembekuan darah
- Gangguan perut atau usus
- Penyakit hati
Sebaiknya tidak menggunakan obat ini ketika kamu sedang menstruasi. Peluruhan darah membuat kadar sel darah merah sangat rendah sehingga berisiko.
Tanyakan kepada dokter sebelum mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti aspirin, ibuprofen, naproxen, celecoxib, diklofenak, indometasin, meloxicam, dan lainnya. Menggunakan NSAID dengan heparin dapat menyebabkan lebih mudah memar atau berdarah.
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.