Share This Article
Hydrochlorothiazide (hidroklorotiazid) merupakan obat-obatan diuretik golongan thiazida. Obat ini memiliki fungsi yang hampir sama dengan obat furosemide dan klortalidon.
Obat ini ditemukan pada 1959 dan kini telah masuk dalam daftar obat esensial Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Berikut informasi selengkapnya mengenai hydrochlorothiazide, manfaat, dosis, cara minum, serta risiko efek samping yang mungkin terjadi.
Untuk apa obat hydrochlorothiazide?
Hydrochlorothiazide adalah obat yang digunakan untuk memperbanyak pengeluaran urine (diuresis). Biasanya obat ini digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan pembengkakan akibat penumpukan cairan.
Hydrochlorothiazide termasuk diuretik thiazide yang membantu mencegah tubuh menyerap terlalu banyak garam. Terlalu banyak garam dalam tubuh dapat menyebabkan kondisi retensi cairan. Selain untuk hipertensi, obat ini juga diberikan pada kondisi diabetes, gagal jantung, dan batu ginjal.
Hydrochlorothiazide tersedia sebagai obat generik yang umumnya tersedia sebagai obat oral dengan diminum melalui mulut. Beberapa merek obat ini tersedia dalam kombinasi dengan golongan obat hipertensi.
Apa fungsi dan manfaat obat hydrochlorothiazide?
Hydrochlorothiazide memiliki fungsi sebagai agen untuk menurunkan kemampuan ginjal dalam menahan air. Selain itu, obat ini juga memiliki sifat mengurangi volume darah sehingga menurunkan aliran darah kembali ke jantung. Dengan demikian, ia dapat menurunkan tekanan darah dan beban jantung.
Efek maksimal obat biasanya didapat setelah dua jam pengobatan. Durasi obat dapat bertahan selama 6 hingga 12 jam. Karena sifat-sifat inilah, hydrochlorothiazide dimanfaatkan untuk mengatasi beberapa masalah kesehatan berikut:
Hipertensi
Efek kerja hydrochlorothiazide lebih lemah dan lambat dibandingkan klortalidon. Namun, durasi pengobatannya lebih lama sehingga cocok diberikan untuk terapi hipertensi.
Golongan obat thiazide juga lebih disarankan pada pasien hipertensi dengan riwayat osteoporosis. Hal ini karena obat-obatan thiazide memiliki sifat yang menguntungkan terhadap efek homeostasis kalsium dan mineralisasi tulang.
Diuretik thiazide tidak seperti diuretik hemat kalium, seperti aldosteron. Obat golongan thiazide dapat digunakan pada pasien yang berisiko tinggi mengalami hiperkalemia.
Oleh karena itu, terkadang obat hydrochlorothiazide dapat kamu jumpai dalam bentuk sediaan kombinasi dengan golongan obat ACE Inhibitor, seperti lisinopril, captopril, dan lain-lain
Edema
Hydrochlorothiazide juga diberikan untuk mencegah edema atau pembengkakan karena berbagai penyebab, terutama berkaitan dengan retensi cairan.
Namun, obat ini tidak akan efektif mengobati edema yang disebabkan oleh penyakit ginjal, penggunaan obat-obatan kortikosteroid atau estrogen. Oleh karena itu, sebelum memulai pengobatan, kamu harus menjalani tes medis tertentu untuk menentukan apakah kamu bisa menerima obat ini.
Edema pada gagal jantung
Sifat obat hydrochlorothiazide yang memiliki durasi kerja lama juga banyak dimanfaatkan untuk terapi pemeliharaan pada kelemahan jantung. Dalam beberapa kondisi, obat ini juga diberikan untuk mencegah pembengkakan pada pasien gagal jantung.
Sebagian besar ahli menyatakan bahwa semua pasien yang memiliki riwayat gejala gagal jantung harus menerima terapi diuretik. Dan pemberian terapi diuretik sebaiknya dikombinasikan dengan obat lain karena monoterapi diuretik tidak dapat mencegah perkembangan gagal jantung.
Selain hydrochlorothiazide, golongan bumetanide, asam ethacrynic, furosemide, torsemide juga menjadi diuretik pilihan untuk kebanyakan pasien gagal jantung.
Obat-obatan tersebut dapat dengan cepat mengurangi edema paru dan perifer dalam beberapa jam atau hari. Efek ini lebih cepat dibandingkan glikosida jantung, penghambat ACE, atau obat beta blocker.
Edema akibat sindrom nefrotik
Dalam sebuah studi, hydrochlorothiazide dapat digunakan untuk mengatasi edema yang mungkin terjadi pada pasien gagal jantung. Terapi diberikan apabila pasien gagal merespons terapi kortikosteroid sebelumnya.
Namun, terkadang pada beberapa orang, obat hydrochlorothiazide dapat menjadi refrakter terhadap gagal jantung daripada mengatasi edema. Dengan demikian, perlu dipertimbangkan untuk menggunakan obat diuretik golongan lain yang lebih kuat untuk mengatasinya.
Diabetes insipidus
Hydrochlorothiazide telah digunakan secara luas sebagai terapi kombinasi dalam pengobatan diabetes insipidus. Obat ini diketahui sangat berguna pada diabetes insipidus nefrogenik.
Hydrochlorothiazide dapat diberikan untuk penyakit ini jika tidak responsif terhadap vasopresin dan klorpropamid. Hydrochlorothiazide juga dapat diberikan pada pasien yang alergi atau kontraindikasi terhadap vasopresin.
Dan disarankan juga supaya kamu melakukan diet rendah garam saat mengonsumsi obat hydrochlorothiazide. Terutama apabila kamu mengeluarkan jumlah urine yang cukup besar.
Merek dan harga obat hydrochlorothiazide
Kamu memerlukan resep dokter untuk bisa mendapatkan obat ini. Beberapa merek obat hydrochlorothiazide yang telah beredar di Indonesia adalah Biscor Plus, Co Irvebal, Olmetec Plus, Co Irvell, Rasilez HCT, Fortzaar, dan lain-lain.
Berikut informasi mengenai beberapa merek obat hydrochlorothiazide beserta harganya:
Obat generik
- Hydrochlorothiazide 25mg tablet. Sediaan tablet generik yang diproduksi oleh Kimia Farma. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp297/tablet.
- HCT 25mg. Sediaan tablet generik yang diproduksi oleh Kimia Farma dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp276/tablet.
Obat paten
- Blopress plus 16mg tab. Sediaan tablet mengandung candesartan 16mg dan hydrochlorothiazide 12,5mg. Obat ini diproduksi oleh PT Takeda Indonesia dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp21.074/tablet.
- Lodoz 2,5mg tablet. Sediaan tablet mengandung bisoprolol hemifumarate 2,5mg dan hydrochlorothiazide 6,25mg. Obat ini diproduksi oleh Merck dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp8.803/tablet.
- Co-Aprovel 300/12,5mg tablet. Sediaan tablet mengandung irbesartan 300mg dan hydrochlorothiazide 12,5mg. Obat ini diproduksi oleh Sanofi Aventis dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp25.828/tablet.
- Co-Diovan 160/12,5mg tablet. Sediaan tablet mengandung valsartan 160mg dan hydrochlorothiazide 12,5mg. Obat ini diproduksi oleh Novartis dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp21.069/tablet.
- Co-irvell 150/12,5mg tablet. Sediaan tablet mengandung irbesartan 150mg dan hydrochlorothiazide 12,5mg. Obat ini diproduksi oleh Novell Pharmaceutical Laboratories dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp12.771/tablet.
- Micardis Plus 40/12,5mg tablet. Sediaan tablet mengandung telmisartan 40mg dan hydrochlorothiazide 12,5mg. Obat ini diproduksi oleh Boehringer Ingelheim dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp24.559/tablet.
Bagaimana cara minum obat hydrochlorothiazide?
Minum obat sesuai dengan ketentuan dosis dan cara minum yang telah ditetapkan oleh dokter. Ikuti semua petunjuk yang tertera pada label karena dokter terkadang dapat mengubah dosis harian kamu. Jangan minum obat lebih banyak atau kurang dari dosis yang direkomendasikan.
Untuk obat tunggal, kamu bisa meminumnya bersama dengan makanan. Beberapa merek obat terdiri dari beberapa kombinasi dengan obat lain. Kamu bisa meminumnya dengan atau tanpa makanan. Ikuti petunjuk cara minum yang telah diarahkan oleh dokter.
Usahakan untuk meminum obat secara rutin dan dalam waktu yang sama setiap hari. Selain untuk membantu kamu lebih mudah mengingat, kamu bisa mendapatkan efek terapi dari obat yang maksimal.
Jika kamu lupa minum dosis obat, segera minum apabila dosis berikutnya masih lama. Lewati dosis obat apabila telah tiba waktu minum dosis obat berikutnya. Jangan menggandakan dosis obat yang terlewat dalam satu waktu minum.
Hubungi dokter jika kamu terus mengalami muntah, diare, atau berkeringat lebih dari biasanya. Kamu mungkin lebih mudah mengalami dehidrasi saat minum obat ini. Jika tidak ditangani segera, maka dapat menyebabkan tekanan darah sangat rendah atau ketidakseimbangan elektrolit serius.
Saat mengonsumsi obat ini, kamu perlu memeriksakan tes darah dan urine secara rutin untuk memastikan obat bekerja dengan baik.
Jika kamu akan menjalani operasi pembedahan, beritahu dokter bedah bahwa kamu saat ini menggunakan hydrochlorothiazide.
Setelah digunakan, simpan obat hydrochlorothiazide pada suhu kamar jauh dari kelembapan, paparan sinar matahari. Jaga kemasan tetap tertutup rapat saat tidak digunakan dan jangan dibekukan.
Berapa dosis obat hydrochlorothiazide?
Dosis dewasa
Edema
- Dosis lazim: 25mg hingga 100mg per hari diminum dalam 1 sampai 2 dosis terpisah. Dosis dapat diberikan pada hari-hari tertentu atau 3-5 hari setiap minggu.
- Dosis maksimal: 200mg setiap hari.
Hipertensi
- Dosis lazim: 12,5mg per hari. Dosis ditingkatkan hingga 50mg per hari sesuai kebutuhan, baik sebagai obat tunggal atau dengan antihipertensi lain.
- Dosis maksimal: 100mg setiap hari.
Dosis anak
Edema dan hipertensi
- Dosis lazim: 1 sampai 2mg per kg berat badan sehari sebagai dosis tunggal atau dalam 2 dosis terbagi.
- Usia kurang dari 6 bulan: 3mg per kg berat badan per hari diberikan dalam 2 dosis terbagi.
- Usia di atas dua tahun dapat diberikan dosis hingga 37,5 mg setiap hari.
- Usia 2 hingga 12 tahun dapat diberikan dosis hingga 100mg setiap hari.
Dosis lansia
Edema dan hipertensi
Usia di atas 65 tahun dapat diberikan dosis lazim 12.5mg per hari. Dosis dapat diformulasikan seperlunya dengan penambahan 12.5 mg.
Apakah hydrochlorothiazide aman untuk ibu hamil dan menyusui?
U.S. Food and Drug Administration (FDA) memasukkan hydrochlorothiazide dalam golongan obat kategori kehamilan B.
Studi penelitian pada hewan percobaan menunjukkan bahwa obat hydrochlorothiazide tidak menunjukkan risiko merugikan pada janin. Namun, studi penelitian secara terkontrol pada wanita hamil masih belum memadai.
Obat ini telah diketahui dapat terserap dalam ASI sehingga mungkin dapat memengaruhi bayi yang disusui. Konsultasikan lebih lanjut mengenai potensi manfaat dan risiko sebelum meminum obat saat kamu sedang hamil atau menyusui.
Apa efek samping obat hydrochlorothiazide yang mungkin terjadi?
Hentikan pengobatan dan hubungi dokter apabila muncul reaksi efek samping berikut setelah kamu mengonsumsi hydrochlorothiazide:
- Gejala reaksi alergi, seperti gatal-gatal, sulit bernapas, bengkak pada wajah atau tenggorokan
- Reaksi hipersensitivitas, termasuk demam, sakit tenggorokan, mata terasa terbakar, kulit nyeri, ruam kulit merah atau ungu yang melepuh atau mengelupas.
- Perasaan pusing
- Sakit mata
- Gangguan penglihatan
- Penyakit kuning
- Kulit pucat, mudah memar, perdarahan yang tidak biasa pada hidung, mulut, vagina, atau rektum
- Sesak napas, mengi, batuk dengan lendir berbusa, atau nyeri dada
- Gejala dehidrasi, seperti merasa sangat haus atau panas, tidak dapat buang air kecil, berkeringat banyak, atau kulit terasa panas dan kering
- Gejala ketidakseimbangan elektrolit, seperti peningkatan rasa haus atau volume buang air kecil, kebingungan, muntah, sembelit, nyeri otot, kram kaki, nyeri tulang, kekurangan energi, detak jantung tidak teratur.
Efek samping umum yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi obat hydrochlorothiazide, antara lain:
- Tubuh lemas
- Pusing seperti akan pingsan
- Nyeri parah di perut bagian atas menyebar ke punggung, mual dan muntah
- Demam, menggigil, kelelahan, seriawan, mudah memar, perdarahan yang tidak biasa, kulit pucat, tangan dan kaki dingin, pusing atau sesak napas
- Ketidakseimbangan elektrolit.
Peringatan dan perhatian
Kamu tidak boleh mengonsumsi hydrochlorothiazide apabila memiliki riwayat alergi dengan obat ini atau kamu tidak bisa buang air kecil.
Untuk memastikan bahwa obat ini aman kamu konsumsi, maka beritahu dokter mengenai riwayat kesehatan tertentu yang kamu miliki, terutama:
- Penyakit ginjal
- Penyakit hati
- Glaukoma
- Kadar kalium atau natrium rendah dalam darah
- Kadar kalsium tinggi dalam darah
- Gangguan kelenjar paratiroid
- Diabetes
- Alergi terhadap obat sulfa atau penisilin.
Beritahu dokter apabila kamu sedang hamil atau berencana untuk hamil. Jika kamu meminum obat ini selama kehamilan, bayi kamu yang baru lahir bisa mengalami penyakit kuning atau masalah lain. Kamu sebaiknya juga tidak mengonsumsi obat ini saat menyusui.
Hydrochlorothiazide belum disetujui untuk digunakan oleh siapapun yang berusia di bawah 18 tahun. Konsultasikan lebih lanjut mengenai hal ini sebelum memberikan obat pada anak-anak atau lansia. Mereka mungkin lebih sensitif terhadap risiko efek samping obat.
Beritahu dokter mengenai obat-obatan lain yang sedang kamu konsumsi, terutama:
- Kolestiramin dan kolestipol
- Insulin atau obat diabetes oral
- Litium
- Obat tekanan darah lainnya
- Obat steroid
- NSAID (obat antiinflamasi nonsteroid), seperti aspirin, ibuprofen, naproxen, celecoxib, diklofenak, indometasin, meloxicam, dan lainnya.
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!