Share This Article
Melansir data dari Asia Pacific Allergy, alergi telah memengaruhi hingga 30-40 persen populasi di seluruh dunia termasuk Indonesia yang menyerang anak-anak dan juga orang dewasa. Namun, jenis alergi apa saja yang sering terjadi pada orang Indonesia? Yuk, simak penjelasan secara lengkap berikut ini.
Jenis alergi yang umum terjadi di Indonesia
1. Alergi debu
Seperti yang kita ketahui bahwa jumlah penduduk di Indonesia saat ini khususnya di kota-kota besar memang tercatat terus meningkat. Hal tersebut ternyata berdampak pada peningkatan mobil, sepeda motor, hingga macam-macam aktivitas yang menciptakan pencemaran udara.
Kondisi pencemaran udara tersebut akhirnya memicu alergi debu serta polusi pada banyak orang. Tak hanya sekedar mencemari udara luar, polusi juga dapat memengaruhi udara di dalam rumah. Jadi, walaupun berada di dalam rumah, kamu tetap berisiko terkena alergi debu.
Alergi debu dan polusi ini menimbulkan gangguan pada pernapasan (rhinitis) serta kulit (urtikaria). Pada saat menyerang pernapasan, gejala yang timbul adalah bersin, hidung berair, gatal dan mata merah. Kondisi yang lebih parah dapat menyebabkan gangguan pernapasan seperti asma dan sesak napas.
Sedangkan jika alergi menyerang menyerang kulit, maka dapat timbul gejala ruam di kulit yang memerah serta rasa gatal secara terus-menerus.
2. Alergi makanan
Berdasarkan Pusat Data Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia, alergi makanan juga sering terjadi khususnya pada anak-anak. Jadi, bila usia anak semakin muda, maka akan rentan pada alergi.
Beberapa contoh makanan yang seringkali menyebabkan alergi adalah telur, susu sapi, kedelai, gandum, kacang-kacangan, seafood, dan ikan. Bila seseorang terserang alergi makanan, maka reaksi yang timbul umumnya adalah ruam-ruam serta gatal pada kulit. Bahkan sebagian orang ada juga yang mengalami gangguan pada sistem pencernaan.
Apalagi bila seorang anak terserang alergi, otomatis seluruh kegiatan sehari-harinya seperti bermain, belajar, konsentrasi hingga tidurnya juga ikut mengalami gangguan. Oleh karena itulah, sangat penting bagi orang tua untuk terus mengawasi asupan makanan anak terutama pada saat usianya di bawah 3 tahun.
Selain itu, pemberian ASI pada anak juga tidak boleh dilupakan karena ASI eksklusif dapat menekan timbulnya kasus alergi yang bersifat genetik.
3. Alergi di kulit
Selain dua jenis alergi yang telah disebutkan sebelumnya, banyak orang di Indonesia juga mengalami di bagian kulit. Alergi pada kulit sering juga disebut sebagai dermatitis atopik. Faktor penyebab alergi pada kulit pun ternyata beragam, bisa dikarenakan genetik, gangguan fungsi sawar (pelindung) kulit, lingkungan, imunologi, hingga infeksi.
Gejala alergi pada kulit biasanya menimbulkan kemerahan, kulit kering, bersisik, dan gatal pada satu atau bahkan di beberapa bagian wajah, lutut, lipatan siku hingga pergelangan kaki.
Artikel Lainnya : 8 Penyebab Alergi Kulit pada Bayi dan Cara Tepat Mengatasinya
Lalu, bagaimana cara paling efektif mengatasi alergi?
Apabila kamu mengalami gejala alergi, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk meredakan gejala, seperti:
- Umumnya gejala alergi ringan dapat diobati dengan antihistamin, kortikosteroid, atau dekongestan.
- Menggunakan obat kumur saline untuk gejala hidung tersumbat saat alergi menyerang.
- Krim kortikosteroid juga dapat mengobati ruam-ruam pada kulit yang berhubungan dengan alergi.
- Apabila mengatasi gejala alergi kronis, biasanya akan direkomendasikan untuk melakukan tindakan imunoterapi. Namun pada kondisi yang cukup parah atau syok anafilaktik, penderitanya harus dilarikan ke rumah sakit. Kondisi dengan kategori parah, jika disertai dengan sulit bernapas, muntah, pembengkakan di wajah, hingga tekanan darah yang turun drastis.
Informasi seputar obat alergi
1. Antihistamin
Antihistamin adalah obat yang sering digunakan untuk meredakan gejala alergi, seperti demam, gatal-gatal, konjungtivitis, dan reaksi terhadap gigitan atau sengatan serangga menurut penjelasan dari laman NHS.
Obat ini juga terkadang digunakan untuk mencegah mabuk perjalanan dan sebagai pengobatan jangka pendek untuk insomnia. Sebagian besar antihistamin dapat dibeli dari apotek dan toko, tetapi beberapa hanya tersedia dengan resep dokter.
2. Kortikosteroid
Kortikosteroid adalah bentuk steroid yang digunakan untuk mengobati pembengkakan dan peradangan akibat alergi, serta asma alergi seperti dilansir dari Healthline. Obat Kortikosteroid dapat digunakan untuk berbagai alergi yang biasanya bertahan dalam jangka pendek atau jangka panjang, tergantung pada tingkat keparahan kondisimu.
Telah dijelaskan bahwa kedua obat di atas biasanya digunakan untuk mengatasi alergi dalam jangka waktu pendek atau sementara. Namun, sebenarnya ada juga beberapa obat paten yang menggabungkan golongan steroid dan antihistamin.
Keunggulan obat paten tersebut adalah kapletnya dalam bentuk micronize, sehingga mudah diserap oleh saluran pencernaan. Konsultasikanlah kedengan dokter jika mengalami gejala alergi agar dapat diberikan penanganan dan pengobatan yang sesuai dengan kondisimu.
Yuk, segera konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi dan juga meresepkan obat sesuai dengan hasil pemeriksaan. Download aplikasi Good Doctor di sini!