Share This Article
Lisinopril merupakan obat golongan penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE). Obat ini berada dalam satu golongan dengan obat captopril, cilazapril, ramipril, dan lain-lain.
Lisinopril pertama kali dipatenkan pada 1978 dan mulai digunakan untuk keperluan medis di Amerika Serikat pada 1987. Berikut informasi selengkapnya mengenai lisinopril, manfaat, dosis, cara minum, serta risiko efek samping yang mungkin terjadi.
Untuk apa obat lisinopril?
Lisinopril adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada gejala hipertensi, gagal jantung, dan setelah serangan jantung. Obat ini juga digunakan untuk mencegah kerusakan ginjal pada penderita diabetes melitus.
Lisinopril telah tersedia sebagai obat generik yang bisa kamu dapatkan dengan resep dokter. Umumnya obat ini dijumpai sebagai sediaan tablet oral yang diminum melalui mulut.
Apa fungsi dan manfaat obat lisinopril?
Lisinopril memiliki fungsi sebagai penghambat peptidil dipeptidase, yaitu mencegah pengubahan angiotensin I menjadi angiotensin II. Dengan demikian, ia dapat menurunkan sekresi aldosteron, yakni hormon steroid yang mengontrol tekanan darah dan kadar natrium serta kalium tubuh.
Efek obat akan didapatkan setidaknya setelah empat minggu pengobatan. Durasi efek obat dapat bertahan hingga 24 jam setelah diminum. Itulah mengapa lisinopril banyak dimanfaatkan untuk pengobatan lepas lambat.
Dalam dunia medis, lisinopril memiliki manfaat untuk mengatasi beberapa masalah kesehatan berikut:
Mengontrol tekanan darah
Beberapa ahli medis di dunia merekomendasikan lisinopril sebagai obat lini pertama dalam mengatasi tekanan darah tinggi. Obat ini diketahui dapat merelaksasi pembuluh darah sehingga tekanan darah dapat menurun.
Kamu bisa menggunakan obat ini sebagai obat tunggal atau dalam kombinasi dengan agen antihipertensi lain. Hal yang harus kamu perhatikan selama pengobatan adalah melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin.
Dalam beberapa penelitian, lisinopril diketahui lebih efektif dalam mengatasi hipertensi ringan sampai sedang. Dan obat ini juga lebih efektif dalam menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik daripada hidroklorotiazid.
Lisinopril juga memiliki durasi kerja yang lama sehingga memungkinkan digunakan sebagai dosis harian tunggal dalam pengobatan hipertensi. Pemberian pengobatan ini dapat dilakukan setelah adanya pertimbangan faktor dari pasien.
Gagal jantung
Lisinopril diberikan sebagai terapi tambahan pada pasien dengan respons yang tidak memadai terhadap obat-obatan diuretik dan glikosida jantung.
Namun, obat-obatan ACE inhibitor diketahui kurang efektif dalam mengurangi kematian akibat kardiovaskular dan rawat inap terkait gagal jantung.
Kamu mungkin lebih direkomendasikan dengan obat angiotensin receptor-neprilysin inhibitor (ARNI), seperti sakubitril atau valsartan, apabila ada riwayat gagal jantung.
Dalam beberapa kasus, lisinopril dapat diberikan dengan pertimbangan bahwa gejala penyakit tidak berisiko. Namun, Heart Failure Society of America (HFSA) lebih merekomendasikan ke terapi yang mengandung ISPA untuk mengurangi risiko kematian.
Oleh karena itu, penting untuk kamu melakukan pemeriksaan rutin mengenai riwayat penyakit yang kamu miliki. Hal ini penting dilakukan terutama bila hipertensi terkait dengan komplikasi.
Mengurangi risiko kematian setelah serangan jantung
Lisinopril dapat diberikan setelah terjadinya serangan jantung (infark miokardia akut). Biasanya obat diberikan bersama dengan terapi agen trombolitik, aspirin, serta agen beta-blocker. Terapi ini diberikan untuk meningkatkan kelangsungan hidup pada pasien yang telah stabil.
Para ahli merekomendasikan pemberian inhibitor ACE oral dalam 24 jam pertama setelah infark miokard akut pada pasien dengan gagal jantung. Pengobatan dapat diberikan apabila kamu tidak memiliki kontraindikasi misalnya, hipotensi, syok, atau disfungsi ginjal.
Nefropati diabetes
Lisinopril juga direkomendasikan sebagai pengobatan pada pasien dengan diabetes melitus dan albuminuria persisten yang meningkat (30-300mg/24 jam).
Sebuah penelitian dari National Center for Biotechnology Information menyimpulkan bahwa lisinopril efektif untuk pengobatan penyakit ginjal proteinurik, termasuk proteinuria diabetes.
Perawatan dengan obat ini juga ditujukan untuk memperlambat laju perkembangan penyakit ginjal pada pasien tersebut. Dengan demikian, perkembangan penyakit dan komplikasi dapat dihambat.
Merek dan harga obat lisinopril
Obat ini termasuk dalam golongan obat resep, sehingga kamu memerlukan rekomendasi dari dokter untuk bisa mendapatkannya. Beberapa merek lisinopril yang telah beredar di Indonesia adalah Cenopril, Nopril, Inhitril, Odace, Interpril, Prinivil, Linoxal, Tensiphar, dan lain-lain.
Berikut informasi mengenai beberapa merek obat lisinopril beserta harganya:
Obat generik
- Lisinopril 5mg tablet. Sediaan tablet generik untuk mengobati hipertensi yang diproduksi oleh Dexa Medica. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp2.078/tablet.
- Lisinopril 10mg tablet. Sediaan tablet generik untuk mengontrol tekanan darah tinggi. Obat ini diproduksi oleh Dexa Medica dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp2.078/tablet.
- Lisinopril dihydrate 10mg tablet. Sediaan tablet generik yang diproduksi oleh Novell Pharma. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp798/tablet.
Obat paten
- Interpril tablet 10mg. Sediaan tablet untuk terapi hipertensi awal dan gagal jantung kongestif awal. Obat ini diproduksi oleh Interbat dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp7.727/tablet.
- Interpril tablet 5mg. Sediaan tablet yang diproduksi oleh Interbat dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp5.233/tablet.
- Noperten 10mg tablet. Sediaan tablet untuk hipertensi dan gagal jantung kongestif yang tidak respons obat diuretik dan digitalis. Obat ini diproduksi oleh Dexa Medica dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp2.702/tablet.
- Tensinop 10mg tablet. Sediaan tablet untuk mengontrol tekanan darah tinggi dan gagal jantung kongestif. Obat ini diproduksi oleh Sanbe Farma dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp6.203/tablet.
- Nopril 10mg tablet. Sediaan tablet mengandung lisinopril 10mg yang diproduksi oleh Kimia Farma. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp5.254/tablet.
Bagaimana cara minum obat lisinopril?
Baca dan ikuti petunjuk cara minum serta dosis yang tertera di label kemasan resep obat sesuai ketentuan dari dokter. Jangan minum obat dalam dosis lebih banyak atau lebih sedikit dari yang direkomendasikan.
Minum banyak air setiap hari saat kamu mengonsumsi obat ini. Kamu bisa meminum obat dengan atau tanpa makanan. Apabila kamu merasa mual saat meminumnya, kamu bisa mengonsumsi obat bersama dengan makanan.
Usahakan minum obat secara teratur dalam waktu yang sama setiap hari. Jika lupa minum, segera minum obat apabila waktu minum berikutnya masih lama. Lewati dosis apabila sudah tiba waktunya minum obat berikutnya. Jangan menggandakan dosis obat dalam satu waktu minum.
Takar obat cair dengan sendok takar atau alat pengukur dosis yang tersedia bersama dengan obat. Jika kamu tidak menjumpai alat pengukur dosis, tanyakan pada apoteker mengenai cara mengukur dosis yang tepat.
Saat mengonsumsi obat ini, kamu perlu memeriksakan tekanan darah fungsi ginjal dan elektrolit secara rutin.
Hubungi dokter apabila kamu terus mengalami muntah atau diare, atau jika kamu berkeringat lebih banyak dari biasanya. Kamu bisa dengan mudah mengalami dehidrasi saat minum obat ini. Hal ini dapat menyebabkan tekanan darah yang sangat rendah, gangguan elektrolit, atau gagal ginjal.
Jika kamu dijadwalkan untuk pembedahan, beritahu dokter bedah yang merawat kamu bahwa kamu akan menggunakan lisinopril.
Tetap gunakan obat meskipun kamu merasa sehat dan baik-baik saja. Riwayat tekanan darah tinggi seringkali tidak menunjukkan gejala. Menghentikan pengobatan tanpa ada petunjuk dari dokter dapat mengakibatkan kekambuhan gejala yang berisiko.
Setelah digunakan, simpan obat lisinopril pada suhu kamar jauh dari kelembapan dan panas matahari. Pastikan botol obat tertutup rapat saat tidak digunakan.
Berapa dosis obat lisinopril?
Dosis dewasa
Hipertensi
- Dosis lazim: 10mg diminum sekali sehari, sebaiknya sebelum tidur.
- Dosis pemeliharaan: 20mg sampai 40mg diminum sekali sehari.
- Dosis maksimal: 80mg setiap hari.
- Dosis untuk pasien dengan hipertensi renovaskular, penurunan volume, hipertensi berat dapat diberikan dosis 2,5 sampai 5mg diminum sekali sehari.
- Dosis untuk pasien dengan diuretik dapat diberikan dosis 5mg diminum sekali sehari.
Hipertensi dengan diabetes melitus tipe 2
Dosis lazim: 10mg diminum sekali sehari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 20mg sekali sehari untuk mencapai TD diastolik kurang dari 90 mmHg.
Gagal jantung
Dosis lazim sebagai kombinasi: 2,5mg diminum sekali sehari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 20mg sampai 40mg dengan interval 4 minggu sesuai dengan respons klinis pasien.
Perawatan setelah infark miokard
Dosis lazim: 5mg diminum sekali sehari dalam 24 jam setelah timbulnya gejala, diikuti 5mg setelah 24 jam. Kemudian 10mg diminum sekali sehari selama 6 minggu. Lanjutkan pengobatan pada pasien sesuai dosis untuk gagal jantung.
Dosis anak
Hipertensi pada anak usia 6 hingga 16 tahun
- Dosis untuk berat badan 20 sampai 50 kg: 2,5mg diminum sekali sehari dengan dosis maksimal 20mg setiap hari.
- Dosis untuk berat badan di atas 50 kg: 5mg diminum sekali sehari dengan dosis maksimal 40mg sehari.
Apakah lisinopril aman untuk ibu hamil dan menyusui?
U.S. Food and Drug Administration (FDA) memasukkan lisinopril dalam golongan obat D.
Studi penelitian telah menunjukkan bahwa obat ini dapat menyebabkan risiko efek merugikan pada janin (teratogenik). Namun, penggunaan obat dapat diberikan di samping risikonya untuk kondisi tertentu yang mengancam nyawa.
Dan hingga saat ini, belum diketahui apakah lisinopril dapat terserap dalam ASI sehingga tidak diketahui mengenai pengaruhnya pada bayi menyusui. Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter sebelum mengonsumsi lisinopril.
Apa efek obat lisinopril yang mungkin terjadi?
Hentikan pemakaian obat dan hubungi dokter apabila muncul efek samping berikut setelah kamu mengonsumsi lisinopril:
- Gejala reaksi alergi, seperti gatal-gatal, sakit perut yang parah, sulit bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
- Perasaan pusing seperti akan pingsan
- Demam
- Sakit tenggorokan
- Kalium tinggi yang ditandai dengan mual, lemas, perasaan geli, nyeri dada, detak jantung tidak teratur, dan kelumpuhan
- Gangguan ginjal, seperti sulit buang air kecil, pembengkakan di kaki atau pergelangan kaki, merasa lelah atau sesak napas
- Gangguan hati yang ditandai dengan gejala mual, sakit perut bagian atas, gatal, perasaan lelah, kehilangan nafsu makan, urine berwarna gelap, tinja berwarna seperti tanah liat, penyakit kuning.
Efek samping umum yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi lisinopril, antara lain:
- Sakit kepala
- Pusing
- Batuk
- Nyeri dada.
Peringatan dan perhatian
Kamu tidak boleh mengonsumsi lisinopril apabila pernah memiliki riwayat reaksi alergi terhadap obat ini sebelumnya.
Kamu juga mungkin tidak bisa mengonsumsi lisinopril apabila memiliki riwayat kondisi berikut:
- Riwayat angioedema
- Tidak lama mengonsumsi obat jantung sakubitril
Jangan minum lisinopril dalam waktu 36 jam sebelum atau sesudah minum obat yang mengandung sakubitril. Mengonsumsi obat bersamaan dapat menyebabkan pembengkakan pada lidah dan kesulitan bernapas.
Jangan mengonsumsi lisinopril apabila kamu sedang hamil, berencana untuk hamil dalam waktu dekat, atau sedang menyusui bayi.
Untuk memastikan kamu aman saat mengonsumsi lisinopril, beritahu dokter apabila kamu pernah memiliki riwayat kesehatan berikut:
- Penyakit ginjal atau apabila kamu sedang menjalani dialisis
- Gangguan hati
- Kadar kalium dalam darah tinggi
- Riwayat serangan jantung
- Penyakit jantung seperti penyempitan katup jantung
- Kardiomiopati hipertrofik (otot jantung yang tebal secara tidak normal)
- Diabetes
- Penyakit sistem kekebalan yang memengaruhi kolagen
Sebaiknya kurangi asupan garam saat kamu mengonsumsi obat ini. Hal ini dapat membantu menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kesehatanmu secara keseluruhan. Konsultasikan dengan dokter atau ahli diet mengenai cara mengurangi asupan garam secara tepat.
Interaksi dengan obat lain
Jangan mengonsumsi lisinopril dengan aliskiren (obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi) jika kamu menderita diabetes dan penyakit ginjal yang parah.
Jangan meminum obat ini dengan sacubitril, everolimus, dan racecadotril karena dapat menyebabkan pembengkakan pada wajah, kesulitan bernafas serta kesulitan menelan.
Beritahu dokter dan apoteker apabila kamu menggunakan obat-obatan berikut saat akan mengonsumsi lisinopril:
- Obat-obatan untuk tekanan darah tinggi, seperti valsartan, doxazosin
- Obat-obatan untuk diabetes misalnya insulin, glibenklamid, gliclazid, glipizid
- Obat untuk depresi misalnya litium
- Suplemen kalium (baik sebagai obat atau sebagai pengganti garam)
- Obat untuk retensi urine misalnya hydrochlorothiazide, spironolactone, amiloride
- Obat-obatan untuk nyeri dan peradangan misalnya aspirin, ibuprofen, celecoxib
Selalu beri tahu dokter dan apoteker jika kamu juga mengonsumsi obat lain, termasuk obat herbal, seperti obat tradisional China, suplemen dan obat-obatan yang kamu beli tanpa resep dokter.
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!