Share This Article
Ketoconazole merupakan obat yang dianjurkan untuk dipakai apabila kamu memiliki masalah serius terhadap infeksi yang disebabkan oleh jamur. Obat ini bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan dari jamur tersebut.
Jamur-jamur ini tumbuh di bagian-bagian tertentu di tubuh kamu. Beberapa jamur dapat tumbuh di kulit, rambut, kuku dan di dalam darah.
Jenis penyakit dari jamur yang umum kita kita ketahui adalah kurap. Namun masih ada beberapa penyakit lainnya seperti tinea cruris yang tumbuh di selangkangan, tinea pedis di wilayah kaki hingga tinea versicolor yang tumbuh di beberapa bagian tubuh berwarna coklat.
Semua jenis penyaki itu dapat ditangani menggunakan ketoconazole, yang hadir dalam bentuk tablet, krim topikal, sampo dan gel topikal.
Nah, berikut hal-hal yang perlu kamu tahu tentang ketoconazole.
Kondisi yang ditangani ketoconazole
Selain yang sudah disebutkan sebelumnya, berikut adalah daftar penyakit yang disebabkan oleh jamur yang membuat kamu perlu mengonsumsi ketoconazole:
- Kromoblastomikosis atau penyakit jamur kutan kronis yang didapatkan di daerah tropis dan sulit diterapi terutama untuk kasus yang lama.
- Demam lembah atau coccidioidomycosis, sebuah demam yang disebabkan oleh spora coccidioides.
- Paracoccidoidomycosis atau penyakit inflamasi granulomatosa yang dapat memengaruhi organ apapun dalam tubuh.
- Infeksi yang disebabkan oleh jamur blastomyces dermatitidis.
- Infeksi paru-paru yang dinamakan histoplasmosis.
- Bentuk lanjutan dri kanker prostat.
Cara konsumsi ketoconazole
Apabila kamu hendak mengonsumsi obat ini, dosis, bentuk dan seberapa sering kamu harus mengonsumsinya akan bergantung pada:
- Usia.
- Kondisi yang ditangani.
- Seberapa parah kondisi tubuh.
- Pengobatan lain yang kamu jalani.
- Reaksi terhadap dosis pertama.
Bentuk dan kadar
Untuk ketoconazole dengan bentuk tablet, biasanya dia akan memiliki kadar 200 mg.
Dosis untuk infeksi jamur
Untuk orang dewasa berusia 18 tahun ke atas, dosis yang biasanya diberikan adalah 200 mg ketoconazole yang diminum setiap hari hingga 6 bulan. Jika diperlukan, dokter bisa saja meningkatkan dosisnya.
Untuk anak usia 2 hingga 17 tahun, dokter biasanya akan menetukan dosisnya bergantung pada berat badan sang anak. Kisaran dosis yang diberikan antara 3,5-6,6 mg/kg berat badan, dikonsumsi per hari.
Sementara itu, belum ada keterangan apakah obat ini aman dan efektif untuk dikonsumsi oleh anak di bawah usia 2 tahun. Pada umumnya, ketoconazole tidak diberikan untuk konsumsi anak-anak.
Konsumsi ketoconazole harus sesuai dosis
Ketoconazole biasanya digunakan untuk perawatan jangka pendek. Meskipun demikian, dalam kondisi tertentu bisa dilakukan dalam waktu beerapa bulan.
Ketoconazole dapat berisiko jika kamu tidak mengonsumsinya sesuai dengan yang diresepkan. Infeksi atau kondisi kulit kamu tidak akan membaik jika kamu berhenti atau tidak mengonsumsinya sama sekali, lho.
Apa bila kamu mengonsumsinya dengan dosis berlebihan, kadar obat ini akan berbahaya di dalam tubuh. Gejala overdosis yang dapat timbul antara lain:
Jangan dobel dosis jika ketinggalan
Kalau kamu ketinggalan untuk meminum satu dosis, segeralah konsumsi begitu kamu ingat, tapi jangan diminum 1 jam menjelang konsumsi dosis berikutnya, ya.
Terlebih, jangan menambah dosis hanya untuk mengejar ketertinggalan dosis yang dibutuhkan.
Efek samping ketoconazole
Meskipun tidak menghasilkan kantuk, obat ini dapat memberikan efek samping sebagai berikut:
Efek samping yang umum
Beberapa efek samping umum yang akan kamu rasakan adalah:
- Mual.
- Sakit kepala.
- Diare.
- Sakit perut.
- Fungsi hati yang tidak normal berdasarkan hasil tes.
Apabila ini yang kamu rasakan secara ringan, maka efek ini akan menghilang dalam beberapa hari atau minggu. Namun apabila kamu merasakan efek ini secara berat dan tidak kunjung hilang, segeralah mengunjungi dokter.
Efek samping yang serius
Beberapa efek samping serius yang perlu kamu waspadai adalah sebagai berikut:
- Masalah hati (hepatotoxicity). Gejalanya dapat berupa:
- Kehilangan nafsu maka ataupun berat badan (anorexia).
- Mual bahkan muntah.
- Kelelahan.
- Sakit perut atau bahkan sensitif terhadap rasa sakit.
- Urine yang berwarna gelap atau kotoran yang berwarna pucat.
- Warna kuning pada kulit atau pada bagian putih mata.
- Demam.
- Ruam.
- Dalam beberapa kasus penggunaan ketoconazole dengan dosis tinggi, dapat menyebabkan masalah pada kelenjar adrenal.
- Pengurangan level testoteron.
- Pengurangan produksi sperma.
Interaksi ketoconazole dengan obat-obatan lain
Obat ketoconazole tablet dapat berinteraksi dengan obat, vitamin atau herbal lain yang mungkin sedang kamu konsumsi. Interaksi dapat terjadi dan mengakibatkan perubahan fungsi dan kerja obat, terkadang interaksi ini berbahaya atau membuat obat tidak bekerja dengan baik.
Untuk menghindari interaksi, pastikan kamu mengatur semua pengobatan yang kamu jalankan dengan baik. Pastikan dokter mengetahui mengenai pengobatan yang sedang kamu jalani.
Obat yang tak boleh dikonsumsi dengan ketoconazole
Beberapa obat tidak boleh dikonsumsi dengan ketoconazole. Jika kamu melakukannya, dapat menyebabkan efek berbahaya bagi tubuh. Contoh obat-obatan itu adalah:
- Obat-obatan antiaritmia speerti dofetilide, quinidine dan dronedarone. Konsumsi berbarengan dengan ketoconazole dapat menyebabkan masalah jantung yang dinamakan QT prolongation, detak jantung yang tidak normal dan mengancam kehidupan.
- Methadone. Konsumsi berbarengan dengan ketoconazole dapat menyebabkan penyakit jantung QT prolongation, detak jantung tidak normal dan berbahaya bagi kehidupan.
- Ranolazine. Konsumsi berbarengan dengan ketoconazole dapat menyebabkan penyakit jantung QT prolongation, detak jantung tidak normal dan berbahaya bagi kehidupan.
- Simvastatin atau lovastatin. Konsumsi berbarengan dengan ketoconazole dapat menyebabkan masalah otot.
- Triazolam, midazolam atau aprazolam. Konsumsi berbarengan dengan ketoconazole dapat membuat kamu mengantuk dalam waktu yang lama.
- Eplerenone. Konsumsi berbarengan dengan ketoconazole dapat membuat teknan darah dan level potasium dalam tubuh menjadi rendah.
Interaksi yang meningkatkan efek samping
Konsumsi ketoconazole dengan beberapa obat dapat meningkatkan efek samping, baik efek samping ketoconazole ataupun obat lain yang dikonsumsi berbarengan.
Untuk obat-obatan yang meningkatkan risiko efek samping dari ketoconazole adalah ritonavir dan atorvastatin.
Sementara ketoconazole dapat meningkatkan efek samping dari bobat berikut jika dikonsumsi berbarengan:
- Obat penghilang rasa sakit seperti buprenorphine, fentanyl dan oxycodone. Efek samping dari obat ini yang dapat timbul adalah napasmu menjadi memendek.
- Anticoagulant seperti rivaroxaban, dabigatran dan warfarin. Efek samping dari obat ini yang dapat timbul adalah peningkatan risiko pendarahan.
- Obat jantung seperti felodipine dan nisoldipine. Efek samping yang dapat timbul adalah pembengkakatn di kaki atau lengan serta gagal jantung.
- Tamsulosin. Efek samping yang dapat timbul antara lain sakit kepala, pusin dan tekanan darah rendah saat kamu berdiri dari posisi duduk atau berbaring.
- Digoxin. Efek samping yang dapat timbul adalah pusing, sakit kepala dan sakit perut. Dalam hal ini dokter perlu mengecek kadar digoxind alam tubuhmu.
- Eletriptan. Efek yang dapat ditimbulkan adalah kondisi tubuh menjadi lemah, mual, pusing dan mengantuk.
- Obat antipsikotik seperti aripiprazole, busiprone, haloperidol, quatipine dan risperidone. Efek samping yang dapat timbul adalah pusng, mengantuk, dan sakit kepala.
- Ramelteon. Efek samping yang dapat timbul adalah pusing, mengantuk dan letih.
- Antivirus seperti indinavir, maraviroc dan saquinavir. Efek samping yag dapat timbul adalah nyeri di perut, mual dan sakit kepala.
- Obat untuk pengatur tekanan darah seperti verapamil dan aliskiren. Efek samping yang bisa timbul adalah tekanan darah rendah, detak jantung lemah dan pusing.
- Obat untuk disfungsi ereksi, seperti sildenafil, tadalafil dan vardenafil. Efek samping yang bisa timbul adalah sakit kepala, sakit perut dan nyeri pada otot.
- Obat untuk masalah urine seperti solifenacin dan tolterodine. Efek samping yang bisa timbul adalah mulut yang menjadi kering, sakit kepala dan pusing.
Interaksi yang membuat efek ketoconazole menjadi lemah
Konsumsi ketoconazole berbarengan dengan obat lain tidak jarang membuat ketconazole menjadi tidak efektif. Hal ini dikarenakan kadar ketoconazole di dalam tubuh dapat menjadi berkurang.
Obat-obatan itu antara lain:
- Ranitidin, famotidine, cimetidine, pantoprazole, omeprazole dan rabeprazole. Kamu harus mengonsumsi ketoconazole dengan minuman asam, seperti soda non-diet apabila kamu mengonsumsi obat-obatan ini berbarengan.
- Aluminium hidroksida. Kamu harus mengonsumsi obat ini satu jam sebelum atau dua jam setelah konsumsi ketoconazole.
- Antibiotik seperti isoniazid dan rifabutin
- Obat antikonvulsan seperti carbamazepine dan phenytoin.
- Antivirus seperti efavirenz dan nevirapine
- Carbamazepine.
Beberapa peringatan
Dalam konsumsi ketoconazole, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan. Di antaranya adalah:
Alergi
Ketoconazole tablet dapat membuat beberapa rekasi alergi. Gejalanya dapat berupa:
- Napas yang memendek.
- Batuk.
- Napas yang berbunyi menciut karena adanya gangguan di saluran pernapasan.
- Demam.
- Menggigil.
- Sakit berdenyut di jantung atau kupingmu.
- Pembengkakan di kelopak mata, wajah, mulut, leher atau bagian tubuh lainnya.
- Ruam di kulit, gatal-gatal, melepuh, kulit yang mengelupas.
Apabila kamu merasakan gejala-gejala di atas, segera hubungi dokter untuk segera dilakukan tindakan. Jangan lagi mengonsumsi obat ini apabila kamu mendapat alergi karena hasilnya bisa fatal.
Interaksi alkohol
Kamu tidak boleh meeminum alkohol apabila sedang mengonsumsi ketoconazole. Minum alkohol dapat meningkatkan risiko kerusakan hati.
Peringatan untuk beberapa kelompok
Untuk perempuan hamil ketoconazole masuk dalam obat kategori C dalam masa kehamilan. Ada dua arti di sini yakni:
- Penelitian pada hewan menunjukan efek yang merugikan ke janin jika dikonsumsi oleh ibu hamil.
- Belum ada pengkajian yang cukup pada manusia untuk meyakinkan efek obat ini ke janin.
Untuk itu, pastikan kamu berkomunikasi dengan dokter jika sedang atau berencana untuk hamil, untuk perempuan yang sedang menyusui, ketoconazole dapat mengalir melalui ASI dan dapat menghadirkan efek samping pada anak yang disusui.
Untuk anak-anak, belum ada konfirmasi apakah obat ini aman dan efektif untuk dikonsumsi oleh anak dengan usia di bawah 2 tahun. Namun, pada umumnya, ketoconazole tidak boleh dikonsumsi oleh anak-anak.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!