Share This Article
Methylergometrine (metilergometrin), kadang disebut methylergonovine atau methylergobasin, merupakan senyawa yang secara kimiawi mirip LSD (Lysergic acid diethylamide). Obat ini kerap digunakan dalam dunia kesehatan karena memiliki sifat oksitoksin.
Berikut informasi selengkapnya mengenai methylergometrine, manfaat, dosis, cara pakai, serta risiko efek samping yang mungkin terjadi.
Untuk apa obat methylergometrine?
Methylergometrine adalah obat yang digunakan untuk mencegah perdarahan setelah melahirkan. Obat ini juga digunakan untuk membantu meningkatkan tegangan otot di rahim setelah melahirkan.
Methylergometrine termasuk dalam golongan obat alkaloid ergot dan umumnya diberikan secara parenteral (suntikan). Obat ini biasanya diberikan tepat setelah bayi lahir untuk membantu melahirkan plasenta.
Apa fungsi dan manfaat obat methylergometrine?
Methylergometrine berfungsi dengan memengaruhi otot polos rahim dan meningkatkan tonus otot serta kekuatan dan waktu kontraksi rahim. Sifat ini dikenal sebagai oksitoksin yang berguna dalam proses melahirkan.
Selain itu, obat ini memiliki cara kerja dengan memperpendek stage tiga persalinan dan mengurangi kehilangan darah. Dalam dunia medis, methylergometrine memiliki manfaat untuk mengatasi kondisi berikut:
Mengontrol perdarahan saat melahirkan
Methylergometrine merupakan obat-obatan yang dapat digunakan untuk mengontrol perdarahan setelah melahirkan. Obat ini akan menyempitkan otot polos yang sebagian besar bekerja pada rahim sehingga dapat mengontrol perdarahan yang berlebih setelah melahirkan.
Terkadang methylergometrin juga diberikan pada kasus aborsi spontan atau elektif. Biasanya diberikan pada kondisi keguguran di mana semua atau sebagian janin tetap berada di dalam rahim.
Umumnya untuk pengobatan awal, dokter akan memberikan dosis obat yang diberikan secara parenteral (suntikan) intravena atau intramuskular. Dosis tambahan untuk perawatan dapat dilanjutkan dengan terapi oral bentuk cair yang diminum melalui mulut.
Migrain
Methylergometrine merupakan bentuk hasil metabolisme aktif dari metisergida. Karena dasar inilah, obat ini kadang-kadang digunakan untuk untuk pencegahan dan pengobatan migrain akut.
Meskipun data terkontrol masih dibutuhkan, tetapi obat yang diberikan melalui intravena cukup efektif dan aman dalam mengobati serangan migrain akut.
Merek dan harga obat methylergometrine
Obat ini telah mendapatkan izin medis dan cukup umum digunakan di Indonesia. Beberapa merek obat methylergometrine yang telah beredar, seperti Bledstop, Metilat, Metvell, Glomethyl, Myomergin, Mergotrin, dan lain-lain.
Obat ini hanya bisa kamu dapatkan dengan menggunakan resep dokter karena termasuk dalam golongan obat keras. Berikut informasi beberapa merek obat methylergometrine beserta harganya:
Obat generik
- Methylergometrine 125mcg tablet. Sediaan tablet generik yang diproduksi oleh PT Kimia Farma. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp407/tablet.
- Methylergometrine maleate injeksi 0,2mg/mL. Sediaan injeksi ini bisa kamu dapatkan dengan harga sekitar Rp6.700/ampul.
Obat paten
- Methergin injeksi 0,2mg/mL. Sediaan injeksi yang bisa kamu dapatkan dengan harga berkisar Rp23.170-Rp37.000/ampul.
- Metvell 0.125 mg 1/2 strip. Sediaan tablet yang bisa kamu dapatkan dengan harga Rp15.000-Rp16.250 per setengah strip isi 5 tablet.
- Metiagin 0,2mg/mL. Sediaan injeksi yang umumnya dijual dengan harga berkisar Rp7.500/ampul.
Bagaimana cara pakai obat methylergometrine?
Obat injeksi akan diberikan ke dalam otot atau ke pembuluh darah melalui infus. Kamu akan menerima suntikan ini saat berada di ruang bersalin tepat setelah melahirkan.
Sediaan tablet oral bisa kamu minum sesuai dosis yang telah ditentukan oleh dokter hingga satu minggu setelah melahirkan. Jangan minum obat lebih banyak atau lebih lama dari dosis yang telah ditentukan.
Baca dan ikuti petunjuk penggunaan yang tertera di label kemasan resep obat. Jika ada hal yang tidak kamu mengerti, kamu bisa menanyakannya kembali pada dokter atau apoteker untuk menjelaskannya.
Obat dapat diminum dengan atau tanpa makanan. Jika muncul rasa tidak nyaman pada perut setelah minum obat ini, kamu bisa minum obat selanjutnya bersama dengan makanan.
Minum obat secara teratur dalam waktu yang sama setiap hari untuk memaksimalkan potensi obat. Jika lupa minum, segera minum obat apabila waktu minum berikutnya masih lama.
Selama kamu meminum obat ini, kamu mungkin perlu memantau tekanan darah untuk memeriksa respons tubuh terhadap methylergometrine.
Setelah minum obat, simpan tablet methylergometrine pada suhu kamar jauh dari kelembapan, panas, dan cahaya matahari.
Berapa dosis obat methylergometrine?
Dosis dewasa
Dosis untuk tablet oral: 0,2mg diminum 3 atau 4 kali sehari selama satu minggu.
Dosis yang diberikan melalui suntikan: 0,2 mg melalui injeksi intramuskular. Dosis dapat diulang setiap 2-4 jam sesuai kebutuhan. Dalam keadaan darurat, dosis yang sama dapat diberikan melalui infus intravena selama 1 menit.
Apakah methylergometrine aman untuk ibu hamil dan menyusui?
U.S. Food and Drug Administration (FDA) memasukkan methylergometrine dalam golongan obat kategori kehamilan C.
Studi penelitian pada hewan percobaan telah menunjukkan bahwa obat ini menimbulkan risiko efek merugikan pada janin (teratogenik). Namun, studi terkontrol pada wanita hamil masih belum memadai. Disarankan untuk tidak mengonsumsi obat ini saat hamil.
Obat ini juga telah diketahui dapat terserap dalam ASI sehingga kemungkinan dapat membahayakan bayi yang menyusui. Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini, terutama saat sedang hamil atau menyusui.
Apa efek samping obat methylergometrine yang mungkin terjadi?
Segera hentikan pengobatan dan hubungi dokter apabila muncul efek samping berikut setelah kamu mengonsumsi methylergometrine:
- Gejala reaksi alergi, termasuk gatal-gatal, sulit bernafas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
- Peningkatan tekanan darah yang ditandai dengan gejala sakit kepala parah, penglihatan kabur, telinga berdengung, kecemasan, dan sesak napas
- Nyeri dada, berkeringat, detak jantung atau dada berdebar-debar
- Kejang
- Mati rasa, kesemutan, atau jari tangan serta kaki terasa dingin
- Kebingungan, halusinasi, gangguan penglihatan
- Urine berdarah
- Perasaan pusing, seperti akan pingsan.
Efek samping umum yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi methylergometrine, antara lain:
- Mual atau muntah
- Sakit perut akibat kontraksi uterus
- Sakit kepala ringan atau pusing.
Peringatan dan perhatian
Jangan mengonsumsi methylergometrine apabila kamu memiliki riwayat alergi terhadap obat ini sebelumnya.
Kamu mungkin juga tidak boleh mengonsumsi methylergometrine apabila memiliki riwayat kesehatan berikut:
- Tekanan darah tinggi
- Toksemia kehamilan
- Bayi belum lahir.
Beritahu dokter mengenai beberapa riwayat penyakit lain yang kamu miliki untuk memastikan kamu aman mengonsumsi obat ini, terutama:
- Penyakit hati atau ginjal
- Penyakit jantung
- Faktor risiko penyakit arteri koroner, seperti diabetes, menopause, merokok, kelebihan berat badan, kolesterol tinggi, atau memiliki riwayat keluarga dengan penyakit arteri koroner.
- Sepsis (kondisi yang disebabkan oleh respons tubuh terhadap infeksi)
Jangan menyusui dalam waktu 12 jam setelah minum methylergometrine. Obat ini diketahui dapat masuk dalam ASI yang dikhawatirkan akan memengaruhi bayi yang menyusui.
Dalam beberapa kasus, kamu perlu menggunakan obat ini hingga 1 minggu setelah melahirkan. Kamu mungkin perlu menggunakan pompa payudara untuk membentuk dan mempertahankan aliran ASI sampai pengobatan selesai.
Jika kamu menggunakan pompa ASI selama masa pengobatan, buang semua ASI yang telah dikumpulkan. Jangan berikan ASI tersebut pada bayi.
Interaksi dengan obat lain
Beritahu dokter mengenai semua obat yang kamu gunakan, atau obat-obatan yang belum lama kamu minum, terutama:
- Nefazodone
- Obat antijamur, seperti flukonazol, itrakonazol, ketokonazol, posaconazole, vorikonazol, dan lain-lain
- Obat hepatitis C, seperti boceprevir, telaprevir, dan lain-lain
- Obat HIV/AIDS, seperti atazanavir, cobicistat, darunavir, delavirdine, fosamprenavir, indinavir, nelfinavir, ritonavir, atau saquinavir.
- Obat-obatan CYP3A4 inhibitor, misalnya eritromisin, klaritromisin, dan lain-lain.
- Obat-obatan beta blocker, seperti propranolol, timolol, atau acebutolol.
- Obat-obatan anestesi, misalnya halothane, methoxyflurane.
- Obat-obatan gliseril trinitrat dan obat antianginal lainnya.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!