Share This Article
Metronidazol (Flagyl) merupakan golongan obat antiamuba yang digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan mikroorganisme.
Obat ini juga dikenal sebagai antiprotozoa. Kali pertama obat ini digunakan secara komersial di Perancis pada tahun 1960.
Berikut ini informasi selengkapnya mengenai obat metronidazol, manfaat, cara penggunaan, dosis, serta risiko efek samping yang mungkin terjadi.
Untuk apa obat metronidazol?
Metronidazol adalah obat antibiotik yang digunakan untuk melawan mikroorganisme bersel tunggal (protozoa), seperti Entamoeba histolytica.
Obat ini terutama digunakan untuk mengobati infeksi bakteri pada vagina, lambung atau usus, hati, kulit, persendian, otak, jantung, dan saluran pernapasan.
Obat ini tersedia dalam berbagai bentuk sediaan, seperti tablet, salep topikal, gel, atau vaginal douche (tablet yang dimasukkan dalam lubang vagina).
Metronidazol topikal banyak digunakan untuk mengobati rosacea, suatu ganguan kondisi kulit. Gel metronidazol vagina juga digunakan untuk mengobati infeksi bakteri pada vagina.
Apa fungsi dan manfaat obat metronidazol?
Metronidazol berfungsi mengobati gangguan yang disebabkan oleh bakteri, tetapi obat ini mungkin takkan berguna untuk mengobati infeksi virus atau jamur.
Dengan demikian, sebelum menggunakan obat ini pastikan untuk mendiagnosis penyebab infeksi lebih dahulu.
Dalam dunia medis, obat ini banyak dimanfaatkan untuk mengatasi beberapa gangguan yang berkaitan dengan kondisi berikut:
1. Infeksi ginekologi
Pengobatan metronidazol dapat ditujukan untuk mengobati infeksi ginekologi yang disebabkan oleh bakteri, termasuk kelompok B. fragilis, Clostridium, Peptococcus niger, atau Peptostreptococcus.
Infeksi ginekologi seringkali menimbulkan gejala lain. Gejala paling umum yang dapat terjadi adalag nyeri karena peradangan di daerah panggul.
Metronidazol yang digunakan untuk mengobati penyakit radang panggul akut (PID) harus digunakan bersama dengan anti-infeksi lain. Keberadaaan obat ini dalam resep pengobatan PID dapat digunakan ntuk memberikan perlindungan terhadap kondisi anaerob.
Infeksi lain termasuk endometritis, endomiometritis, abses tubo-ovarium, infeksi manset vagina pasca operasi dapat diberikan dosis parenteral sebagai pengobatan awal. Kemudian, dosis perawatan dapat diberikan sediaan oral sesuai analisis klinis dari dokter.
2. Infeksi bakteri pada vagina
Selain klindamisin, obat ini juga direkomendasikan sebagai obat terapi lini pertama dalam mengobati kasus infeksi bakteri pada vagina. Bila obat ini tidak efektif, maka dapat digunakan dihidroemetin dan klorokuin.
Obat ini yang tersedia dalam bentuk oral juga dapat diberikan pada ibu hamil yang mengalami kasus infeksi bakteri. Tentunya penggunaan obat harus dengan diawasi oleh ahli medis. Penggunaannya biasa diberikan tablet diminum tiga kali sehari selama seminggu.
Pengobatan untuk vaginosis bakterial pada wanita tidak hamil juga dapat diberikan metronidazol oral dua kali sehari selama tujuh hari. Jika tidak ada, dapat diberikan metronidazol gel secara intravaginal sekali sehari selama lima hari.
Pengobatan parenteral sebaiknya diberikan saat waktu tidur. Penyerapan obat paling efektif adalah saat tubuh tidak melakukan aktivitas apapun.
3. Trikomoniasis
Kombinasi metronidazole dan tinidazole (5-nitroimidazole) dapat digunakan untuk mengobati infeksi trikomoniasis yang disebabkan oleh bakteri Trichomonas vaginalis.
Ahli medis dan beberapa lembaga medis dunia merekomendasikan kombinasi kedua obat tersebut sebagai terapi lini pertama untuk kasus ini.
Selain itu, perawatan untuk infeksi pada pasien pasangan seksual telah dianjurkan meskipun tanpa gejala. Terapi selain obat 5-nitroimidazol juga dapat dianjurkan, tetapi angka kesembuhannya mungkin jauh lebih rendah.
4. Giardiasis
Giardiasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Giardia duodenalis, yang juga dikenal sebagai G. lamblia dan G. intestinalis. Gejala yang muncul mungkin termasuk diare, sakit perut, dan penurunan berat badan.
Pengobatan tidak selalu diperlukan karena kasus infeksi ini biasanya dapat sembuh dengan sendirinya. Gangguan ini juga sering muncul tanpa gejala apapun.
Namun, jika penyakitnya akut atau gejala terus berlanjut, maka mungkin diperlukan pengobatan dengan antibakteri. Pengobatan dapat berikan obat nitroimidazole seperti metronidazole, tinidazole, secnidazole atau ornidazole.
Metronidazol oral telah direkomendasikan sebagai pilihan pengobatan untuk giardiasis. Namun, peningkatan kejadian resistensi nitroimidazol (5-nitroimidazole) dapat menyebabkan peningkatan penggunaan golongan senyawa lain.
5. Infeksi saluran pernapasan
Meskipun bukan sebagai terapi lini pertama, obat ini dapat diberikan untuk terapi tambahan disamping antibiotik azitromisin atau eritromisin.
Sediaan metronidazol oral dapat dijadikan pengobatan infeksi saluran pernapasan, termasuk pneumonia yang disebabkan oleh Bacteroides (termasuk kelompok B.fragilis).
6. Amubiasis
Amubiasis atau disebut juga disentri amuba, adalah infeksi yang disebabkan oleh salah satu amuba dari kelompok Entamoeba, khususnya Entamoeba histolytiva. Orang yang terinfeksi biasanya mengalami anemia karena kekurangan darah.
Gejalanya termasuk sakit perut, diare, atau diare berdarah. Komplikasi dapat berupa peradangan dan ulserasi usus besar dengan kematian jaringan atau perforasi. Jika dibiarkan dapat menyebabkan peritonitis.
Pengobatan amubiasis usus akut dan abses hati amuba yang disebabkan oleh Entamoeba histolytica dapat diberikan metronidazol oral atau tinidazol oral. Pengobatan ini harus diikuti dengan terapi amebisida luminal, seperti iodoquinol, paromomycin.
Amubiasis invasif diobati dengan metronidazol untuk pemberantasan dan bisa dikombinasi dengan diloxanide untuk mencegah kekambuhan.
7. Infeksi Blastocystis hominis
Obat ini dapat diberikan untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh Blastocystis hominis. Obat ini mungkin efektif dalam menangani infeksi ini, tetapi resistensi metronidazol mungkin umum terjadi pada beberapa pasien.
Beberapa dokter menyarankan pengobatan disediakan untuk individu tertentu (misalnya, pasien dengan gangguan sistem imun). Pengobatan dapat diberikan ketika gejala yang diamati hanya dari satu penyebab dan tidak ada yang lain.
8. Diare dan kolitis terkait Clostridium difficile
Obat ini juga dapat diberikan untuk pengobatan diare dan kolitis (radang usus kronis) terkait Clostridium difficile. Infeksi ini juga dikenal sebagai diare dan kolitis terkait antibiotik, diare C. difficile, C. difficile colitis, dan kolitis pseudomembran.
Metronidazol dapat dijadikan sebagai pengobatan pilihan terapi lini pertama selain vankomisin.
Metronidazole umumnya lebih direkomendasikan untuk pengobatan utama. Vankomisin disediakan untuk mereka yang menderita kolitis parah atau berpotensi mengancam nyawa, seperti kontradindikasi, resistensi metronizadol, atau pengobatan metronidazol tidak merespons.
9. Infeksi Helicobacter pylori dan penyakit ulkus duodenum
Obat ini cukup efektif untuk pengobatan infeksi Helicobacter pylori dan penyakit ulkus duodenum (aktif atau riwayat ulkus duodenum).
Obat ini telah terbukti mengurangi risiko kekambuhan ulkus duodenum dan memberantas keberadaan H. Pylori.
Dalam praktik pengobatannya, digunakan multi-obat yang mencakup metronidazole, tetracycline, dan bismuth subsalicylate dan antagonis reseptor H2 histamin.
Apabila pengobatan setelah penggunaan 14 hari tidak mampu memberantas H. pylori, pengobatan harus diulang tanpa mencakup metronidazole.
Merek dan harga obat metronidazol
Obat ini telah mendapatkan izin edar di Indonesia dengan beberapa nama generik dan nama dagang yang beragam. Obat ini termasuk dalam golongan obat keras sehingga untuk mendapatkannya harus dengan resep dokter.
Berikut ini beberapa merek generik dan nama dagang metronidazol beserta harganya:
Nama generik
- Metronidazole 250mg. Sediaan tablet generik yang diproduksi oleh Bernofarm. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp375/tablet.
- Metronidazole Berno 500mg. Sediaan tablet generik ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp403/tablet.
- Metronidazole 500mg. Sediaan tablet generik yang diproduksi oleh IFARS. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp500/tablet.
- Metronidazole 500mg. Sediaan tablet generik yang diproduksi oleh Indofarma. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp550/tablet.
- Metronidazole 500mg. Sediaan tablet generik yang diproduksi oleh Novapharin. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp403/tablet.
- Metronidazole 500mg. Sediaan tablet generik yang diproduksi oleh Triman. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp333/tablet.
- Metronidazole 500mg. Sediaan tablet generik yang diproduksi oleh Kimia Farma. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp410/tablet.
- Metronidazole 250mg. Sediaan tablet generik yang diproduksi oleh Kimia Farma. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp282/tablet.
Nama dagang
- Promurba Syrup 60ml. Sediaan sirup mengandung metronidazole benzoate yang setara dengan metronidazol 125mg/5ml. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp56.559/botol.
- Provagin Ovula. Sediaan obat yang dimasukkan melalui lubang vagina ini mengandung metronidazol 500mg dan nystatin 100.000iu. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp19.148/ovula.
- Trichodazol Supp. Sediaan suppositoria yang dimasukkan melalui lubang anus ini mengandung bahan aktif metronidazol. Obat yang bekerja sistemik ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp27.830/pcs.
- Fladex 0,5g Suppositoria. Sediaan suppositoria mengandung metronidazol 0,5gr yang bisa kamu dapatkan dengan harga Rp12.742/pcs.
- Fladex Forte. Sediaan tablet mengandung metronidazol 500mg yang bisa kamu dapatkan dengan harga Rp646/tablet.
- Trogyl 500mg. Sediaan tablet mengandung metronidazol 500mg yang bisa kamu dapatkan dengan harga Rp2.549/tablet.
- Trogyl syrup. Sediaan sirup mengandung metronidazol 125mg/5ml. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp55.540/botol.
- Grafazole 500mg. Sediaan tablet mengandung metronidazole 500mg yang bisa kamu dapatkan dengan harga Rp546/tablet.
- Neo Gynoxa Ovula. Sediaan ovula mengandung metronidazole 500mg dan nystatin 100.000 SI yang bisa kamu dapatkan dengan harga Rp22.094/pcs.
- Vagistin Ovula. Sediaan ovula mengandung metronidazole dan nystatin. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp21.076/pcs.
- Farizol 500mg. Sediaan tablet mengandung metronidazole yang bisa kamu dapatkan dengan harga Rp450/tablet.
Bagaimana cara minum obat metronidazol?
Gunakan metronidazole dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh dokter. Baca dan ikuti petunjuk dosis dan cara minum yang ada pada label kemasan resep obat. Jangan minum obat ini dalam jumlah yang lebih besar atau lebih kecil atau lebih lama dari yang direkomendasikan.
Sediaan tablet metronidazol sebaiknya diminum bersama dengan makanan. Untuk sediaan sirup dan suppositoria sebaiknya digunakan saat perut kosong, biasanya satu jam sebelum makan.
Penggunaan sediaan ovula biasanya dimasukkan ke dalam lubang vagina menggunakan aplikator yang telah disediakan. Obat ini biasa digunakan sebelum tidur.
Kocok suspensi oral (cairan) sebelum kamu mengukur dosis. Takar obat cair dengan sendok takar atau gelas khusus yang telah tersedia. Apabila kamu tidak memiliki alat pengukur dosis, tanyakan pada apoteker bagaimana mengukur dosis yang tepat.
Jangan menghancurkan, mengunyah, atau menghancurkan tablet salut selaput yang ditujukan untuk penggunaan lepas lambat. Telan tablet dengan air putih sekaligus.
Cara penggunaan metronidazole suppositoria adalah sebagai berikut:
- Cuci kedua tangan, kemudian buka bungkus obat dan lunakkan suppositoria dengan dihangatkan dalam genggaman tangan selama 10-15 detik.
- Ambil posisi berbaring dengan memeluk guling, masukkan suppositoria dalam anus dengan jari.
- Setelah obat dimasukkan, rapatkan kedua kaki dan jangan bergerak atau mengubah posisi tersebut hingga 5 menit.
- Cuci tangan kembali.
Jika kamu menggunakan obat ini untuk mengobati infeksi vagina, pasangan kamu mungkin juga perlu menggunakan metronidazol (meskipun tidak ada gejala yang muncul). Hal ini ditujukan untuk mencegah kamu terinfeksi kembali.
Metronidazol biasanya diberikan hingga 10 hari berturut-turut. Kamu mungkin perlu mengulangi dosis ini beberapa minggu kemudian. Tanyakan kepada dokter mengenai durasi minum obat ini.
Gunakan obat ini untuk jangka waktu yang telah ditentukan. Gejala infeksi mungkin membaik sebelum infeksi benar-benar sembuh. Melewatkan dosis juga dapat meningkatkan risiko infeksi lebih lanjut yang resisten terhadap antibiotik. Pastikan minum obat ini hingga obat habis.
Metronidazol dapat menyebabkan hasil abnormal atau tidak biasa pada beberapa tes medis tertentu. Katakan kepada dokter saat kamu akan melalukan tes medis bahwa kamu menggunakan obat ini.
Simpan obat sediaan tablet dan sirup pada suhu kamar jauh dari kelembapan dan panas matahari setelah digunakan. Sediaan suppositoria dan ovula sebaiknya disimpan di dalam lemari pendingin.
Berapa dosis obat metronidazol?
Dosis dewasa
Intravena
Profilaksis infeksi bakteri anaerob pasca operasi
- Dosis lazim: 1.000-1.500mg sekali sehari selama 30-60 menit sebelum operasi.
- Sebagai alternatif dapat diberikan 500mg segera sebelum, selama atau setelah operasi, lalu 500mg setiap 8 jam selama 24 jam.
Infeksi bakteri anaerobik
- Dosis lazim: 1.000-1.500mg sekali sehari sebagai dosis tunggal.
- Sebagai alternatif: 500mg setiap 8 jam melalui infus dengan kecepatan 5 ml/menit selama 20-60 menit.
- Durasi pemberian biasanya selama sekitar 7 hari.
- Dosis maksimal: 4.000mg setiap hari.
- Gantikan dengan terapi oral secepat mungkin.
Oral
Pemberantasan H. pylori berhubungan dengan penyakit tukak lambung
- Dikombinasi dengan antibakteri dan obat penghambat pompa ion (PPI), dapat diberikan dosis 400mg atau dua kali lipat selama 7-14 hari.
- Dalam kombinasi dengan omeprazole dan amoxicillin, dapat diberikan dosis 400mg tiga kali sehari.
- Konsultasikan dengan ahli medis lebih dahulu sebelum memulai terapi.
Trikomoniasis
- Dosis lazim: 2.000mg sebagai dosis tunggal atau 200mg tiga kali sehari selama 7 hari.
- Sebagai alternatif: 400mg selama 5-7 hari. Pasangan seksual juga harus menggunakan obat ini.
Profilaksis infeksi bakteri anaerob pasca operasi
- Dosis lazim: 400mg setiap 8 jam dalam 24 jam sebelum operasi diikuti dengan injeksi intravena.
- Pada dosis rektal pasca operasi dapat juga diberikan sebagai terapi pengganti intravena sampai terapi oral memungkinkan.
- Dosis maksimal: 4.000mg setiap hari.
Infeksi bakteri anaerobik
- Dosis awal: 800mg diikuti 400mg tiap 8 jam
- Durasi pengobatan biasanya selama sekitar 7 hari.
Giardiasis
- Dosis lazim: 2.000mg sekali sehari selama 3 hari atau 400mg tiga kali sehari selama 5 hari atau 500mg dua kali sehari selama 7-10 hari.
- Sebagai dosis alternatif: 15-40mg perkg sehari dalam 2-3 dosis terbagi.
Amoebiasis
- Dosis lazim: 400-800mg selama 5-10 hari.
- Sebagai alternatif: 35-50mg perkg sehari dalam 3 dosis terbagi selama 5-10 hari.
- Dosis maksimal: 2.400mg setiap hari.
Dosis anak
Intravena
Profilaksis infeksi bakteri anaerob pasca operasi
Usia kurang dari 12 tahun: 20-30mg perkg berat badan sebagai dosis tunggal yang diberikan 1-2 jam sebelum operasi.
Infeksi bakteri anaerobik
- Usia 8 minggu: 15mg per kg diminum sekali sehari atau dibagi menjadi 7,5 mg per kg tiap 12 jam.
- Usia di atas 8 minggu sampai 12 tahun: 20-30 mg perkg sebagai dosis tunggal atau dibagi menjadi 7,5mg per kg setiap 8 jam.
- Durasi pengobatan biasanya selama 7 hari.
- Dosis harian dapat ditingkatkan menjadi 40mg per kg berdasarkan tingkat keparahan infeksi.
Oral
Pemberantasan H. pylori berhubungan dengan penyakit tukak lambung
- Dalam kombinasi dengan antibakteri dan PPI lain: 20mg perkg sehari dalam dosis terbagi selama 7-14 hari.
- Dosis maksimal: 500mg.
Trikomoniasis
- Dosis lazim: 40mg perkg sebagai dosis tunggal atau 15-30mg perkg sehari dalam 2-3 dosis terbagi.
- Dosis maksimal: 2.000mg.
Profilaksis infeksi bakteri anaerob pasca operasi
- Bayi baru lahir usia kurang dari 40 minggu: 10mg perkg sebagai dosis tunggal sebelum operasi.
- Usia kurang dari 12 tahun: 20-30mg perkg BB sebagai dosis tunggal diberikan 1-2 jam sebelum pembedahan.
Infeksi bakteri anaerobik
- Usia kurang dari 8 minggu: 15mg perkg sekali sehari atau dibagi menjadi 7,5 mg perkg tiap 12 jam.
- Usia di atas 8 minggu sampai 12 tahun: 20-30mg perkg sebagai dosis tunggal atau dibagi menjadi 7,5mg perkg setiap 8 jam selama 7 hari.
- Dosis harian dapat ditingkatkan menjadi 40mg perkg berdasarkan tingkat keparahan infeksi.
Giardiasis
- Usia 1-3 tahun: 50mg sekali sehari selama 3 hari.
- Di atas 3-7 tahun: 600-800mg sekali sehari selama 3 hari
- Usia di atas 7-10 tahun: 1.000mg sekali sehari selama 3 hr.
- Usia di atas 10 tahun sama dengan dosis dewasa.
- Dosis alternatif: 15-40mg perkg sehari dalam 2-3 dosis terbagi.
Amoebiasis
- Usia 1-3 tahun: 100-200mg tiga kasli sehari selama 5-10 hari.
- Umur 3-7 tahun: 100-200mg diminum empat kali sehari selama 5-10 hari.
- Usia 7-10 tahun: 400-800mg diminum tiga kali sehari selama 5-10 hari.
- Sebagai alternatif: 35-50mg perkg sehari dalam 3 dosis terbagi selama 5-10 hari.
- Dosis maksimal: 2.400mg setiap hari.
Apakah metronidazol aman untuk ibu hamil dan menyusui?
U.S. Food and Drug Administration (FDA) memasukkan obat ini dalam golongan obat kategori B.
Dalam studi penelitian, obat ini tidak menunjukkan risiko merugikan pada janin hewan percobaan (teratogenik). Namun, belum ada studi terkontrol yang memadai pada wanita hamil. Tetap konsultasikan lebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.
Obat ini terbukti dapat terserap dalam ASI sehingga penggunaan obat sebaiknya hati-hati pada ibu menyusui. Penggunaan obat dapat diberikan setelah ada arahan medis dari dokter.
Apa efek samping obat metronidazol yang mungkin terjadi?
Reaksi efek samping obat mungkin terjadi akibat penggunaan obat yang tidak tepat dosis atau karena faktor tubuh pasien. Berikut ini risiko efek samping dari penggunaan metronidazol yang mungkin terjadi:
- Tanda-tanda reaksi alergi terhadap metronidazol, seperti gatal-gatal, sulit bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
- Diare
- Nyeri atau sulit buang air kecil
- Kesulitan tidur
- Depresi
- Mudah tersinggung
- Sakit kepala
- Perasaan pusing seperti akan pingsan
- Tubuh lemas
- Lecet atau muncul bisul di mulut, gusi merah atau bengkak, serta kesulitan menelan.
- Gangguan neurologis mungkin terjadi saat menggunakan metronidazole jangka panjang
- Mati rasa, kesemutan, atau nyeri terbakar di tangan atau kaki
- Gangguan penglihatan, sakit di belakang mata, atau mata merasa melihat kilatan cahaya
- Kelemahan otot atau masalah dengan koordinasi
- Kesulitan berbicara atau memahami apa yang dikatakan orang lain
- Kejang
- Demam, leher kaku, dan peningkatan kepekaan terhadap cahaya.
- Metronidazol dapat menyebabkan masalah hati yang mengancam jiwa pada orang dengan sindrom Cockayne.
- Tanda-tanda gangguan fungsi hati, seperti mual, sakit perut (sisi kanan atas), urine gelap, tinja berwarna tanah liat, atau penyakit kuning
Efek samping umum dari penggunaan metronidazol yang mungkin terjadi, antara lain:
- Mual atau muntah
- Kehilangan nafsu makan
- Sakit perut
- Diare
- Sembelit
- Sakit kepala
- Ruam, gatal
- Gatal atau keputihan pada vagina
- Luka mulut
- Lidah bengkak, merah, atau atau berasa berbulu
Peringatan dan perhatian
Kamu tidak boleh menggunakan metronidazole apabila kamu memiliki riwayat alergi obat ini sebelumnya. Kamu sebaiknya juga tidak menggunakan obat ini apabila telah menggunakan disulfiram (Antabuse) dalam 2 minggu terakhir.
Menggunakan metronidazol selama trimester pertama kehamilan mungkin dapat membahayakan bayi yang belum lahir. Beritahu kepada dokter apabila kamu sedang hamil saat menggunakan obat ini.
Untuk memastikan metronidazole aman untuk digunakan, beritahu dokter apabila kamu memiliki riwayat kondisi berikut:
- Penyakit hati atau ginjal
- Penyakit sistem saraf
- Sindrom Cockayne (kelainan genetik langka)
- Penyakit perut atau usus seperti penyakit Crohn
- Kelainan sel darah seperti anemia (kekurangan sel darah merah) atau jumlah sel darah putih yang rendah
- Infeksi jamur pada bagian tubuh mana saja
- Depresi mental
Metronidazol bisa masuk ke dalam ASI. Tidak diketahui apakah metronidazol dapat membahayakan bayi yang sedang disusui atau tidak. Beritahu dokter apabila kamu menyusui sebelum menggunakan obat ini.
Yang harus dihindari saat mengonsumsi obat ini
Jangan minum alkohol atau mengonsumsi makanan atau obat-obatan yang mengandung propilenglikol saat kamu menggunakan metronidazol. Kamu mungkin mengalami efek samping, seperti sakit kepala, kram perut, mual, muntah, dan kemerahan pada kulit.
Hindari alkohol atau propilenglikol setidaknya tiga hari setelah kamu berhenti minum obat ini. Periksa label obat atau produk makanan yang kamu gunakan untuk memastikan tidak mengandung alkohol atau propilenglikol
Obat antibiotik dapat menyebabkan diare yang mungkin merupakan tanda infeksi baru. Jika kamu mengalami diare yang berair atau berdarah, segera hubungi dokter. Jangan gunakan obat anti diare kecuali jika dokter menyuruh kamu untuk menggunakannya.
Beritahu dokter tentang semua obat yang kamu gunakan saat ini dan obat apapun yang kamu pernah gunakan, terutama:
- Busulfan
- Litium
- Pengencer darah, seperti warfarin, Coumadin, Jantoven.
- Fenitoin atau fenobarbital
Obat lain mungkin dapat berinteraksi dengan metronidazol, termasuk obat resep dan obat bebas, vitamin, serta produk herbal. Beritahu dokter semua obat yang sedang kamu gunakan untuk memastikan obat ini aman kamu gunakan.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!