Share This Article
Mupirocin merupakan golongan asam karboksilat yang diisolasi dari Pseudomonas fluorescens. Obat ini pertama kali ditemukan pada 1971 dan kini telah termasuk dalam daftar obat esensial organisasi kesehatan dunia (WHO).
Berikut informasi selengkapnya mengenai mupirocin (mupirosin), manfaat, dosis, cara pakai, serta risiko efek samping yang mungkin terjadi.
Untuk apa obat mupirocin?
Mupirocin adalah obat antibiotik topikal untuk mengatasi berbagai infeksi kulit, seperti impetigo dan folikulitis. Obat ini juga dapat digunakan untuk mengatasi infeksi Staphylococcus aureus yang resisten terhadap methicillin.
Mupirocin telah tersedia sebagai obat generik yang bisa kamu dapatkan di apotek terdekat. Obat ini umumnya digunakan sebagai krim atau salep yang dioleskan ke kulit.
Apa fungsi dan manfaat obat mupirocin?
Mupirocin berfungsi sebagai antibiotik yang mencegah pertumbuhan bakteri. Ia bekerja dengan cara menghambat kemampuan bakteri untuk membuat protein sehingga menyebabkan kematian bakteri.
Obat ini memiliki efek bakteriostatik pada dosis minimum dan efek bakterisidal (membunuh bakteri) pada konsentrasi yang lebih tinggi. Umumnya mupirocin tidak digunakan lebih dari sepuluh hari karena dikhawatirkan akan terjadi resistensi.
Dalam dunia kesehatan, mupirocin memiliki manfaat untuk mengatasi beberapa masalah infeksi pada kondisi berikut:
Impetigo
Impetigo adalah infeksi kulit sangat menular yang terutama menyerang bayi dan anak-anak. Impetigo biasanya muncul sebagai luka merah di wajah, terutama di sekitar hidung dan mulut anak, serta di tangan dan kaki.
Pengobatan dengan antibiotik umumnya dianjurkan untuk membantu mencegah penyebaran impetigo ke orang lain. Obat-obatan yang dianjurkan terutama antibiotik topikal.
Mupirocin dapat digunakan untuk mengobati impetigo yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes. Meskipun sebenarnya impetigo mungkin dapat sembuh sendiri.
Pengobatan antibiotik mupirocin biasanya diindikasikan untuk mengurangi durasi gejala dan penyebaran ke orang lain. Obat antiinfeksi topikal umumnya digunakan untuk pengobatan yang belum parah.
Untuk penyakit yang sudah parah dan telah muncul banyak lesi, maka antibiotik sistemik lebih direkomendasikan. Untuk itu, biasanya dokter akan menentukan pola resistensi lokal dari S. aureus dan S. pyogenes sebelum menentukan pengobatan.
Kamu sebaiknya berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter apabila kamu menjumpai masalah infeksi ini, terutama pada anak-anak dan bayi.
Infeksi kulit sekunder
Mupirocin juga digunakan sebagai pengobatan topikal untuk lesi kulit traumatik yang muncul karena infeksi sekunder misalnya, laserasi, luka jahitan, lecet. Obat ini juga digunakan pada infeksi sekunder yang disebabkan oleh S. aureus dan S. pyogenes.
Mupirocin juga telah digunakan untuk pengobatan topikal infeksi kulit primer atau sekunder lainnya, termasuk:
- Ecthyma
- Eksem
- Folikulitis
- Furunkulosis
- Dermatitis atopik
- Epidermolisis bullosa
- Luka ringan
Mupirocin topikal mungkin efektif dan direkomendasikan untuk pengobatan infeksi kulit superfisial primer atau sekunder minor. Ia juga efektif digunakan terutama untuk infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang rentan.
Selain itu, obat ini memiliki efek samping yang lebih sedikit daripada terapi antiinfeksi sistemik sehingga lebih disukai oleh beberapa ahli medis dunia.
Namun, beberapa ahli lain menyatakan bahwa obat antiinfeksi oral atau parenteral yang tepat harus digunakan untuk pengobatan infeksi kulit bernanah. Jadi, ia mungkin kurang direkomendasikan apabila untuk infeksi disertai nanah pada abses, selulitis, ektima, erisipelas, furunkel, infeksi luka.
Infeksi hidung Staphylococcus aureus
Salep mupirocin untuk penggunaan intranasal telah diberi label oleh USA Food and Drug Administration (FDA) untuk mengobati kolonisasi hidung MRSA pada orang dewasa dan anak-anak.
Obat intranasal terutama digunakan untuk menghilangkan S. aureus yang resisten methicillin (MRSA). Kadang infeksi ini disebut ORSA ketika S. aureus telah resisten terhadap oxacillin.
Mupirocin nasal juga telah digunakan pada pasien pembawa risiko tinggi infeksi stafilokokus. Pengobatan diberikan terutama pada pasien bedah, pasien kanker, pasien dialisis, atau pasien di unit perawatan intensif.
Beberapa bukti dari penelitian menyatakan bahwa penggunaan mupirocin intranasal untuk pasien dengan risiko infeksi S. aureus dapat mengurangi tingkat infeksi secara keseluruhan.
Namun, obat ini mungkin tidak efektif untuk pemberantasan S. aureus di hidung secara permanen setelah terapi anti-infeksi intranasal atau sistemik. Mupirocin hanya efektif digunakan untuk mengurangi gejala penularan dari S. aureus pada pasien pembawa (karier) dengan risiko infeksi tinggi.
Merek dan harga obat mupirocin
Mupirocin telah diedarkan dan banyak digunakan di Indonesia. Obat ini termasuk dalam golongan obat keras sehingga kamu memerlukan resep dokter untuk mendapatkannya.
Berikut informasi mengenai beberapa merek obat mupirocin yang telah beredar beserta harganya:
Obat generik
- Mupirocin 2% ointment 10gr. Sediaan salep generik yang diproduksi oleh PT Etercon Pharma. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp43.847/tube.
- Mupirocin 2% cr 5gr. Sediaan krim generik yang diproduksi oleh PT Etercon Pharma. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp24.784/tube.
Obat paten
- Pirotop 2% cr 5gr. Sediaan krim untuk bisul, impetigo, atau radang pada folikel rambut. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp52.678/tube.
- Pibaksin 2% ointment 10gr. Sediaan salep yang diproduksi oleh PT Sanbe Farma untuk mengobati infeksi kulit. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp59.460/tube.
- Bactoderm cr 2% 10gr. Sediaan krim untuk infeksi akut pada kulit yang diproduksi oleh Ikapharmindo. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp93.385/tube.
- Pirotop cr 10gr. Sediaan krim untuk mengatasi infeksi sekunder pada kulit serta luka akibat infeksi bakteri. Obat ini bisa kau dapatkan dengan harga Rp83.733/tube.
- Bactoderm ointment 2% 10gr. Sediaan salep untuk infeksi kulir primer akut. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp78.925/tube.
Bagaimana cara pakai obat mupirocin?
Baca dan ikuti petunjuk penggunaan yang tertera di label kemasan resep obat. Jangan gunakan obat ini dalam jumlah yang lebih besar atau lebih kecil atau lebih lama dari yang direkomendasikan.
Obat topikal tidak untuk diminum. Gunakan hanya pada kulit. Segera bilas dengan air apabila obat masuk ke mata, hidung, atau mulut. Cuci tangan sebelum dan sesudah mengoleskan obat topikal.
Bersihkan dan keringkan area kulit yang terkena sebelum kamu mengoleskan obat. Gunakan kapas atau kain kasa untuk mengoleskan salep atau krim sesuai petunjuk.
Jangan oleskan salep ke area kulit yang luas. Oleskan sedikit obat ke area kulit tertentu saja yang dikehendaki. Penggunaan obat bisa dioleskan 3 kali sehari selama 10 hari.
Gunakan kain kasa steril untuk menutupi kulit yang dirawat. Jangan menutupi area yang dirawat dengan perban, pembungkus plastik, atau penutup lain yang tidak memungkinkan sirkulasi udara.
Hubungi dokter apabila gejala tidak membaik dalam 3 hingga 5 hari, atau jika kondisi kulit semakin parah.
Gunakan obat ini untuk jangka waktu penuh yang telah ditentukan. Gejala mungkin membaik sebelum infeksi benar-benar sembuh. Jangan menghentikan pemakaian sebelum pengobatan penuh karena dikhawatirkan terjadi resistensi antibiotik.
Simpan obat pada suhu kamar jauh dari kelembapan dan panas matahari setelah digunakan. Salep atau krim jangan dibekukan. Jaga agar obat tertutup rapat saat tidak digunakan.
Berapa dosis obat mupirocin?
Dosis dewasa
Pemberantasan kolonisasi Staphylococcus aureus pada hidung
Dosis sebagai salep hidung 2% dioleskan ke setiap lubang hidung 2-3 kali sehari selama 5-7 hari.
Infeksi kulit sekunder
- Dosis sebagai krim 2% dapat diberikan ke area yang terkena dengan dioleskan tiga kali sehari hingga 10 hari sesuai dengan respons klinis pasien.
- Pengobatan dievaluasi ulang setelah 3-5 hari apabila tidak ada respons klinis.
Infeksi kulit karena bakteri dan impetigo
Dosis sebagai salep 2% dapat diberikan ke area yang terkena dioleskan 2-3 kali sehari hingga 10 hari sesuai respons klinis.
Dosis anak
Dosis untuk anak usia di atas satu tahun dapat diberikan dosis sama dengan dosis dewasa.
Apakah mupirocin aman untuk ibu hamil dan menyusui?
FDA memasukkan mupirocin dalam golongan obat kategori kehamilan B. Artinya studi penelitian pada hewan belum menunjukkan risiko efek merugikan pada janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Obat ini juga belum diketahui apakah dapat terserap dalam ASI sehingga kurang direkomendasikan untuk ibu menyusui. Penggunaan obat dapat dilakukan setelah kamu konsultasi lebih lanjut dengan dokter, terutama saat kamu sedang hamil atau menyusui.
Apa efek samping obat mupirocin yang mungkin terjadi?
Hentikan pemakaian obat dan konsultasikan dengan dokter apabila muncul reaksi efek samping berikut setelah kamu menggunakan obat ini:
- Tanda-tanda reaksi alergi, seperti gatal-gatal, pusing, detak jantung cepat, mengi, sulit bernapas pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
- Sakit perut yang parah
- Diare berair atau berdarah
- Gatal parah, ruam, atau iritasi lain pada area kulit yang dirawat
- Kulit melepuh atau mengelupas yang tidak normal
- Tanda-tanda infeksi kulit baru.
Efek samping umum yang mungkin terjadi dari penggunaan mupirocin, antara lain:
- Kulit terasa terbakar dan menyengat
- Gatal
- Rasa sakit atau perih pada kulit.
Peringatan dan perhatian
Jangan menggunakan mupirocin apabila kamu memiliki riwayat alergi obat ini sebelumnya.
Untuk memastikan mupirocin topikal aman untuk digunakan beritahu dokter apabila kamu pernah memiliki riwayat penyakit ginjal.
Jangan berikan mupirocin topikal untuk anak-anak tanpa arahan dari dokter. Sediaan krim tidak boleh digunakan pada anak usia di bawah 3 bulan. Untuk salep dapat digunakan pada anak-anak minimal berusia 2 bulan.
Tidak diketahui apakah obat ini akan membahayakan bayi yang belum lahir atau menyusui. Beritahu dokter apabila kamu sedang hamil atau menyusui.
Obat antibiotik dapat menyebabkan diare, yang mungkin merupakan tanda infeksi baru. Jika kamu mengalami diare berair atau berdarah, hubungi dokter segera. Jangan gunakan obat antidiare kecuali jika dokter yang menyuruh kamu melakukannya.
Hindari penggunaan mupirocin topikal pada mata, mulut, atau hidung. Namun, kamu bisa menggunakan mupirocin nasal di hidung. Sediaan topikal hanya untuk digunakan pada kulit.
Hindari menggunakan obat lain di area yang kamu rawat dengan mupirocin topikal kecuali jika dokter yang menyuruh kamu melakukannya.
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!