Share This Article
Buat kamu yang sering punya masalah dengan asam lambung yang naik karena maag dan GERD. Mengonsumsi obat antasida pasti menjadi hal yang tidak asing lagi. Obat ini memang dikenal ampuh untuk menetralkan asam lambung.
Antasida dijual dengan berbagai merek dan jenis yang beragam, dari tablet kunyah, tablet larut dalam air hingga cair. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan obat antasida, satu ini, ya!
Apa itu obat antasida
Antasida adalah kelas obat yang menetralkan asam di lambung . Obat ini mengandung bahan-bahan seperti aluminium, kalsium, magnesium, atau natrium bikarbonat yang bertindak sebagai basa (alkali) untuk menangkal asam lambung dan membuat pH-nya lebih netral.
pH adalah ukuran konsentrasi ion hidrogen dalam larutan dan ini menentukan seberapa asam atau basa larutan tersebut. Skala berkisar dari 1 hingga 14, di mana di bawah 7 adalah asam, 7 adalah netral, dan di atas 7 adalah basa. PH asam lambung normal berada pada kisaran 1,5-3,5.
Obat antasida tergolong dalam jenis obat bebas, sehingga kamu bisa mendapatkannya tanpa atau dengan resep dokter. Jika kamu menggunakan antasida tanpa resep dokter, perhatikan petunjuk yang diberikan oleh apoteker atau juga yang disediakan dalam kemasan obat.
Kegunaan obat antasida
Antasida digunakan untuk meredakan gejala-gejala penyakit Gastroesophageal Reflux (GERD), maag. Obat ini bekerja secara efektif untuk mengatasi berbagai gejala peningkatan asam lambung, meliputi.
- Mulas atau gangguan pencernaan atau juga disebut dispepsia.
- Meringankan gejala seperti terbakar di daerah dada atau tenggorokan yang disebabkan oleh refluks asam,
- Rasa pahit di mulut, batuk kering yang menetap,
- Nyeri saat berbaring, dan regurgitasi.
Bisa juga digunakan untuk meringankan beberapa gejala yang disebabkan oleh borok di perut dan bagian usus disebut duodenum. Antasida juga digunakan untuk membantu menyembuhkan bisul di dalam perut dan usus dua belas jari.
Jenis antasida
Banyak jenis antasida yang tersedia. Beberapa dijual dengan nama merek dan yang lainnya dinamai berdasarkan bahan utama. Beberapa jenis antasida, seperti:
1. Antasida aluminium karbonat
Aluminium karbonat digunakan untuk mengobati gejala peningkatan asam lambung dalam kondisi seperti mulas, refluks asam, gangguan pencernaan asam, asam lambung, dan sakit maag. Selain itu juga digunakan untuk mengobati, mengendalikan, atau mengelola kadar fosfat yang tinggi.
2. Antasida kalsium karbonat
Kalsium karbonat digunakan ketika jumlah kalsium yang dikonsumsi tidak cukup. Ini juga digunakan sebagai antasida untuk meredakan mulas, gangguan pencernaan asam, dan sakit perut.
3. Antasida magnesium oksida
Beberapa orang menggunakannya sebagai antasida untuk meredakan mulas, asam lambung, atau gangguan pencernaan asam. Magnesium oksida juga dapat digunakan sebagai pencahar untuk pengosongan usus jangka pendek yang cepat (sebelum operasi, misalnya).
Untuk antasida yang mengandung aluminium dan magnesium atau aluminium saja dapat mencegah perdarahan dari ulkus yang diinduksi stres.
Antasida tersedia dalam bentuk tablet kunyah, cair, tablet yang larut dalam air untuk diminum.
Perbedaan jenis antasida
Selain jenisnya yang beragam, terdapat beberapa perbedaan obat antasida. Perbedaan ini didasari pada kemampuan obat tersebut dalam menetralkan asam lambung. Antasida yang paling efektif harus memiliki kapasitas netralisasi asam yang tinggi dan kualitas netralisasi asam lambung yang cepat.
Antasida seperti natrium bikarbonat dan kalsium karbonat memiliki kapasitas netralisasi terbesar tetapi tidak digunakan untuk jangka waktu yang lama karena efek samping.
Selain itu, untuk melihat perbedaan dari jenis antasida adalah dengan melihat kecepatan larutnya. Sodium bikarbonat dan magnesium hidroksida larut dengan cepat, sementara aluminium hidroksida dan kalsium karbonat larut perlahan.
Perbedaan lain di antara antasida adalah durasi kerjanya. Pada jenis sodium bikarbonat dan magnesium hidroksida, memiliki durasi waktu yang paling singkat untuk aksi netralisasi, sedangkan aluminium hidroksida dan kalsium karbonat memiliki durasi terpanjang.
Cara kerja antasida
Lambung menghasilkan asam untuk membantu pencernaan makanan dan membunuh kuman (bakteri). Asam ini bersifat korosif sehingga tubuh kamu menghasilkan penghalang lendir alami yang melindungi lapisan lambung agar tidak aus (terkikis).
Antasida bekerja dengan menangkal (menetralkan) asam di dalam perut kamu sebab antasida mengandung basa (alkali). Reaksi antara asam dan basa disebut netralisasi yang membuat isi perut kurang korosif. Ini bisa meredakan rasa sakit karena borok dan sensasi terbakar pada refluks asam.
Ketika antasida bekerja pada asam lambung, obat ini dapat menghasilkan gas yang dapat menyebabkan perut kembung. Untuk itu terkadang antasida dikombinasikan dengan simetikon. Ada juga kombinasi antasida dengan alginat yang punya fungsi melindungi lapisan kerongkongan.
Apa antasida aman
Ketika kamu meminum antasida sesuai dengan dosis yang disarankan, pada orang-orang yang tidak punya masalah kesehatan kronis, antasida termasuk aman.
Beberapa antasida mengandung natrium bikarbonat yang memengaruhi tekanan darah. Asupan natrium yang tinggi juga tidak dianjurkan untuk penderita penyakit hati atau ginjal. Pada pasien gagal ginjal, antasida yang mengandung alumunium perlu dibatasi karena bisa memicu keracunan.
Begitu juga bagi penderita gagal jantung, perlu membatasi asupan sodium untuk mencegah penumpukan cairan. Jika kamu punya masalah penyakit tersebut, penting untuk berkonsultasi terlebih dahulu kepada doktermu.
Efek samping antasida
Kebanyakan orang yang menggunakan antasida jarang mengalami efek samping. Tapi, bukan berarti efek samping tidak bisa terjadi. Efek samping antasida berhubungan langsung dengan bahan yang dikandungnya.
Lazimnya, efek samping ini terjadi ketika antasida digunakan secara berlebihan atau dikonsumsi lebih lama dari yang dianjurkan. Efek samping yang terkait dengan bahan antasida yang umum terjadi seperti:
- Aluminium: sembelit, kadar fosfat darah rendah, toksisitas aluminium, osteomalacia.
- Kalsium: mual, muntah, batu ginjal, kadar kalsium darah tinggi, alkalosis.
- Magnesium: diare, mual, muntah, kadar magnesium darah tinggi.
- Sodium bikarbonat: peningkatan tekanan darah, mual, kembung, gas.
Antasida yang dikonsumsi dalam dosis yang terlalu tinggi untuk jangka waktu yang terlalu lama juga dapat menyebabkan kondisi yang disebut pelepasan asam. Ini adalah ketika perut menghasilkan lebih banyak asam setelah makanan dan minuman.
Efek penggunaan antasida dalam jangka panjang
Antasida bukanlah obat yang digunakan untuk jangka panjang. Penggunaan antasida dalam jangka panjang akan mendatangkan efek samping berupa rendahnya kadar fosfor dalam tubuh, dan sejumlah efek serius lainnya, seperti:
- BAB dengan feses berwarna hitam.
- Muntah berwarna hitam.
- Gangguan pernapasan.
- Nyeri ketika buang air besar.
- Denyut jantung yang lambat.
Waktu terbaik menggunakan antasida
Obat antasida digunakan ketika kamu memiliki gejala atau merasa akan timbul gejala. Jika sudah begitu, cobalah untuk meminum antasida satu jam sesudah kamu makan, karena pada saat tersebutlah biasanya kita mengalami gangguan pencernaan.
Efek dari obat antasida jadi dapat bertahan lebih lama. Atau bisa juga sebelum kamu tidur, itu juga waktu terbaik untuk mengonsumsi obat ini.
Aturan pakai obat
Ketika kamu mengonsumsi obat, penting untuk mengikuti anjuran dari dokter atau juga jangan malas untuk membaca petunjuk yang ada pada kemasan sebelum menggunakannya.
Jika kamu mengonsumsi obat antasida jenis tablet, disarankan untuk mengunyahnya hingga halus dan lanjutkan dengan minum segelas air putih.
Hal ini agar kerja obat bekerja lebih efektif ketika sampai di lambung. Apabila berbentuk cairan, jangan lupa untuk mengocoknya terlebih dahulu sebelum menuangkannya. Usahakan untuk menakarnya dengan alat takar yang disediakan.
Hindari menggunakan sendok untuk acuan kamu dalam menakar berapa mililiter obat, karena sering kali takaran tidak tepat dan dosis jadi berlebihan.
Tak dianjurkan obat antasida
Obat antasida termasuk aman untuk dikonsumsi sebagian besar orang. Tapi, ada beberapa orang yang perlu memerhatikan penggunaan dari antasida, karena penggunaan obat ini dapat memengaruhi kesehatan mereka.
Bicaralah dengan apoteker atau dokter umum untuk mendapat nasihat terlebih dahulu jika kamu:
- Sedang hamil atau menyusui.
- Memiliki penyakit hati, penyakit ginjal atau gagal jantung.
- Menderita penyakit yang berarti kamu perlu mengontrol berapa banyak garam dalam makanan, seperti tekanan darah tinggi atau sirosis.
Antasida juga tidak cocok diberikan kepada anak-anak di bawah usia enam tahun.
Interaksi obat antasida dengan obat lainnya
Antasida bisa membuat obat diserap lebih lambat oleh tubuh kita, sehingga pada akhirnya berpengaruh pada keefektifan obat yang menjadi berkurang. Jadi jika kamu sedang mengonsumsi obat lain, ambil jeda setidaknya dua atau empat jam antara antasida dan obat tersebut.
Selain itu, antasida juga dapat mengurangi keasaman di lambung dan bagian usus lainnya. Hal ini bisa mengurangi penyerapan nutrisi, termasuk seng dan asam folat. Ini dapat memengaruhi penyerapan obat-obat asam, seperti digoksin untuk penderita jantung, fenitoin untuk epilepsi.
Tapi, antasida juga dapat membuat beberapa obat diserap lebih cepat, ini memungkinkan kerja obat terlalu efektif, atau bisa mendatangkan efek samping yang lebih buruk. Seperti pada obat pseudoefedrin, obat untuk hidung tersumbat dan sinusitis dan levodopa obat penyakit parkinson.
Pada tahun 2016, The Food and Drug Administration Amerika Serikat mengeluarkan peringatan keamanan tentang antasida yang mengandung aspirin, karena penggunaannya dikaitkan dengan laporan perdarahan serius, terutama pada orang yang juga menggunakan obat lain.
Interaksi obat antasida dengan makanan
Ada beberapa makanan yang perlu kamu hindari ketika menggunakan antasida. Karena beberapa makanan yang dikonsumsi dengan antasida dapat mendatangkan masalah kesehatan lainnya. Jadi perhatikan apa yang kamu makan sebelum menggunakan antasida.
Hindari mengonsumsi alkohol atau kafein karena itu dapat mengiritasi perut dan memperburuk gejala yang sedang kamu alami. Selain itu, kamu juga perlu membatasi konsumsi susu atau produk yang mengandung susu.
Karena ini bisa menyebabkan ‘sindrom susu-alkali’ atau hiperkalsemia (kadar kalsium yang tinggi dalam darah). Gejalanya adalah peningkatan risiko patah tulang dan batu ginjal, penurunan berat badan, muntah, konstipasi, kelemahan, kelelahan, dan perubahan status mental.
Perlu kamu ketahui, antasida hanya dapat menenangkan, bukan menyembuhkan gejala. Jika kamu mengalami sakit parah yang tidak membaik setelah menggunakan dosis antasida yang disarankan selama dua minggu, hubungi dokter.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!