Share This Article
Obat cacing untuk tipes merupakan salah satu pengobatan yang dipercaya dan populer. Ekstrak hewan avertebrata ini dipercaya dapat meredakan demam hingga pertumbuhan bakteri Salmonella typhi yang menyebabkan tipes.
Penggunaan tanaman, tumbuh-tumbuhan dan hewan yang berkhasiat sebagai obat lebih dipercaya karena dianggap tidak menimbulkan efek samping yang sebanding dengan obat-obatan kimia.
Itu sebabnya, obat tradisional mulai dilirik untuk mengatasi berbagai penyakit. Berikut ulasan lengkapnya!
Penggunaan ekstrak cacing sebagai bahan obat
Cacing tanah (Lumbricus rubellus) merupakan salah satu hewan yang diyakini mampu menjadi obat untuk berbagai penyakit. Very Well Health menyebut cacing tanah digunakan sebagai obat tradisional Tiongkok untuk mengatasi masalah sirkulasi darah, paru-paru, hati hingga limpa.
Pengobatan menggunakan cacing tanah ini menggunakan enzim yang disebut lumbrokinase yang digolongkan sebagai enzim fibrinolytic karena kemampuannya dalam memecahkan fibrinogen, sebuah protein yang dibutuhkan dalam pembekuan darah.
Atas kemampuan itu, lumbrokinase disebut sebagai antitrombotik. Antitrombotik ini bekerja dengan cara menahan kemampuan darah untuk saling menempel.
Itu sebabnya, enzim lumbrokinase ini dikenal akan kemampuannya untuk mencegah penyakit seperti stroke, serangan jantung, dan deep vein thrombosis (DVT). Selain itu, setiap suplemen yang mengandung lumbrokinase juga dikatakan dapat meredakan gejala angin duduk.
Konsumsi obat cacing untuk tipes
Penyakit tipes merupakan salah satu penyakit endemik di Indonesia. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dikutip dalam sebuah jurnal yang diterbitkan Universitas Airlangga, disebutkan jika setidaknya ada 17 juta kasus tipes di seluruh dunia.
Setiap tahunnya, terdapat 600 ribu kematian akibat penyakit ini. Sementara di Indonesia, berdasarkan data tahun 2006, terdapat 600 ribu hingga 1,5 juta kasus penyakit tipes per tahun.
Tren penggunaan obat tradisional, termasuk dalam mengatasi tipes ini sebagaimana dikatakan dalam Jurnal Laboratorium Khatulistiwa disebabkan oleh belum terjangkaunya pengobatan dokter oleh beberapa masyarakat.
Penggunaan obat cacing untuk tipes ini di Indonesia bahkan sudah mendapat persetujuan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang memberi izin edar obat Vermint Forte dan Vermint.
Seberapa efektif obat cacing untuk tipes?
Berbagai penelitian sudah dilakukan untuk melihat pengaruh obat cacing untuk penyakit tipes. Salah satunya di Poltekkes Kemenkes Pontianak yang menyebut air rebusan cacing tanah memiliki bakteriostatik.
Itu berarti, cacing tanah memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri, terutama Salmonella yang digunakan dalam penelitian ini. Meskipun demikian, peneliti berkesimpulan kemampuan ini tidak sebaik efek dari antibiotik.
Penelitian lainnya yang dilakukan di Universitas Airlangga, tidak ada aktivitas antibakteri terhadap Salmonella typhi. Kesimpulan itu didapat bahkan setelah para peneliti menggunakan ekstrak cacing tanah dengan konsentrasi 3.200 mg/mL.
Hal ini bisa saja terjadi karena teknik ekstraksi yang justru merusak kemampuan antibakteri cacing tanah. Untuk itu, para peneliti menyarankan agar ada penelitian lebih lanjut untuk membuktikan adanya efek cacing tanah terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella.
Namun untuk lebih amannya lagi, konsultasikan kepada dokter sebelum mengonsumsi obat cacing untuk tipes karena akan disesuaikan dengan kondisi kesehatan kamu.
Demikianlah penjelasan tentang obat cacing untuk tipes. Semoga dapat membantu kamu dalam menentukan jenis obat-obatan apa yang mau kamu konsumsi saat tipes, ya.
Jangan lupa, konsultasikan masalah kesehatan kamu dengan dokter kami melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!