Share This Article
Penyakit diabetes adalah salah satu penyakit yang dapat diobati dengan menjalani pengobatan serta gaya hidup sehat. Namun sebelum melakukan pengobatan tersebut, ada beberapa jenis obat diabetes yang perlu kamu pahami.
Penyakit diabetes
Diabetes adalah suatu kondisi yang menyebabkan tingginya kadar glukosa darah atau kadar gula dalam tubuh. Hal ini dapat terjadi ketika tubuh kamu tidak dapat membuat atau menggunakan insulin seperti yang seharusnya.
Insulin sendiri adalah zat yang membantu tubuhmu menggunakan gula dari makanan yang dikonsumsi.
Perlu kamu ketahui bahwa ada dua jenis diabetes yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Lalu orang yang memiliki kedua jenis diabetes tersebut membutuhkan obat-obatan untuk menjaga kadar gula darahnya tetap normal.
Tak boleh asal mengonsumsi berbagai obat untuk diabetes ya. Hal tersebut dikarenakan jenis obat yang akan dikonsumsi tergantung pada jenis diabetes yang kamu miliki.
Obat diabetes tipe 1
Kamu yang memiliki diabetes tipe 1 artinya tidak dapat menghasilkan insulin di dalam tubuh. Hal tersebut disebabkan karena kamu harus menggunakan insulin setiap harinya untuk mengendalikan kadar gula dalam darah.
Pada umumnya insulin digunakan dengan cara disuntik. Kamu yang menderita diabetes atau sebagai pasien dapat melakukan penyuntikan di rumah loh. Namun perlu diingat bahwa penyuntikan tersebut sudah atas izin dokter atau dibantu oleh tenaga medis.
Tak hanya dalam bentuk suntik saja, insulin ini juga tersedia dalam bentuk pompa portabel. Alat pompa portabel ini akan memompa insulin secara otomatis ke dalam tubuh penderita, sehingga lebih praktis.
Lalu tak hanya satu jenis saja, tipe insulin yang digunakan sebagai obat diabetes pun sangat bervariasi. Adanya variasi dalam tipe insulin ini karena terdapat perbedaan pada kecepatan kerjanya, efek maksimal pada gula darah, serta durasi kerja dalam tubuh.
1. Obat diabetes jenis insulin kerja singkat
Insulin kerja singat atau sering disebut juga sebagait short-acting insulin. Insulin jenis kerja singkat seperti ini memerlukan waktu sekitar 30-60 menit untuk menjadi aktif dalam aliran darah.
Titik puncak cara kerja short-acting insulin akan muncul setelah waktu dua hingga empat jam dikonsumsi. Kamu yang telah menggunakan insulin jenis ini efeknya mampu bertahan hingga lima sampai delapan jam.
Ketika menggunakannya kamu juga harus dispilin secara waktu ya. Hal tersebut agar obat dapat bekerja dengan baik di dalam tubuh. Kamu harus menyuntikkan obat ini 30 menit sebelum makan.
2. Rapid-acting insulin
Insulin jenis kerja cepat hanya membutuhkan waktu selama 15 menit untuk menurunkan kadar gula dalam darah. Kemudian untuk mencapai puncak kerjanya akan terjadi pada 30-90 menit setelah obat dikonsumsi.
Namun, setelah kamu mengonsumsi obat ini efeknya hanya akan bertahan selama tiga sampai lima jam saja.
Beberapa contoh obat yang meliputi rapid-acting insulin yaitu seperti insulin lispro, insulin aspart, dan insulin glulisine. Kamu dapat menyuntikkan obat ini secara langsung sebelum makan dan tidak perlu menunggu beberapa menit hingga jam.
3. Long-acting insulin
Sesuai sebutannya yaitu long-acting insulin, obat ini memerlukan waktu hingga empat jam untuk sampai ke dalam aliran darah. Berbeda dengan yang lainnya, obat ini dapat bertahan selama belasan jam yaitu 14-24 jam loh.
Contoh obat diabetes jenis ini meliputi insulin glargine, insulin detemir, serta insulin degludec.
4. Premixed insulin
Jenis ini berarti insulin campuran yang merupakan kombinasi dari beberapa jenis insulin. Bekerjanya obat diabetes ini dimulai dalam waktu lima menit sampai dengan satu jam setelah pemberian.
Obat jenis ini sendiri mampu bertahan selama 10-24 jam. Contoh obat premixed insulin meliputi kombinasi insulin lispro protamine dan insulin lispro, insulin aspart protamine dan insulin aspart, serta insulin NPH dan regular insulin.
5. Obat diabetes jenis immediate-acting insulin
Insulin jenis ini mulai bekerja pada satu sampai empat jam sejak penyuntikan. Kemudian obat jenis ini akan mencapai puncak kinerjanya dalam waktu delapan jam.
Dalam waktu 12-16 jam obat ini akan bertahan memberikan efek setelah dikonsumsi. Contohnya adalah insulin isophane atau insulin NPH.
Perlu kamu ketahui bahwa suntikan non-insulin juga bisa digunakan oleh pasien diabetes tipe 1 loh.
Misalnya, amylin analog yang diberikan kepada pasien diabetes tipe 1 untuk mengendalikan gula darah serta glukagon. Tujuan obat ini diberikan agar dapat mencegah penurunan kadar gula darah yang terlalu rendah.
Obat diabetes tipe 2
Bagi kamu yang menderita diabetes tipe 2, obat-obatan diabetes akan sangat berfungsi membantu tubuh untuk menggunakan insulin secara lebih efektif. Bisa juga untuk menurunkan kadar gula berlebih di dalam darah.
Pada umumnya, obat yang digunakan untuk kamu yang menderita diabetes tipe 2 adalah obat minum (oral). Namun insulin juga terkadang diperlukan dalam beberapa kasus diabetes dengan komplikasi.
1. Biguanide
Atau yang sering disebut Metformin ini adalaha obat yang paling umum di resepkan oleh dokter untuk penderita diabtes. Obat jenis ini akan menurunkan kadar gula darah dengan meningkatkan sensitifitas insulin serta menurunkan produksi gula di hati.
2. Sulfonilurea
Cara kerja dari obat jenis sulfonilurea dengan merangsang sel-sel beta pada pankreas untuk menghasilkan lebih banyak insulin.
Beberapa contoh obat diabetes jenis ini meliputi glimepiride, gliclazide, glyburide, chlorpropamide, dan tolazamide
3. Alpha-glukosidase inhibitors
Ketika kamu mengonsumsi obat jenis ini dapat mengurangi kadar gula darah dengan membantu tubuh dalam memecah makanan yang mengandung karbohidrat dan gula.
Demi mendapatkan hasil yang maksimal, sebaiknya kamu mengonsumsi obat diabetes ini sebelum makan. Salah satu contohnya adalah acarbose dan miglitol
4. Agonis Dopamine
Kamu yang mengonsumsi obat ini akan memengaruhi kerja hormon dopamine sehingga hipotalamus akan mendapat sinyal untuk menurunkan toleransi glukosa, asam lemak bebas, dan trigliserida. Salah satu contoh obat diabetes jenis ini adalah bromocriptine.
5. Dipeptidyl peptidase-4 inhibitors
Obat jenis ini sering juga disebut sebagai DPP-4 inhibitors. Kamu yang menderita diabetes tipe 2 sangat membutuhkan obat jenis ini untuk memproduksi lebih banyak insulin dan menurunkan gula darah tanpa menyebabkan hipoglikemia.
Contoh obat diabetes ini meliputi alogliptin, alogliptin-metformin, linagliptin, saxagliptin, serta sitagliptin-metformin.
6. GLP-1 receptor agonist
Cara kerja dari obat ini dengan meningkatkan pertumbuhan sel-B dan jumlah insulin yang digunakan oleh tubuh.
Kamu yang mengonsumsi obat diabetes ini perlu tahu bahwa efek sampingnya dapat mengurangi nafsu makan dan kadar glukagon yang dipakai oleh tubuh, sehingga bermanfaat untuk penderita diabetes.
Obat ini juga dianjurkan sebagai bagian dari pengobatan pada pasien diabetes yang juga mengidap gagal jantung serta gangguan ginjal kronis yang lebih dominan disebabkan karena diabetesnya.
Contoh beberapa obat dari jenis ini meliputi albiglutide, dulaglutide, exenatide, liraglutide, dan semaglutide.
7. Meglitinide
Meglitinide diperlukan oleh tubuh untuk membantu proses pelepasan insulin. Namun obat diabetes ini juga dapat menurunkan gula darah terlalu rendah, sehingga belum tentu cocok untuk semua pasien kencing manis.
Nateglinide, repaglinide, dan repaglinide-metformin merupakan beberapa contoh golongan obat jenis ini.
8. Sodium-glucose transporter 2 inhibitors
Singkatnya obat ini disebut SGLT2 inhibitors. Tujuannya untuk membantu kamu untuk membuang gula darah dari dalam tubuh yang akan dikeluarkan melalui urine.
Cara seperti ini tentu membuat ginjal tidak lagi menyimpan terlalu banyak glukosa.
Sama seperti jenis obat sebelumnya yang sudah dijelaskan yaitu GLP-1 receptor agonist, penggunaan obat diabetes ini juga dianjurkan sebagai salah satu alternatif untuk penderita diabetes yang mengalami gagal jantung, dan gangguan ginjal kronis yang lebih mendominasi.
Beberapa jenis obat yang termasuk SGLT2 inhibitors yaitu meliputi dapagliflozin, dapagliflozin-metformin, dan canagliflozin.
9. Obat diabetes thiazolidinesdione
Obat ini sangat berfungsi untuk menurunkan gula darah di dalam hati, sekaligus membantu sel-sel lemak dalam menggunakan insulin.
Beberapa contoh obat diabetes yang masuk dalam jenis ini meliputi rosiglitazone, rosiglitazone-glimepiride, pioglitazone-alogliptin, pioglitazone-glimepiride, dan pioglitazone-metformin.
Wajib kamu ketahui bahwa obat ini mampu meningkatkan risiko penyakit jantung. Oleh sebab itu, ada baiknya kamu lebih rutin konsultasi ke dokter sehingga akan membantu kamu untuk memantau fungsi jantung secara ketat selama pengobatan berlangsung.
Efek samping obat diabetes
Memiliki efek samping adalah masalah yang paling tidak diinginkan setelah mengonsumsi beberapa jenis obat untuk kesehatan tubuh. Namun sangat disayangkan bahwa beberapa obat diabetes memiliki efek samping bagi tubuh.
Penderita diabetes sebaiknya memiliki alat ukur gula darah mandiri di rumah. Karena obat diabetes dapat memiliki efek samping yang cukup berbahaya yaitu hipoglikemia atau kadar gula darah rendah.
Dilansir dari diabetes.co.uk, ada beberapa efek samping yang akan kamu rasakan pada tubuh setelah mengonsumsi obat diabetes.
1. Sulfonilurea
Gula darah rendah, sakit perut, ruam atau gatal-gatal kulit, pertambahan berat badan
2. Biguanides atau metformin
Penyakit dengan alkohol, komplikasi ginjal, sakit perut, kelelahan atau pusing, rasa logam.
3. Inhibitor alfa-glukosidase
Biasanya kamu akan mengalami kembung, dan diare.
4. Thiazolidinediones
Pertambahan berat badan, risiko penyakit hati, risiko anemia, pembengkakan kaki atau pergelangan kaki.
5. Meglitinides
Pertambahan berat badan, gula darah rendah.
Daftar efek samping di atas mungkin tidak terlalu lengkap, jika kamu mengalami hal-hal lain segera periksa dengan dokter untuk informasi lebih lanjut tentang efek dari obat yang dikonsumsi ya.
Ada banyak obat yang tersedia untuk mengobati diabetes tipe 1 dan tipe 2. Mereka masing-masing bekerja dengan berbagai cara untuk membantu kamu mengontrol gula darah.
Kamu sangat perlu untuk bertanya kepada dokter tentang obat diabetes mana yang paling cocok berdasarkan jenis diabetes yang kamu miliki dan disesuaikan dengan kondisi tubuh serta faktor lainnya.
Efek samping yang harus diperhatikan adalah hipoglikemia atau kadar gula darah yang rendah. Perhatikan jika kamu ada gejala seperti kepala ringan, sensitif, lapar, lelah, lemas, mengantuk hingga penurunan kesadaran.
Periksa kadar gula darahmu segera apabila mengalami hal-hal di atas. Jika Kadar Gula kamu < 70 mg/dl maka segeralah ke IGD. Kamu juga dapat minum minuman manis sebagai pertolongan pertama.
Baca juga : Bagi Penderita Diabetes, Ini Bahaya Minuman Bersoda bagi Tubuh Kamu
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!
Lakukan upaya pencegahan diabetes dengan deteksi dini. Yuk, cek risiko prediabetes melalui GrabHealth atau selengkapnya di aplikasi Good Doctor.