Share This Article
Beberapa tindakan medis seperti operasi, kemoterapi pada pengidap kanker serta perawatan radiasi menghadirkan efek seperti mual dan muntah. Untuk mengatasi hal ini, dunia medis mengenal obat bernama Ondansetron.
Obat dengan kegunaan ini masuk dalam golongan obat antiemetik. Ondansetron biasanya merupakan obat kombinasi dari terapi-terapi di atas. Ini berarti, kamu kemungkinan harus mengonsumsinya dengan obat lain.
Obat tersebut merupakan obat yang harus dikonsumsi dengan resep. Ada beberapa bentuk yang dapat dikonsumsi, mulai dari tablet, disintegrating tablet (tablet terdisintegrasi) yang dapat terpecah ketika diletakan di atas lidah, bentuk larutan dan selaput.
Obat ini bekerja dengan cara menghentikan lepasnya senyawa kimia yang bernama serotonin di dalam usus dan sistem saraf. Dengan demikian, ondansetron membuat serotonin tidak bisa menyebabkan mual dan muntah.
Dirangkum dari berbagai sumber, inilah segala sesuatu tentang Ondansetron yang perlu kamu ketahui:
Cara konsumsi ondansetron
Apabila kamu hendak mengonsumsi obat ini, dosis, bentuk dan seberapa sering kamu harus mengonsumsinya akan bergantung pada:
- Usia.
- Kondisi yang ditangani.
- Seberapa parah kondisi tubuh.
- Pengobatan lain yang sedang dijalani.
- Reaksi terhadap dosis pertama.
Bentuk dan kadar
Berikut ini adalah cara konsumsi ondansentron yang hadir dalam bentuk tablet terdisintegrasi. Biasanya obat ini memiliki kadar 4 mg dan 8 mg.
Dosis untuk pencegahan mual dan muntah akibat kemoterapi
Orang dewasa dengan usia 18-64 tahun
Pada umumnya, untuk kemoterapi yang kemungkinan besar dapat menyebabkan mual dan muntah adalah dosis tunggal 24 mg yang diminum 30 menit sebelum kemoterapi dimulai.
Sedangkan untuk kemoterapi yang kemungkinan mual dan muntahnya tidak terlalu besar, umumnya diperlukan dosis ondansentron 8 mg sebelum kemoterapi.
8 jam kemudian, kamu harus meminum dosis yang sama. Selama 1-2 hari setelah kemoterapi, kamu dapat mengonsumsi dosis 8 mg dengan waktu minum dua kali sehari.
Untuk anak dengan usia 12-17 tahun
Dosis umum pada kemoterapi dengan kemungkinan mual dan muntahnya tidak terlalu besar adalah 8 mg yang diberikan 30 menit sebelum kemoterapi. Empat hingga delapan jam setelah dosis pertama, bisa konsumsi dosis 8 mg lagi.
Untuk 1-2 hari setelah kemo, ondansetron dengan dosis yang sama dapat dikonsumsi dengan waktu minum obat 3 kali sehari.
Untuk anak dengan usia 4-11 tahun
Dosis umum pada kemoterapi dengan kemungkinan mual dan muntahnya tidak terlalu besar adalah 4 mg yang diberikan 30 menit sebelum kemoterapi. Empat hingga delapan jam setelah dosis pertama bisa konsumsi dosis 4 mg lagi.
Untuk 1-2 hari setelah kemoterapi, ondansetron dengan dosis yang sama dapat dikonsumsi dengan waktu minum obat 3 kali sehari.
Untuk anak usia 0-3 tahun
Belum ada keterangan apakah obat ini aman dan efektif untuk dikonsumsi oleh anak di bawah usia 4 tahun. Pada umumnya, ondansetron tidak diberikan untuk konsumsi anak-anak pada rentang usia ini.
Untuk manula (65 tahun ke atas)
Ginjal orang tua dengan usia ini mungkin tidak dapat bekerja dengan baik. Kondisi ini membuat tubuh mereka memproses obat ini dengan waktu yang lebih lambat.
Hasilnya, kadar tinggi obat ini akan diam di dalam tubuh untuk waktu yang lebih lama. Ini akan meningkatkan risiko dari efek samping ondansetron.
Dokter kemungkinan akan menurunkan dosisnya atau menggunakan jadwal minum yang berbeda. Ini dapat mencegah endapan obat yang terlalu banyak di tubuh.
Dosis yang perlu diperhatikan untuk kondisi tertentu
Untuk kamu yang memiliki penyakit liver atau hati, maka kamu dianjurkan tidak mengonsumsi lebih dari 8 mg ondansetron per hari.
Informasi umum konsumsi ondansetron
- Kamu dapat mengonsumsi obat ini dengan atau tanpa makanan.
- Konsumsi obat ini harus tepat waktu sesuai dengan yang direkomendasikan oleh dokter.
- Jangan membelah atau menggerus tablet terdisintegrasi ondansetron.
Konsumsi ondansetron harus sesuai dosis
Obat terdisintegrasi ondansetron biasanya digunakan untuk perawatan jangka pendek. Ada beberapa risiko serius yang bisa terjadi jika kamu tidak mengonsumsinya sesuai dengan yang diresepkan, lho.
Salah satunya adalah mual dan muntah bisa jadi tidak akan terkontrol jika kamu berhenti tiba-tiba atau tidak mengonsumsinya sama sekali.
Dan jika kamu terlalu berlebihan mengonsumsinya, kamu berisiko terkena overdosis akibat kadar ondansetron yang berbahaya di dalam tubuh. Beberapa gejala dari overdosis obat ini adalah:
- Pingsan.
- Mengantuk.
- Perasaan cemas dan resah.
- Detak jantung yang cepat.
- Kulit yang menjadi memerah dengan tiba-tiba.
- Kejang-kejang.
Jika kamu merasakan gejala ini atau sadar terlalu banyak dosis yang kamu konsumsi, maka kamu disarankan segera cari pertolongan medis.
Efek samping
Efek samping yang paling mungkin terjadi adalah kamu akan dilanda rasa kantuk. Selain itu, ada juga beberapa efek samping sebagai berikut:
Efek samping umum
Efek samping yang umumnya terjadi adalah sebagai berikut:
- Sakit kepala.
- Diare.
- Konstipasi.
- Pening.
- Mengantuk.
Apabila ini yang kamu rasakan secara ringan, maka efek ini akan menghilang dalam beberapa hari atau minggu. Namun apabila kamu merasakan efek ini secara berat dan tiak kunjung hilang, kamu disarankan untuk segera pergi ke dokter.
Efek samping serius
Ondansetron dapat menyebabkan sindrom serotonin, sebuah kondisi yang mengancam nyawa. Sindrom ini terjadi saat senyawa serotonin menumpuk terlalu banyak di dalam tubuh.
Gejala dari efek sindrom serotonin ini adalah:
- Perasaan cemas dan resah.
- Halusinasi.
- Detak jantung yang cepat.
- Berkeringat.
- Merasa kegerahan.
- Otot menjadi kaku.
- Tremor.
- Mual.
- Muntah.
- Diare.
- Koma.
Interaksi ondansetron dengan pengobatan lain
Tablet terdisintegrasi ondansetron dapat berinteraksi dengan pengobatan, votamin dan herbal lain yang sedang kamu jalani. Interaksi yang terjadi dapat mengakibatkan perubahan fungsi dan cara kerja dari masing-masing.
Masing-masing interaksi dapat berbahaya atau mencegah obat ini bekerja dengan baik. Untuk itu, pastikan sebelum kamu mendapat resep ondansetron kamu terlebih dahulu memberi tahu dokter tentang pengobatan, vitamin, atau herbal yang sedang kamu jalani.
Berikut adalah beberapa contoh interaksi pada ondansetron:
Obat yang tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan ondansetron
Beberapa obat tidak boleh dikonsumsi berbarengan dengan ondansetron. Karena jika kamu melakukannya, kamu akan membahayakan diri sendiri.
Obat yang tidak boleh dikonsumsi adalah apomorfin. Jika mengonsumsinya berbarengan dengan ondansetron, maka dapat menyebabkan penurunan tekanan darah ke titik berbahaya, kamu pun bisa pingsan karenanya.
Interaksi yang dapat meningkatkan risiko efek samping ondansetron
Fluoxetine dan paroxetine dapat memengaruhi kadar serotonin dalam tubuh. Mengonsumsinya berbarengan dengan ondansetron akan meningkatkan risiko efek samping ondansetron.
Ini terjadi karena kandungan ondansetron di dalam tubuh kamu dapat meningkat.
Interaksi yang embuat ondansetron menjadi kurang efektif
Mengonsumsi obat-obatan berikut ini dapat membuat ondansetron kurang efektif. Hal ini terjadi karena pengurangan kadar ondansetron dalam tubuh.
- Obat anti kejang seperti phenytoin atau carbamazepine.
- Obat tuberkolosis seperti rifampin, rifabutin atau rifapentin.
Reaksi alergi ondansetron
Obat ini dapat menyebabkan reaksi alergi berat. Beberapa contoh gejalanya antara lain:
- Kulit yang tiba-tiba menjadi merah.
- Kesulitan bernapas.
- Pembengkakan di tenggorokan atau lidah.
- Pening.
- Batuk-batuk.
Efek ondansetron terhadap beberapa kondisi kesehatan
Kondisi tertentu seperti gagal jantung atau sindrom long QT yang juga merupakan kelainan jantung dapat berujung pada peningkatan risiko aritmia jantung jika kamu mengonsumsi ondansetron.
Selain itu, ondansentron dalam bentuk yang terdisintegrasi dapat memberikan efek berbahaya jika kamu memiliki fenilketonuria. Sebab obat ini mengandung fenilalanina yang dapat menumpuk di tubuh jika kamu mengidap fenilketonuria.
Ondansentron jika dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui
Saat ini memang belum banyak kajian yang dilakukan mengenai bagaimana ondansetron dapat memengaruhi janin saat dikonsumsi ibu hamil.
Beberaa penelitian yang dilakukan terhadap binatang percobaan memang menunjukan tidak ada risiko terhadap janin. Akan tetapi, percobaan kepada binatang tidak selalu menunjukan respons yang sama persis pada manusia.
Sementara untuk ibu menyusui, ondansetron kemungkinan bisa tersalurkan melalui ASI dan menyebabkan efek samping kepada anak yang sedang disusui.
Oleh karena itu, penting bagi ibu menyusui untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai hal ini sebelum mengonsumsi obat tersebut.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!