Share This Article
Oxomemazine (oksomemazin) merupakan golongan obat fenotiazin yang belum memiliki izin medis dari Food and Drug Administration (FDA). Namun, obat ini telah digunakan di beberapa negara termasuk di Indonesia.
Berikut informasi selengkapnya mengenai oxomemazine, manfaat, dosis, cara minum, serta risiko efek samping yang mungkin terjadi.
Untuk apa obat oxomemazine?
Oxomemazine adalah obat antihistamin yang memiliki sifat sedatif (penenang) dan ekspektoran (pengencer dahak). Obat ini biasanya diberikan untuk mengatasi alergi dan batuk.
Umumnya obat ini tersedia sebagai sediaan per oral yang diminum melalui mulut. Beberapa merek oxomemazine terdapat dalam kombinasi dengan obat-obatan lain, termasuk guaiafenesin.
Apa fungsi dan manfaat obat oxomemazine?
Oxomemazine berfungsi sebagai agen untuk menghambat reseptor H1 yang memproduksi histamin alami dalam tubuh. Dengan demikian, ia dapat mencegah reaksi alergi.
Selain itu, oxomemazine juga memiliki sifat antikolinergik yang berfungsi mengatasi beberapa kondisi, termasuk di antaranya:
Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas merupakan bentuk gejala respons imun yang berlebihan terhadap alergen. Respons imun yang tidak tepat ini mengakibatkan beberapa bentuk gejala seperti reaksi reaksi alergi.
Biasanya, untuk mengatasi gejala hipersensitivitas yang muncul, dokter memberikan beberapa obat antihistamin untuk menekan alergi. Obat-obatan yang umum diberikan termasuk oxomemazine, dexchlorpheniramine maleate, dan lain-lain.
Biasanya gejala alergi dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, dokter terkadang memberikan pengobatan untuk kategori alergi yang sudah tidak bisa ditoleransi oleh tubuh. Selain itu, pengobatan juga dilakukan dengan maksud untuk mempercepat penyembuhan.
Batuk
Sediaan oxomemazine yang dikombinasikan dengan guaiafenesin dapat diberikan untuk mengobati batuk.
Sifat ekspektoran dari guaiafenesin akan membantu mengencerkan dahak. Sedangkan sifat sedatif dan antikolinergik dari oxomemazine akan membantu obat bekerja lebih efektif. Ia juga dapat menekan reaksi alergi yang mungkin muncul karena batuk.
Hal yang harus kamu perhatikan sebelum menggunakan obat ini bahwa kombinasi obat hanya efektif untuk mengatasi jenis batuk berdahak. Obat kurang efektif jika kamu menggunakannya untuk batuk kering. Oleh karena itu, pastikan kamu tahu dengan pasti jenis batuk yang kamu alami.
Gangguan kulit gatal
Gangguan kulit gatal atau pruritus dapat terjadi sebagai akibat gejala hipersensitivitas atau alergi. Kelainan kulit ini ditandai dengan adanya ruam. Beberapa orang mungkin akan mengalami pruritus tanpa menimbulkan kelainan kulit.
Beberapa antihistamin, termasuk oxomemazine dapat direkomendasikan untuk mengatasi pruritus. Pemberian obat dilakukan terutama jika reaksi alergi sudah tidak dapat dipastikan sembuh sendiri. Pengobatan juga diberikan untuk memastikan penyembuhan dapat lebih cepat.
Meskipun bagi beberapa ahli medis dunia masih belum menyetujui sepenuhnya untuk tujuan ini. Oleh karena itu, oxomemazine mungkin jarang kamu temui sebagai obat tunggal.
Merek dan harga obat oxomemazine
Obat ini telah diizinkan untuk penggunaan medis di Indonesia. Beberapa merek obat yang telah umum beredar, seperti Oxoril, Comtusi, Toplexil, Oroxin, Zemindo, serta Oxopect.
Beberapa merek obat termasuk dalam golongan obat keras sehingga kamu mungkin memerlukan resep dokter untuk bisa mendapatkannya. Berikut informasi mengenai merek obat beserta harganya yang bisa kamu dapatkan di apotek terdekat:
- Toplexil Syrup 60mL. Sediaan sirup untuk batuk per 5mL mengandung guaiafenesin 33,3mg dan oxomemazine 1,65mg. Obat ini diproduksi oleh Sanofi dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp66.546/botol.
- Oxopect syrup 60mL. Sediaan sirup yang diproduksi oleh PT Mahakam Beta Farma. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp49.761/botol.
- Oroxin Syrup 60mL. Sediaan sirup untuk batuk yang diproduksi oleh PT Pharos. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp41.655/botol.
- Oxoril syrup 60mL. Sediaan sirup untuk batuk mengandung oxomemazine dan gliceryl guaiacolate. Obat ini diproduksi oleh Meprofarm dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp40.607/botol.
- Zemindo syrup 60mL. Sediaan sirup untuk batuk yang diproduksi oleh PT Gracia Pharmindo. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp54.070/botol.
- Oxfezin Syrup 60mL. Sediaan sirup untuk batuk yang diproduksi oleh Promed. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp50.362/botol.
- Comtusi Forte Capsul. Sediaan kapsul mengandung oxomemazine 3,34mg dan guaiafenesin 66,6mg untuk meringankan gejala batuk. Obat ini diproduksi oleh Combiphar dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp2.928/tablet.
- Comtusi Syrup Strawberry 60mL. Sediaan sirup untuk batuk yang dikhususkan untuk anak-anak. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp51.301/botol.
Bagaimana cara minum obat oxomemazine?
Baca dan ikuti petunjuk penggunaan obat yang tertera di label kemasan obat atau arahan yang telah ditentukan oleh dokter. Obat biasanya diminum hingga gejala sembuh. Jangan minum obat lebih banyak atau lebih lama dari yang direkomendasikan.
Sediaan sirup sebaiknya dikocok lebih dulu sebelum diminum. Takar sirup dengan sendok takar yang telah tersedia bersama obat. Jangan gunakan sendok dapur untuk menghindari salah takar dosis obat.
Minum obat kapsul sekaligus dengan air. Jika kamu mengalami kesulitan menelan, kamu bisa meminumnya bersama dengan makanan. Jangan buka kapsul atau melarutkan isi kapsul tanpa ada petunjuk dari dokter.
Kamu bisa meminum obat sebelum atau sesudah makan. Beritahu dokter apabila kamu memiliki gangguan gastrointestinal.
Minum obat secara teratur setiap hari untuk memudahkan kamu mengingat dan mendapatkan hasil terapi yang maksimal dari pengobatan. Jika lupa minum, segera minum obat apabila waktu minum berikutnya masih lama.
Konsultasikan kembali dengan dokter apabila gejala yang kamu alami tidak membaik atau bahkan memburuk setelah satu minggu penggunaan obat.
Simpan obat oxomemazine pada suhu sejuk jauh dari kelembapan, panas, dan cahaya matahari setelah digunakan.
Berapa dosis obat oxomemazine?
Dosis dewasa
Dosis lazim: 5-13mg per hari dalam dosis terbagi.
Dosis anak
- Usia 1 sampai 3 bulan: 2,5-5mg per hari
- Usia di atas 3 bulan: 5-20mg per hari.
- Dosis diberikan dalam 2-3 dosis terbagi.
Apakah oxomemazine aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Hingga saat ini masih belum diketahui apakah oxomemazine dapat membahayakan wanita hamil (Kategori N). Obat ini juga belum diketahui apakah dapat terserap dalam ASI.
Oleh karena itu, pastikan untuk konsultasi lebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan obat ini, terutama saat kamu hamil atau menyusui.
Apa efek samping obat oxomemazine yang mungkin terjadi?
Beberapa reaksi efek samping mungkin dapat terjadi akibat penggunaan obat yang tidak tepat dosis atau karena respons dari tubuh penderita. Efek samping yang mungkin terjadi dari penggunaan oxomemazine, antara lain:
- Ginekomastia
- Ruam kulit
- Sangat sensitif terhadap cahaya (fotosensitifitas)
- Retensi urine
- Mulut kering
- Susah buang air besar (konstipasi)
- Tardive orofasial
- Vertigo.
Efek samping umum yang mungkin terjadi dari penggunaan oxomemazine, antara lain:
- Mengantuk
- Sakit kepala
- Hipotonia otot.
Peringatan dan perhatian
Jangan mengonsumsi oxomemazine apabila kamu memiliki riwayat alergi dengan obat ini atau golongan obat fenotiazin lain sebelumnya.
Kamu mungkin juga tidak boleh menggunakan obat ini apabila memiliki riwayat penyakit tertentu, terutama:
- Adenoma prostat
- Glaukoma sudut tertutup
- Ileus paralitik
- Stenosis pilorus
- Miastenia
- Status asma
- Penyakit paru obstruksi kronis (PPOK).
Penggunaan obat harus sangat hati-hati apabila diberikan pada penderita dengan riwayat penyakit hati atau ginjal, wanita hamil atau menyusui, anak usia di bawah satu tahun, dan orang lansia.
Jangan berkendara atau mengoperasikan alat berat setelah mengonsumsi obat ini. Oxomemazine mungkin dapat menyebabkan kamu mengantuk dan menurunkan kewaspadaan.
Jangan minum alkohol saat kamu menggunakan oxomemazine karena alkohol dapat meningkatkan risiko efek samping obat.
Beritahu dokter mengenai obat-obatan yang sedang kamu konsumsi, terutama:
- Golongan barbiturat, seperti fenobarbital, siklobarbital, dan lain-lain
- Obat-obatan hipnotik, termasuk benzodiazepin (triazolam, flurazepan, dan lain-lain) serta golongan bromida
- Analgesik opioid, sepert morfin, fentanil, dan tramadol
- Ansiolitik sedatif, seperti lorazepam, diazepam, dan lain-lain
- Obat-obatan untuk gangguan mental dan depresi, seperti amitriptilin.
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!