Share This Article
Propofol merupakan obat yang termasuk dalam golongan anestetika. Obat ini dapat bekerja cepat dalam tubuh karena bentuk sediaan obat yang telah disesuaikan.
Kali pertama obat ini ditemukan pada 1977 dan mulai diizinkan untuk penggunaan medis di Amerika Serikat pada 1989.
Berikut ini informasi lengkap untuk apa obat propofol, manfaat, dosis, cara pakai, serta risiko efek samping yang mungkin terjadi.
Untuk apa obat propofol?
Propofol adalah obat yang digunakan untuk keperluan anestesi dan sedasi (keadaan mengantuk atau tidak sadarkan diri karena obat penenang).
Propofol digunakan untuk membuat pasien tertidur selama anestesi umum untuk operasi atau prosedur medis lainnya.
Obat ini juga digunakan untuk membius pasien yang berada dalam perawatan kritis dan membutuhkan ventilator mekanis (mesin pernapasan).
Biasanya obat propofol digunakan untuk orang dewasa serta anak-anak berusia 2 bulan ke atas, serta tersedia sebagai sediaan injeksi intravena.
Apa fungsi dan manfaat propofol?
Propofol berfungsi untuk memperlambat aktivitas otak dan sistem saraf sehingga membuat seseorang mengantuk.
Obat ini dapat melumpuhkan kesadaran sementara tanpa merangsang selaput lendir otak dan meminimalkan risiko efek samping.
Dalam dunia kesehatan, obat ini memiliki manfaat untuk mengatasi beberapa kondisi berikut ini:
1. Induksi dan pemeliharaan anestesi
Anestetika umum memiliki beberapa taraf untuk menekan susunan saraf sentral secara berurutan. Obat ini memiliki fungsi untuk menginduksi dan pemeliharaan anestesi umum yang dapat diberikan secara intravena.
Induksi intravena dengan propofol dapat memberikan reaksi cepat dan menghasilkan efek hipnosis terkait dosis (berkembang dari tidur ringan hingga tidak sadarkan diri) dan amnesia anterograde.
Umumnya efek obat menyebabkan hilangnya kesadaran dalam waktu kurang dari 1 menit (waktu yang dibutuhkan untuk satu sirkulasi lengan-otak). Namun, sifat analgesik dari obat ini tidak ditunjukkan secara meyakinkan.
Setelah induksi, anestesi dapat dipertahankan secara terus-menerus melalui infus intravena atau injeksi intravena intermiten.
Pelepasan dan insiden efek samping obat ini juga lebih rendah (misalnya, mual, muntah) dibandingkan dengan agen anestesi intravena lainnya (misalnya, etomidate, metoheksital).
Dibandingkan dengan anestesi inhalasi (misalnya, sevoflurane, desflurane, isoflurane), propofol memiliki risiko lebih rendah terkait insiden mual dan muntah pasca operasi.
2. Prosedural sedasi
Obat ini diberikan untuk sedasi pada pasien yang menjalani prosedur diagnostik atau terapeutik di berbagai perawatan klinis (misalnya, bagian gawat darurat, laboratorium kateterisasi jantung, ruang radiologi, ruang endoskopi, ruang gigi).
Obat propofol lebih direkomendasikan untuk penggunaan ini karena efek langsung yang cepat, durasi yang singkat, dan pemulihan yang cepat.
Umumnya obat ini digunakan untuk memberikan sedasi sedang (juga disebut sebagai sedasi sadar). Terkadang, sedasi diberikan lebih dalam tergantung pada prosedur, pengaturan klinis, dan persyaratan pasien.
Namun, beberapa pihak menilai kekurangan propofol sebagai agen anestetika karena propofol dapat menghasilkan perubahan yang cepat dan mendalam.
3. Perawatan anestesi terpantau
Obat ini dapat diberikan sebagai inisiasi dan pemeliharaan sedasi terpantau (tunggal atau kombinasi dengan analgesik opiat atau benzodiazepin), termasuk pada orang dewasa yang menjalani prosedur diagnostik atau terapeutik.
Anestesi terpantau adalah layanan anestesi khusus yang dilakukan oleh ahli anestesi yang memenuhi syarat dan tidak mengacu pada tingkat sedasi tertentu.
Ahli anestesi terpantau berfokus secara khusus pada kebutuhan anestesi pasien dan siap untuk menangani komplikasi apapun, termasuk mengubah ke anestesi umum jika diperlukan.
Faktor yang perlu dipertimbangkan saat menentukan apakah sedasi anestesi terpantau dapat diberikan, seperti sifat prosedur, kondisi klinis pasien, faktor risiko, dan kebutuhan analgesia atau sedasi yang lebih dalam daripada yang dapat diberikan oleh sedasi sedang.
Sedasi anestesi terpantau dibedakan dari sedasi sedang, yang merupakan depresi kesadaran yang diinduksi oleh obat. Kondisi ini mencakup di mana pasien masih dapat mengenali perintah verbal.
4. Sedasi dalam perawatan keadaan kritis
Selain pada sedasi sedang, obat ini dapat diberikan untuk sedasi pada orang dewasa yang diintubasi dan menggunakan alat bantu napas dalam perawatan kritis (misalnya, ICU).
Pemberian obat dapat digunakan sebagai obat tunggal atau dalam kombinasi dengan analgesik opiat (misalnya, morfin, fentanyl).
Obat ini dinyatakan sama efektifnya dengan dexmedetomidine dan benzodiazepine (misalnya, midazolam, lorazepam) untuk sedasi ICU.
Saat memilih obat penenang yang sesuai, pertimbangkan tujuan sedasi individu pasien selain obat tertentu yang terkait. Pertimbangan faktor ini misalnya, farmakologi, farmakokinetik, efek samping, ketersediaan, dan biaya.
Karena durasinya yang singkat dari efek sedatif, beberapa ahli menyatakan bahwa propofol mungkin sangat berguna pada pasien yang membutuhkan penilaian neurologis dan yang sedang menjalani sedasi harian.
5. Kejang
Propofol dinilai memiliki aktivitas antikonvulsan yang mungkin dapat mengatasi kondisi kejang pada pasien tertentu. Obat ini terbukti sebagai obat yang berguna untuk mengatasi masalah fenomena kejang dari latar belakang penggunaannya.
Dalam tindakan klinis, pelaporan kejang sebelum diberikan propofol harus mencakup riwayat medis, termasuk riwayat epilepsi pribadi atau keluarga dan gangguan pergerakan.
Propofol digunakan sebagai antikonvulsan pada pasien keracunan dan memiliki beberapa kegunaan tambahan dalam menghentikan kejang akibat zat toksin.
Pemberian obat dapat diberikan setelah kontrol jalan napas telah ditetapkan. Namun, yang kurang jelas adalah kapan terapi propofol harus dimulai.
Studi terkontrol masih diperlukan untuk mengidentifikasi peran propofol dalam mengendalikan kejang yang diinduksi toksin.
6. Mual dan muntah setelah operasi caesar
Mual dan muntah setelah operasi sering terjadi dan menjadi gejala yang tidak diinginkan selama operasi caesar. Kejadian ini dapat diatasi dengan propofol 20 mg sebagai antiemetik (obat muntah), yang bekerja signifikan secara efektif.
Propofol secara signifikan mengurangi kejadian mual pascapersalinan, tetapi tidak berpengaruh pada pengurangan muntah atau mual selama operasi caesar.
Merek dan harga obat propofol
Propofol telah diedarkan dan diizinkan untuk penggunaan medis di Indonesia. Namun, untuk mendapatkan obat ini dibutuhkan keterangan medis yang mendukung sehingga obat bisa ditebus.
Biasanya, obat ini dapat dibeli di instalasi farmasi rumah sakit di mana pasien dirawat. Kebutuhan untuk penggunaan obat juga biasanya ditetapkan untuk kondisi darurat sehingga tidak bisa digunakan sembarangan.
Obat anestesi ini telah memiliki beberapa merek yang terdaftar di BPOM Indonesia, seperti:
- Diprivan
- Profol Lipuro
- Fresofol
- Safol
- Proanes
- Trivam
Obat propofol injeksi biasa dijual dengan harga berkisar Rp119.000-Rp150.000/vial.
Bagaimana cara pakai obat propofol?
- Propofol disuntikkan ke pembuluh darah melalui infus. Tenaga medis akan memberikan suntikan ini dalam tubuh kamu sesuai kebutuhan.
- Emulsi injeksi propofol dapat mendukung pertumbuhan mikroba. Jangan gunakan jika dicurigai obat ini telah terkontaminasi. Tanda yang bisa kamu lihat adalah muncul partikulat asing dalam larutan atau perubahan warna dan gumpalan.
- Gunakan teknik aseptik (sterilisasi) yang ketat setiap saat selama penanganan. Kegagalan menggunakan teknik aseptik dapat mengakibatkan kontaminasi mikroba dan kemungkinan demam, infeksi, penyakit lain yang mengancam jiwa atau kematian.
- Propofol dapat dipindahkan ke spuit sebelum diberikan. Setelah membersihkan sumbat karet dari vial dengan isopropil alkohol 70 persen, segera pindahkan isinya ke dalam spuit steril setelah vial dibuka menggunakan spike berventilasi steril.
- Kocok emulsi injeksi propofol sebelum digunakan. Jangan gunakan jika terdapat creaming atau agregasi yang berlebihan, gumpalan besar, atau jika ada bentuk pemisahan antar fase yang menunjukkan bahwa stabilitas obat telah rusak.
- Jangan diberikan melalui kateter yang sama dengan darah, serum, atau plasma. Beberapa ahli menyatakan bahwa propofol tidak boleh dicampur dengan obat lain sebelum pemberian.
- Jika digunakan untuk anestesi umum atau sedasi MAC, segera mulai pemberian dan selesaikan dalam waktu 12 jam setelah membuka vial. Siapkan propofol untuk digunakan segera sebelum memulai setiap prosedur anestesi sedatif.
- Buang bagian yang tidak digunakan, reservoir, tabung bekas injeksi, dan larutan yang mengandung propofol pada akhir prosedur anestesi atau setelah 12 jam.
Berapa dosis obat propofol?
Dosis dewasa
Sedasi
- Dalam prosedur pembedahan dan diagnostik dapat diberikan dosis awal 6-9 mg per kilogram berat badan per jam melalui infus selama 3-5 menit.
- Sebagai emulsi 1 persen atau 2 persen untuk induksi dan dosis pemeliharaan dapat diberikan 0,3-4 mg per kilogram berat badan per jam melalui infus selama 5 menit.
Induksi dan pemeliharaan anestesi umum
- Sebagai emulsi 1 persen yang diberikan melalui injeksi intravena atau infus dapat diberikan dosis 40 mg setiap 10 detik.
- Dosis lazim: 1,5-2,5 mg per kilogram berat badan.
- Dosis pemeliharaan: 4-12 mg per kiloram berat badan per jam infus secara kontinyu.
Dosis anak
Sedasi
- Dalam prosedur pembedahan dan diagnostik dapat diberikan dosis 1-2 mg per kilogram berat badan yang diberikan melalui infus.
- Dosis dan kecepatan pemberian disesuaikan dengan kedalaman sedasi dan respons klinis yang dibutuhkan.
- Dosis pemeliharaan: 1,5-9 mg per kilogram berat badan per jam melalui infus.
- Dosis dapat ditambah sampai 1 mg per kilogram berat badan melalui injeksi 1 persen jika diperlukan.
Induksi dan pemeliharaan anestesi umum
- Dosis lazim: 2,5-4 mg per kilogram berat badan.
- Dosis pemeliharaan: 9-15 mg per kilogram berat badan.
Dosis lansia
Sedasi
- Sebagai emulsi 1 persen atau 2 persen: dosis sama seperti dosis dewasa.
- Dosis pemeliharaan: 80 persen dari dosis dewasa.
- Sesuaikan dosis menurut respons.
Induksi dan pemeliharaan anestesi umum
- Dosis lazim: 20 mg setiap 10 detik sampai dimulainya induksi.
- Dosis pemeliharaan: 3-6 mg per kilogram berat badan per jam.
Apakah propofol aman untuk ibu hamil dan menyusui?
U.S. Food and Drug Administration (FDA) belum memasukkan obat ini dalam daftar golongan obat apapun.
Penggunaan obat didasarkan pada pengamatan klinis secara cermat oleh dokter atau ahli medis yang menangani.
Obat ini terbukti dapat terserap dalam ASI meskipun dalam jumlah yang sedikit. Penggunaan pada ibu menyusui mengikuti aturan yang ditetapkan oleh dokter atau ahli medis.
Apa efek samping propofol yang mungkin terjadi?
Efek samping mungkin terjadi apabila penetapan dosis tidak sesuai atau karena respons dari tubuh pasien.
Risiko efek samping yang mungkin terjadi saat menggunakan propofol adalah sebagai berikut:
- Hipertrigliseridemia
- Hipotensi
- Reaksi di tempat suntikan
- Mioklonus perioperatif (misalnya kejang, opisthotonos)
- Gerakan tidak sadar
- Anafilaksis
- Reaksi hipersensitivitas
- Gangguan jantung (aritmia, curah jantung rendah, takikardia)
- Gangguan gastrointestinal
- Mual, muntah
- Asidosis pernapasan
- Sakit kepala
- Depresi
- Kebingungan
- Gangguan pernapasan
- Batuk
- Spasme laring
- Ruam, pruritus
- Hipertensi
Efek samping propofol yang mungkin berpotensi fatal, antara lain:
- Sindrom infus terkait propofol, misalnya asidosis laktat, hiperlipidemia, hiperkalemia, rhabdomyolysis
- Penyalahgunaan dan ketergantungan
- Tanda-tanda reaksi alergi terhadap propofol: gatal-gatal, sulit bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan
- Penggunaan propofol dalam jangka panjang dapat menyebabkan sindrom yang disebut Sindrom Infus Propfol, yang dapat menyebabkan kematian.
- Pernapasan lemah atau pendek
- Nyeri parah saat suntikan diberikan
Efek samping umum dari penggunaan propofol yang mungkin terjadi antara lain:
- Gatal atau ruam ringan
- Detak jantung cepat atau lambat
- Sedikit terbakar atau perih di sekitar jarum infus
Peringatan dan perhatian
- Jangan gunakan propofol apabila kamu memiliki riwayat alergi dengan obat ini sebelumnya. Beritahu dokter apabila kamu juga memiliki alergi terhadap telur, produk telur, kedelai, atau produk kedelai.
- Untuk memastikan kamu aman menerima obat ini, pastikan untuk memberitahu dokter apabila kamu memiliki riwayat penyakit. Termasuk di antaranya epilepsi, kolesterol atau trigliserida tinggi, penyakit hati atau ginjal.
- Obat anestesi dapat memengaruhi perkembangan otak pada anak di bawah 3 tahun, atau bayi yang belum lahir. Efek ini mungkin terjadi jika anestesi digunakan selama 3 jam atau lebih, atau digunakan sebagai prosedur pengobatan berulang.
- Efek negatif pada otak dari anestesi telah terlihat pada penelitian pada hewan. Namun, penelitian pada anak-anak yang menerima satu kali penggunaan anestesi singkat tidak menunjukkan efek yang mungkin terjadi pada perilaku atau pembelajaran.
- Pemberian pada anak-anak, bayi, ibu hamil, dan menyusui didasarkan apabila potensi manfaat yang didapatkan lebih besar dari risikonya. Pengamatan dan pertimbangan cermat sangat perlu dilakukan mengingat obat ini memengaruhi langsung pada otak.
- Dalam beberapa kasus, dokter mungkin memutuskan untuk menunda operasi atau prosedur berdasarkan risiko ini. Perawatan tidak boleh ditunda jika terjadi kondisi yang mengancam jiwa, keadaan darurat medis, atau operasi yang diperlukan untuk memperbaiki cacat lahir tertentu.
- Propofol dapat masuk ke dalam ASI dan dapat membahayakan bayi yang menyusui. Namun, karena propofol bekerja dan eksresinya dari tubuh cepat, kebanyakan wanita dapat melanjutkan menyusui segera setelah mereka pulih dari anestesi dan terjaga sepenuhnya.
- Propofol menyebabkan rasa kantuk dan pusing yang parah, yang dapat berlangsung selama beberapa jam. Kamu mungkin membutuhkan seseorang untuk mengantar kamu pulang setelah operasi.
- Jangan mengemudi sendiri atau melakukan apapun yang mengharuskan kamu waspada selama 24 jam setelah kamu operasi.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!