Share This Article
Sertraline merupakan obat psikiatri yang cukup sering diresepkan selain amitriptylin dan fluoxetin.
Obat ini pertama kali ditemukan oleh ilmuwan Pfizer dan mulai diizinkan untuk penggunaan medis di Amerika Serikat pada 1991.
Berikut informasi selengkapnya mengenai obat sertraline, manfaat, dosis, cara penggunaan, serta risiko efek samping yang mungkin terjadi.
Untuk apa obat sertraline?
Sertraline adalah obat antidepresan yang digunakan untuk mengatasi beberapa gangguan mental, seperti gangguan obsesif-kompulsif, gangguan depresi, gangguan kecemasan, dan gangguan lain.
Obat ini diketahui dapat bekerja lebih efektif daripada fluoxetine dalam mengatasi gangguan obsesif-kompulsif. Obat ini juga memiliki sifat toleran yang lebih baik pada beberapa pasien daripada golongan antidepresan trisiklik, seperti amitriptylin.
Obat ini paling umum dijumpai sebagai obat generik dalam bentuk sediaan tablet 50mg dan 100mg. Obat ini juga telah tersedia dalam bentuk sediaan larutan. Biasanya obat ini diminum melalui mulut (oral).
Apa fungsi dan manfaat obat sertraline?
Sertraline berfungsi sebagai agen yang memengaruhi bahan kimia di otak yang tidak seimbang pada orang dengan depresi, panik, kecemasan, atau gejala obsesif-kompulsif. Obat ini tergolong dalam antidepresan inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI).
Obat ini memiliki manfaat untuk mengatasi beberapa masalah kejiwaan yang berkaitan dengan kondisi berikut:
1. Gangguan depresi mayor
Sertraline adalah obat yang sangat efektif untuk depresi. Beberapa psikiater merekomendasikan obat ini untuk terapi pertama dalam merawat pasien dengan gangguan depresi.
Penelitian telah menunjukkan bahwa sertraline lebih efektif daripada obat antidepresan lainnya dalam mengobati depresi. Selain itu, pada kebanyakan pasien memiliki reaksi positif terhadap obat tersebut.
Lebih dari setengah pasien yang menggunakan sertraline untuk depresi mengalami pengurangan gejala secara penuh. Hal ini berarti bahwa depresi tidak lagi menjadi masalah, tetapi mungkin masih akan kembali di masa depan.
Secara umum, sertraline adalah obat pilihan pertama yang umum untuk pasien yang menderita depresi. Hal ini karena keefektifannya dan efek samping yang relatif rendah.
Sebagian besar pasien yang mengonsumsi obat ini akan sembuh total dalam dua bulan. Kemudian, sekitar 70 persen akan melihat peningkatan yang signifikan dalam suasana hati mereka.
Namun, pasien yang menderita depresi dan penyakit Alzheimer mungkin tidak cocok untuk pengobatan dengan sertraline.
2. Gangguan obsesif-kompulsif
Obat ini dinilai efektif dalam mengatasi gangguan obsesif-kompulsif baik untuk orang dewasa maupun pada anak-anak. Risiko efek sampingnya dapat ditoleransi sehingga obat ini cukup disukai.
Khasiat obat ini juga bekerja lebih baik dari golongan obat obsesif-kompulsif lain, seperti clomipramine.
Obat ini biasanya juga diberikan dalam dosis terapi lanjutan untuk mencegah kekambuhan gangguan obsesif kompulsif muncul kembali. Beberapa data menunjukkan bahwa obat ini aman digunakan dalam jangka panjang hingga 24 bulan.
Pengobatan awal dapat diberikan obat ini dengan dosis setengah dari jumlah dosis maksimal selama dua bulan pertama. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap hingga dosis maksimal apabila terapi obat tidak menunjukkan respons.
Terapi untuk meningkatkan respons kognitif sebenarnya cukup menggunakan obat ini sebagai obat tunggal. Namun, pemberian terapi kombinasi dapat juga diberikan dengan beberapa faktor dari pasien. Hal ini ditujukan untuk mendapatkan efek terapi obat yang maksimal.
3. Gangguan kecemasan (anxiety disorder)
Obat ini dapat membantu mengurangi gejala serangan panik dan kecemasan seefektif obat anti-kecemasan lainnya. Namun, beberapa penelitian menunjukkan obat ini dapat digunakan untuk mengatasi gangguan kecemasan.
Umumnya, obat anti-kecemasan dianggap paling baik untuk mengobati gangguan kecemasan. Namun, obat antidepresan seperti sertraline, atau kombinasi sertraline dengan obat lain, mungkin sama efektifnya dalam mengobati kecemasan seperti obat anti-kecemasan.
Tidak seperti obat anti-kecemasan, obat ini mungkin tidak langsung bisa meredakan gejala kecemasan secara langsung. Obat anticemas sering meredakan kecemasan dalam hitungan menit. Namun, obat antidepresan membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk meredakan gejala.
Kadang-kadang, para psikiater mungkin meresepkan obat anti-kecemasan selama periode episodik untuk membantu mencegah serangan kecemasan. Perawatan dilakukan sampai kadar sertraline dalam darah meningkat ke tingkat terapeutik.
4. Gangguan panik
Obat ini juga dapat digunakan untuk mengatasi gangguan panik, meskipun efek obat tidak menunjukkan terapi yang langsung. Respons dari obat ini juga tidak bergantung pada dosis sehingga disarankan untuk memberikan dosis terendah yang paling efektif.
Obat ini cukup efektif diberikan baik pada pria maupun wanita tanpa gejala agorafobia. Namun, obat ini mungkin tidak cocok diberikan pada pasien dengan gejala panik yang parah.
Untuk mempercepat respons terapi, obat ini dapat dikombinasikan dengan obat kloanzepam. Penghentian dosis klonazepan dapat dilakukan secara bertahap sementara obat ini diberikan dalam dosis perawatan lanjutan.
Dalam sebuah studi, obat ini dinilai sama efektifnya dengan obat untuk gangguan panik, seperti paroxetine atau imipramine. Meskipun, beberapa data lanjutan masih diperlukan untuk melihat keefektifan obat ini dalam mengatasi gangguan panik dibandingkan obat lain.
5. Gangguan disforia pramenstruasi
Gangguan ini melibatkan gangguan pramenstruasi yang parah. Gejalanya memengaruhi baik kondisi fisik maupun psikis. Gejala gangguan ini biasa muncul satu hingga dua minggu sebelum fase menstruasi. Seringkali wanita dengan gejala ini memiliki kecenderungan pikiran bunuh diri.
Beberapa psikiatri merekomendasikan sertraline untuk mengatasi gangguan disforia pramenstruasi. Pengobatan diberikan terutama pada wanita dengan gejala gangguan sedang hingga berat. Terapi maksimal dapat diberikan dengan kombinasi antidepresan lain yang aman digunakan bersama.
Biasanya, setelah seminggu perawatan, obat ini dapat menurunkan gejala emosional seperti suasana hati yang buruk, sensitif, mudah marah, atau kecemasan. Sayangnya, obat ini mungkin tidak cukup efektif mengatasi gejala fisik, seperti pembengkakan, nyeri payudara, atau kembung.
Obat ini diberikan hanya pada fase luteal, yakni 12-14 hari sebelum fase menstruasi untuk mencapai efek terapi obat yang diinginkan. Terapi obat untuk perawatan lanjutan juga dapat diberikan dengan dosis lebih rendah.
6. Gangguan stres pascatrauma
Gangguan stres pascatrauma adalah gangguan mental yang berkembang setelah seseorang mengalami peristiwa traumatis. Peristiwa ini bisa berhubungan dengan peperangan, kekerasan seksual, pelecehan, atau ancaman lain.
Perawatan yang diberikan adalah konseling dan pengobatan dengan antidepresan, misalnya golongan obat SSRI termasuk sertraline, fluoxetine, paroxetine, dan lain-lain.
Obat-obatan tersebut direkomendasikan sebagai terapi obat lini pertama. Jika perlu, pengobatan dapat dilanjutkan dalam dosis perawatan jangka panjang.
Namun, beberapa analisis studi lain memasukkan obat ini dalam terapi lini kedua. Ditambah para ilmuwan Pfizer menolak untuk memberikan informasi risiko negatif secara jelas. Hal ini memengaruhi penggunaan sertraline sehingga membuat hasil pengobatan kurang memadai.
Harga dan merek obat sertraline
Obat ini telah memiliki izin edar yang terdaftar dalam daftar obat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Beberapa merek obat yang telah terdaftar untuk digunakan di Indonesia, antara lain:
- Anexin
- Serlof
- Antipres
- Sernade
- Deptral
- Sertraline
- Fatral
- Fridep
- Zerlin
- Iglodep
- Zoloft
- Nudep.
Berikut daftar obat generik dan obat paten beserta harganya:
Obat generik
Sertraline generik 50mg. Obat sediaan tablet generik yang umumnya dijual dengan harga berkisar antara Rp61.500-Rp85.000/strip isis 10 tablet.
Obat paten
- Zoloft tablet 50mg. Sediaan tablet mengandung sertraline HCl 50mg. Obat ini umumnya dijual dengan harga berkisar Rp227.000-Rp250.000/blister.
- Fridep tablet 50mg. Sediaan tablet mengandung sertraline 50mg. Umumnya obat ini dijual dengan harga berkisar Rp60.000-Rp95.000/blister.
Bagaimana cara minum obat sertraline?
Baca dan ikuti petunjuk cara minum dan dosis yang tertera di label kemasan resep obat. Dokter terkadang mengubah dosis sesuai dengan respons klinis pasien. Jangan minum obat ini dalam jumlah yang lebih besar atau lebih kecil atau lebih lama dari yang direkomendasikan.
Obat ini dapat diminum dengan atau tanpa makanan. Tanyakan pada dokter untuk mengetahui cara minum apabila kamu memiliki gangguan fungsi lambung atau usus.
Minum obat dalam waktu yang sama setiap hari untuk memudahkan kamu mengingat dan bisa mendapatkan hasil terapi yang maksimal. Apabila lupa minum, segera minum apabila rentang minum selanjutnya masih lama. Jangan menggandakan dosis minum dalam satu waktu.
Obat dalam bentuk cair harus diencerkan sebelum digunakan. Untuk memastikan kamu mendapatkan dosis yang tepat, ukur dosis dengan penetes obat yang disediakan.
Campur dosis obat dengan satu setengah cangkir air. Aduk campuran dan minum obat sekaligus. Untuk memastikan kamu minum seluruh dosis, tambahkan sedikit lebih banyak air ke gelas yang sama, aduk perlahan dan minum segera.
Sertraline dapat menyebabkan tes skrining obat dengan hasil positif palsu. Jika kamu memberikan sampel urine untuk skrining obat, beritahu staf laboratorium bahwa kamu menggunakan sertraline.
Perawatan yang diperlukan mungkin membutuhkan waktu hingga 4 minggu sebelum gejala benar-benar membaik. Tetap gunakan obat sesuai petunjuk dan beritahu dokter apabila gejala tidak membaik.
Jangan berhenti menggunakan obat ini secara tiba-tiba karena dapat menyebabkan gejala adiksi yang tidak menyenangkan. Tanyakan kepada dokter bagaimana cara berhenti menggunakan sertraline dengan aman.
Simpan obat sertraline pada suhu kamar jauh dari kelembapan dan panas matahari setelah digunakan.
Berapa dosis obat sertraline?
Dosis dewasa
Gangguan panik tanpa agorafobia, gangguan stres pascatrauma, gangguan kecemasan
- Dosis awal dapat diberikan 25mg diminum sekali sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 50mg sekali sehari setelah 1 minggu.
- Apabila perlu, dosis lanjutan dapat ditingkatkan dengan penambahan 50mg dengan interval minimal 1 minggu.
- Dosis pemeliharaan dapat diberikan dosis efektif terendah setelah respons optimal tercapai.
- Dosis maksimal: 200mg setiap hari.
Gangguan obsesif kompulsif
- Dosis awal dapat diberikan 50mg diminum sekali sehari.
- Dosis dapat ditingkatkan bila perlu dengan peningkatan 50mg pada interval minimal 1 minggu.
- Dosis pemeliharaan dapat diberikan dosis efektif terendah, setelah respons optimal tercapai.
- Dosis maksimal: 200mg setiap hari.
Depresi
- Dosis awal dapat diberikan 50mg diminum sekali sehari.
- Dosis dapat ditingkatkan jika perlu dengan peningkatan 50mg dengan interval minimal 1 minggu.
- Dosis pemeliharaan disarankan gunakan dosis efektif terendah setelah respons optimal tercapai.
- Dosis maksimal: 200mg setiap hari.
- Durasi pengobatan setidaknya 6 bulan.
Gangguan disforia pramenstruasi
- Dosis diberikan berkelanjutan dengan dosis awal 50mg diminum sekali sehari.
- Dosis dapat ditingkatkan 50mg tiap siklus haid jika perlu.
- Dosis maksimal: 150mg setiap hari.
- Dosis fase luteal dapat diberikan dosis awal 50mg yang diminum sekali sehari selama 3 hari pertama. Dosis dapat ditingkatkan 100mg per hari. Gunakan dosis pemeliharaan efektif yang terendah setelah respons optimal tercapai.
Dosis anak
Gangguan obsesif kompulsif
- Usia 6-12 tahun dapat diberikan dosis awal 25mg yang diminum sekali sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 50mg sekali sehari setelah 1 minggu.
- Usia 13-17 tahun dapat diberikan dosis sama dengan dosis dewasa.
- Pertimbangkan berat badan saat meningkatkan dosis.
- Dosis maksimal: 200mg setiap hari.
Apakah sertraline aman digunakan untuk ibu hamil dan menyusui?
U.S. Food and Drug Administration (FDA) memasukkan obat ini dalam golongan obat kategori C.
Studi penelitian pada hewan percobaan telah menunjukkan risiko efek merugikan pada janin (teratogenik). Namun, belum ada studi terkontrol yang memadai pada wanita hamil. Penggunaan obat didasarkan pada manfaat obat yang didapatkan lebih besar dari risikonya.
Obat ini diketahui dapat masuk dalam ASI manusia sehingga tidak disarankan untuk digunakan ibu menyusui. Risiko merugikan mungkin dapat terjadi pada bayi yang sedang disusui.
Apa efek samping obat sertraline yang mungkin terjadi?
Risiko efek samping mungkin terjadi akibat penyalahgunaan obat atau karena respons dari tubuh pasien. Berikut risiko efek samping obat sertraline:
- Tanda-tanda reaksi alergi terhadap sertraline, seperti ruam kulit atau gatal-gatal, sulit bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
- Muncul gejala baru atau gejala yang semakin memburuk, seperti perubahan suasana hati atau perilaku, kecemasan, serangan panik, kesulitan tidur, mudah tersinggung, agresif, gelisah, hiperaktif, lebih depresi, atau berpikir untuk bunuh diri atau menyakiti diri sendiri.
- Kejang
- Penglihatan kabur, penglihatan mengerucut, sakit mata atau bengkak
- Sakit kepala, kebingungan, masalah ingatan, kelemahan parah, perasaan tidak stabil
- Gejala sindrom serotonin, seperti agitasi, halusinasi, demam, berkeringat, menggigil, detak jantung cepat, otot kaku, kedutan, kehilangan koordinasi, mual, muntah, atau diare.
Efek samping umum yang mungkin terjadi dari penggunaan sertraline, antara lain:
- Kantuk atau kelelahan
- Insomnia atau agitasi
- Gangguan pencernaan, mual, atau diare
- Kehilangan nafsu makan
- Keringat berlebihan
- Tremor atau gemetar
- Gangguan tidur (insomnia)
- Penurunan gairah seksual, impotensi, atau kesulitan mengalami orgasme.
Peringatan dan perhatian
Kamu tidak boleh menggunakan sertraline apabila kamu memiliki riwayat alergi obat ini sebelumnya. Jangan menggunakan bentuk cairan sertraline jika kamu menggunakan disulfiram. Penggunaan bersamaan ini dapat menyebabkan reaksi parah terhadap disulfiram.
Untuk memastikan obat ini aman untuk kamu gunakan, beritahu dokter jika kamu memiliki kondisi berikut:
- Penyakit jantung
- Tekanan darah tinggi atau stroke
- penyakit hati atau ginjal
- Kejang
- Gangguan pendarahan, atau jika kamu mengonsumsi obat pengencer darah, seperti cilostazole, clopidogrel, atau warfarin
- Gangguan bipolar (depresi manik)
- Kadar natrium rendah dalam darah.
Beberapa anak dan remaja mungkin muncul kecenderungan tentang bunuh diri saat pertama kali menggunakan antidepresan. Periksakan secara rutin mengenai kemajuan pengobatan. Keluarga atau kerabat lain juga harus waspada terhadap perubahan suasana hati atau gejala yang mungkin muncul.
Mengonsumsi antidepresan SSRI selama kehamilan dapat menyebabkan masalah paru-paru serius atau komplikasi lain pada bayi. Namun, kamu mungkin mengalami depresi kembali jika berhenti minum antidepresan.
Beritahu dokter segera jika kamu hamil. Jangan memulai atau berhenti mengonsumsi sertraline selama kehamilan tanpa nasihat dokter. Tanyakan kepada dokter sebelum berhenti menggunakan obat ini.
Jangan berikan sertraline kepada siapapun yang berusia di bawah 18 tahun tanpa nasihat dokter. Sertraline disetujui FDA untuk anak-anak dengan gangguan obsesif-kompulsif (OCD). Namun, obat ini tidak disetujui untuk mengobati depresi pada anak-anak.
Interaksi obat lain
Beberapa obat dapat berinteraksi dengan sertraline dan menyebabkan kondisi serius yang disebut sindrom serotonin. Beritahu dokter apabila kamu juga mengonsumsi obat perangsang, obat opioid, produk herbal, atau antidepresan lain.
Jangan minum sertraline dalam 14 hari sebelum atau 14 hari setelah menggunakan penghambat MAO atau suntikan biru metilen. Penghambat MAO termasuk isocarboxazid, linezolid, phenelzine, rasagiline, selegiline, dan tranylcypromine. Jangan mengonsumsi sertraline dengan pimozide.
Berhati-hatilah dan beritahu dokter apabila kamu juga menggunakan obat penyakit mental, penyakit Parkinson, sakit kepala migrain, infeksi serius, atau pencegahan mual dan muntah.
Tanyakan kepada dokter sebelum minum obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID). Obat ini termasuk aspirin, ibuprofen, naproxen, celecoxib, diklofenak, indometasin, meloxicam, dan lainnya. Menggunakan NSAID dengan sertraline dapat menyebabkan memar atau mudah berdarah.
Menggunakan sertraline dengan obat lain yang membuat mengantuk dapat memperburuk efek ini. Tanyakan kepada dokter sebelum minum obat tidur, obat narkotik, pelemas otot, obat untuk kecemasan, depresi, atau kejang.
Pastikan untuk mengecek kesehatan kamu dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.