Share This Article
Sulfamethoxazole merupakan golongan obat antibiotik yang termasuk dalam kelompok sulfonamide. Umumnya obat ini tersedia sebagai bentuk kombinasi dengan trimethoprim.
Sulfamethoxazole pertama kali dikenalkan di Amerika Serikat pada 1961 dan kini telah masuk dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Berikut informasi selengkapnya mengenai manfaat, dosis, cara minum, serta risiko efek samping yang mungkin terjadi.
Untuk apa obat sulfamethoxazole?
Sulfamethoxazole adalah antibiotik untuk mengobati berbagai infeksi bakteri, terutama infeksi saluran kemih, infeksi saluran pernapasan, dan saluran gastrointestinal.
Obat ini juga diketahui cukup efektif untuk mengobati infeksi bakteri gram negatif dan positif, seperti Listeria monocytogenes dan E. coli.
Sulfamethoxazole telah tersedia sebagai obat generik yang lebih dikenal sebagai cotrimoxazole, yakni bentuk kombinasi dengan trimethoprim. Kombinasi ini dimaksudkan untuk memperlambat resistansi bakteri dan umumnya tersedia sebagai obat tablet atau sirup oral.
Apa fungsi dan manfaat sulfamethoxazole?
Sulfamethoxazole memiliki fungsi sebagai bakteriostatik dengan mencegah sintesis asam folat pada bakteri. Obat ini dapat bersifat bakterisida ketika konsentrasi timin lebih rendah karena mekanismenya mengganggu sintesis asam folat.
Penelitian telah menunjukkan bahwa resistensi bakteri berkembang lebih lambat saat dikombinasikan dengan trimethoprim. Berdasarkan sifat yang dimilikinya, sulfamethoxazole banyak dimanfaatkan untuk mengobati kondisi berikut:
Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih merupakan infeksi yang memengaruhi sistem saluran kemih, yakni meliputi ginjal, kandung kemih, ureter, dan uretra. Gejalanya termasuk nyeri saat buang air kecil, sering buang air kecil dalam jumlah sedikit, urine keruh dan memiliki bau yang tidak biasa.
WHO telah menetapkan sulfamethoxazole yang dikombinasikan dengan trimethoprim sebagai obat lini pertama untuk infeksi saluran kemih. Obat ini dapat diberikan untuk infeksi yang tidak disertai komplikasi.
Selain karena profil efek sampingnya yang lebih rendah, kombinasi kedua obat tersebut juga efektif diberikan pada anak-anak.
Obat ini juga direkomendasikan untuk pengobatan infeksi saluran kemih tanpa komplikasi pada wanita yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Penelitian menyebutkan bahwa sulfamethoxazole dapat digunakan selama tiga hari pengobatan dengan ketentuan risiko resistansi kurang dari 20 persen.
Otitis media
Otitis media merupakan infeksi telinga bagian tengah yang umumnya menyerang anak-anak. Biasanya otitis media tidak membutuhkan pengobatan karena dapat sembuh dengan sendirinya.
Pengobatan diberikan, terutama antibiotik, bertujuan untuk membersihkan infeksi pada pasien yang rentan mengalami infeksi telinga.
Kombinasi sulfamethoxazole dengan trimethoprim direkomendasikan sebagai terapi lini pertama untuk otitis media akut. Obat ini dapat dikombinasikan dengan agen topikal apabila diketahui infeksi disebabkan Staphylococcus aureus yang resistan methicillin.
Kombinasi dengan trimethoprim juga diketahui aman dan efektif untuk mengobati otitis media akut pada anak-anak berusia 3 hingga 36 bulan. Namun, meskipun obat cukup efektif, risiko resistansi mungkin menjadi satu-satunya yang perlu dipertimbangkan sebelum memberikan obat.
Bronkitis
Kombinasi sulfamethoxazole dengan trimethoprim juga dapat diberikan sebagai pengobatan untuk bronkitis. Dokter dapat meresepkan obat ini sebagai eksaserbasi akut bronkitis kronis karena infeksi Streptococcus pneumoniae atau Haemophilus influenzae.
Kombinasi trimethoprim dan sulfamethoxazole diberikan apabila diketahui manfaat yang didapatkan lebih besar dari penggunaan antimikroba tunggal. Pengobatan untuk bronkitis biasanya diberikan obat-obatan antibiotik yang dilengkapi dengan antihistamin dan dekongestan.
Merek dan harga obat sulfamethoxazole
Obat ini termasuk dalam golongan obat keras sehingga kamu memerlukan resep dokter untuk mendapatkannya. Beberapa merek sulfamethoxazole yang telah beredar di Indonesia adalah Bactrim, Bactrizol, Decatrim, Dumotrim, Saltrim, Sanprima, dan lain-lain.
Berikut informasi mengenai beberapa merek obat beserta harganya dari sulfamethoxazole yang tersedia dalam kombinasi dengan trimethoprim:
- Lapikot Forte tablet. Sediaan tablet untuk mengobati infeksi saluran pernapasan, saluran kemih, infeksi kelamin, dan infeksi saluran gastrointestinal. Obat ini diproduksi oleh Lapi dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp2.318/tablet.
- Trimoxul 480mg tablet. Sediaan tablet untuk mengobati infeksi bakteri pada saluran pernapasan, saluran kemih, dan gastrointestinal. Obat ini diproduksi oleh Interbat dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp1.675/tablet.
- Sanprima Forte 960mg tablet. Sediaan tablet mengandung sulfamethoxazole 800mg dan trimethoprim 80mg. Obat ini diproduksi oleh Sanbe Farma dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp2.848/tablet.
- Infatrim Forte 960mg tablet. Sediaan tablet untuk mengobati infeksi bakteri pada saluran kemih, saluran pernapasan, dan saluran gastrointestinal. Obat ini diproduksi oleh Molex Ayus dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp696/tablet.
- Sanprima Syrup. Sediaan sirup mengandung trimethoprim 40mg dan sulfamethoxazole 200mg. Obat ini diproduksi oleh Sanbe Farma dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp37.416/botol.
- Primadex 240mg/5ml suspensi 60ml. Sediaan sirup mengandung trimethoprim 40mg dan sulfamethoxazole 200mg. Obat ini diproduksi oleh Dexa Medica dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp8.176/botol.
- Erphatrim Forte 960mg capsule. Sediaan kapsul untuk mengobati infeksi bakteri pada saluran kemih, saluran napas, saluran gastrointestinal. Obat ini diproduksi oleh Erlimpex dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp654/kapsul.
- Graprima 480mg tablet. Sediaan tablet mengandung trimethoprim 80mg dan sulfamethoxazole 400mg. Obat ini diproduksi oleh Graha Farma dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp957/tablet.
Bagaimana cara minum obat sulfamethoxazole?
Baca dan ikuti petunjuk pemakaian serta dosis yang telah diresepkan oleh dokter. Jangan minum obat lebih banyak, lebih sedikit, atau lebih lama dari yang direkomendasikan dokter.
Obat ini sebaiknya diminum dalam keadaan perut kosong. Kamu bisa meminumnya satu jam sebelum makan atau dua jam setelah makan. Berusahalah untuk meminum obat dalam waktu yang sama setiap hari.
Sediaan tablet oral sebaiknya diminum utuh dengan segelas air. Obat jangan dihancurkan, dilarutkan, atau digerus tanpa ada arahan dari dokter.
Sulfamethoxazole juga tersedia sebagai sediaan sirup suspensi. Kocok obat lebih dulu sebelum menakar sirup. Ukur obat dengan sendok takar yang tersedia bersama obat. Jangan menggunakan sendok dapur untuk menghindari salah takar dosis.
Pastikan kamu meminum banyak air, yakni sekitar 6 sampai 8 gelas sehari, untuk menghindari batu ginjal saat mengonsumsi obat ini.
Minum obat secara teratur setiap hari untuk mendapatkan efek pengobatan yang maksimal. Jika lupa minum obat, segera minum saat kamu ingat jika waktu minum dosis berikutnya masih lama. Lewati dosis apabila masuk dosis berikutnya. Jangan menggandakan dosis yang lupa dalam satu waktu.
Minum obat sesuai jangka waktu penuh yang telah diberikan oleh dokter. Tetap minum obat meskipun kamu merasa sudah sembuh. Menghentikan pengobatan pada dosis yang masih tersisa dapat meningkatkan risiko resistansi bakteri.
Sulfamethoxazole dapat memengaruhi hasil tes medis tertentu. Beritahu dokter bahwa kamu menggunakan obat ini.
Kamu bisa menyimpan sulfamethoxazole pada suhu ruangan terhindar dari kelembapan dan sinar matahari setelah digunakan.
Berapa dosis obat sulfamethoxazole?
Dosis dewasa
Dosis lazim: 2 gram diikuti dengan dosis 1 gram setelah dicapai perbaikan klinis diminum tiga kali sehari.
Untuk infeksi parah dapat diberikan dosis 1 gram diminum 3 kali sehari.
Dosis anak
Dosis lazim: 50-60 mg per kg berat badan, diikuti dengan 25-30 mg per kg berat badan diminum dua kali sehari.
Dosis maksimal: 75 mg per kg berat badan per hari.
Apakah sulfamethoxazole aman untuk ibu hamil dan menyusui?
U.S. Food and Drug Administration (FDA) memasukkan sulfamethoxazole dalam golongan obat kategori kehamilan D.
Uji penelitian telah menunjukkan bahwa obat ini dapat menyebabkan risiko merugikan pada janin wanita hamil. Namun, penggunaan obat dapat diberikan untuk kondisi tertentu yang mengancam jiwa.
Obat ini belum diketahui apakah dapat terserap dalam ASI sehingga tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Apa efek samping obat sulfamethoxazole yang mungkin terjadi?
Reaksi efek samping dapat terjadi karena respons dari tubuh penderita atau karena penggunaan obat yang tidak sesuai dosis. Berikut efek samping yang mungkin muncul dari penggunaan obat sulfamethoxazole:
- Gejala reaksi alergi, termasuk ruam kemerahan, gatal-gatal, kesulitan bernapas, pembengkakan pada wajah, bibir, lidah atau tenggorokan.
- Sindrom Stevens-Johnson, ditandai dengan gejala reaksi kulit yang parah, seperti demam, gejala mirip flu, kulit melepuh dan mengelupas.
- Nekrosis epidermal beracun, ditandai dengan gejala reaksi kulit yang parah kemudian berkembang pada komplikasi, termasuk dehidrasi, sepsis, pneumonia, dan kegagalan fungsi organ tubuh.
- Gejala nekrosis hati, seperti muncul perdarahan yang tidak dapat dijelaskan, urine berdarah, tekanan darah rendah, gangguan kesadaran, dan penyakit kuning.
- Agranulositosis
- Anemia aplastik
- Diskrasia darah
- Gejala hipotiroidisme.
Hentikan pengobatan dan hubungi dokter apabila gejala efek samping tersebut muncul setelah kamu mengonsumsi obat ini.
Efek samping lain yang umum terjadi dari penggunaan sulfamethoxazole, antara lain:
- Mual atau muntah
- Perubahan nafsu makan atau anoreksia
- Tekanan darah rendah
- Seriawan atau risiko infeksi lain.
Hubungi dokter apabila gejala efek samping umum tersebut tidak hilang, atau semakin parah, atau muncul gejala efek samping lain.
Peringatan dan perhatian
Jangan mengonsumsi sulfamethoxazole apabila kamu memiliki riwayat alergi saat mengonsumsi obat ini sebelumnya.
Kamu mungkin tidak bisa menerima sulfamethoxazole apabila memiliki riwayat penyakit berikut:
- Gangguan ginjal parah
- Gangguan hati parah, seperti sirosis hati
- Porfiria
- Kelainan darah yang disebut anemia megaloblastik
Jangan memberikan sulfamethoxazole pada anak usia kurang dari dua bulan. Anak kecil mungkin dapat lebih sensitif terhadap risiko efek samping yang berpotensi menyebabkan efek samping serius.
Beritahu dokter sebelum mengonsumsi obat ini, terutama saat kehamilan trisemester tiga atau sedang menyusui bayi.
Beritahu dokter mengenai riwayat kesehatan lain yang kamu miliki sebelum mengonsumsi sulfamethoxazole, terutama:
- Gangguan hati
- Gangguan ginjal
- Riwayat alergi atau asma
- Sistem kekebalan tubuh rendah, seperti HIV/AIDS
- Defisiensi G6PD, yakni kelainan bawaan yang memengaruhi sel darah merah
- Kelainan darah
- Ketergantungan alkohol.
Jangan gunakan sulfamethoxazole bersamaan dengan clozapine dan pirimetamin karena dapat mengakibatkan risiko diskrasia darah yang dapat membahayakan.
Beritahu dokter mengenai obat-obatan lain yang sedang kamu gunakan saat akan menggunakan sulfamethoxazole, terutama:
- Obat kejang, seperti phenytoin
- Obat untuk kanker, seperti methotrexate
- Dapat meningkatkan risiko perdarahan jika digunakan dengan acenocoumarin dan warfarin
- Obat diabetes, seperti kelompok sulfonylurea
- Obat untuk transplantasi organ atau gangguan kekebalan, misalnya ciclosporin
- Obat-obatan untuk nyeri dan peradangan, misalnya indomethacin
- Obat-obatan untuk malaria, misalnya pyrimethamine
- Obat-obatan untuk penyakit jantung, misalnya digoxin.
Hindari mengonsumsi alkohol karena dapat meningkatkan risiko efek samping tertentu saat diminum bersamaan dengan obat sulfamethoxazole.
Pastikan untuk mengecek kesehatan kamu dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.