Share This Article
Theophylline (teofilin) merupakan obat-obatan bronkodilator turunan methylxanthines. Obat ini memiliki fungsi serupa dengan obat aminophylline, tetapi mempunyai efektivitas yang lebih kuat.
Obat ini telah digunakan untuk keperluan medis sejak 1930-an. Secara struktural, theophylline mirip dengan kafein dan sering diberikan untuk penyakit radang saluran napas. Berikut informasi selengkapnya mengenai manfaat obat, dosis, cara pakai, serta risiko efek sampingnya.
Untuk apa obat theophylline?
Theophylline adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati serangan bronkospasme. Bronkospasme ini adalah kejadian di mana terjadi penyempitan saluran udara sehingga menimbulkan gangguan pernapasan.
Biasanya theophylline diberikan untuk mengobati asma atau penyakit lain yang membutuhkan relaksasi saluran pernapasan. Biasanya obat ini dimanfaatkan untuk meredakan sesak dada, mengi dan batuk sehingga kamu dapat bernapas dengan lebih mudah.
Theophylline tersedia sebagai sediaan kapsul tablet (kaptab) yang diminum melalui mulut. Untuk pengobatan serangan akut, obat ini tersedia sebagai injeksi aminofilin melalui alat yang dinamakan nebulizer.
Apa fungsi dan manfaat obat theophylline?
Theophylline berfungsi sebagai agen bronkodilator yang bekerja dengan merelaksasikan otot polos bronkial dan menghambat aktivitas adenosin. Adenosin adalah neurotransmitter yang berperan dalam mengontrol kontraksi otot polos dan melemaskan otot jantung.
Dengan kata lain, obat ini bekerja dengan membuka saluran udara pada paru-paru dengan mengurangi respons zat yang menyebabkan saluran udara menyempit. Dengan demikian, kamu dapat lebih mudah bernapas.
Dalam bidang medis, theophylline memiliki manfaat untuk mengobati beberapa kondisi berikut:
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
Penyakit ini merupakan gangguan pernapasan jangka panjang yang ditandai dengan aliran pernapasan yang buruk. Selain itu, penyakit ini berkembang dan memburuk dari waktu ke waktu. Bronkitis kronis dan emfisema adalah sebutan lain untuk penyakit ini.
Selain perubahan gaya hidup, termasuk berhenti merokok, pengobatan untuk mencegah penyakit yang semakin memburuk sangat diperlukan. Obat-obatan yang umumnya diberikan termasuk bronkodilator dan kortikosteroid (misalnya, prednisone) untuk mencegah peradangan.
Bronkodilator berfungsi sebagai agen untuk membantu pasien PPOK lebih mudah bernapas, mengurangi sesak napas serta mengi. Obat-obatan ini juga diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup pasien.
Asma
Asma merupakan penyakit peradangan jangka panjang pada saluran pernapasan. Untuk serangan akut asma, obat yang bekerja cepat biasanya lebih direkomendasikan. Obat-obatan ini termasuk salbutamol dan kortikosteroid.
Theophylline dapat digunakan sebagai terapi tambahan dalam pengobatan asma. Pemberian obat untuk jangka panjang sebaiknya dengan pengawasan dari dokter karena risiko kemungkinan stimulasi jantung yang berlebihan.
Merek dan harga obat theophylline
Obat ini termasuk dalam golongan obat resep yang hanya bisa didapatkan dengan rekomendasi dari dokter. Beberapa merek obat theophylline yang telah beredar di Indonesia adalah Asmano, Asmasolon, Retaphyl SR, Theobron, Bronchophylin, Bronsolvan, Bufabron.
Berikut informasi mengenai beberapa merek obat beserta harganya:
- Teolas tablet. Sediaan tablet mengandung salbutamol sulfate dan theophylline untuk mengobati asma dan bronkitis. Obat ini diproduksi oleh Erela dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp162/tablet.
- Asthma-Soho STR. Sediaan kaplet mengandung ephedrine HCl 12,5mg dan theophylline 125mg. Obat ini diproduksi oleh PT Soho Industri Farmasi dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp2.709/strip isi 4 kaplet.
- Retaphyl SR 300mg tablet. Sediaan kaplet lepas lambat untuk mengatasi gejala serangan asma bronkial. Obat ini diproduksi oleh Kimia Farma dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp2.759/kaplet.
- Bufabron tablet. Sediaan tablet untuk mengobati gejala asma bronkial yang diproduksi oleh Bufa Aneka. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp1.502/tablet.
- Luvismatablet. Sediaan tablet mengandung theophylline 130mg dan ephedrine HCl 10mg untuk mengobati asam dan PPOK. Obat ini diproduksi oleh Ifars dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp5.302/strip isis 10 tablet.
- Euphylline retard 250mg tablet. Sediaan tablet mengandung theophylline anhydrous untuk mengobati PPOK dan asma. Obat ini diproduksi oleh Pharos dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp4.351/tablet.
Bagaimana cara minum obat theophylline?
Baca dan ikuti petunjuk cara pakai serta dosis yang telah ditentukan oleh dokter. Jika ada yang tidak kamu pahami, tanyakan kembali hal tersebut pada dokter atau apoteker.
Jangan gunakan theophylline untuk serangan bronkospasme atau asma akut. Gunakan obat inhalasi yang memadai untuk mengatasi serangan asma dengan cepat. Segera hubungi dokter apabila gejala tidak membaik atau obat tidak dapat bekerja dengan baik.
Tanyakan pada dokter atau apoteker apakah kamu harus menggunakan obat dengan atau tanpa makanan. Beberapa merek obat theophylline bisa diresepkan berbeda.
Obat tablet salut selaput sebaiknya diminum utuh dengan segelas air putih. Obat jangan dikunyah, dihancurkan, atau digerus karena tablet tersebut diformulasikan untuk lepas lambat.
Apabila kamu kesulitan menelan kapsul, kamu bisa membuka kapsul dan menaburkan isinya pada sesendok makanan lunak, seperti yogurt.
Theophylline harus diminum secara teratur agar kamu mendapatkan hasil pengobatan yang efektif. Terus minum obat ini meskipun kamu merasa lebih baik. Jangan berhenti meminumnya kecuali diinstruksikan oleh dokter.
Jika kamu lupa minum, minum obat segera saat kamu ingat. Lewati dosis apabila tiba waktu minum dosis selanjutnya. Jangan menggandakan dosis minum obat dalam satu waktu minum.
Sebaiknya kamu melalui pemeriksaan medis secara berkala untuk melihat efektivitas obat. Jangan mengubah dosis atau jadwal pengobatan tanpa ada perintah dari dokter.
Beritahu dokter apabila kamu menggunakan theophylline apabila kamu akan menjalani tes laboratorium tertentu, misalnya kolesterol atau gula darah.
Kamu bisa menyimpan theophylline dalam suhu ruangan terhindar dari kelembapan dan sinar matahari setelah digunakan.
Berapa dosis obat theophylline?
Dosis dewasa
Bronkospasme berat akut
Dosis lazim: 4,6mg per kg melalui infus ke pembuluh darah vena (intravena) selama 30 menit.
Dosis pemeliharaan: 0,4mg per kg berat badan per jam.
Bronkospasme akut
Dosis lazim sebagai obat oral yang diminum melalui mulut: 5mg per kg berat badan.
Bronkospasme kronis
Dosis sebagai tablet pelepasan termodifikasi bentuk anhidrat: 250-500 mg diminum dua kali sehari. Sedangkan untuk dosis alternatif dapat diberikan 400 atau 600 mg sekali sehari.
Dosis sebagai tablet pelepasan termodifikasi bentuk monohidrat: 200 mg setiap 12 jam. Selain itu, dosis dapat disesuaikan menjadi 300 mg atau 400 mg setiap 12 jam berdasarkan respons klinis.
Dosis anak
Bronkospasme berat akut
Dosis lazim: 4,6 mg per kg melalui infus selama 30 menit.
Dosis pemeliharaan yang diberikan melalui infus intravena:
- Usia 1 hingga kurang dari 9 tahun: 0.8mg per kg berat badan per jam
- Usia 9 hingga 12 tahun: 0,7 mg / kg / jam.
Bronkospasme kronis
Dosis dalam bentuk monohidrat untuk anak usia kurang dari 6 tahun: 9mg per kg berat badan, diminum dua kali sehari.
Dosis dalam bentuk anhidrat:
- Usia 6 hingga 12 tahun dengan berat badan 20 sampai 35 kg: 125 – 250mg diminum dua kali sehari.
- Usia di atas 12 tahun dapat diberikan dosis sama dengan dosis dewasa.
Apakah theophylline aman untuk ibu hamil dan menyusui?
U.S. Food and Drug Administration (FDA) memasukkan theophylline dalam golongan obat kategori kehamilan C.
Studi penelitian pada hewan telah menunjukkan bahwa obat ini dapat menyebabkan risiko merugikan pada janin (teratogenik). Namun, ada studi terkontrol yang lebih memadai pada wanita hamil. Penggunaan obat dapat dilakukan apabila potensi manfaat yang didapat lebih besar dari risikonya.
Theophylline diketahui dapat terserap dalam ASI sehingga tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi oleh ibu menyusui. Konsultasikan lebih lanjut mengenai hal ini dengan dokter.
Apa efek samping obat theophylline yang mungkin terjadi?
Beberapa efek samping mungkin muncul karena respons dari tubuh pasien atau karena penggunaan obat yang tidak tepat dosis. Hubungi dokter apabila muncul gejala efek samping berikut:
- Gejala reaksi alergi, seperti gatal-gatal, kesulitan bernapas, pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan
- Muntah parah yang berkelanjutan
- Sakit kepala yang berkelanjutan
- Kesulitan tidur (insomnia)
- Detak jantung cepat
- Kejang
- Tanda-tanda baru penyakit, terutama demam
- Kadar kalium rendah yang ditandai dengan kram kaki, sembelit, detak jantung tidak teratur, dada berdebar, peningkatan rasa haus atau buang air kecil, mati rasa atau kesemutan, kelemahan otot atau perasaan lemas
- Gula darah tinggi yang ditandai dengan gejala rasa haus meningkat, buang air kecil meningkat, mulut kering, bau napas buah.
Reaksi efek samping yang serius lebih mungkin berisiko pada orang tua usia lanjut. Sebaiknya penggunaan obat pada orang tua selalu dipantau dan diberikan dosis efektif terendah untuk meminimalkan risiko.
Efek samping umum yang mungkin terjadi dari penggunaan theophylline, antara lain:
- Mual, muntah, diare
- Sakit kepala
- Gangguan tidur (insomnia)
- Tremor
- Berkeringat
- Merasa gelisah atau mudah tersinggung
Peringatan dan perhatian
Kamu tidak boleh menggunakan theophylline apabila memiliki riwayat alergi dengan obat ini atau obat yang serupa sebelumnya, seperti aminophylline. Beritahu dokter mengenai riwayat alergi yang kamu miliki.
Kamu mungkin juga tidak bisa menggunakan theophylline apabila memiliki riwayat penyakit berikut:
- Serangan jantung baru-baru ini
- Detak jantung yang tiba-tiba dan cepat
- Porfiria (kelainan bawaan yang menyebabkan kelainan kulit atau sistem saraf)
Jangan memberikan obat ini pada anak-anak tanpa ada petunjuk dari dokter. Kamu juga tidak boleh memberikan theophylline apabila anak sudah menggunakan obat ephedrine.
Tanyakan pada dokter apakah kamu aman untuk menggunakan theophylline apabila memiliki riwayat kesehatan berikut:
- Tekanan darah tinggi
- Penyakit jantung misalnya detak jantung tidak teratur, gagal jantung
- Penyakit paru-paru
- Fibrosis kistik
- Gangguan tiroid misalnya kelenjar tiroid yang terlalu aktif atau kurang aktif
- Sakit maag
- Riwayat epilepsi
- Infeksi virus
- Pembesaran prostat
- Penyakit hati
- Penyakit ginjal
- Sering merokok
Sebaiknya kamu beritahukan ke dokter apabila kamu sedang hamil atau menyusui bayi sebelum menggunakan theophylline.
Kamu bisa memberitahu dokter apabila kamu memiliki kebiasaan minum alkohol dalam jumlah besar.
Selain itu, kamu juga bisa menginfokan ke dokter apabila kamu telah menerima vaksinasi baru-baru ini. Jangan menggunakan vaksinasi apa pun saat kamu menggunakan theophylline tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Beritahu dokter dan apoteker apabila kamu menggunakan salah satu dari obat-obatan berikut:
- Obat untuk tekanan darah tinggi atau penyakit jantung, misal propranolol, verapamil
- Obat untuk epilepsi (kejang), misalnya carbamazepine, phenytoin, phenobarbital
- Obat-obatan untuk mengobati depresi, misalnya fluvoxamine, viloxazine
- Obat-obatan untuk mengobati TBC (tuberkulosis), misalnya rifampicin, isoniazid
- Antibiotik tertentu, misalnya erythromycin, clarithromycin, ciprofloxacin, enoksasin
- Obat asam urat, misalnya sulfinpyrazone, allopurinol
- Ritonavir
- Fluconazole
- Lithium
- Cimetidine
- St. John’s wort (obat herbal)
- Pil KB
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.