Share This Article
Rutin melakukan olahraga memang disarankan, karena memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Namun kamu perlu tahu, jika melakukannya secara berlebihan bisa memicu sindrom overtraining.
Apa itu sindrom overtraining?
Melansir penjelasan Healthline, sindrom overtraining adalah suatu keadaan ketika kamu berolahraga tanpa memberikan waktu istirahat yang cukup antar sesi.
Sindrom overtraining (OTS) dapat menurunkan tingkat kebugaran, berdampak negatif pada kinerja, dan menyebabkan cedera.
Hindari latihan berlebihan dan berikan waktu istirahat yang cukup di antara latihan.
Pastikan untuk memberi asupan yang baik pada latihan sehingga memiliki cukup energi untuk melakukan latihan, dan jaga kesehatan setelah setiap sesi latihan.
Tanda dan gejala sindrom overtraining
Melansir penjelasan dari laman Healthline, berikut ini beberapa tanda dan gejala apabila kamu mengalami sindrom overtraining:
Kurang makan
Olahraga angkat besi yang menjaga jadwal latihan intensif juga dapat mengurangi kalori. Ini dapat berdampak negatif pada kesehatan dan kinerja. Jika tubuh secara konsisten menggunakan cadangan energinya, kamu dapat mengalami kekurangan nutrisi seperti anemia.
Kondisi lebih serius dapat muncul yang memengaruhi sistem kardiovaskular, gastrointestinal, dan endokrin. Mungkin juga untuk mengembangkan sistem saraf dan komplikasi sistem reproduksi, termasuk kehilangan haid atau siklus tidak teratur.
Nyeri, tegang, dan nyeri
Mendorong diri melewati batas selama latihan high-intense interval training (HIIT) dapat menyebabkan ketegangan otot dan nyeri. Memberi tekanan pada tubuh secara berlebihan dapat menyebabkan nyeri serta cedera. Kamu juga mungkin mengalami microtears di otot.
Cedera berlebihan
Berlari terlalu sering dapat menyebabkan cedera akibat penggunaan berlebihan seperti shin splints, stress fracture, dan plantar fasciitis. Cedera berlebihan lainnya termasuk ketegangan sendi, patah tulang, dan cedera jaringan lunak..
Kelelahan
Agak normal untuk merasa lelah setelah berolahraga, tetapi kelelahan terjadi ketika tubuh berulang kali tidak pulih sepenuhnya setelah berolahraga. Kamu mungkin merasa sangat lelah, terutama selama atau tepat setelah berolahraga.
Kelelahan juga dapat terjadi ketika secara teratur tidak mendapatkan cukup bahan bakar sebelum berlatih. Tubuh kemudian harus menggunakan cadangan karbohidrat, protein, dan lemaknya untuk energi.
Nafsu makan berkurang dan berat badan turun
Berolahraga biasanya mengarah pada nafsu makan yang sehat. Namun, berolahraga terlalu banyak dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang dapat memengaruhi seberapa lapar atau kenyang.
Iritabilitas dan agitasi
Latihan berlebihan dapat memengaruhi kadar hormon stres, yang dapat menyebabkan depresi, kabut mental, dan perubahan suasana hati. Kamu mungkin juga mengalami kegelisahan dan kurangnya konsentrasi atau antusiasme.
Cara mengatasi sindrom overtraining
Dilansir dari Healthline, beberapa perawatan dan pengobatan rumahan dapat meningkatkan penyembuhan. Istirahat adalah faktor terpenting. Bersantai dan istirahatlah dari semua aktivitas.
Lakukan pijatan profesional yang akan menargetkan otot yang terkena. Pilihlah pijat jaringan dalam atau olahraga untuk mencegah cedera dan meredakan ketegangan otot.
Jika pijat profesional bukanlah pilihan, kamu juga dapat melakukan pijat sendiri menggunakan minyak esensial atau balsem otot.
Terapi panas dan dingin juga bisa menjadi pilihan. Kamu dapat menggunakan bantal pemanas, sauna, atau mandi air panas untuk meredakan nyeri otot. Mandi air dingin atau kompres es dapat membantu mengurangi rasa sakit dan bengkak.
Baca juga: Apakah Ibu Hamil Boleh Olahraga Bersepeda? Ini Jawabannya
Waktu pemulihan
Waktu pemulihan setiap individu akan bervariasi. Jika benar-benar berhenti dari aktivitas, kamu akan melihat peningkatan setelah 2 minggu. Namun, mungkin diperlukan waktu hingga 3 bulan sebelum sembuh total. Selama periode tersebut, kamu bisa melakukan olahraga ringan agar tetap aktif ya!
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!