Share This Article
Saraf kejepit atau HNP (hernia nucleus pulposus) merupakan kondisi di mana bantalan atau cakram (disc) pada ruas tulang belakang menonjol dan menekan saraf tulang belakang. Hal ini dapat menimbulkan rasa sakit, lemah hingga mati rasa. Lalu apa penyebab saraf kejepit?
Penyebab saraf kejepit
Rasa nyeri dan kaku pada beberapa bagian tubuh seperti punggung, leher, kaki atau tangan dapat dirasakan ketika mengalami saraf kejepit. Beberapa orang juga kerap merasakan kesemutan hingga kelemahan otot.
Untuk menghindari kondisi ini, berikut ada beberapa penyebab saraf kejepit yang harus kamu ketahui.
1. Obesitas
Kelebihan berat badan merupakan salah satu penyebab saraf kejepit. Berat badan yang berlebih memiliki pengaruh besar terhadap tekanan pada cakram tulang belakang. Sehingga cakram harus bekerja lebih keras menahan beban tubuh.
Orang dengan berat badan yang berlebih memiliki risiko hingga 12 kali lipat lebih tinggi mengalami saraf kejepit. Bahkan risiko saraf kejepit akan tetap ada ketika mereka sudah menjalani operasi mikrodisektomi, yakni operasi pada tulang belakang untuk menangani saraf kejepit.
2. Degenerasi tulang belakang
Saraf kejepit sering kali disebabkan oleh keausan yang terjadi pada cakram di tulang belakang. Lama kelamaan, perubahan ini dapat menekan urat serta saraf tulang belakang. Kondisi ini juga disebut dengan degenerasi tulang belakang.
Degenerasi dapat terjadi akibat kebiasaan menanggung beban yang berat, posisi tubuh yang bungkuk, memutar atau penuaan.
Ketika tubuh menahan beban berat, cakram pada tulang belakang bertugas untuk menahan goncangan terjadi akibat gerakan tubuh. Seperti saat berjalan, memutar atau menekuk.
Seiring berjalannya waktu, cakram dapat mengalami keausan akibat bekerja terlalu keras. Di samping itu cakram juga mungkin kehilangan kadar air yang ada di dalamnya. Itulah mengapa degenerasi umum terjadi pada orang lanjut usia.
3. Cedera
Penyebab saraf kejepit lainnya yang paling umum adalah cedera. Cedera terjadi akibat adanya gerakan menyentak secara tiba-tiba yang kemudian memberikan banyak tekanan pada cakram tulang belakang. Sehingga terjadilah saraf kejepit.
Cedera dapat terjadi pada saat kamu mengangkat benda berat secara tidak benar, berolahraga keras, mengalami kecelakaan atau melakukan gerakan tubuh yang ekstrim.
4. Kombinasi degenerasi dan cedera
Seseorang juga bisa mengalami saraf kejepit akibat kombinasi degenerasi tulang belakang dan cedera. Misalnya pada orang lanjut usia yang juga mengalami cedera. Kondisi ini menyebabkan mereka rentan mengalami saraf kejepit.
Pada sebagian kasus, orang yang memiliki kombinasi ini pada tubuhnya dapat mengalami saraf kejepit bahkan ketika mereka bersin.
5. Artritis reumatoid
Artritis reumatoid merupakan peradangan sendi yang ada dalam tubuh. Peradangan sendi dapat menekan saraf di sekitarnya sehingga terjadilah saraf kejepit atau HNP.
6. Melakukan pekerjaan yang berulang
Bila kamu sering melakukan suatu pekerjaan dengan gerakan berulang seperti mengetik yang terlalu lama, kamu perlu berhati-hati. Hal ini mungkin terlihat sederhana, tetapi nyatanya dapat menjadi salah satu penyebab saraf kejepit lho.
Mengetik pada keyboard terlalu lama dapat menyebabkan carpal tunnel syndrome, yakni peradangan tendon yang menekan saraf median pada lengan.
7. Kondisi kehamilan
Wanita yang sedang hamil tentunya akan mengalami peningkatan berat badan. Semakin tua usia kehamilannya, berat badan pun akan semakin bertambah. Tambahan berat badan pada wanita hamil ini tidak jarang menjadi penyabab saraf kejepit.
8. Penyakit diabetes
Orang dengan penyakit diabetes memiliki kadar glukosa yang tidak normal dalam tubuhnya. Tingginya kadar glukosa ini dapat merusak saraf sehingga menyebabkan kondisi saraf kejepit.
Pencegahan saraf kejepit
Sebagian besar kasus saraf kejepit dapat sembuh dengan sendirinya. Namun penting agar selalu menghindari kondisi ini. Untuk mencegahnya, kamu dapat melakukan beberapa cara, seperti:
- Memelihara berat badan ideal
- Memperbaiki postur tubuh
- Rajin melakukan peregangan otot untuk menjaga otot tetap kuat dan fleksibel
- Hindari duduk atau berbaring dalam satu posisi terlalu lama. Duduk dengan kaki yang menyilang juga perlu dihindari. Posisi-posisi tersebut dapat menyebabkan saraf tertekan terlalu lama.
- Bila kamu memiliki pekerjaan yang menuntut kamu harus berlama-lama di depan keyboard, lakukanlah istirahat secara berkala. Di samping itu, gunakanlah bantalan atau sandaran tangan saat mengetik. Hal ini dapat membantu meringankan saraf pada tangan.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!