Share This Article
Perhatikan adanya gejala alergi pada kulit berupa ruam atau gatal-gatal. Jika kamu sering mengalaminya akibat pemicu tertentu, bisa jadi kamu terkena alergi kulit.
Kenali apa sebenarnya faktor pemicu alergi kamu dan jauhi sebisa mungkin agar tak kambuh. Jika sudah parah, jangan ragu berkonsultasi dengan dokter.
Yuk kenali lagi tentang alergi kulit dan jenis-jenisnya dalam artikel berikut ini, yuk!
Apa itu alergi kulit?
Alergi adalah respons kekebalan tubuh terhadap zat asing yang biasanya tidak berbahaya bagi tubuh. Zat asing ini biasanya disebut dengan alergen atau zat penyebab alergi.
Sistem kekebalan tubuh bekerja membuat tubuh tetap sehat dengan cara melindungi tubuh zat patogen atau zat asing yang berbahaya.
Saat sistem imun mendeteksi adanya zat patogen yang dinilainya berbahaya, maka antibodi akan langsung menyerangnya.
Kondisi ini menyebabkan reaksi alergi yang biasanya ditandai dengan adanya gejala kulit ruam, gatal-gatal, kemerahan, hingga sensasi terbakar.
Baca juga : Moms, Begini Tips Perawatan Bayi Baru Lahir yang Aman dan Tepat
Penyebab alergi
Umumnya zat patogen atau alergen yang dideteksi berbahaya oleh sistem imun tidaklah berbahaya atau membahayakan hidup.
Alergen ini bisa beragam bentuknya bisa dari makanan yang kita konsumsi, benda yang dipakai, jenis tanaman tertentu, atau bulu-bulu dari binatang.
Berikut beberapa alergen yang sering menyebabkan alergi:
- Serbuk sari dari tanaman atau tumbuhan tertentu
- Tungau debu
- Bulu binatang baik dengan kontak langsung maupun kontak dengan produk berbulu lainnya
- Gigitan atau sengatan serangga
- Penggunaan produk berbahan lateks, seperti sarung tangan atau kondom
- Penggunaan produk berbahan nikel
- Suhu dingin atau panas
- Sinar matahari
- Air yang tidak bersih
- Konsumsi obat tertentu seperti penicillin
- Makanan seperti gandum, kacang, susu, telur, dan kerang
Tanda dan gejala alergi kulit
Saat terjadi kontak dengan alergen, kulit akan menunjukkan beberapa gejala. Level keparahan gejala yang timbul bisa berbeda pada tiap individu.
Dilansir Asthma and Allergy Foundation of America (AAFA), berikut beberapa gejala umum jika seseorang mengalami alergi kulit:
- Munculnya ruam
- Gatal-gatal
- Kulit kemerahan
- Terjadi pembengkakan pada kulit
- Munculnya benjolan
- Adanya pengelupasan kulit
- Kulit pecah-pecah
Jenis-jenis alergi kulit dan cara menanganinya
Dilansir The American College of Allergy, Asthma and Immunology (ACAAI), ada tiga jenis alergi yang umum terjadi. Mulai dari eksim, dermatitis kontak, dan biduran.
Jenis alergi ini bisa terjadi pada anak-anak dan juga orang dewasa. Untuk mengetahui seperti apa gejala dan cara menanganinya, mari kita bahas satu per satu.
1. Eksim (dermatitis atopik)
Eksim atau dermatitis atopik merupakan kondisi di mana kulit sangat mudah kering dan menimbulkan gatal-gatal. Akibatnya kulit akan mudah mengalami alergi dan terjadi inflamasi.
Dilansir AAFA, dermatitis artinya peradangan pada kulit, sedangkan atopik artinya kecenderungan untuk terjadinya alergi.
Eksim umumnya menimbulkan gejala kulit kering, kemerahan, iritasi, dan gatal-gatal. Kadang jika infeksi terjadi akan muncul benjolan berisi cairan bening atau kekuningan.
Dermatitis atopik ini umumnya terjadi karena adanya faktor genetik. Gejalanya juga mulai muncul saat bayi.
Penyebab dermatitis atopik
Dermatitis atopik bisa muncul dan sebabkan gejala saat seseorang berkontak dengan beberapa faktor berikut ini:
- Alergen seperti debu, bulu binatang, dan serbuk sari dari tumbuhan
- Sabun atau alat pembersih lainnya
- Metal seperti nikel yang ada di perhiasan, ponsel, sabuk, dan lain-lain
- Kontak dengan parfum atau pengharum jenis lainnya
- Formaldehyde yang biasanya ditemukan pada produk cat kuku dan desinfektan
- Produk dari karet seperti sarung tangan lateks
Cara mengobati dermatitis atopik
Untuk mencegah terjadinya alergi atau memperparah gejala yang muncul, ada baiknya untuk menghindari faktor penyebab alerginya. Selain itu, gejala yang terjadi bisa diobati dengan beberapa cara berikut ini:
- Pelembap kulit yang dijual secara bebas, tujuannya untuk melembapkan kulit dan mencegah hilangnya air dari kulit. Bentuknya bisa lotion, krim, atau salep. Gunakan secara rutin setelah mandi atau kapanpun kulit terasa kering
- Untuk mengurangi peradangan, kamu bisa menggunakan obat seperti hidrokortison topikal
- Konsumsi obat antibiotik yang ditujukan untuk infeksi kulit sesuai petunjuk dokter
- Phototherapy, yakni metode penggunaan sinar ultraviolet untuk mengatasi peradangan. Untuk metode ini kamu harus di bawah pengawasan dokter
- Pastikan untuk minum cukup air, gunakan sarung tangan saat suhu dingin, dan jangan gunakan pakaian yang bisa mengiritasi kulit
2. Dermatitis kontak
Contact dermatitis adalah reaksi alergi yang terjadi saat kulit berkontak langsung dengan zat alergen. Reaksi yang muncul umumnya tidak parah namun sangat mengganggu karena sangat gatal.
Contoh dermatitis kontak diantaranya saat kamu baru saja menggunakan produk skin care baru atau deterjen baru lalu kulitmu memunculkan gejala iritasi dan kemerahan.
Gejala dermatitis kontak bisa muncul saat itu juga, atau bahkan berbulan-bulan setelah kamu terpapar dengan zat alergen itu. Oleh karenanya untuk mendiagnosis alergi kulit jenis ini, kamu harus berkonsultasi dengan dokter.
Gejala dermatitis kontak
Berikut beberapa gejala alergi kulit dermatitis kontak:
- Kulit kering dan bersisik
- Gatal-gatal yang hebat
- Kulit kemerahan
- Adanya benjolan berair
- Kulit tampak gelap atau kasar
- Kulit terbakar
- Sensitif terhadap sinar matahari
- Terjadinya pembengkakan terutama pada area mata, wajah, dan selangkangan
Pengobatan alergi kulit dermatitis kontak
Untuk meredakan gejala gatal dan juga pembengkakan, kamu bisa mendapatkan obat yang dijual bebas tanpa perlu resep dokter.
Berikut beberapa jenis obat dan penanganan yang bisa dilakukan untuk mengatasi dermatitis kontak:
- Krim hidrokortison
- Salep seperti lotion kalamin
- Konsumsi obat jenis antihistamin seperti diphenhydramine untuk kurangi rasa gatal
- Oleskan petroleum jelly untuk menenangkan area kulit yang alergi
- Kompres dingin pada area kulit yang gatal
- Mandi dengan sabun yang lembut dan air hangat untuk menghilangkan iritasi
- Jangan pernah menggaruk area kulit yang iritasi. Karena bisa memperburuk iritasi dan menyebabkan infeksi kulit.
3. Biduran atau hive
Dalam dunia medis biduran disebut dengan urtikaria. Biduran merupakan reaksi saat kulit terpapar alergen dan juga infeksi virus.
Gejala yang timbul biasanya ditandai dengan munculnya bentol-bentol pada kulit yang berwarna kemerahan, gatal, dan menonjol. Ukurannya bisa bervariasi dan bisa muncul di bagian tubuh mana saja.
Saat bentol tersebut disentuh, bagian tengahnya akan berubah warna menjadi putih. Bentol ini bisa muncul tiba-tiba dan hilang begitu saja.
Pengobatan alergi kulit biduran:
- Hindari beberapa alergen yang bisa memicu alergi kambuh
- Hubungi dokter yang menangani alergi secara khusus untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan aman
Penanganan medis diperlukan karena biduran juga merupakan salah satu gejala alergi parah bernama anafilaksis. Untuk memastikan biduran yang terjadi tidaklah parah, segera hubungi dokter saat gejala muncul, ya.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!