Share This Article
Salah satu olahraga yang belakangan ini digemari banyak orang adalah bersepeda. Bersepeda menjadi salah satu alternatif untuk menjaga kebugaran di tengah pandemi COVID-19. Bersepeda juga sudah dikenal mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan.
Tapi, dalam beberapa kasus, banyak pesepeda yang mengalami serangan jantung. Hal ini terutama dialami oleh pesepeda pemula. Mengapa demikian? Simak penjelasannya di bawah ini, ya!
Baca Juga: Kenali Ciri-Ciri Anxiety Attack yang Mirip dengan Serangan Jantung
Mengapa banyak serangan jantung terjadi saat bersepeda?
Perlu kamu ketahui, jantung kita adalah otot yang bekerja lebih keras di tubuh. Jantung berdetak sekitar 70 kali per menit, 100.000 kali per hari, dan sekitar 2,5 miliar kali dalam rata-rata seumur hidup.
Saat bersepeda, jantung kita akan berdetak lebih cepat karena harus memompa darah secara terus menerus. Jantung menjadi bekerja lebih keras dari biasanya padahal seperti otot tubuh lainnya, tentu jantung punya batas.
Khususnya bagi kamu pesepeda pemula, harus mengetahui batas dalam bersepeda. Pasalanya jika kamu melewati batas dan terlalu membebani diri sendiri, itu bisa berakibat buruk pada jantung.
Sudah banyak kasus seorang mengalami serangan jantung saat bersepeda, bahkan menyebabkan mereka meninggal dunia. Bahkan beberapa kasus ini terjadi dikalangan pesepeda profesional. Ada beberapa penyebab yang melatar belakangi hal tersebut seperti:
1. Jantung dipaksa bekerja lebih
Ketika kamu bersepeda, pasti ada keinginan yang besar untuk mengayuh sekuat dan sejauh-jauhnya. Sehingga kamu jadi mengabaikan kekuatan diri sendiri, termasuk jantung.
Jantung jadi dipaksa untuk bekerja lebih keras dari biasanya, sehingga menciptakan denyut adrenalin yang sangat tinggi yang dapat menyebabkan tekanan darah dan detak jantung melonjak. Hal ini dapat memicu serangan jantung yang dapat berujung pada kematian mendadak.
2. Bersepeda terlalu berlebihan
Olahraga seperti bersepeda memang menyehatkan, tapi, jika dilakukan secara berlebihan, ini meningkatkan risiko serangan jantung, arteri koroner.
Sebuah penelitian pada 2012, menyebutkan olahraga kardio, seperti bersepeda seringkali menyebabkan peregangan permanen pada otot jantung. Kondisi ini membuat jantung menjadi tegang. Hal ini juga bisa dialami oleh atlet yang tidak memerhatikan porsi latihan.
Dalam olahraga rekreasi seperti bersepeda, kematian serangan jantung mendadak dapat meningkat, apalagi jika kamu memiliki gejala-gejala penyerta, seperti merasa lemah, dan mudah pusing.
3. Perubahan ukuran jantung
Ketika kamu terus-menerus memaksakan diri untuk bersepeda, kamu kemungkinan akan mengalami perubahan ukuran jantung. Perubahan ukuran jantung dapat berpengaruh pada irama jantung, masalah ini akan membuat kamu mengalami fibrilasi atrium.
Fibrilasi atrium membuat kamu mengalami denyut jantung yang tidak beraturan, yang seringkali lebih cepat daripada yang biasanya.
Tanda-tanda jantung kolaps saat bersepeda
Ada beberapa tanda-tanda yang perlu kamu ketahui yang menandakan jantung kolaps saat bersepeda, seperti berikut:
1. Nyeri dada
Jika kamu merasakan nyeri dada yang tidak nyaman ketika kamu bersepeda, kamu harus segera berhenti dan meminta bantuan medis sebelum terlambat. Nyeri dada dapat menjadi tanda kamu mengalami masalah pada arteri jantung.
2. Sesak napas
Perasaan sesak napas, yang tidak biasa dengan rasa tidak nyaman di dada selama aktivitas bersepeda. Sesak napas ini bisa terjadi sebelum nyeri dada muncul.
3. Pusing atau sakit kepala
Merasa lelah setelah bersepeda adalah hal yang normal, apalagi ketika kamu belum terbiasa. Sebaliknya ketika kamu merasa pusing atau sakit kepala saat bersepeda, jangan diabaikan. Perhatikan tanda peringatan ini dengan serius dan segera berhenti bersepeda.
4. Kelainan irama jantung
Sensasi detak jantung kamu yang berdetak kencang, berdebar-debar dapat mengindikasikan masalah. Segeralah cari bantuan medis jika kamu merasa ada yang salah dengan irama jantung kamu.
5. Rasa tidak nyaman di beberapa bagian tubuh
Masalah jantung dapat menyebabkan sensasi di area tubuh selain dada. Kamu mungkin merasa tidak nyaman di beberapa bagian tubuh, nyeri, atau tekanan di lengan, punggung, leher, rahang, atau perut.
6. Berkeringat tidak biasa
Berkeringat ketika bersepeda tentu hal yang biasa, tapi ini menjadi tidak biasa jika keringat yang kamu keluarkan dingin dan disertai dengan mual. Ini bisa menjadi tanda serangan jantung.
Baca Juga: Tren Gowes Sepeda saat Pandemi COVID-19, Jangan Lupa Masker dan Protokol Kesehatan
Bagaimana bersepeda yang sehat untuk jantung?
Agar kita mendapatkan manfaat dari bersepeda dan tidak mengalami serangan jantung yang berujung pada kematian mendadak, cobalah untuk memerhatikan durasi dari bersepeda.
Dalam seminggu, sebaiknya minimal 150 menit aktivitas fisik, jangan memaksa lebih jika kamu tidak didampingi oleh pelatih.
Jika kamu merasakan gejala atau merasakan hal-hal tidak nyaman di sekitaran dada ketika bersepeda, segeralah berhenti dan meminta bantuan medis.
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.