Share This Article
Mungkin kamu pernah melihat orang-orang terdekat kamu yang mempunyai benjolan di leher, dan penasaran apa kira-kira penyebabnya? Yuk, simak ulasan berikut.
Baca Juga: Pilihan Obat Sakit Pinggang yang Efektif, Sudah Tahu Belum?
Memahami benjolan di leher
Benjolan di leher juga disebut neck mass. Hal tersebut bisa besar dan terlihat, atau juga bisa sangat kecil. Sebagian besar bisa jadi berbahaya. Sebagian lainnya bisa jadi jinak.
Namun, benjolan di leher juga bisa menjadi tanda dari kondisi yang serius, seperti infeksi atau pertumbuhan kanker.
Jika orang-orang terdekat atau bahkan kamu memiliki keluhan di leher, tidak usah panik dulu, segera hubungi dokter dan coba periksa.
Kondisi yang menyebabkan benjolan di leher
Banyak kondisi yang dapat menyebabkan benjolan di leher. Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebabnya:
1. Infeksi mononukleosis
Infeksi mononukleosis, adalah keadaan yang merujuk pada sekelompok gejala yang biasanya disebabkan oleh virus Epstein-Barr (EBV). Ini biasanya terjadi pada remaja, tetapi kamu bisa mengalaminya pada usia berapa pun. Virus ini menyebar melalui air liur.
Infeksi mononukleosis ini biasanya terjadi pada siswa sekolah menengah dan perguruan tinggi.
Gejalanya meliputi:
- Demam
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Sakit tenggorokan
- Sakit kepala
- Pembengkakan tonsil
- Kelelahan
- Keringat dingin
- Sakit atau nyeri di badan, gejala ini dapat berlangsung hingga 2 bulan.
Tidak ada pengobatan khusus untuk infeksi mononukleosis. Namun, dokter mungkin meresepkan obat kortikosteroid untuk mengurangi pembengkakan tenggorokan dan amandel.
Gejala biasanya sembuh sendiri dalam 1 hingga 2 bulan. Hubungi dokter jika gejalanya memburuk.
2. Nodul tiroid
Apa itu nodul tiroid? Nodul tiroid adalah benjolan di leher yang dapat berkembang di kelenjar tiroid kamu. Bentuknya bisa padat atau berisi cairan.
Lebih dari 90 persen dari semua nodul tiroid bersifat jinak (bukan kanker). Sebagian besar nodul tiroid tidak serius.
Kecuali jika itu menjadi cukup besar untuk menekan di batang tenggorokan kamu. Banyak nodul tiroid ditemukan selama menjalani CT scan atau MRI scan yang dilakukan untuk mendiagnosis sesuatu yang lain.
Nodul tiroid biasanya tidak berbahaya, tetapi mungkin merupakan tanda penyakit seperti kanker atau disfungsi autoimun.
Kelenjar tiroid yang bengkak biasanya menyebabkan batuk, suara serak, nyeri di tenggorokan atau leher, sulit menelan. Gejala tadi dapat menunjukkan tiroid yang aktif (hipertiroid) atau tiroid yang kurang aktif (hipotiroid).
Jika kamu mengalami gejala tersebut, segeralah menemui dokter.
3. Gondok
Gondok adalah kelenjar yang ditemukan di leher tepat di bawah jakun. Suatu kondisi yang meningkatkan ukuran tiroid. Gondok ini dapat berkembang pada siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada wanita. Terkadang, itu memengaruhi cara fungsi tiroid.
Leher bengkak adalah gejala utama gondok, dan ukurannya bisa berkisar dari sangat kecil hingga sangat besar.
Selain leher bengkak, gejala lainnya juga termasuk beberapa berikut ini:
- Kesulitan menelan atau bernapas
- Batuk
- Suara menjadi serak
- Pusing saat mengangkat lengan di atas kepala.
Apa yang menyebabkan gondok?
Kekurangan yodium adalah penyebab utama dari goiter atau gondok ini. Yodium sangat penting untuk membantu tiroid menghasilkan hormon tiroid. Ketika tidak memiliki cukup yodium, tiroid bekerja ekstra keras untuk membuat hormon tiroid, menyebabkan kelenjar tumbuh lebih besar.
Jika kamu mengalami leher bengkak dan gejala lain seperti di atas, segeralah hubungi dokter. Dokter biasanya akan memutuskan program pengobatan berdasarkan ukuran dan kondisi gondok itu sendiri, dan gejala yang terkait dengannya.
Perawatan juga didasarkan pada masalah kesehatan yang berkontribusi pada gondok.
4. Amandel
Benjolan di leher (kerongkongan) berikutnya adalah amandel. Amandel adalah dua kelenjar getah bening yang terletak di setiap sisi belakang tenggorokan.
Mereka berfungsi sebagai mekanisme pertahanan dan membantu mencegah tubuh dari infeksi. Ketika amandel terinfeksi, kondisinya disebut tonsilitis.
Tonsilitis dapat terjadi pada usia berapa pun dan merupakan penyakit anak yang umum. Ini paling sering didiagnosis pada anak-anak dari usia prasekolah hingga remaja.
Gejalanya meliputi sakit tenggorokan, pembengkakan tonsil, dan demam.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai virus dan bakteri umum, seperti bakteri Streptococcal, yang menyebabkan radang tenggorokan.
Tonsilitis yang disebabkan oleh radang tenggorokan dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani.
Tonsilitis mudah didiagnosis. Gejala biasanya hilang dalam 7 hingga 10 hari. Segera hubungi dokter jika kamu mengalami beberapa gejala tadi.
Baca Juga: Gusi Bengkak Bikin Susah Makan dan Tidur, Begini Cara Mengatasinya
Cara mengatasi benjolan di leher
Jenis perawatan untuk benjolan di leher tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Jika disebabkan oleh infeksi bakteri bisa diobati dengan antibiotik.
Namun, jika jenisnya serius, pilihan pengobatan seperti untuk kanker di leher bisa termasuk operasi, radiasi, dan kemoterapi.
Deteksi dini adalah kunci keberhasilan pengobatan dari penyebab benjolan di leher. Jadi segeralah untuk berkonsultasi ke dokter jika kamu mengalami beberapa gejala-gejala tadi pada leher.
Selain mengetahui secara umum tentang benjolan di leher, kamu juga perlu tahu tentang benjolan di leher belakang. Walau sebagian besar penyebabnya tidak membahayakan, tetapi ada juga yang perlu diwaspadai.
Benjolan di leher belakang
Seperti sudah disebutkan sebelumnya, beberapa penyebab benjolan di leher secara umum. Namun, beberapa benjolan bisa tumbuh di leher belakang. Berikut beberapa kondisi umum yang menyebabkan munculnya benjolan di leher belakang.
1. Kista sebasea
Ini adalah jenis kista umum yang terbentuk di kelenjar sebasea yang tersumbat atau rusak. Kelenjar sebasea yang berfungsi mengeluarkan sebum, zat minyak yang melumasi kulit dan rambut.
Kista sebasea biasanya berupa benjolan kecil dan bisa ditemukan di sekitar wajah dan leher. Dokter biasanya bisa mendiagnosis jenis kista ini hanya dengan melihatnya.
Namun, dibutuhkan pemeriksaan lanjutan jika menunjukkan kondisi seperti:
- Diameternya lebih dari 5 sentimeter
- Adanya tanda infeksi seperti kemerahan, nyeri atau bernanah
- Tumbuh kembali setelah dikeluarkan
Kista sebasea sebenarnya tidak membahayakan, tetapi karena alasan kosmetik, orang lebih memilih untuk menghilangkannya. Diperlukan prosedur bedah kecil untuk membuangnya.
2. Bisul
Bisul bisa tumbuh di mana saja, termasuk di leher belakang. Akibatnya, kamu akan memiliki benjolan di leher belakang dan tentunya akan sangat mengganggu. Karena bisul akan menimbulkan gejala seperti:
- Benjolan merah yang menyakitkan
- Bengkak dan kemerahan pada kulit
- Ukuran akan semakin membesar dalam beberapa hari
- Ujungnya mungkin akan mengeluarkan nanah
- Benjolan lembut dan hangat
Untuk mengatasi bisul kecil, kamu bisa menerapkan kompres hangat. Namun, jika ukuran benjolan di leher belakang cukup besar, periksalah ke dokter. Kamu mungkin akan mendapat resep antibiotik jika terjadi infeksi yang parah.
3. Lipoma
Kondisi lipoma adalah benjolan non-kanker yang tumbuh perlahan, biasanya di antara kulit dan otot. Lipoma bisa ditemukan di leher belakang dan seringkali dialami oleh mereka yang sudah paruh baya.
Sebenarnya kemunculannya tidak menyebabkan masalah kesehatan apapun. Namun, bisa mengganggu, karena selain berupa benjolan di leher belakang, lipoma bisa ditemukan di bahu lengan, perut dan paha.
Benjolan ini biasanya tidak memerlukan perawatan kecuali menyebabkan rasa sakit. Jika kamu memeriksakannya ke dokter, mungkin akan dilakukan biopsi untuk memastikan benjolan itu bukan penyakit lain.
4. Jerawat keloidalis nuchae
Keloidalis nuchae adalah peradangan pada folikel rambut yang menyebabkan benjolan di bagian belakang leher, di sepanjang garis rambut.
Dimulai dengan benjolan kecil dan gatal yang akhirnya menyebabkan jaringan parut dan rambut rontok. Seiring waktu, mereka berubah menjadi keloid, yang berukuran besar, memiliki jaringan parut yang menonjol.
Jerawat ini lebih sering dialami oleh pria berkulit gelap, terutama yang memiliki rambut tebal dan keriting. Tidak diketahui pasti penyebabnya, namun kemungkinan terkait dengan:
- Bercukur
- Iritasi konstan karena peralatan olahraga atau karena kerah kemeja
- Obat-obatan tertentu
- Infeksi kronis
5. Benjolan di leher akibat kelenjar getah bening servikal posterior bengkak
Kelenjar getah bening servikal posterior terletak di bagian belakang leher. Jika terjadi pembengkakan, akan muncul benjolan di leher belakang kamu.
Beberapa kondisi yang menyebabkan kelenjar tersebut bengkak di antaranya:
- Infeksi virus seperti flu
- Radang tenggorokan
- Infeksi telinga
- Abses gigi
- Luka atau infeksi kulit
Walau jarang, tapi bisa juga terjadi karena:
- HIV
- Lupus
- Kanker
Jika disebabkan oleh infeksi, biasanya benjolan akan hilang setelah infeksi sembuh. Namun, kamu perlu ke dokter jika mengalami gejala seperti berikut:
- Benjolan tidak hilang setelah beberapa minggu
- Benjolan terus membesar
- Terasa saat dipegang
- Disertai demam, keringat saat malam hari dan penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan
6. Limfoma
Ini adalah jenis kanker yang ditemui di limfosit, yang merupakan sel darah putih. Biasanya ini akan menyebabkan kelenjar getah bening bengkak dan menyebabkan benjolan di leher. Gejala lainnya berupa:
- Keringat saat malam hari
- Demam
- Lelah
- Kulit gatal
- Ruam
- Berat badan turun tanpa alasan yang jelas
- Nyeri saat minum alkohol
- Tulang ikut terasa sakit
7. Rambut tumbuh ke dalam
Ini adalah kondisi yang terjadi saat rambut seharusnya tumbuh ke luar permukaan kulit, tetapi justru tumbuh di bawah permukaan kulit karena folikel tersumbat. Hasilnya menyebabkan benjolan.
Jika memiliki rambut pendek, kamu mungkin akan mengalami rambut tumbuh ke dalam di bagian belakang leher. Terutama di bagian bawah garis rambut.
Umumnya ini bukan kondisi yang berbahaya dan tidak membutuhkan perawatan. Benjolan akan hilang dengan sendirinya, tetapi bisa saja terjadi infeksi.
Karena itu, untuk menghindari infeksi, jangan sampai mencabut paksa rambut yang tumbuh ke dalam atau mencoba memencet benjolan tersebut.
8. Tahi lalat
Tahi lalat bisa tumbuh kapan saja, dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Namun, kemunculan tahi lalat bisa menjadi tanda kanker kulit. Salah satunya jika tahi lalat terus membesar. Berikut tanda-tanda yang perlu diwaspadai dari munculnya tahi lalat:
Akronim ABCDE untuk mengenali tahi lalat yang menjadi tanda kanker kulit.
- A untuk asimetris: Bentuk tahi lalat asimetris
- B untuk border atau batas: Batasan tahi lalat tidak beraturan
- C untuk color atau warna: Warnanya tidak biasa, biru atau merah
- D untuk diameter: Diameter lebih dari 6 milimeter
- E untuk evolving: Ukuran tahi lalat berkembang dan berubah seiring waktu
Jika kamu mengalami benjolan di leher belakang, disertai dengan gejala lain sebaiknya periksakan kondisi ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!