Share This Article
Buta warna parsial adalah kondisi mata yang tidak dapat membedakan suatu warna. Berbeda dengan buta warna total yang hanya bisa melihat dunia secara monokrom, buta warna parsial masih bisa melihat beberapa warna.
Kondisi buta warna parsial ini dapat terjadi dari ringan hingga berat, tergantung dari kasus yang terjadi. Kondisi ini terjadi pada kedua bola mata jika disebabkan oleh faktor keturunan dan hanya satu bola mata jika terjadi karena cedera atau sakit.
Baca Juga: Kulit Gatal seperti Terbakar Bisa Jadi Kena Penyakit Eksim, Kenali Penyebabnya
Penyebab buta warna parsial
Buta warna parsial terjadi karena faktor keturunan yang disebabkan oleh gen X-linked yang diturunkan dari ibu ke anak. Akan tetapi, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh penyakit dan cedera.
Berikut ini adalah penyakit-penyakit yang dapat merusak saraf optik atau retina sehingga menyebabkan hilangnya kemampuan mengenali warna:
- Diabetes
- Glaukoma
- Degenerasi makula
- Alzheimer
- Parkinson
- Multiple sclerosis
- Kecanduan alkohol kronis
- Leukemia
- Anemia sel sabit
Ada juga beberapa kondisi lain yang dapat menurunkan kemampuan mengenali warna pada mata kamu sebagai berikut:
- Obat-obatan: beberapa obat untuk mengatasi masalah jantung, tekanan darah tinggi, infeksi, kelainan saraf dan masalah psikologis
- Penuaan: kemampuan untuk melihat warna dapat berkurang sedikit demi sedikit karena usia
- Paparan zat kimia: kontak dengan zat kimia tertentu seperti pupuk dan styrene diketahui dapat membuat kamu kehilangan kemampuan untuk mengenali warna
Buta warna parsial ini lebih banyak terjadi karena faktor genetik. Sekitar 8 persen laki-laki Kaukasia lahir dengan tingkat buta warna parsial tertentu. Sementara perempuan lebih banyak menjadi pembawa gennya.
Meskipun demikian, diperkirakan ada 0,5 persen perempuan yang menderita buta warna parsial. Tingkat keparahan dari kondisi ini akan tetap sama sepanjang hidup dan tidak akan berujung pada kehilangan penglihatan secara utuh atau kebutaan.
Baca Juga: 10 Bahan Alami Pengusir Nyamuk, Sudah Pernah Menggunakan Belum?
Jenis buta warna parsial
Kemampuan mengenali warna seseorang disebabkan oleh reseptor di dalam retina yang dinamakan sel kerucut. Kerucut ini memiliki pigmen yang sensitif pada cahaya, bagian inilah yang memengaruhi kemampuan kamu untuk mengenal warna.
Pada kondisi normal, pigmen di dalam sel kerucut mengenali warna-warna berbeda dan mengirimkan informasi dari warna yang kamu lihat dari saraf optik menuju otak. Tapi jika sel kerucut tidak memiliki satu atau lebih pigmen, kamu tidak akan bisa melihat semua warna.
Masing-masing sel kerucut memiliki sensitivitas pada cahaya merah, hijau atau biru. Sel kerucut mengenali seluruh cahaya ini berdasarkan panjang gelombangnya.
Orang dengan kemampuan melihat warna dengan normal dapat menggunakan ketiga jenis sel kerucut dengan benar. Namun ada juga beberapa yang tidak bisa menggunakan ketiganya dengan baik atau hanya memiliki dua jenis sel kerucut.
Anomali trikromatik
Kondisi buta warna parsial ini terjadi ketika orang yang salah satu dari tiga sel kerucutnya tidak bisa mengenal warna dengan baik. Oleh karena itu, ada tiga tipe anomali trikromatik:
- Protanomaly: kurangnya sensitivitas untuk melihat cahaya merah
- Deuteranomaly: kurangnya sensitivitas untuk melihat cahaya hijau. Kondisi ini yang paling umum terjadi pada buta warna parsial
- Tritanomaly: kurangnya sensitivitas terhadap cahaya biru. Kondisi sangat jarang terjadi
Orang yang menderita deuteranomaly dan protanomaly biasa disebut buta warna merah-hijau. Mereka umumnya memiliki kesulitan untuk membedakan warna merah, hijau, cokelat dan oranye, mereka bahkan biasanya bingung untuk membedakan warna biru dengan rona ungu.
Orang dengan kurangnya sensitivitas untuk melihat cahaya biru memiliki kesulitan untuk membedakan antara biru dengan kuning, ungu dengan merah serta biru dan hijau.
Bagi mereka, dunia hanya terlihat merah, merah muda, hitam, putih, abu-abu dan biru kehijauan.
Kelainan dikromatik
Orang dengan kondisi buta warna parsial jenis kelainan ini hanya memiliki dua jenis sel kerucut untuk melihat warna. Jika anomali trikromatik hanya kekurangan sensitivitas, dikromatik tidak bisa sama sekali melihat salah satu warna.
Ada tiga tipe dikromatik, yaitu:
- Protanopia: tidak bisa melihat cahaya merah
- Deuteranopia: tidak bisa melihat cahaya hijau
- Tritanopia: tidak bisa melihat cahaya biru
Mereka yang tidak bisa melihat warna merah dan hijau hidup dalam dunia yang hijau muram dengan biru dan kuning yang terlihat jelas. Cokelat, oranye, nuansa merah dan hijau membuat mereka kebingungan.
Sedangkan pada mereka yang tidak bisa melihat cahaya biru, mereka akan bingung membedakan biru muda dengan abu-abu, ungu tua dengan hitam, hijau dengan biru dan oranye dengan merah.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!