Share This Article
Bisul adalah benjolan kemerahan di lapisan luar kulit yang berisi nanah, disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus aureus. Cairan yang terus terdorong ke atas bisa menyebabkan bisul pecah.
Perlu penanganan yang tepat agar nanah tak menyebar ke area lain. Jika itu terjadi, besar kemungkinan akan muncul bisul-bisul baru. Apa yang harus dilakukan saat bisul pecah? Yuk, simak ulasannya berikut ini.
Cara mengatasi bisul pecah
Sesaat setelah bisul pecah, kamu bisa langsung melakukan pertolongan pertama. Mulai dari membersihkannya, hingga menjaga area sekitar dan benda yang terpapar agar tak menjadi medium penyebaran. Langkah-langkahnya adalah:
1. Bersihkan bisul pecah dengan antiseptik
Hal pertama yang harus dilakukan sesaat setelah bisul pecah adalah segera membersihkannya dengan air dan sabun. Berbeda dengan luka biasa, bisul yang berisi nanah harus dibersihkan menggunakan antiseptik.
Berikan sabun antiseptik pada area kulit terdampak, dan pijat dengan lembut agar cairan di dalam bisul keluar semua. Cairan yang tertinggal bisa memicu infeksi baru di tempat yang sama.
Menurut sebuah publikasi di Perpustakaan Kedokteran Nasional Amerika Serikat, antiseptik memiliki kandungan yang tidak bisa ditemukan pada sabun biasa, salah satunya adalah polyhexamethylene biguanide.
Kandungan tersebut mampu membunuh bakteri, jamur, parasit, dan virus tertentu dengan tingkat tinggi. Antiseptik dengan polyhexamethylene biguanide biasanya digunakan di klinik dan rumah sakit, karena cukup efektif membunuh bakteri dengan kekuatan penuh.
Baca juga: Cara Mengempeskan Bisul yang Aman, Salah Satunya dengan Bahan Alami!
2. Tutup bisul pecah dengan perban
Setelah dicuci dan kering, jangan biarkan bekas pecahan terbuka. Tutup dengan perban atau kasa. Perban yang menutup bisul punya dua fungsi. Pertama, melindungi bekas pecahan agar tak terinfeksi bakteri dari luar.
Kedua, menghambat penyebaran bakteri ke area kulit lainnya. Mengutip Healthline, bisul yang belum pecah tidak akan menular. Tapi jika nanah sudah keluar, cairan berisi bakteri bisa menginfeksi area di sekitarnya, hingga menimbulkan bisul baru.
Oleh karena itu, pastikan perban yang digunakan untuk menutup terdiri dari beberapa lapis. Kamu juga bisa menggunakan plester medis untuk mengunci posisi perban agar tak berpindah.
3. Ganti perban secara rutin
Setelah menutup area bisul pecah dengan perban, jangan lupa untuk menggantinya secara berkala. Menurut Verywell Health, karena cairan bisul mengandung bakteri, kamu disarankan untuk sesering mungkin mengganti perban penutup, misalnya dua atau tiga kali dalam sehari.
Terlalu lama membiarkan perban menutup luka tanpa diganti berpotensi memicu perkembangan bakteri. Jangan lupa untuk kembali mencucinya dengan antiseptik seperti langkah pertama saat penggantian perban.
4. Cuci tangan setiap menyentuh bisul pecah
Setiap melakukan kontak sentuh dengan area bisul, pastikan bahwa kamu selalu mencuci tanganmu dengan sabun. Tidak mencuci tangan dengan benar bisa membuat area kulit di bagian tubuh lain terkena infeksi yang sama.
Ini juga berlaku untuk area di sekitar infeksi. Bersihkan area tersebut menggunakan antiseptik untuk memastikan tidak ada bakteri yang berpindah. Bisul yang menyebar di banyak tempat akan menyulitkan proses penyembuhan.
5. Ganti handuk setiap hari
Satu hal yang tak boleh dilupakan saat mengatasi bisul pecah adalah rajin mengganti handuk setiap hari. Mengapa bisa begitu? Dilansir dari NHS UK, handuk adalah salah satu medium penyebaran kuman dan bakteri yang jarang disadari.
Bukan mencuci dengan sembarangan, kamu disarankan untuk merendamnya menggunakan air panas. Menurut World Health Organization (WHO), kuman dan bakteri bisa mati saat berada di dalam air bersuhu 100° Celcius. Suhu ini merupakan titik didih optimal dari air.
Berbeda dengan virus, bakteri sangat sensitif terhadap suhu panas, bisa mati dalam hitungan detik saat berada di suhu 100° Celcius.
Tapi, jangan merendamnya terlalu lama, karena bisa merusak serat kain dari handuk. Lakukan juga hal serupa pada pakaian, selimut, seprai, dan beberapa medium kain yang terlibat kontak langsung dengan bisul.
Baca juga: Jangan Abaikan Bekas Luka, Ternyata Ini Penyebab Keloid
6. Gunakan obat-obatan
Selain cara di atas, kamu juga bisa menggunakan obat-obatan untuk mengatasi bisul pecah. Antibiotik dapat dipakai untuk melawan infeksi bakteri, baik di dalam maupun luar tubuh. Sementara untuk meredakan nyeri, gunakan obat anti-inflamasi seperti ibuprofen dan asetaminofen.
Obat topikal biasanya efektif dalam mengobati berbagai gangguan di kulit. Hanya saja, menurut Medical News Today, salep atau krim tidak cukup baik untuk menangani bisul, karena tidak bisa menembus kulit.
Bisul sendiri adalah infeksi yang terjadi di folikel rambut pada lapisan kulit bagian tengah atau dermis.
Cara mencegah datangnya bisul setelahnya
Setelah mengetahui cara mengobati bisul yang sudah pecah agar cepat kering, kamu perlu melakukan pencegahan agar penyakit kulit ini tidak muncul kembali di kemudian hari.
Berikut adalah cara mencegah datangnya bisul setelahnya:
- Menjaga kebersihan kulit.
- Hindari kontak langsung dengan seseorang yang terkena bisul.
- Selalu mencuci tangan setelah memegang sesuatu.
- Menjaga kebersihan barang-barang bawaan kamu.
Nah, itulah enam cara mengatasi bisul pecah yang bisa kamu coba di rumah. Pastikan selalu jaga kebersihan agar bakteri pemicunya tak menyebar dan menimbulkan infeksi baru, ya!
Jaga kesehatan kamu dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!