Share This Article
Cerebral palsy adalah sekelompok kelainan yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk bergerak dan mempertahankan keseimbangan dan postur tubuh.
Penyakit ini merupakan disabilitas yang sering terjadi di masa kanak-kanak. Menurut CDC ini dapat muncul pada 1.5-4 dari 1.000 kelahiran anak di dunia.
Untuk mengetahui apakah cerebral palsy bisa sembuh, yuk kenali lebih lanjut tentang penyakit tersebut dalam artikel berikut ini!
Definisi cerebral palsy
Secara harfiah, cerebral dapat diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan otak. Sementara palsy diartikan sebagai kesulitan menggunakan otot.
Beberapa orang masih mempertanyakan apakah penyakit ini bisa sembuh. Perlu diketahui, penyakit ini memiliki beberapa gejala khas yang perlu diperhatikan dan lebih baik jika segera diperiksakan ke dokter.
Gejala cerebral palsy
Gejala dari penyakit ini berbeda di tiap-tiap individu dan intensitasnya pun berbeda, mulai dari ringan sampai berat. Beberapa orang dengan cerebral palsy ringan bisa kesulitan berjalan hingga duduk. Namun, ada juga yang kesulitan untuk menggenggam.
Gejala yang terjadi bisa lebih berat atau menjadi lebih ringan seiring waktu, perbedaan gejala cerebral palsy ringan juga tergantung dari bagian otak sebelah mana yang terpengaruh. Beberapa gejala umum dari penyakit ini adalah sebagai berikut:
- Lambat dalam mencapai tahapan kemampuan motorik seperti berguling, duduk tanpa bantuan atau merangkak
- Memiliki kesehatan otot yang berbeda, seperti terlalu lemas atau terlalu kaku
- Terlambat dalam perkembangan berbahasa dan kesulitan untuk berbicara
- Otot yang kaku atau kejang dan refleks yang berlebihan
- Kurangnya koordinasi pada otot
- Tremor
- Air liur yang berlebihan dan kesulitan menelan
- Kesulitan berjalan
- Hanya mengandalkan satu sisi tubuh saja
- Masalah saraf seperti kejang, intellectual disability atau tunagrahita, dan kebutaan
Banyak anak-anak yang lahir dengan cerebral palsy ringan, tapi mereka tidak menunjukkan adanya kelainan sampai bulan atau tahun-tahun berikutnya. Gejala biasanya timbul sebelum anak mencapai usia 3 atau 4 tahun.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua agar segera menghubungi dokter ketika melihat adanya kelainan-kelainan tersebut. Diagnosis awal dan perawatan dini pada bayi sangat penting untuk dilakukan.
Penyebab cerebral palsy
Perkembangan otak yang tidak normal atau cedera pada otak yang sedang berkembang dapat menjadi penyebab penyakit ini. Kerusakan yang terjadi memengaruhi bagian otak yang mengontrol pergerakan, koordinasi dan postur tubuh.
Kerusakan otak umumnya terjadi sebelum lahir, tapi ini juga dapat terjadi saat proses persalinan atau pada satu tahun pertama kehidupan. Pada banyak kasus, penyebab pasti dari penyakit pada bayi tidak diketahui, beberapa kemungkinan penyebab antara lain:
- Asfiksia neonatorum, atau kurangnya oksigen ke otak selama persalinan
- Mutasi genetik yang mengakibatkan perkembangan otak yang tidak normal
- Kuning pada bayi yang parah
- Infeksi masa kehamilan seperti campak jerman dan herpes simplex
- Infeksi di otak seperti radang otak (encephalitis) dan meningitis
- Intrakranial hemorrhage atau pendarahan di otak
- Cedera otak yang disebabkan oleh kecelakaan saat berkendara, jatuh, atau kekerasan pada anak
Cerebral palsy pada bayi
Terdapat beberapa kondisi yang membuat seseorang jadi lebih berisiko terkena cerebral palsy, terutama pada bayi. Beberapa faktor dapat membuat bayi menjadi lebih berisiko terjangkit adalah:
- Bayi yang lahir prematur
- Berat badan bayi yang rendah
- Bayi kembar
- Penilaian skor APGAR yang rendah, merupakan sebuah metode yang dipakai untuk mengkaji kondisi fisik bayi saat lahir
- Bayi lahir sungsang, atau bagian kaki atau pantat keluar lebih dahulu ketimbang kepala
- Inkompatibilitas Rhesus (Rh), terjadi saat tipe Rh darah dari ibu tidak cocok dengan tipe Rh darah bayinya
- Terpapar zat racun seperti methylmercury saat kehamilan
Tipe cerebral palsy
Penyakit ini memiliki tipe yang berbeda-beda. Masing-masing tipe memiliki pengaruh yang berbeda juga pada bagian otak dan tiap tipe juga memiliki kelainan gerak yang spesifik.
Tipe-tipe cerebral palsy antara lain:
1. Cerebral palsy spastik
Cerebral palsy spastik merupakan yang paling umum, karena terjadi pada rata-rata 80% penderita. Ini mengakibatkan otot kaku dan refleks yang berlebihan, membuat penderitanya kesulitan berjalan.
Itu sebabnya banyak orang dengan tipe cerebral palsy ini memiliki kelainan berjalan, seperti menyilangkan lutut atau membuat gerakan seperti gunting dengan kaki mereka saat berjalan.
Kelemahan dan kelumpuhan otot juga bisa terjadi. Gejala cerebral palsy spastik yang terjadi bisa memengaruhi seluruh atau hanya satu sisi tubuh.
2. Cerebral palsy diskinetik
Pengidap cerebral palsy athetoid atau dikenal juga dyskinetic cerebral palsy memiliki kesulitan untuk mengontrol pergerakan tubuh mereka. Kelainan yang diderita menyebabkan gerakan yang tidak normal dan tidak sadar di lengan, kaki dan tangan.
Di beberapa kasus cerebral palsy athetoid, kelainan ini juga memengaruhi bagian wajah serta lidah. Pergerakannya bisa sangat pelan dan menggeliat atau bahkan cepat dan menyentak.
Kelainan akibat cerebral palsy athetoid ini membuat seseorang kesulitan untuk berjalan, duduk, menelan atau bahkan berbicara.
3. Cerebral palsy hipotonus
Tipe ini mengakibatkan kesehatan otot yang berkurang serta otot yang terlalu lemah. Pergerakan tangan dan kaki terlalu mudah dan terlihat terkulai seperti boneka kain.
Bayi dengan tipe penyakit ini memiliki kendali yang lemah di bagian kepala mereka dan membuat mereka sulit bernapas.
Saat mereka menua, mereka mungkin akan sulit untuk duduk tegak karena kelemahan ototnya. Mereka juga bisa sulit untuk berbicara, memiliki refleks yang buruk dan berjalan dengan tidak normal.
4. Cerebral palsy ataksia
Tipe ini merupakan yang sangat jarang terjadi. Cerebral palsy ataksia ini ditandai dengan gerakan otot yang sengaja tapi terkadang justru terlihat tidak teratur, terkesan ceroboh.
Mereka yang mengidap tipe ini biasanya memiliki kendala dengan keseimbangan dan koordinasi. Mereka bisa sulit untuk berjalan dan menunjukkan fungsi gerak yang baik, seperti menggenggam benda atau menulis.
5. Cerebral palsy campuran
Beberapa orang memiliki kombinasi gejala dari tipe cerebral palsy yang berbeda. Ini yang disebut dengan cerebral palsy campuran.
Pada banyak kasus tipe ini, pengidap biasanya mengalami campuran antara tipe spastik dan diskinetik.
Penggolongan cerebral palsy
Penggolongan penyakit ini dilakukan berdasarkan sistem yang bernama Gross Motor Function Classification System (GMFCS).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersama dengan Surveillance of Cerebral Palsy in Europe mengembangkan GMFCS sebagai standar baku global untuk menentukan kemampuan fisik pengidap penyakit ini.
GMFCS berfokus pada:
- Kemampuan untuk duduk
- Kemampuan untuk bergerak dan mobilitas
- Memetakan independensi
- Penggunaan teknologi adaptif
Ada 5 level GMFCS yang kini sudah diketahui. Semakin meningkat levelnya, semakin turun mobilitasnya:
Level 1
Pada tingkat ini penyakit ini masih bisa membuat orang melangkah tanpa ada batasan.
Level 2
Pada tingkat ini orang yang menderita penyakit ini dapat melangkah jauh tanpa batasan, tapi mereka tidak bisa lari atau lompat.
Mereka mungkin membutuhkan perangkat bantuan seperti alat bantu jalan atau tongkat untuk gerak di dalam ruangan. Untuk di luar ruangan, mereka juga butuh alat bantu seperti kursi roda.
Level 3
Pada level 3, pengidap penyakit ini masih bisa duduk dengan sedikit bantuan dan berdiri tanpa bantuan sama sekali.
Mereka butuh alat bantu yang bisa digenggam seperti alat bantu jalan atau tongkat untuk gerak di dalam ruangan. Untuk di luar ruangan, mereka juga butuh alat bantu seperti kursi roda.
Level 4
Orang dengan cerebral palsy tingkat ini dapat berjalan dengan menggunakan alat bantu. Mereka dapat bergerak sendiri di kursi roda dan mereka butuh sedikit bantuan saat duduk.
Level 5
Mereka yang berada di tingkat ini butuh bantuan untuk mempertahankan posisi kepala dan leher mereka.
Seringkali mereka juga butuh bantuan untuk duduk dan berdiri, dan masih dapat mengontrol kursi roda dengan mesin.
Pemeriksaan dan diagnosis cerebral palsy
Dokter dapat melakukan diagnosis penyakit ini dengan melihat riwayat medis secara utuh, melakukan tes fisik termasuk tes saraf secara detail dan mengkaji gejala yang ada.
Selama diagnosis, kamu juga bisa bertanya pada dokter apakah penyakit ini bisa sembuh. Nah, beberapa tes tambahan lainnya yang bisa dilakukan antara lain:
- Tes elektroensefalografi (EEG): dilakukan untuk memeriksa aktivitas listrik yang terjadi di otak. Ini biasa dilakukan jika seseorang menunjukan tanda epilepsi yang menyebabkan kejang
- MRI Scan: dilakukan untuk menghasilkan gambaran detail otak. Ini untuk mengidentifikasi kelaianan atau cedera di otak
- CT Scan: dilakukan untuk menghasilkan gambaran otak. Metode ini juga dapat memperlihatkan adanya kerusakan pada otak
- USG otak: dilakukan untuk mendapatkan gambaran dasar dari otak pada janin berusia muda
- Tes darah: dilakukan untuk melihat kemungkinan terjadinya kondisi lain seperti kelainan darah
Apabila dokter sudah mengonfirmasi adanya cerebral palsy, maka seseorang mungkin akan dirujuk ke dokter spesialis yang akan melakukan serangkaian tes masalah saraf. Tes itu berupa:
- Hilang dan melemahnya penglihatan seperti penglihatn yang mengabur di salah satu atau kedua mata
- Ketidakmampuan untuk mendengar
- Bicara yang terlambat
- Tunagrahita
- Kelainan gerak
Gangguan yang dihadapi oleh pengidap cerebral palsy
Mereka yang menderita penyakit ini akan memiliki beberapa masalah seperti:
- Kesulitan berkomunikasi, termasuk berbicara dan kelainan bahasa
- Mengeluarkan air liur
- Kelainan bentuk tulang belakang seperti skoliosis, lordosis dan kifosis
- Osteoarthitis atau radang sendi
- Kontraktur, yang terjadi saat otot terkunci di posisi yang sangat menyakitkan
- Inkontinensia
- Osteopenia, atau penurunan kepadatan tulang yang dapat membuat tulang patah dengan mudah
- Masalah mulut
Perawatan dan pengobatan pada pasien cerebral palsy
Tujuan dari perawatan adalah untuk mencegah terjadinya komplikasi. Perawatan dapat berupa penggunaan alat bantu, pengobatan hingga operasi.
Peralatan bantuan
Beberapa alat yang bisa jadi bantuan yang berguna bagi penderita penyakit ini adalah:
- Kacamata
- Alat bantu dengar
- Alat bantu berjalan
- Penyangga tubuh
- Kursi roda
Pengobatan
Obat antikonvulsan dan relaksan otot biasanya dipakai sebagai garis depan untuk merawat cerebral palsy. Kemungkinan jenis obat yang diresepkan adalah:
- Diazepam
- Dantrolen
- Baclofen
- Tizanidine
Dokter juga bisa mengusulkan pengobatan suntik botulinum toxin tipe A (botox) atau terapi intrathecal baclofen.
Operasi
Operasi ortopedi bisa dilakukan untuk meringankan sakit dan meningkatkan mobilitas. Selain itu, operasi ini bisa dibutuhkan untuk mengendurkan otot yang kencang atau memperbaiki kelainan tulang.
Selective dorsal rhizotomy (SDR) bisa direkomendasikan sebagai cara terakhir untuk mengurangi nyeri yang kronis.
Perawatan lain
Perawatan lain untuk penyakit ini termasuk:
- Terapi berbicara
- Cara terapi fisik
- Terapi dengan memberi pekerjaan tertentu
- Terapi dengan rekreasi
- Konseling dan psikoterapi
- Konsultasi dan pelayanan sosial
Walaupun terapi stem cell sedang dikaji sebagai potensi perawatan untuk penyakit ini, namun penelitiannya masih berada di tahap awal.
Adakah yang bisa dilakukan untuk meminimalkan risiko cerebral palsy?
Mayoritas penyebab penyakit ini tidak selalu bisa dicegah. Meskipun demikian, jika kamu hamil atau berencana untuk hamil, kamu bisa melakukan beberapa pencegahan terukur untuk meminimalkan komplikasi.
Sangat penting untuk menerima vaksin terhadap penyakit yang dapat menyebabkan kerusakan otak janin, seperti rubella. Tidak kalah penting juga untuk kamu mendapatkan perawatan prenatal yang tepat.
Jaga kesehatan kamu dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!