Share This Article
Diabetes mellitus tentu sudah sering kita dengar, tapi istilah diabetes insipidus, mungkin masih terdengar asing di telinga. Diabetes jenis apakah ini dan kira-kira apa gejalanya serta bagaimana mengatasinya. Yuk ikuti selengkapnya pembahasan dalam artikel ini.
Baca Juga: Waspada, Inilah Komplikasi yang Bisa Disebabkan Diabetes
Apa itu diabetes insipidus
Diabetes insipidus adalah suatu kondisi di mana tubuh kehilangan terlalu banyak cairan melalui urine, menyebabkan risiko dehidrasi yang tinggi. Ini adalah kelainan langka yang memengaruhi pengaturan kadar cairan tubuh.
Penderita diabetes jenis ini memproduksi air seni dalam jumlah berlebihan, sehingga sering buang air kecil dan sering pula merasa haus. Namun, penyebab mendasar dari kedua gejala ini berbeda dari diabetes tipe 1 dan 2.
Diabetes jenis ini telah menjangkiti sekitar 1 dari 25.000 orang di Amerika Serikat. Tentu saja berbahaya jika kondisi yang bersangkutan juga mengalami berbagai penyakit yang sedang diderita atau mengalami komplikasi.
Beberapa fakta tentang diabetes insipidus
Berikut adalah beberapa fakta penting tentang diabetes insipidus:
- Diabetes insipidus adalah suatu kondisi di mana tubuh gagal mengontrol keseimbangan air dengan benar, sehingga buang air kecil menjadi berlebihan.
- Produksi urine encer yang berlebihan pada diabetes jenis ini sering disertai dengan meningkatnya rasa haus dan asupan air yang tinggi.
- Diabetes insipidus dapat menyebabkan dehidrasi yang berbahaya jika seseorang tidak menambah asupan airnya.
- Bukan hanya pada orang dewasa, diabetes insipidus pada anak hingga usia bayi pun bisa terjadi.
Penyebab diabetes insipidus
Diabetes insipidus terjadi ketika tubuh kamu tidak dapat menyeimbangkan kadar cairan tubuh dengan baik.
Ketika sistem pengaturan cairan berfungsi dengan baik, ginjal akan membantu menjaga keseimbangan ini. Ginjal membuang cairan dari aliran darah. Limbah cairan ini disimpan sementara di kandung kemih sebagai urine, sampai kemudian kamu buang air kecil.
Tubuh juga dapat membersihkan diri dari kelebihan cairan melalui keringat, pernapasan, atau diare.
Hormon yang disebut anti-diuretic hormone (ADH), atau vasopresin, membantu mengontrol seberapa cepat atau lambat cairan diekskresikan. ADH dibuat di bagian otak yang disebut hipotalamus dan disimpan di kelenjar pituitari, sebuah kelenjar kecil yang ditemukan di pangkal otak.
Jika kamu menderita penyakit ini, tubuh tidak dapat menyeimbangkan kadar cairan dengan baik.
Penyebabnya bervariasi tergantung pada jenis diabetes insipidus yang diderita .
1. Diabetes insipidus sentral
Kerusakan pada kelenjar hipofisis atau hipotalamus akibat pembedahan, tumor, cedera kepala, dapat menyebabkan diabetes insipidus sentral.
Hal tersebut dapat memengaruhi produksi, penyimpanan, dan pelepasan ADH yang biasa. Hal tersebut juga bisa disebabkan oleh penyakit genetik bawaan.
2. Diabetes insipidus nefrogenik
Diabetes insipidus nefrogenik terjadi ketika ada kerusakan pada tubulus ginjal – struktur di ginjal, yang menyebabkan air diekskresikan atau diserap kembali. Hal ini membuat ginjal di tubuh tidak mampu merespon ADH dengan benar.
Keadaan tersebut mungkin disebabkan oleh kelainan bawaan (genetik) atau kelainan ginjal kronis. Obat-obatan tertentu, seperti lithium atau obat antivirus seperti foscarnet (Foscavir), juga dapat menyebabkan diabetes insipidus nefrogenik.
3. Diabetes insipidus gestasional
Diabetes insipidus gestasional jarang terjadi. Ini terjadi hanya selama kehamilan ketika enzim yang dibuat oleh plasenta menghancurkan ADH pada perempuan yang sedang mengalami kehamilan.
4. Diabetes insipidus polydipsia primer
Juga dikenal sebagai diabetes insipidus dipsogenik, kondisi ini dapat menyebabkan produksi sejumlah besar urine encer. Penyebab utamanya adalah terlau banyak minum cairan.
Polydipsia primer dapat disebabkan oleh kerusakan mekanisme pengaturan rasa haus di hipotalamus. Kondisi ini juga dikaitkan dengan penyakit mental, seperti skizofrenia.
Terkadang, tidak ada penyebab jelas dari jenis penyakit ini. Namun, pada beberapa orang, kelainan ini mungkin merupakan hasil dari reaksi autoimun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh merusak sel-sel yang membuat vasopresin.
Gejala diabetes insipidus
- Gejala utama dari semua kasus penyakit ini adalah seringnya mengalami output urine dengan volume yang tinggi.
- Lalu gejala kedua yang paling umum adalah polidipsia, atau rasa haus yang berlebihan. Dalam hal ini, hasil dari hilangnya air melalui urine. Rasa haus mendorong penderita diabetes jenis ini untuk minum banyak air.
- Kebutuhan buang air kecil bisa mengganggu kualitas tidur. Volume urine yang dilewati setiap hari dapat berkisar antara 3 liter dan 20 liter, dan bahkan bisa hingga 30 liter.
- Gejala sekunder lainnya adalah dehidrasi karena kehilangan cairan, terutama pada anak-anak yang mungkin tidak dapat mengomunikasikan rasa haus. Anak-anak menjadi lesu dan demam, mengalami muntah dan diare.
1. Gejala diabetes insipidus pada anak
Diabetes insipidus pada anak sering ditandai dengan gejala berikut:
- Dehidrasi. Anak-anak yang mungkin tidak dapat mengomunikasikan rasa haus. Anak-anak menjadi lesu dan demam, mengalami muntah dan diare.
- Lebih banyak buang air kecil dari biasanya
Sementara gejala diabetes insipidus pada anak berusia bayi adalah sebagai berikut:
- Mudah marah dan rewel
- Susah makan
- Demam tinggi
- Pertumbuhan terhambat
2. Dehidrasi pada penderita diabetes insipidus
Orang yang tidak dapat menahan urine mereka, seperti penderita demensia, juga berisiko mengalami dehidrasi.
Dehidrasi ekstrem dapat menyebabkan hipernatremia, suatu kondisi di mana konsentrasi natrium serum dalam darah menjadi sangat tinggi karena retensi air yang rendah. Sel-sel tubuh juga kehilangan air.
Hipernatremia dapat menyebabkan gejala neurologis, seperti ada dorongan terlalu aktif di otak dan otot-otot saraf, kebingungan, kejang, atau bahkan koma.
Faktor risiko
Diabetes insipidus nefrogenik yang hadir pada atau setelah kelahiran biasanya memiliki penyebab (genetik) yang diturunkan secara permanen dan mengubah kemampuan ginjal untuk memekatkan urine.
Diabetes insipidus nefrogenik biasanya memengaruhi laki-laki, meskipun perempuan juga dapat meneruskan gen tersebut kepada anak-anak mereka.
Komplikasi yang bisa muncul
1. Dehidrasi
Diabetes ini dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi sendiri dapat menyebabkan:
- Mulut kering
- Perubahan elastisitas kulit
- Rasa haus yang berlebih
- Kelelahan.
2. Ketidakseimbangan elektrolit
Penyakit ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit – mineral dalam darah kamu, seperti natrium dan kalium, yang menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.
Gejala ketidakseimbangan elektrolit dapat meliputi:
- Rasa lemah dan tidak bertenaga
- Mual
- Muntah
- Kehilangan selera makan
- Kram otot
- Kebingungan atau cemas.
Obat-obatan yang memengaruhi keseimbangan air di dalam tubuh
Obat diuretik, yang biasa disebut pil air, juga dapat menyebabkan peningkatan produksi urine. Ketidakseimbangan cairan juga dapat terjadi setelah cairan diberikan secara intravena.
Dalam kasus ini, laju tetesan dihentikan atau diperlambat, dan kebutuhan untuk buang air kecil akan hilang. Feed tube protein tinggi juga dapat meningkatkan output urine.
Diagnosis penyakit ini
Beberapa tes yang digunakan dokter untuk mendiagnosis penyakit ini meliputi:
1. Uji kekurangan air
Saat sedang dipantau oleh dokter dan tim perawat kesehatan, kamu akan diminta untuk berhenti minum cairan selama beberapa jam.
Hal tersebut bertujuan untuk mencegah dehidrasi sementara saat cairan dibatasi. ADH memungkinkan ginjal dalam tubuh untuk mengurangi jumlah cairan yang hilang dalam urine.
Saat cairan ditahan, dokter akan mengukur perubahan berat badan, output urine, dan konsentrasi urine dan darah di dalam tubuh. Dokter juga dapat mengukur kadar ADH dalam darah atau memberikan ADH sintetis selama tes ini.
Hal ini akan menentukan apakah tubuh memproduksi cukup ADH dan apakah ginjal dapat merespons seperti yang diharapkan.
Sebelum uji kekurangan air dalam tubuh dilakukan oleh dokter, pemeriksaan lain dilakukan terlebih dahulu untuk memastikan beberapa hal berikut:
- Diabetes mellitus: Kadar gula darah pada diabetes tipe 1 dan 2 memengaruhi output urine.
- Polydipsia primer: Asupan air yang berlebihan sebagai akibat dari kondisi ini dapat membuat output urine menjadi tinggi. Ini dapat dikaitkan dengan penyakit kejiwaan, seperti skizofrenia.
2. Magnetic resonance imaging (MRI)
MRI dapat mencari kelainan dalam kelenjar hipofisis. Tes ini tidak invasif. Ia menggunakan medan magnet yang kuat dan gelombang radio untuk membuat gambar detail jaringan otak.
3. Skrining genetik
Jika orang lain dalam keluarga kamu memiliki masalah dengan buang air kecil yang berlebihan, dokter mungkin akan menyarankan skrining genetik.
Insipidus vs Mellitus
Diabetes insipidus dan diabetes mellitus tidak berhubungan satu sama lain. Kata ‘mellitus’ dan ‘insipidus’ berasal dari istilah hari-hari awal mendiagnosis kondisi tersebut. Dokter akan merasakan air seni untuk mengukur kadar gula.
Jika urine terasa manis, itu berarti bahwa terlalu banyak gula yang dihasilkan tubuh dalam urine, dan dokter akan mendiagnosis sebagai diabetes mellitus.
Namun, jika urine terasa hambar atau netral, itu berarti konsentrasi air terlalu tinggi, dan diabetes inspidus kemudian akan didiagnosis. “Insipidus” berasal dari kata “insipid,” yang berarti lemah atau hambar.
Pada diabetes mellitus, peningkatan gula darah mendorong produksi urine dalam jumlah besar untuk membantu menghilangkan kelebihan gula dari tubuh.
Diabetes mellitus jauh lebih umum daripada insipidus. Insipidus, bagaimanapun, berkembang jauh lebih cepat.
Dari kedua kondisi tersebut, diabetes mellitus lebih berbahaya dan sulit diobati, terutama bila penderita tidak disiplin menerapkan pola makan dan hidup yang sehat.
Baca Juga: Sering Anyang-anyangan, Cari Tahu Penyebab dan Cara Mengatasinya
Pengobatan diabetes insipidus
Pilihan pengobatan untuk jenis penyakit ini yang paling umum meliputi:
1. Diabetes insipidus sentral
Jika kamu menderita diabetes insipidus ringan, kamu mungkin hanya perlu menambah asupan air. Jika kondisi ini disebabkan oleh kelainan pada kelenjar hipofisis atau hipotalamus (seperti tumor), dokter akan merawat kelainan tersebut terlebih dahulu.
Biasanya, bentuk ini diobati dengan hormon buatan manusia yang disebut desmopresin (DDAVP, Minirin, lainnya). Obat ini menggantikan hormon anti diuretik (ADH) yang hilang dan mengurangi buang air kecil.
Kamu dapat menggunakan desmopresin sebagai semprotan hidung, sebagai tablet oral atau dengan injeksi.
Sebagian besar orang masih menggunakan ADH, meskipun jumlahnya dapat bervariasi setiap hari. Jadi, jumlah desmopressin yang kamu butuhkan juga dapat bervariasi pula.
Mengambil lebih banyak desmopresin daripada yang kamu butuhkan dapat menyebabkan retensi air dan berpotensi kadar natrium rendah yang serius dalam darah.
Obat-obatan lain mungkin juga diresepkan, seperti indometasin (Indocin, Tivorbex) dan chlorpropamide. Obat-obatan ini dapat membuat ADH lebih tersedia di dalam tubuh.
2. Diabetes insipidus nefrogenik
Karena ginjal tidak merespons dengan baik terhadap ADH pada penyakit ini, desmopresin juga tidak akan banyak membantu.
Sebagai gantinya, dokter mungkin meresepkan diet rendah garam untuk membantu mengurangi jumlah urine yang dihasilkan ginjal. Kamu juga perlu minum cukup air untuk menghindari dehidrasi.
Perawatan dengan obat hydrochlorothiazide (Microzide) dapat meningkatkan gejala. Meskipun hydrochlorothiazide adalah jenis obat yang biasanya meningkatkan output urine (diuretik), pada beberapa orang, hal itu dapat mengurangi output urine.
3. Diabetes insipidus gestasional
Pengobatan bagi kebanyakan orang dengan diabetes insipidus gestasional adalah dengan hormon desmopresin sintetis.
4. Polydipsia primer
Tidak ada pengobatan khusus untuk bentuk diabetes insipidus ini, selain hanya mengurangi asupan cairan. Jika kondisi ini berhubungan dengan penyakit mental, mengobati penyakit mental dapat meringankan gejala penyakit ini.
Tindakan pencegahan
Diabetes inspidus seringkali sulit atau bahkan kecil kemungkinannya untuk dicegah. Ini disebabkan karena gejalanya pun bisa merupakan hasil dari masalah genetik atau kondisi turunan. Namun, bukan berarti tidak dapat dikelola secara intensif.
Ini sering merupakan kondisi penyakit yang dialami seumur hidup. Tetapi dengan perawatan yang berkelanjutan, rutin, dan disiplin, kemungkinan dari diabetes ini akan bisa menjadi lebih baik dan tidak terlalu berisiko buruk.
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!
Lakukan upaya pencegahan diabetes dengan deteksi dini. Yuk, cek risiko prediabetes melalui GrabHealth atau selengkapnya di aplikasi Good Doctor.