Share This Article
Diabetes merupakan salah satu penyakit tidak menular dengan angka kasus yang tinggi di Indonesia. Menurut data dari Kementerian Kesehatan, pada tahun 2013 angka pengidap diabetes di Indonesia mencapai 8,3 juta kasus. Diabetes sendiri terbagi dalam dua jenis yakni diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.Â
Kendati demikian, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui perbedaan dua jenis ini. Pada dasarnya dua jenis diabetes ini memiliki gejala yang sama tapi tetap memiliki beberapa perbedaan, tidak hanya penyebabnya tapi juga pengobatan.
Nah, untuk mengetahui perbedaan diabetes tipe 1 dan tipe 2, yuk simak penjelasan berikut ini.
Apa itu diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 bisa dipahami sebagai ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin. Kondisi ini terkadang didiagnosis pada anak-anak maupun dewasa.
Jika kamu menderita tipe ini, itu berarti kamu memiliki kondisi autoimun. Di mana sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel-sel pembuat insulin di pankreas.
Setiap orang membutuhkan insulin, karena insulin membantu membawa glukosa dari darah kita ke sel-sel tubuh. Kemudian glukosa ini berperan menjadi energi. Tanpa insulin, kadar glukosa dalam darah menjadi tinggi.
Apa itu diabetes tipe 2
Jika menderita diabetes tipe 2, tubuh masih tetap bisa memproduksi insulin, tapi sel-sel tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin. Bisa jadi tubuh memproduksi insulin yang tidak cukup untuk tubuh, atau bisa juga insulin tidak bekerja dengan baik.
Diabetes tipe 2 umumnya dialami oleh orang yang berusia di atas 30 tahun, dan kondisinya terus meningkat seiring bertambahnya usia.
Perbedaan diabetes tipe 1 dan 2
Pada saat kamu menderita diabetes 1 atau 2, kamu akan memiliki kadar gula yang tinggi. Kendati begitu, ada beberapa perbedaan antara dua jenis diabetes ini, di antaranya:
Penyebab diabetes tipe 1 dan 2
Diabetes tipe 1 disebabkan oleh proses autoimun. Pada orang dengan diabetes tipe 1, sistem kekebalan dapat menyerang dan menghancurkan sel beta penghasil insulin di pankreas. Setelah sel beta ini dihancurkan, tubuh tidak dapat memproduksi insulin.
Tidak diketahui secara pasti, mengapa sistem kekebalan menyerang sel-sel tubuh sendiri. Tapi secara medis kondisi tersebut memiliki hubungan dengan faktor genetik dan lingkungan, seperti paparan virus.
Sedangkan, pada diabetes 2 masalah utama adalah ketidakmampuan sel-sel tubuh untuk menggunakan insulin dengan baik dan efisien, yang mengarah ke hiperglikemia (gula darah tinggi) dan diabetes.
Masalah ini sebagian besar mempengaruhi sel-sel otot dan jaringan lemak, dan menghasilkan kondisi yang dikenal sebagai resistensi insulin. Pada diabetes tipe 2, ada juga penurunan stabil dari sel beta yang memperburuk proses peningkatan gula darah.
Ciri utama diabetes tipe 2 adalah kurangnya kepekaan terhadap insulin oleh sel-sel tubuh (terutama sel-sel lemak dan otot).
Gejala diabetes tipe 1 dan 2
Tanda dan gejala diabetes tipe 1 atau 2 tidak jauh berbeda. Beberapa gejala yang mungkin dialami, seperti:
- Sering buang air kecil.
- Mudah merasa haus dan banyak minum.
- Mudah merasa lapar.
- Perasaan sangat lelah.
- Penglihatan kabur.
- Luka yang tidak sembuh dengan baik.
Orang dengan diabetes tipe 1 juga mungkin mengalami perubahan suasana hati, berat badan yang menurun secara tidak jelas. Penderita diabetes tipe 2 mungkin juga mati rasa dan kesemutan di tangan atau kaki.
Meskipun banyak dari gejala diabetes tipe 1 dan diabetestipe 2 sama, tapi kehadiran gejalanya berbeda. Banyak orang dengan diabetes tipe 2 tidak mengalami gejala apa-apa selama bertahun-tahun. Atau bisa juga gejala baru muncul saat sudah berkembang dan mengalami komplikasi.
Sedangkan, pada tipe 1 gejala berkembang dengan cepat, biasanya selama beberapa minggu.
Faktor risiko
Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan kamu mengidap diabetes tipe 1:
1. Riwayat keluarga
Jika orang tua kamu atau saudara kandung memiliki diabetes tipe 1. Kamu memiliki risiko tinggi juga untuk terkena penyakit ini.
2. Usia
Diabetes tipe 1 dapat muncul pada usia berapa pun, tetapi paling sering terjadi pada anak-anak dan remaja.
3. Genetika
Kehadiran beberapa gen menunjukkan peningkatan risiko terkena diabetes jenis ini.
Kamu bisa lebih berisiko mengalami diabetes 2, jika:
- Kelebihan berat badan atau obesitas.
- Memiliki anggota keluarga dekat dengan diabetes tipe 2.
- Berusia di atas 45 tahun.
- Secara fisik tidak aktif.
- Pernah menderita diabetes gestasional, yaitu diabetes selama kehamilan.
Diagnosis
Tes utama untuk diabetes tipe 1 dan tipe 2 dikenal sebagai tes glycated hemoglobin (A1C). Tes A1C adalah tes darah yang menentukan kadar gula darah rata-rata selama dua hingga tiga bulan terakhir.
Semakin tinggi kadar gula darah kamu selama beberapa bulan terakhir, semakin tinggi tingkat A1C kamu. Tingkat A1C 6,5 atau lebih tinggi menunjukkan diabetes.
Pengobatan diabetes
Jika kamu menderita diabetes tipe 1, kamu harus menggunakan insulin untuk mengontrol kadar gula darah. Kamu juga perlu menguji kadar glukosa darah secara teratur.
Selain itu, kamu juga perlu menghitung berapa jumlah konsumsi karbohidrat (karbohidrat) setiap hari. Menghitung karbohidrat akan membantu kamu menentukan berapa banyak insulin yang harus diambil ketika menyuntikkan makanan.
Sedangkan, pengobatan untuk tipe 2 lebih rumit karena fakta bahwa tubuh dapat memproduksi insulin tetapi tidak dapat menggunakan insulin secara efektif.
Bagi banyak orang dengan pradiabetes atau tahap awal tipe 2, modifikasi gaya hidup mungkin bisa membantu mengendalikan masalah. Bisa dengan aktivitas fisik, menurunkan berat badan, dan mengikuti rencana diet sehat untuk menghindari obesitas.
Tetapi cukup sering orang dengan tipe 2 juga perlu minum obat. Ada banyak sekali jenis, atau kelas obat yang digunakan untuk mengobati bentuk penyakit ini. Obat-obatan ini sering digunakan dalam kombinasi seperti berikut:
1. Sulfonilurea
Mengonsumsi obat ini dapat merangsang sel beta pankreas untuk memproduksi lebih banyak insulin. Jenis yang termasuk obat ini adalah glikburida (diabeta) dan glipizid (glucotrol).
2. Biguanides
Obat jenis ini berfungsi untuk menurunkan produksi glukosa oleh hati. Beberapa obat jenis ini seperti, metformin (glucophage).
3. Meglitinides
Beberapa jenis obat ini adalah repaglinide (prandin) dan nateglinide (starlix), ini adalah kelas obat yang merangsang produksi insulin.
Diet
Penderita diabetes tipe 2 perlu fokus pada makanan sehat. Penurunan berat badan sering menjadi bagian dari rencana perawatan diabetes tipe 2, sehingga dokter kamu dapat merekomendasikan rencana makan rendah kalori.
Termasuk makan-makanan yang mengandung lemak hewani atau juga junk food.
Penyakit baik itu diabetes 1 dan 2 tidak boleh diabaikan, dan perlu ditangani secara tepat. Jika tidak, penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi. Oleh karena itu, jika kamu memiliki risiko terkena diabetes, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!