Share This Article
Hipotermia tidak hanya bisa terjadi di kutub utara saja, lho. Kondisi ini bisa terjadi di manapun, pada saat kondisi lingkungan terlalu dingin dan saat tubuh tidak bisa menghasilkan panas yang cukup.
Hal ini bisa saja menyerang siapapun, dan usia berapapun. Banyak orang yang sering mengabaikan gejala hipotermia karena dianggap sebagai kondisi kedinginan biasa. Padahal, kondisi ini tidak bisa dianggap sepele karena dapat berisiko menyebabkan kematian.
Kesalahan dalam memberikan pertolongan pada seseorang yang terkena hipotermia, justru dapat memperparah keadaan seseorang. Karena itulah yuk, simak beberapa hal di bawah ini yang suatu saat mungkin berguna untukmu.
Baca Juga: Clindamycin, Antibiotik untuk Jerawat hingga Infeksi Vagina, Yuk Pelajari
Pengertian hipotermia
Hipotermia adalah suatu kondisi medis darurat yang bisa terjadi pada seseorang, kondisi ini menyebabkan tubuh kita kehilangan panas lebih cepat daripada kondisi normal. Hingga akhirnya dapat menyebabkan suhu tubuh sangat rendah.
Pada keadaan normal, suhu tubuh umumnya adalah sekitar 37°C. Namun, saat terserang hipotermia suhu tubuh akan menurun menjadi di bawah 35°C. Ketika suhu tubuh menurun, jantung, sistem saraf, dan organ lainnya tidak dapat bekerja secara normal.
Gejala hipotermia
Kondisi yang paling umum untuk menggambarkan seseorang terkena hipotermia adalah menggigil. Menggigil merupakan upaya pertahanan otomatis tubuh kita terhadap suhu dingin dan salah satu upaya untuk menghangatkan diri secara refleks.
Seseorang yang terserang hipotermia biasanya tidak menyadari kondisinya, hal ini dikarenakan gejalanya sering dimulai secara bertahap.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai tanda dan gejala terserang hipotermia, dapat meliputi:
- Gemetaran
- Bicara cadel atau bergumam
- Napas lambat dan dangkal
- Denyut nadi lemah
- Kecanggungan atau kurangnya koordinasi
- Mengantuk atau energi yang sangat rendah
- Kebingungan atau kehilangan memori
- Hilang kesadaran
- Pada bayi kulit akan memerah.
Penyebab hipotermia
Hipotermia terjadi ketika tubuh kita kehilangan panas lebih cepat daripada menghasilkan panas. Penyebab yang paling umum adalah paparan kondisi cuaca dingin atau air dingin.
Ini dapat terjadi saat kita melakukan kontak dengan lingkungan yang memiliki suhu lebih rendah dibandingkan suhu tubuh kita. Namun, ini dapat dihindari dengan cara memakai pakaian yang melindungi tubuh dari suhu dingin di lingkungan.
Ada juga beberapa hal lainnya yang dapat menyebabkan seseorang terkena hipotermia, di antaranya adalah:
- Mengenakan pakaian yang tidak cukup hangat untuk kondisi cuaca dingin
- Tinggal terlalu lama dalam cuaca dingin
- Menggunakan pakaian basah
- Berendam dalam air terlalu lama
- Berada dalam kondisi berangin terlalu lama.
Jenis-jenis hipotermia
Berdasarkan tingkat keparahannya umumnya hipotermia digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu:
1. Hipotermia ringan
Hipotermia ringan merupakan kondisi awal terjadinya hipotermia, pada kasus ini kondisi suhu tubuh seseorang berada pada rentang 32-35°C.
Keadaaan ini juga ada gejala awalnya. Biasanya gejala yang timbul seperti tekanan darah tinggi, menggigil, pernapasan cepat dan detak jantung, pembuluh darah menyempit, kelelahan, gangguan penilaian, dan kurangnya koordinasi.
2. Hipotermia sedang
Ketika mengalami hipotermia pada derajat keparahan sedang kondisi suhu tubuh seseorang berada pada rentang 27-32°C.
Gejala yang muncul pada hipotermia sedang dapat berupa detak jantung tidak teratur, pernapasan lebih lambat, tingkat kesadaran rendah, pupil melebar, tekanan darah rendah, dan penurunan refleks.
3. Hipotermia berat
Kondisi ini merupakan kondisi darurat, di mana suhu tubuh seseorang berada pada rentang di bawah 27°C. Gejala yang ditunjukkan pada kondisi ini adalah kesulitan bernapas, pupil yang tidak reaktif, gagal jantung, edema paru, dan henti jantung.
Pada kondisi ini penderita harus segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis oleh dokter, agar tidak menyebabkan kematian.
Seseorang yang terserang hipotermia ringan dapat dipulangkan ke rumah setelah suhu tubuh normal kembali. Sedangkan pada seseorang dengan kondisi sedang hingga berat, harus dirawat di rumah sakit untuk diobservasi dan evaluasi lanjutan setelah kondisinya stabil.
Faktor risiko hipotermia
Hipotermia sejatinya dapat dialami oleh siapapun. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini, faktor-faktor tersebut meliputi:
1. Kelelahan
Saat tubuh kita dalam kondisi kelelahan, tubuh akan mentoleransi dingin lebih sedikit daripada kondisi normal. Karena hal itulah, seseorang yang kelelahan lebih mudah terkena hipotermia.
2. Lansia
Seiring bertambahnya usia, tubuh mulai mengalami penurunan kemampuan untuk mengatur suhu dan merasakan dingin.
3. Anak-anak
Anak-anak kehilangan panas lebih cepat daripada orang dewasa. Anak-anak juga lebih sering mengabaikan kondisi dingin yang mereka rasakan.
4. Masalah mental
Orang-orang dengan penyakit mental, seperti demensia, atau kondisi lain yang mengganggu penilaian mungkin lebih berisiko terserang hipotermia. Orang-orang dengan masalah mental, mungkin saja tidak mengetahui cara untuk menghangatkan diri saat merasa kedinginan.
5. Alkohol dan penggunaan narkoba
Alkohol dapat membuat tubuh terasa hangat di dalam, tapi hal tersebut menyebabkan pembuluh darah mengembang. Pada kondisi inilah, tubuh akan kehilangan panas yang lebih cepat dari permukaan kulit.
Pada seseorang yang mengonsumsi alkohol juga akan mengalami penurunan respons terhadap rasa dingin. Selain itu, penggunaan alkohol atau obat-obatan terlarang juga dapat memengaruhi penilaian seseorang tentang kondisi yang dialaminya.
6. Kondisi medis tertentu
Beberapa gangguan kesehatan memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur suhu tubuh. Contohnya pada seseorang yang memiliki kondisi tiroid yang kurang aktif atau disebut juga dengan hipotiroidisme.
Selain itu beberapa kondisi medis lainnya seperti pada seseorang yang memiliki gizi buruk atau anoreksia nervosa, diabetes, stroke, artritis parah, penyakit parkinson, trauma, dan cedera tulang belakang, juga mengalami penurunan kemampuan untuk mengatur suhu tubuh.
7. Obat-obatan
Beberapa obat dapat mengubah kemampuan tubuh untuk mengatur suhunya. Contohnya termasuk antidepresan tertentu, antipsikotik, obat pereda nyeri narkotika dan obat penenang.
Sebaiknya jika kalian mengonsumsi suatu obat dan merasakan kedinginan setelah beberapa saatnya, segera konsultasikan dengan dokter atau apoteker.
Pertolongan pertama hipotermia
Respons terhadap hipotermia setiap orang berbeda-beda. Kondisi ini merupakan kondisi darurat yang memerlukan pertolongan segera.
Pertolongan pertama yang dapat diberikan kepada seseorang yang terkena hipotermia adalah dengan menghangatkan tubuhnya, agar suhu tubuh kembali normal. Selanjutnya, mengukur denyut nadi, jika tidak ditemukan adanya hal tersebut segera panggil bantuan darurat.
Saat menunggu bantuan medis datang, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menolong seseorang yang terkena hipotermia, di antaranya adalah:
- Lepaskan pakaian basah yang melekat pada tubuh seseorang yang terkena hipotermia.
- Lindungi orang tersebut dari angin, dan kehilangan panas lebih lanjut dengan pakaian hangat dan kering.
- Pindahkan orang tersebut ke tempat yang hangat dan kering sesegera mungkin.
- Gunakan selimut hangat.
- Ukur suhu tubuh seseorang jika termometer tersedia.
- Tawarkan minuman hangat, tetapi hindari kafein, yang mempercepat kehilangan panas.
- Jika orang tersebut dalam kondisi tidak sadar, jangan paksakan untuk memasukkan cairan ke dalam tubuh.
- Lakukan kontak kulit ke kulit (skin to skin). Caranya, lakukan sentuhan langsung kepada seseorang yang terserang hipotermia. Tujuan dilakukan cara ini adalah untuk mentransfer panas tubuh.
- Jika tidak ada tanda-tanda pernapasan atau denyut nadi dapat dilakukan RJP, sampai paramedis tiba atau orang tersebut dibawa ke rumah sakit.
- Jangan berikan panas ekstrem secara tiba tiba pada seseorang yang dalam kondisi ini. Karena hal ini dapat menyebabkan kerusakan kulit.
Selain itu, transfer panas yang mendadak secara ekstrem ini bisa memicu detak jantung yang tidak beraturan, sehingga bukan tidak mungkin penderita hipotermia akan meninggal karena serangan jantung.
Pertolongan medis hipotermia
Pada kasus yang cukup parah seseorang yang terkena hipotermia perlu mendapatkan pertolongan medis di rumah sakit. Petugas medis dapat melakukan beberapa tindakan berikut ini untuk menolong seseorang yang terkena hipotermia:
- Petugas medis akan segera melakukan CPR atau resusitasi kardiopulmoner untuk mengembalikan fungsi napas.
- Pemberian oksigen yang telah dilembapkan melalui masker atau selang hidung, untuk menghangatkan saluran pernapasan dan membantu meningkatkan suhu tubuh.
- Pemberian cairan infus yang telah dihangatkan.
- Penyedotan dan penghangatan darah, untuk kemudian dialirkan kembali ke dalam tubuh.
- Pemberian cairan steril yang telah dihangatkan kemudian dimasukkan ke dalam rongga perut menggunakan selang khusus.
Pencegahan hipotermia
Agar kita pada dikondisi tertentu tidak mengalami hipotermia, ada beberapa cara untuk mencegahnya, seperti:
1. Gunakan penutup kepala dan tangan
Kenakan topi atau penutup pelindung lainnya untuk mencegah panas tubuh ke luar dari kepala, wajah, dan leher. Tutupi tangan dengan sarung tangan.
2. Hindari aktivitas berat
Saat kamu merasakan kedinginan, hindarilah aktivitas yang akan menyebabkan kamu banyak berkeringat. Aktivitas berat dapat melepaskan panas dari tubuh lebih cepat daripada biasanya.
3. Gunakan pakaian berlapis
Kenakan pakaian longgar, berlapis, ringan. Sebaiknya gunakan pakaian luar yang terbuat dari anyaman yang rapat, bahan antiair untuk kondisi lingkungan yang berangin. Lapisan wol, sutera, atau polipropilen menahan panas tubuh lebih baik daripada kapas.
4. Jagalah kondisi tubuh tetap kering
Jagalah kondisi tubuhmu agar tetap kering. Lepaskan pakaian basah sesegera mungkin. Selain tubuh, jagalah juga kondisi tangan dan kaki agar tetap kering.
5. Awasi anak-anak
Dalam kondisi lingkungan dingin dan berangin, selalu perhatikan kondisi anak-anak. Berikan mereka pakaian berlapis dan selalu awasi saat mereka mulai menunjukkan gejala-gejala kedinginan.
Baca Juga: Sakit Tenggorokan saat Puasa? Yuk, Ketahui Gejala dan Penyebabnya!
Komplikasi hipotermia
Komplikasi selama pemulihan dapat meliputi beberapa penyakit seperti:
1. Radang dingin
Kondisi ini dapat menyebabkan adanya kematian jaringan, akibat kondisi suhu tubuh yang terlalu jauh di bawah normal. Radang dingin yang merupakan komplikasi paling umum yang terjadi ketika jaringan tubuh membeku
2. Gangrene
Disebut juga dengan kematian jaringan. Kondisi ini disebabkan karena tersumbatnya aliran darah ke seluruh tubuh yang menyebabkan jaringan tubuh mati.
3. Trench foot
Yaitu kondisi rusaknya pembuluh darah dan saraf pada kaki akibat terlalu lama terendam air.
4. Hiperventilasi
Akibat kondisi tubuh yang mengalami kedinginan, seseorang akan bernapas lebih cepat dan mengeluarkan karbon dioksida lebih banyak. Hiperventilasi merupakan keadaan di mana karbon dioksida dalam tubuh berkurang. Hal ini dapat menyebabkan jantung berhenti berdetak.
5. Kematian
Pada kasus yang serius dan tidak segera mendapatkan perawatan medis, hipotermia juga bisa menyebabkan kematian.
Itulah beberapa hal yang perlu kamu ketahui mengenai hipotermia. Meskipun pada beberapa kasus, hipotermia dapat membaik setelah mendapatkan penanganan. tetap saja kamu disarankan untuk selalu menjaga badan agar tetap hangat.
Jaga kesehatan kamu dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!