Share This Article
Kesehatan vagina memang bukan hal yang bisa kamu sepelekan ya. Pasalnya, organ reproduksi ini memang rentan mengalami beberapa gangguan. Salah satu gangguan yang umum terjadi pada wanita adalah infeksi bacterial vaginosis.
Tetapi apa itu infeksi bacterial vaginosis? Sudahkah kamu mengetahui gangguan vagina yang satu ini? Nah, untuk informasi lebih jelas, yuk kita simak ulasan lengkapnya berikut!
Apa itu infeksi bacterial vaginosis?
Infeksi bacterial vaginosis atau BV adalah infeksi pada vagina yang terjadi ketika adanya ketidakseimbangan bakteri dalam vagina. Hal ini merupakan salah satu penyebab umum dari keputihan.
Bagi wanita hamil, kondisi BV perlu segera ditangani. Sebab gangguan vagina yang satu ini dapat berpengaruh besar bagi kandungan.
Gejala infeksi bacterial vaginosis
Sebagian besar wanita yang mengalami infeksi ini tidak menunjukkan gejala apapun. Namun, pada yang mengalami gejala, yang akan muncul adalah seperti berikut:
- Timbul rasa gatal
- Timbul rasa terbakar saat BAK
- Muncul bau amis yang kuat setelah berhubungan seks
- Keluarnya cairan berwarna putih, abu-abu atau berbusa
Baca juga: Ladies, Ini Trik Menjaga Kesehatan Vagina agar Makin Percaya Diri
Penyebab infeksi bacterial vaginosis
Infeksi bacterial vaginosis atau BV ini disebabkan oleh perubahan keseimbangan bakteri dalam vagina.
Di dalam vagina wanita, terdapat suatu jenis bakteri yang bernama lactobacillus yang berperan menekan pertumbuhan bakteri jahat. Saat kadar lactobacillus turun, banyak bakteri jahat yang tumbuh dan terjadilah bacterial vaginosis.
Penyebab pasti dari perubahan keseimbangan bakteri yang ada dalam vagina sebenarnya belum diketahui. Namun, risiko kamu terkena BV akan lebih besar bila kamu termasuk ke dalam kelompok berikut:
- Seseorang yang aktif secara seksual (tetapi perlu dicatat wanita yang belum berhubungan seks juga bisa mendapatkan BV)
- Perokok
- Berganti pasangan
- Menggunakan alat kontrasepsi jenis IUD
- Menggunakan produk wewangian di sekitar vagina
- Menggunakan douche (alat pembersih vagina)
BV bukanlah infeksi menular seksual, meski begitu gangguan vagina ini dapat dipicu oleh hubungan seks. Risiko BV juga diketahui lebih tinggi pada wanita yang memiliki pasangan wanita. Perlu diingat, infeksi bacterial vaginosis ini dapat ditularkan dari seks oral maupun anal.
Baca juga: 7 Penyebab Vagina Gatal dan Cara Mengatasinya
Diagnosis dan pengobatan
Untuk mendiagnosis BV, dokter akan memeriksa bagian panggul serta vagina. Untuk memastikan tanda infeksi, dokter juga mungkin akan mengambil sampel keputihan.
Sedangkan untuk mengobati BV, biasanya dokter akan menggunakan antibiotik. Baik dalam bentuk pil yang dikonsumsi atau krim yang dioleskan pada vagina. Setelah meminum obat, BV biasanya sembuh dalam dua hingga tiga hari.
Namun, perawatan bisa berlanjut hingga satu minggu. Yang paling penting, selalu minum obat sesuai dengan anjuran dokter dan jangan berhenti bila belum waktunya. Antibiotik penting diminum untuk mencegah infeksi kembali terjadi.
Risiko komplikasi infeksi bacterial vaginosis
Bila tidak diobati, BV dapat menyebabkan komplikasi serius pada kesehatan, seperti:
- Komplikasi kehamilan. Wanita yang mengalami BV saat hamil cenderung mengalami kelahiran prematur atau berat badan lahir bayi yang rendah. Di samping itu, juga risiko akan infeksi jenis lain setelah melahirkan akan lebih besar.
- Infeksi setelah operasi. BV akan membuat kamu berisiko tinggi untuk terkena infeksi setelah operasi pada area yang mempengaruhi sistem reproduksi. Seperti histerektomi, aborsi, dan kelahiran sesar.
- Penyakit radang panggul. Dalam beberapa kasus, BV dapat menyebabkan penyakit radang panggul hingga infeksi organ reproduksi pada wanita. Hal ini meningkatkan risiko infertilitas atau ketidakmampuan untuk hamil.
- Infeksi menular seksual. Memiliki gangguan BV dapat meningkatkan risiko kamu terkena infeksi menular seksual lho. Seperti herpes, klamidia, gonore, atau HIV.
Cara mencegah
Untuk menghindari infeksi bacterial vaginosis, kamu perlu perhatian ekstra pada area vagina. Berikut ini ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan.
- Hindari iritasi vagina. Iritasi vagina dapat dipicu oleh penggunaan sabun di bagian luar vagina. Bahkan sabun yang lembut dan tidak beraroma sekalipun dapat mengiritasi vagina. Juga, selalu gunakan celana dalam yang berbahan katun untuk mencegah iritasi.
- Jangan gunakan vaginal douche. Menggunakan vaginal douche dapat menghilangkan beberapa bakteri yang melindungi vagina. Sehingga risiko terkena BV akan meningkat.
- Selalu gunakan kondom saat berhubungan seks. Ini adalah cara terbaik untuk mencegah penyebaran BV. Kamu juga perlu membatasi jumlah pasangan seks. Selain itu, lakukan tes infeksi menular seksual setiap enam bulan.
Nah, Ladies, mulai sekarang selalu perhatikan kesehatan vaginamu ya supaya terhindar dari berbagai gangguan yang mungkin menyerang. Jangan ragu juga untuk bicarakan masalah vaginamu dengan ahlinya.
Jika kamu merasa memiliki keluhan seputar kesehatan vagina, jangan ragu bertanya lebih lanjut kepada dokter profesional di layanan konsultasi Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!