Share This Article
Angin duduk tidak boleh diabaikan. Kenali gejala angin duduk yang sering menyerang penderita jantung ini. Sebagai penyakit yang memiliki prevalensi yang sangat tinggi di dunia, penyakit kardiovaskuler selayaknya mendapatkan perhatian khusus.
Beberapa gejala yang umum terjadi sering disalahartikan karena mirip dengan penyakit biasa seperti masuk angin, maag, maupun flu, membuat banyak penderitanya mengabaikan gejala tersebut. Padahal, sering kali sebetulnya membutuhkan pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut.
Baca Juga: Pusing saat Puasa? Jangan Panik, Lakukan 4 Hal Berikut
Gejala angin duduk sering disalahartikan sehingga penangannya kadang terlambat
Salah satu gejala yang disalahartikan penderita gangguan jantung adalah apa yang disebut gejala angin duduk. Gejala ini membuat penderitanya merasakan dada seperti ditindih atau ditekan.
Meski cukup umum, gejala angin duduk terkadang sulit dibedakan dari jenis sakit dada lainnya, seperti sakit yang ditimbulkan oleh gangguan pencernaan.
Gejala lain yang terasa saat angin duduk adalah rasa sakit di tangan, leher, rahang, bahu, atau punggung, mual, kelelahan, sesak nafas, berkeringat dan pusing.
Apa yang terjadi pada tubuh saat angin duduk menyerang
Angin duduk atau istilah medisnya Angina dirasakan oleh para penderita penyakit jantung koroner. Saat angin duduk terjadi, otot jantung tidak mendapatkan darah yang cukup. Hal ini biasanya terjadi akibat satu atau lebih arteri jantung mengecil atau tersumbat, atau lazim disebut iskemia.
Jenis-jenis angin duduk
Angina terbagi atas stable angina, unstable angina, dan Prinzmetal’s angina. Masing-masing memiliki gejala dan tingkat keparahan yang berbeda-beda, yakni:
- Stable angina atau Angina Pectoris
Biasanya dipicu oleh aktivitas fisik atau stres. Pada kasus tertentu, angina pectoris juga bisa terjadi setelah makan besar atau berada di cuaca ekstrem.
Stable angina terjadi ketika otot jantung tidak mendapatkan oksigen yang dibutuhkan untuk berfungsi dengan baik. Faktor seperti aterosklerosis atau menyempitnya arteri menghambat asupan oksigen ke jantung.
Penyempitan dan pengerasan arteri biasanya terjadi ketika plak menumpuk di dinding arteri atau tersumbat oleh gumpalan darah sehingga mengurangi aliran oksigen ke darah.
Gejala stable angina antara lain sesak nafas, mual, kelelahan, keringat berlebih, nyeri dada tertindih, pusing, dan gelisah. Serangan stable angina pada umumnya hanya sementara dan terasa hingga maksimal 15 menit.
Jika kamu obesitas, menderita penyakit jantung, tekanan darah dan kolesterol tinggi, diabetes, merokok, dan jarang berolahraga, maka kamu beresiko terkena stable angina.
- Unstable angina
Dapat terjadi kapan saja, bahkan ketika sedang istirahat sekalipun dan tidak diduga-duga. Dibandingkan stable angina, gejala ini biasanya lebih parah dan lebih lama hingga mencapai 30 menit atau lebih.
Unstable angina terjadi ketika arteri yang memasok oksigen dan darah ke jantung mencapai level kritis. Serangan unstable angina adalah serangan darurat dan sebaiknya langsung segera diambil tindakan medis karena dapat memicu gagal jantung, aritmia, maupun serangan jantung yang berujung fatal.
Faktor resiko unstable angina antara lain diabetes, obesitas, keturunan penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kolesterol LDL rendah dan HDL tinggi, pria, merokok, dan tidak aktif bergerak.
Unstable angina lebih sering dialami oleh pria berusia 45 tahun ke atas dan wanita berusia 55 tahun ke atas. Gejala yang paling utama pada unstable angina adalah rasa sakit yang terasa seperti dada ditekan, dan diremas.
Selain itu, rasa sakit juga perlahan bergerak ke tubuh bagian atas biasanya sebelah kiri dan punggung. Mual, gelisah, sesak nafas, berkeringat, pusing, dan kelelahan juga menjadi gejala lainnya.
Baca Juga: Ini Segudang Manfaat Lidah Buaya agar Kulit Tetap Cantik dan Sehat
- Prinzmetal’s angina
Adalah sejenis angin duduk yang jarang terjadi. Penyebabnya adalah spasme pada arteri jantung yang mengurangi aliran darah secara sementara. Prinzmetal’s angina biasanya parah, terjadi saat sedang beristirahat, dan dapat ditangani dengan obat-obatan.
Jika gejala angina terjadi, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter agar dapat secepatnya dilakukan penanganan. Terutama pada gejala unstable angina agar terhindar dari serangan jantung atau hal-hal yang lebih fatal.
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.