Share This Article
Penyakit kelenjar getah bening, tentu menjadi salah satu kanker yang umum ditemui. Nah, lantas apa itu kanker kelenjar getah bening, bagaimana pengobatannya? Yuk, simak ulasan berikut.
Apa itu penyakit kanker kelenjar getah bening?
Kanker getah bening adalah kanker yang menyerang sistem limfatik, bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi untuk melawan infeksi, umumnya penyakit ini juga disebut kanker kelenjar getah bening.
Ada lebih dari 60 kelenjar getah bening kecil yang berbentuk kacang di seluruh tubuh kita. Kelenjar getah bening tersebar di seluruh tubuh, termasuk leher, ketiak, perut dan selangkangan.
Kelenjar ini memiliki tugas menyimpan sel-sel kekebalan dan bertindak sebagai filter untuk menghilangkan kuman, sel-sel mati dan rusak, dan limbah lainnya dari tubuh kita.
Tercatat berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, di Indonesia ada 14.905 penderita.
Pneyakit ini dalam istilah medis disebut lymphoma malignant, merupakan kanker yang menyerang sistem limfatik.
Sistem limfatik bertugas untuk sistem kekebalan tubuh dari infeksi dan virus. Ketika kanker limfosit menyebar ke jaringan lain, sistem kekebalan tubuh tidak dapat bertahan melawan infeksi secara efektif.
Semua kalangan usia dapat mengidap kanker getah bening, namun banyak kasus kanker terjadi pada anak-anak dan remaja dengan rentang usia 15-24 tahun.
Penyebab kanker kelenjar getah bening
Melansir penjelasan dari laman Mayo Clinic, diketahui bahwa kanker ini dimulai ketika sel darah putih yang melawan penyakit atau disebut juga limfosit mulai mengembangkan mutasi genetik.
Mutasi tersebut kemudian menyebar ke sel untuk berkembang biak dengan cepat, menyebabkan banyak limfosit yang sakit terus berkembang biak.
Mutasi juga memungkinkan sel untuk terus hidup ketika sel normal lainnya akan mati. Hal ini menyebabkan terlalu banyak limfosit yang sakit dan tidak efektif di kelenjar getah bening sehingga menyebabkan kelenjar getah bening, limpa dan hati membengkak.
Siapa saja yang lebih berisiko terkena kanker kelenjar getah bening?
Berikut ini beberapa kategori orang yang lebih berisiko untuk terkena penyakit ini, yaitu:
- Beberapa jenis limfoma lebih sering terjadi pada orang dewasa muda, sementara yang lain paling sering didiagnosis pada orang berusia di atas 55 tahun.
- Seseorang yang memiliki sistem kekebalan yang terganggu. Limfoma lebih sering terjadi pada orang dengan penyakit sistem kekebalan atau pada orang yang menggunakan obat untuk menekan sistem kekebalannya.
Gejala-gejala kanker kelenjar getah bening
Pada lymphoma malignant, keluhan yang paling sering dialami adalah pembengkakan kelenjar getah bening. Pembengkakan ini biasa terjadi di leher, pangkal paha, perut, atau ketiak.
Biasanya juga pembengkakan ini tidak menimbulkan rasa sakit, rasa sakit baru terasa jika kelenjar yang membesar menekan organ, tulang, dan struktur lainnya.
Selain mengalami hal tersebut, ada juga beberapa gejala lain yang mungkin dialami, meliputi:
- Demam
- Keringat pada malam hari
- Penurunan berat badan, dan nafsu makan
- Mengalami rasa gatal yang luar biasa
- Mudah mengalami lelah dan kekurangan energi
Namun, gejala juga ditentukan dari jenisnya, kanker ini memiliki dua jenis yaitu limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin. Keduanya terlihat mirip, tapi sebenarnya punya gejala yang berbeda.
Limfoma non-hodgkin
Limfoma non-Hodgkin adalah kanker yang berasal dari sistem limfatik tubuh. Pada kondisi ini, tumor berkembang dari limfosit (sel darah putih). Sel darah putih ini dapat ditemukan di limpa, kelenjar getah bening, dan organ lain dari sistem kekebalan tubuh.
Gejala dari limfoma non-hodgkin dapat meliputi:
- Kelenjar getah bening yang membengkak di leher, ketiak, atau selangkangan tapi tidak menimbulkan sakit.
- Nyeri perut atau bengkak
- Nyeri dada, batuk, atau sulit bernapas
- Kelelahan terus menerus
- Demam
- Berkeringat di malam hari
- Penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan
Limfoma hodgkin
Limfoma hodgkin adalah kanker yang menyerang kekebalan tubuh, di mana perkembangan limfosit jadi tidak terkendali. Ada dua jenis limfosit: limfosit B (sel B) dan limfosit T (sel T). Limfoma Hodgkin hampir selalu berkembang dari sel B.
Gejala dari limfoma hodgkin yang paling umum adalah adanya pembesaran kelenjar getah bening di bagian leher, dada, ketiak, selangkangan dan tidak menimbulkan rasa nyeri. Selain itu ada juga gejala lainnya, seperti:
Batuk terus menerus dan sesak napas (jika limfoma Hodgkin terletak di dada)
- Keringat pada malam hari
- Kelelahan terus menerus
- Nafsu makan yang menurun
- Kulit yang terasa gatal
- Nyeri pada perut dan mengalami kebengkakan
- Demam
- Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
- Adanya peningkatan sensitivitas pada alkohol, kelenjar getah bening akan terasa nyeri atau sakit.
Apa saja komplikasi yang mungkin terjadi akibat kanker kelenjar getah bening?
Komplikasi yang terjadi apabila kamu menderita kanker ini dapat terjadi jika infeksi penyebab pembengkakan kelenjar tidak segera diobati.
Tak hanya itu saja, apabila tidak mendapatkan perawatan yang tepat, komplikasi tersebut dapat berupa pembentukan abses (kumpulan nanah akibat infeksi) dan bakteremia (infeksi dalam aliran darah).
Bagaimana cara mengatasi dan mengobati kanker kelenjar getah bening?
Seperti kanker yang lainnya, deteksi sedini mungkin adalah hal yang mempengaruhi pengobatan sebelum kanker semakin ganas. Dalam kanker ini, ada beberapa pengobatan yang bisa dilakukan tergantung dari limfoma.
Perawatan di dokter
Jika mengidap limfoma non-hodgkin, beberapa perawatan yang bisa dilakukan adalah.
- Kemoterapi, menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker
- Terapi radiasi,dengan menggunakan sinar berenergi tinggi untuk menghancurkan sel kanker.
- Imunoterapi, yang menggunakan sistem kekebalan tubuh untuk menyerang sel kanker.
- Terapi bertarget yang menargetkan aspek sel limfoma untuk mengekang pertumbuhannya
Untuk limfoma hodgkin, perawatan yang dilakukan, seperti
- Kemoterapi
- Terapi radiasi
- Imunoterapi
Jika jenis perawatan tersebut tidak berhasil, dokter mungkin akan menyarankan kamu untuk melakukan transplantasi sel induk. Pertama, kamu akan menjalani kemoterapi lebih tinggi.
Kemoterapi ini bukan cuma membunuh sel-sel kanker, tapi juga menghancurkan sel-sel induk di sumsum belakang. Setelah kemoterapi selesai, kamu akan mendapatkan transplantasi sel induk untuk menggantikan sel-sel yang hancur.
Ada dua jenis transplantasi yang bisa dilakukan transplantasi autologus menggunakan sel induk Anda sendiri. dan transplantasi alogenik menggunakan sel induk yang diambil dari donor.
Cara mengatasi secara alami
Umumnya pasien penyakit ini juga banyak yang menggunakan obat alternatif atau herbal untuk membantu mengatasi penyakit kankernya secara alami.
Beberapa contoh pengobatan alami yang biasa dilakukan oleh para penderita yaitu pijat, aromaterapi, akupunktur, yoga, teknik relaksasi, reiki, atau obat herbal, seperti bawang putih, teh herbal, dan flaxseed.
Namun perlu kamu ketahui bahwa pengobatan alternatif atau tradisional ini tidak dapat menyembuhkan kanker yang kamu miliki.
Cara mengobati ini umumnya hanya dapat membantu mengontrol gejala atau efek samping yang mungkin timbul dari pengobatan.
Apa saja obat kanker kelenjar getah bening yang biasa digunakan?
Beberapa obat yang biasa digunakan yaitu:
- Antibiotik.
- Antivirus.
- Antiparasit seperti filariasis.
- Antituberkulosis seperti isoniazid, rifampicin, pyrazinamide, dan ethambutol.
- Kortikosteroid.
- Antiinflamasi nonsteroid (NSAID)
- Imunosupresan
Namun obat-obat tersebut perlu menggunakan resep dokter, karena harus melalui pemeriksaan secara jelas penyebab kanker atau infeksi yang terjadi pada kelenjar getah bening.
Apa saja makanan dan pantangan untuk penderita kanker kelenjar getah bening?
Perlu kamu ketahui bahwa beberapa makanan yang dianggap bisa memicu kanker ini yaitu daging berlemak, makanan cepat saji, makanan yang mengandung MSG, alkohol, dan lain sebagainya.
Bagaimana cara mencegah kanker kelenjar getah bening?
Berikut ini beberapa langkah pencegahan yang mudah dilakukan, namun seringkali kita menganggapnya sebagai hal yang sepele.
- Perhatikan dengan baik kondisi kesehatan dan lindungi diri dari penyakit infeksi.
- Menjaga penyakit yang berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh agar tetap terkendali.
- Menghindari paparan radiasi yang tidak perlu.
- Menjaga berat badan ideal.
Benjolan tanda kanker kelenjar getah bening
Jika ada masalah, seperti infeksi, cedera, atau kanker, kelenjar getah bening di area tersebut dapat membengkak atau menjadi benjolan yang berfungsi untuk menyaring sel “jahat”. Kelenjar getah bening ini disebut juga limfadenopati (LIMF-ad-uh-NOP-uh-thee).
Kelenjar getah bening yang membengkak sebagai tanda bahwa ada sesuatu yang tidak benar dalam tubuh, tetapi gejala lain membantu menentukan masalahnya.
Misalnya, sakit telinga, demam, dan pembesaran kelenjar getah bening di dekat telinga adalah petunjuk bahwa kemungkinan kamu mengalami infeksi telinga atau pilek.
Beberapa area di mana kelenjar getah bening biasanya membengkak adalah di leher, selangkangan, dan ketiak. Dalam kebanyakan kasus, hanya satu area node yang membengkak pada satu waktu.
Jika lebih dari satu area adanya benjolan kelenjar getah bening, kondisi itu disebut limfadenopati umum.
Beberapa infeksi seperti radang tenggorokan, cacar air, obat-obatan tertentu, penyakit sistem kekebalan, dan kanker seperti limfoma serta leukemia dapat menyebabkan benjolan atau pembengkakan semacam ini.
Diagnosis
Kelenjar getah bening yang normal berukuran kecil dan sulit diketahui, tetapi ketika terjadi infeksi, peradangan, atau kanker, kelenjar getah bening tersebut bisa membesar seiring dengan berjalannya waktu.
Benjolan kelenjar getah bening yang berada di dekat permukaan tubuh seringkali menjadi cukup besar untuk dirasakan dengan jari, dan bahkan dapat dilihat oleh mata.
Tetapi jika hanya ada sedikit sel kanker di kelenjar getah bening, mungkin terlihat dan terasa normal. Dalam hal ini, dokter harus memeriksa kanker dengan mengangkat semua atau sebagian kelenjar getah bening.
Pengangkatan kelenjar getah bening
Ketika seorang ahli bedah melakukan operasi untuk mengangkat kanker primer, satu atau lebih kelenjar getah bening regional di dekatnya juga dapat diangkat. Pengangkatan salah satu kelenjar getah bening disebut biopsi.
Ketika banyak kelenjar getah bening diangkat, cara itu disebut pengambilan sampel kelenjar getah bening atau diseksi kelenjar getah bening. Ketika kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening, ada risiko lebih tinggi bahwa kanker mungkin kembali setelah operasi.
Informasi ini membantu dokter memutuskan apakah perawatan lebih lanjut, seperti kemo atau radiasi, mungkin diperlukan setelah operasi.
Dokter juga dapat mengambil sampel dari satu atau lebih node menggunakan jarum. Biasanya hal ini dilakukan pada kelenjar getah bening yang membesar dan disebut biopsi jarum.
Pemeriksaan sampel kelenjar getah bening
Jaringan yang diangkat tersebut kemudian diperiksa di bawah mikroskop oleh ahli patologi atau dokter yang mendiagnosis penyakit menggunakan sampel jaringan untuk mengetahui apakah ada sel kanker di dalamnya.
Di bawah mikroskop, setiap sel kanker di kelenjar getah bening tampak seperti sel kanker dari tumor primer. Misalnya, ketika kanker payudara menyebar ke kelenjar getah bening, sel-sel di dalam kelenjar tersebut terlihat seperti sel kanker payudara.
Ahli patologi menyiapkan laporan, yang merinci apa yang ditemukan. Jika sebuah node memiliki kanker di dalamnya, laporan tersebut menjelaskan seperti apa dan seberapa banyak yang terlihat.
Dokter juga dapat menggunakan scan atau tes pencitraan lainnya untuk mencari pembesaran kelenjar getah bening yang berada jauh di dalam tubuh.
Untuk lebih lanjut tentang ini, sangat disarankan untuk melakukan tes radiologi. Seringkali, pembesaran kelenjar getah bening di dekat kanker diasumsikan mengandung kanker.
Baca juga: Benjolan Kelenjar Getah Bening, Berbahayakah? Ketahui juga Cara Mengatasinya
Bagaimana kanker menyebar ke kelenjar getah bening
Kanker merupakan suatu penyakit yang ganas, kanker dapat menyebar dari tempat asalnya ke bagian tubuh lain.
Kanker yang muncul di kelenjar getah bening adalah indikator bagaimana kanker menyebar. Ketika sel-sel kanker melepaskan diri dari tumor, mereka dapat melakukan perjalanan ke area lain dari tubuh, baik melalui aliran darah atau sistem getah bening.
Agar sel kanker menyebar ke bagian tubuh yang baru, mereka harus melalui beberapa perubahan. Pertama-tama, mereka harus dapat melepaskan diri dari tumor asli dan kemudian menempel pada dinding luar pembuluh darah atau getah bening.
Jika sel-sel kanker hanya ditemukan di kelenjar getah bening di dekat tumor asli, itu mungkin menunjukkan kanker berada pada tahap awal dan belum menyebar jauh melampaui daerah utamanya.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!