Share This Article
Males gerak (mager) atau sedentary lifestyle seperti yang suka dilakukan kaum milenial ternyata banyak bahayanya. Mager bikin diabetes, ya benar, kebiasaan malas gerak ini jadi salah satu faktor meningkatnya kemungkinan menderita diabetes.
Kaget? Kamu yang memang terbiasa dengan gaya hidup mager memang harus lebih waspada. Salah satu cara terbaik untuk terhindar dari diabetes adalah menjaga tubuh selalu sehat dengan aktif bergerak.
Baca Juga: Atur Pikiran, Jangan Sampai Kena Dermatitis Numularis Akibat Stres
Malas gerak alias mager bikin diabetes
Perlu kamu ketahui sebelumnya, bahwa makanan dipecah menjadi senyawa yang salah satunya adalah glukosa — dan kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah, saat inilah pankreas akan melepaskan insulin, yang memungkinkan glukosa untuk memasuki sel sebagai sumber energi.
Ketika orang tidak aktif atau mager, tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, dan glukosa tidak dapat memasuki sel sebagai sumber energi. Hal ini dikenal sebagai resistensi insulin atau sensitivitas insulin sehingga menciptakan peningkatan kadar gula di dalam darah dan akhirnya menyebabkan penyakit diabetes khususnya tipe 2.
Penelitian telah menunjukkan bahwa satu sesi aktivitas fisik atau berolahraga dapat membantu meningkatkan kemampuan seseorang untuk menggunakan insulin. Namun, efeknya berlangsung hanya untuk 48 jam, yang berarti aktivitas fisik yang teratur diperlukan untuk menjaga insulin bekerja secara efektif.
Selain diabetes, mager juga bisa membuat fungsi testis menurun
Jadi sudah terbayang kan jika kamu terbiasa dengan kebiasaan mager. Produksi insulin bisa sangat terganggu dan bukan tidak mungkin kamu terkena diabetes tipe 2.
Selain diabetes ada juga masalah kesehatan lain yang mengincar kamu.
1. Obesitas
Hampir semua orang sudah mengetahui jika salah satu bahaya mager adalah obesitas. Ternyata benar! Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa orang yang obesitas, ternyata 63%nya karena gaya hidup mager ini.
2. Kekakuan arteri
Penelitian lain mengatakan, gaya hidup mager ini membuat arteri menjadi kaku yang lama kelamaan menyebabkan penyakit kardiovaskular. Ternyata gaya hidup mager ini menyebabkan peningkatan hormon stres sehingga menyebabkan pembuluh darah kaku.
3. Hipertensi
Tekanan darah tinggi juga mengincar kamu yang mager. Hal ini disebabkan pembuluh darah yang tidak elastis lagi.
4. Penyakit jantung
Penelitian lainnya mengatakan bagi orang yang sudah memiliki penyakit gagal jantung, hidup mager berpengaruh dalam mempercepat kematiannya. Seram ya!
5. Kanker paru
Terdapat penelitian yang mengatakan bahwa tidak adanya aktivitas fisik dan duduk dalam jangka waktu yang sangat lama berhubungan dengan kanker paru karena mengubah susunan sel-sel tubuh kita.
6. Fungsi testis menurun, selain dari mager bikin diabetes
Buat para laki-laki harus berhati-hati. Karena sebuah penelitian pada 1200 laki-laki mengatakan ada hubungannya hidup mager seperti menonton televisi berjam-jam tanpa aktivitas dengan penurunan fungsi testis.
Penurunan ini menyebabkan jumlah sperma lebih sedikit dibandingkan dengan laki-laki yang suka berolahraga.
7. Gejala menopause yang parah
Selain laki-laki, pada perempuan, gaya hidup mager akan berefek ketika masa tua nanti. Pada saat menopause nanti ternyata ada gejala yang cukup menyeramkan bagi perempuan. Mulai dari gangguan tidur, cemas hingga depresi dan juga gangguan seksial.
Baca Juga: Minum Bikin Batal, Ini 5 Cara agar Tidak Haus saat Puasa
Lakukan latihan fisik untuk stop mager bikin diabetes
Bahaya-bahaya hidup malas gerak yang disebutkan di atas ternyata menakutkan. Namun, banyak penelitian mengatakan bahwa olahraga 3 kali sehari selama 30 menit dapat meningkatkan status kesehatan kita.
Maka, lakukanlah olahraga ringan misalnya Bisa dengan naik turun tangga, berlari pagi keliling kompleks atau untuk kamu yang malas berkeringat, berenang bisa dijadikan olahraga pilihan!
Ingin tahu lebih banyak soal diabetes? Langsung tanyakan kepada dokter terpercaya di Good Doctor, yuk langsung coba konsultasi.
Lakukan upaya pencegahan diabetes dengan deteksi dini. Yuk, cek risiko prediabetes melalui GrabHealth atau selengkapnya di aplikasi Good Doctor.