Share This Article
Semakin bertambahnya usia, fungsi dari sejumlah bagian tubuh akan menurun. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko berbagai gangguan kesehatan, termasuk penyakit OA genu. Sebagai salah satu jenis dari radang sendi, OA genu tak boleh disepelekan.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan, 1 dari 10 orang Indonesia menderita penyakit ini. Lansia adalah kelompok paling rentan untuk mengalaminya. Seberapa serius sih penyakit OA genu? Yuk, simak ulasannya berikut ini.
Apa itu penyakit OA genu?
OA genu mengacu pada kondisi osteoarthritis pada sendi yang ada di lutut. Penyakit ini juga disebut sebagai osteoarthritis lutut. Osteoarthritis sendiri adalah salah satu jenis dari berbagai radang sendi.
Osteoarthritis genu bisa terjadi saat tulang rawan yang menjadi bantalan sendi di lutut mulai menipis, sehingga lokasi antarsendi menjadi lebih dekat. Akibatnya, rasa nyeri tak tertahankan bisa muncul ketika sendi-sendi tersebut digunakan untuk bergerak.
Baca juga: Mengenal Penyakit Degeneratif yang Umum Dialami Lansia, Apa Saja?
Penyebab penyakit OA genu
Mengutip dari WebMD, osteoarthritis adalah salah satu jenis radang sendi yang sering terjadi pada orang lanjut usia. Oleh karena itu, penyakit ini digolongkan menjadi gangguan kesehatan degeneratif. Osteoarthritis genu lebih banyak menyerang wanita daripada pria.
Selain karena usia, penyakit ini juga dapat dipicu beberapa faktor, di antaranya:
- Obesitas. Berat badan tidak ideal yang cenderung gemuk bisa membuat sendi, terutama yang ada di lutut, mendapat tekanan lebih banyak
- Cedera. Kondisi ini bisa disebabkan oleh aktivitas fisik berlebihan, terutama yang bertumpu pada lutut, seperti mengangkat beban dan jongkok
- Penyakit lain. Orang-orang yang memiliki riwayat penyakit lain, terutama radang sendi, mempunyai risiko lebih tinggi untuk terserang OA genu
Gejala penyakit OA genu
Tanda-tanda dari penyakit osteoarthritis genu sangat beragam, tapi secara umum masih terpusat di sekitar lutut, seperti:
- Nyeri pada tempurung lutut
- Sensasi panas di lutut
- Pembengkakan yang menyebabkan lutut kaku
- Suara berderit saat lutut digerakkan
Gejala tersebut biasanya muncul secara bertahap. Sedangkan tingkat keparahan dari penyakit OA genu sendiri dibedakan menjadi empat, yaitu:
- Stadium 1, muncul benjolan kecil yang mengeras di sekitar lutut (osteofit), bisa menyebabkan kerusakan pada tulang rawan. Rasa sakit belum terasa, meski struktur sendi masih nampak normal jika diperiksa menggunakan sinar-X
- Stadium 2, benjolan osteofit mulai berkembang, dan tulang rawan berangsur menipis. Jaringan di sekitarnya mungkin akan mengeras dan lutut akan mengalami kaku, terutama saat sedang duduk
- Stadium 3, tulang rawan mulai mengalami kerusakan yang masif. Jaringan yang melapisi persendian berangsur meradang dan membengkak, sehingga menyulitkan untuk menekuk lutut, berjalan, dan berlari.
- Stadium 4, ruang di antara tulang dan persendian lutut terus menyempit. Akibatnya, cairan sinovial yang berfungsi sebagai pelumas alami juga berkurang. Ini menyebabkan tiap gesekan antar sendi akan terasa sangat menyakitkan.
Penanganan osteoarthritis genu
Sebelum memberikan penanganan, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan fisik untuk membuat diagnosis. Pemeriksaan tersebut bisa menggunakan teknologi sinar-X dan mesin MRI guna mengetahui struktur dari tulang di lutut.
Sedangkan untuk pengobatannya terdiri dari dua jenis, yaitu:
- Obat-obatan anti nyeri, berfungsi untuk meredakan rasa sakit yang ada pada lutut. Obat-obatan ini meliputi ibuprofen, asetaminofen.
- Suntikan steroid dan asam hialuronat, digunakan untuk meredakan aktivitas peradangan yang terjadi pada persendian lutut. Suntikan ini juga berfungsi memperbanyak pelumas alami sinovial yang memudahkan sendi untuk bergerak
Pencegahan penyakit OA genu
Penyakit OA genu adalah gangguan kesehatan yang bersifat degeneratif. Artinya, kondisi ini lebih dipengaruhi oleh faktor usia. Semakin bertambahnya umur, fungsi sejumlah bagian tubuh juga akan berkurang.
Mengutip Arthritis Foundation, tidak ada cara efektif untuk mencegah terjadinya penyakit OA genu. Yang bisa dilakukan adalah memperlambat gejala-gejalanya, yaitu dengan cara:
1. Jaga berat badan tetap ideal
Saat seseorang memiliki berat badan berlebih, tulang kaki harus bekerja lebih ekstra untuk menopang beban tubuh. Secara tidak langsung, sendi-sendi yang berfungsi sebagai penggerak juga akan ikut terdampak.
Setiap ons dari berat tubuhmu mampu memberikan tekanan pada lutut. Jika berat badan tak dikontrol, tulang rawan yang menjadi bantalan sendi di lutut bisa rusak dan pecah.
2. Kontrol kadar gula darah
Tak hanya meningkatkan risiko diabetes, kadar gula darah yang tinggi di dalam tubuh juga bisa memengaruhi kesehatan tulang, lho. Glukosa yang berlebihan dapat mempercepat pembentukan molekul-molekul tertentu yang membuat tulang rawan menjadi kaku.
Tulang rawan yang kaku sangat erat kaitannya dengan pembengkakan di sekitar sendi, yang membuat ruang geraknya semakin terbatas.
3. Rutin olahraga
Dengan rutin berolahraga, kelenturan sendi dan tulang rawan akan ikut terjaga. Tak perlu olahraga berat, cukup luangkan waktu 30 menit setiap hari untuk melakukan gerakan-gerakan ringan seperti jalan santai di sekitar rumah.
Tapi, tetap perhatikan olahraga yang dilakukan. Jangan sampai justru membuat cedera lutut. Hentikan olahraga tersebut jika lutut mulai merasakan tekanan.
Baca juga: Kram Otot Menyerang saat Berolahraga, Simak Cara Antisipasi dan Penanganannya
4. Minimalkan cedera
Cedera memang tak bisa dihindari, tapi kamu bisa meminimalkan risikonya dengan memerhatikan aktivitas yang dijalankan. Saat melakukan kegiatan berat misalnya, jangan bebankan bobot tubuh pada lutut saja, tapi sebar ke bagian tubuh lain. Ini akan menghindarkanmu cedera lutut.
Nah, itulah ulasan lengkap tentang osteoarthritis genu yang perlu kamu tahu. Menerapkan langkah-langkah pencegahan di atas bisa memperlambat munculnya gejala dari penyakit ini. Tetap jaga kesehatan, ya!
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.