Share This Article
Ditulis oleh: dr. Meiyanti Budiani
Asma bronkial adalah penyakit saluran napas kronik dan merupakan masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara. Apabila serangan asma sering berulang maka dapat menimbulkan perubahan pada saluran napas. Bagaimana mengontrol asma agar derajatnya tak bertambah parah?
Baca Juga: Berat Badan Berlebihan dan Mudah Kedinginan? Ini Penyebabnya!
Serangan asma
Asma bronkial serangannya dapat ringan atau berat. Kalau serangannya ringan mungkin tidak sampai mengganggu aktivitas pasiennya. Beberapa hal yang bisa memperberat serangan asma seperti, keterlambatan datang ke IGD, penyakit penyerta lainnya dan penatalaksanaan asma.
Sementara beberapa fakta lingkungan yang harus diingat adalah; alergen, asap rokok, polusi udara, debu, cuaca (perubahan suhu yang cepat) serta makanan-makanan/cemilan tertentu.
Kenali jenis-jenis penyakit asma
Derajat 1: asma intermiten (serangan singkat),
Derajat 2: asma persisten ringan (serangan mengganggu aktivitas dan tidur),
Derajat 3: asma persisten sedang (serangan dapat mengganggu aktivitas dan tidur),
Derajat 4: asma persisten berat (serangan sering terjadi).
Baca Juga: Sering Muncul, Sayangnya 9 Gejala Kanker Serviks Ini Tidak Disadari
Untuk mengontrol asma, ini jenis-jenis obat asma yang sering dipakai
Mekanisme kerja obat asma ada dua yaitu pengontrol (antiinflamasi) dan pelega (bronkodilator).
Berdasarkan mekanisme kerjanya, inilah beberapa jenis obat asma.
1. Beta 2 agonis
Beta 2 agonis adalah jenis obat asma yang masuk ke dalam bronkodilator atau obat pelega.
- Agonis reseptor beta adrenergik kerja singkat yaitu salbutamol, terbutalin,
- Agonis reseptor beta adrenergik kerja lama (kombinasi dengan steroid). Ada beberapa nama generik obat asma yang masuk ke dalam golongan obat penyakit asma ini, yaitu prokaterol, formoterol, dan salmeterol.
2. Metilxantin (golongan bronkodilator); aminofilin, teofilin, dan teofilin lepas lambat..
3. Antikolinergik; ipratropium bromida, tiotropium bromida, dan glikopironium bromida.
Efek samping antikolinergik yang mungkin muncul seperti mulut kering, gangguan penglihatan sulit buang air kecil, berdahak, dan takikardia.
4. Glukokortikoid ( golongan kotrikosteroid ); budesonide (inhaler), triamnisolon, prednison, deksametason, dan hidrokortison.
5. Antileukotrien; zafirlukast dan zileuton.
Global Initiative for Asthma (GINA) menyatakan bahwa intervensi awal untuk menghentikan atau mengurangi paparan terhadap faktor risiko asma yang menyebabkan hipereaktivitas saluran nafas dapat membantu meningkatkan kontrol penderita terhadap penyakit asma (GINA, 2008).
Hal ini berarti tindakan pencegahan terhadap paparan faktor risiko asma dapat membantu meningkatkan taraf kontrol penyakit asma, atau ekspresi asma menjadi dapat dikendalikan dengan melakukan tindakan pencegahan tersebut.