Share This Article
Penyakit fibroid rahim bisa dialami oleh wanita dari berbagai kalangan usia dan biasanya tidak menimbulkan gejala. Meskipun begitu, penyakit ini tidak terkait dengan peningkatan risiko kanker rahim atau berkembang menjadi penyakit berbahaya lainnya.
Nah, untuk menangani penyakit fibroid rahim maka perlu dilakukan pemeriksaan rutin bersama dokter ahli. Untuk informasi lebih lanjut, yuk simak penjelasan lengkap mengenai penyakit fibroid rahim berikut ini.
Baca juga: Yuk, Kenali Efek Baik dan Buruk Makan Jeroan bagi Kesehatan
Apa itu penyakit fibroid rahim?
Fibroid rahim atau disebut juga dengan leiomioma atau mioma merupakan tumor non kanker yang dapat tumbuh di rahim. Biasanya, penyakit fibroid rahim berbentuk bulat dan jika terlalu besar bisa menyebabkan tekanan pada kandung kemih.
Penyebab penyakit fibroid rahim tidak jelas, namun tampaknya bisa dikarenakan berkembangnya kadar estrogen yang cukup tinggi. Klasifikasi fibroid tergantung pada lokasi di dalam rahim dan dibagi menjadi empat jenis, yakni:
- Intramural. Ini merupakan tipe yang paling umum dan biasanya tertanam di dinding otot rahim
- Subserosal. Biasanya melampaui dinding rahim dan tumbuh di dalam lapisan jaringan rahim luar yang bisa berkembang menjadi ukuran cukup besar
- Submukosa. Jenis ini dapat mendorong ke dalam rongga rahim dan biasanya ditemukan di otot bawah lapisan dalam dinding
- Serviks. Fibroid jenis ini umumnya berakar di leher rahim atau dikenal juga sebagai serviks.
Penyakit fibroid rahim sering kali jarang diketahui dengan jelas karena tidak menimbulkan gejala.
Dokter mungkin akan menemukan fibroid secara tidak sengaja selama pemeriksaan panggul atau USG prenatal. Karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan secara rutin agar penyakit fibroid rahim bisa diketahui lebih awal.
Gejala penyakit fibroid rahim yang umum dirasakan
Hanya sekitar 1 dari 3 wanita dengan fibroid rahim yang akan mengalami gejala penyakitnya. Penyakit fibroid rahim jarang menyebabkan masalah serius sehingga kebanyakan wanita tidak menyadari keberadaannya.
Namun, perlu diketahui jika perdarahan rahim yang abnormal merupakan salah gejala fibroid paling umum.
Pada wanita yang memiliki gejala, maka akan ditandai dengan menstruasi berlangsung lebih dari seminggu, adanya tekanan atau nyeri panggul, sering buang air kecil, dan sulit mengosongkan kandung kemih.
Tak hanya itu, beberapa penderitanya juga akan merasakan sembelit, nyeri pada punggung atau kaku, hingga tak jarang mengakibatkan nyeri akut ketika kelebihan suplai darah.
Apabila fibroid berukuran besar, maka kemungkinan akan menyebabkan penambahan berat badan dan pembengkakan di perut bagian bawah.
Ketika fibroid sudah berkembang, maka akan terus tumbuh hingga menopause. Namun, jika kadar estrogen turun setelah menopause, fibroid biasanya akan ikut menyusut.
Sangat kecil kemungkinan melihatnya dengan mata telanjang, namun juga sudah berukuran besar maka bisa memengaruhi ukuran dan bentuk rahim.
Penyebab umum dari penyakit fibroid rahim
Penyebab penyakit fibroid rahim masih belum jelas, namun kemungkinan terbesar adalah karena berkaitan dengan kadar estrogen. Selama masa produktif, kadar estrogen dan progesteron lebih tinggi terutama selama kehamilan sehingga fibroid cenderung membengkak.
Perkembangan fibroid juga bisa meningkat ketika seorang wanita mengambil pil KB yang mengandung estrogen.
Sementara jika kadar estrogen yang rendah dapat menyebabkan fibroid menyusut, seperti selama dan setelah menopause. Nah, dilansir dari Mayo Clinic, berikut beberapa penyebab umum penyakit fibroid rahim.
Perubahan genetik
Faktor genetik diduga berdampak pada perkembangan fibroid di dalam rahim. Tak hanya itu, beberapa fibroid banyak mengandung perubahan gen berbeda dari yang ada di sel otot rahim normal.
Hormon dalam tubuh jadi penyebab penyakit fibroid rahim
Estrogen dan progesteron merupakan dua hormon yang dapat merangsang perkembangan lapisan rahim selama setiap siklus menstruasi dan kehamilan. Karena itu, pada masa subur fibroid bisa tumbuh dengan cepat hingga memiliki ukuran yang cukup besar.
Faktor pertumbuhan lainnya
Tak hanya itu, terdapat zat lain yang membantu tubuh mempertahankan jaringan, seperti faktor pertumbuhan mirip insulin. Matriks ekstraseluler atau ECM merupakan bahan yang membuat sel saling menempel sehingga meningkatkan fibroid serta menyebabkan perubahan biologis.
Dokter mempercayai jika penyakit fibroid rahim berkembang dari sel induk di jaringan halus atau miometrium.
Pola pertumbuhan fibroid bervariasi, bisa secara perlahan atau cepat dan mungkin tetap berukuran sama. Beberapa fibroid mengalami pertumbuhan yang signifikan dan sebagian lainnya dapat menyusut dengan sendirinya.
Tak jarang, fibroid hadir selama kehamilan dan akan menyusut atau menghilang setelah melahirkan. Hal ini dikarenakan ukuran rahim telah kembali ke ukuran normal dan masa subur selama kehamilan sudah terlewati.
Faktor risiko munculnya penyakit fibroid rahim
Ada beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan pertumbuhan fibroid rahim selain usia reproduksi. Faktor-faktor yang dapat berdampak pada perkembangan fibroid pada wanita, yakni meliputi:
Ras
Meski setiap wanita dapat mengembangkan fibroid, namun ras kulit hitam cenderung berisiko tinggi menderita penyakit ini. Selain itu, wanita kulit hitam juga akan memiliki fibroid lebih banyak dan lebih besar dibanding ras lainnya dengan gejala yang cukup parah.
Keturunan
Jika salah satu anggota keluarga, seperti ibu atau saudara perempuan menderita fibroid maka besar kemungkinan kamu juga akan memiliki penyakit fibroid rahim. Karena itu, segera lakukan pemeriksaan bersamaan jika ada anggota keluarga yang menderita penyakit fibroid rahim.
Faktor lain
Perkembangan fibroid juga dipengaruhi oleh faktor lainnya, seperti menstruasi usia dini, mengalami kegemukan, dan kekurangan vitamin D. tak hanya itu, fibroid juga bisa berkembang akibat melakukan diet tinggi daging merah dan rendah sayuran hijau serta buah.
Diagnosis penyakit fibroid rahim yang biasa dokter lakukan
Karena fibroid sering tidak menunjukkan gejala yang jelas, maka biasanya akan didiagnosis selama pemeriksaan panggul rutin.
Dokter mungkin merasakan penyimpangan dalam bentuk rahim dan menunjukkan adanya fibroid. Nah, beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mengetahui keberadaan fibroid, antar alain:
Ultrasonografi atau USG
Pemeriksaan dengan ultrasonografi dilakukan menggunakan gelombang suara untuk mendapatkan gambar rahim.
Ultrasonografi bertujuan untuk mengonfirmasi diagnosis, memetakan, serta mengukur fibroid. Seorang dokter akan menggerakkan alat ultrasonografi di atas perut atau menempatkannya di dalam vagina.
Magnetic resonance imaging atau MRI
Tes pencitraan ini dapat menunjukkan secara lebih rinci ukuran dan lokasi fibroid, mengidentifikasi berbagai jenis tumor, dan membantu menemukan tes perawatan yang tepat.
MRI paling sering digunakan oleh wanita dengan uterus yang lebih besar atau jika sudah mendekati menopause atau perimenopause.
Hysterosonography
Pemeriksaan satu ini digunakan dengan menggunakan saline steril untuk memperluas rongga rahim sehingga lebih mudah mendapatkan gambar fibroid submukosa dan lapisan rahim.
Hysterosonography biasa dilakukan pada wanita yang sedang mencoba hamil atau mengalami pendarahan menstruasi hebat.
Hysterosalpingography
Hysterosalpingography dilakukan dengan menggunakan pewarna untuk menyoroti rongga rahim dan tuba fallopi pada gambar sinar-X.
Tes ini juga dapat menentukan apakah tuba falopi terbuka atau tersumbat, serta mampu menunjukkan beberapa fibroid submukosa. Dokter dapat merekomendasikan pemeriksaan jenis ini jika infertilitas terjadi.
Histeroskopi
Untuk pemeriksaan satu ini, histeroskopi dilakukan dokter dengan memasukkan teleskop kecil dan terang melalui serviks ke dalam rahim.
Dokter kemudian akan menyuntikkan salin ke dalam rahim, memperluas rongga rahim, dan memungkinan dilakukannya pemeriksaan dinding rahim serta lubang saluran tuba.
Laparoskopi
Dalam laparoskopi dokter akan membuat lubang kecil di kulit dan perut untuk memasukkan tabung kecil dengan kamera terang yang terpasang melalui lapisan dinding.
Kamera bertujuan untuk menjangkau ke dalam rongga abdominopelvic dan memeriksakan bagian luar rahim serta struktur di sekitarnya.
Perawatan terhadap penyakit fibroid rahim yang dianjurkan
Penanganan hanya dianjurkan untuk wanita yang mengalami gejala akibat fibroid. Jika fibroid tidak memengaruhi kualitas hidup maka pengobatan mungkin tidak akan dilakukan. Karena itu, fibroid yang menyebabkan menstruasi berat perlu menjalan beberapa perawatan bersama dokter.
Sebelum menopause, fibroid sering kali menyusut dengan sendirinya dan gejala menjadi kurang jelas hingga menghilang total.
Ketika pengobatan diperlukan, dokter akan menyarankan beberapa pilihan operasi berdasarkan lokasi, keparahan gejala, dan rencana persalinan jika sedang hamil.
Pengobatan yang dilakukan pertama kali oleh dokter biasanya menggunakan agonis hormon pelepas gonadotropin atau GnRHa.
Obat ini bertujuan untuk membantu tubuh memproduksi lebih sedikit estrogen dan progesteron. Tak hanya itu, GnRHa juga bisa menghentikan siklus menstruasi tanpa memengaruhi kesuburan setelah perawatan berakhir.
Obat lain mungkin tersedia namun kurang efektif dalam mengobati fibroid yang lebih besar. Meskipun begitu, dokter juga akan memberikan beberapa pengobatan lainnya untuk membantu menyusutkan fibroid, seperti:
Obat antiinflamasi non steroid atau NSAID
Obat antiinflamasi termasuk mefenamic can ibuprofen dapat membantu mengurangi produksi senyawa lipid seperti hormon prostaglandin.
Hormon ini sering dikaitkan dengan periode kram dan menstruasi tahap berat. Pada penderita fibroid, NSAID dapat mengurangi rasa sakit dan tidak akan memengaruhi kesuburan.
Levonorgestrel intrauterine system atau LNG-IUS
Pengobatan jenis ini dilakukan dengan menggunakan perangkat plastik yang diletakkan di dalam rahim.
Setelah berada di dalam rahim, maka perangkat akan melepaskan hormon yang disebut dengan levonorgestrel selama jangka waktu yang panjang. Hormon ini juga akan menghentikan lapisan rahim agar tidak tumbuh terlalu cepat.
Baca juga: Kamu Punya Masalah Pencernaan? Yuk Ketahui Jenis dan Cara Pencegahannya
Tindakan operasi untuk menangani penyakit fibroid rahim
Penyakit fibroid rahim yang parah mungkin tidak akan menanggapi pemberian obat sehingga memerlukan perawatan lebih konservatif seperti melalui tindakan operasi.
Dokter biasanya akan memberikan beberapa pilihan penanganan fibroid dengan menjalani operasi, seperti:
Histerektomi
Histerektomi adalah pengangkatan sebagian atau keseluruhan rahim yang biasanya dilakukan jika fibroid sudah menyebabkan perdarahan berlebih. Histerektomi total bisa mencegah kembalinya fibroid.
Namun, jika ahli bedah juga mengangkat indung telur dan saluran tuba maka bisa menyebabkan efek samping berupa berkurangnya libido dan menopause dini.
Miomektomi
Operasi jenis ini merupakan pengangkatan fibroid dari dinding otot rahim dan biasa dilakukan pada wanita yang masih ingin memiliki anak. Wanita dengan fibroid besar atau terletak di bagian rahim tertentu mungkin tidak bisa melakukan operasi jenis ini.
Ablasi endometrium
Ablasi endometrium adalah pelepasan lapisan rahim dan biasanya dilakukan jika fibroid berada di dekat permukaan bagian dalam. Operasi satu ini menjadi alternatif yang efektif jika tidak bisa menjalani prosedur histerektomi.
Embolisasi arteri rahim atau EUA
Operasi ini dilakukan dengan memotong suplai darah ke area menyusut fibroid. Dipandu dengan pencitraan sinar-X, bahan kimia akan disuntikkan melalui kateter ke dalam arteri yang memasok darah ke fibroid.
Prosedur ini akan mengurangi atau menghilangkan gejala hingga 90 persen, namun tidak cocok dilakukan pada wanita yang sedang hamil atau jika masih ingin memiliki anak.
Untuk penanganan penyakit fibroid rahim, perlu melakukan konsultasi bersama dokter ahli terlebih dahulu. Biasanya dokter akan melihat hasil diagnosis baru melakukan tindak penanganan sesuai dengan kondisi penyakit.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!