Share This Article
Demam chikungunya merupakan penyakit yang sering disebut dengan flu tulang. Hal ini dikarenakan ketika kamu sudah terinfeksi virus ini, kamu akan merasakan nyeri yang amat sangat pada tulang dan persendian.
Selain nyeri pada tulang, demam chikungunya ini seperti penyakit flu lainnya, akan membuat kamu demam dan ruam atau bintik kemerahan pada kulit. Mirip dengan penyakit demam berdarah karena kedua penyakit ini pun disebabkan oleh nyamuk Aedes.
Penyebab penyakit flu tulang
Virus penyebab penyakit ini berpindah ke manusia dari gigitan nyamuk betina yang telah terinfeksi. Umunya, nyamuk yang menyebarkan virus ini adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Kedua spesies ini juga dapat menyebarkan virus lain yang identik dengan nyamuk, seperti virus dengue atau demam berdarah. Nyamuk-nyamuk ini menggigit pada saat jam pagi hingga sore, dengan puncak aktivitas mereka pada pagi dan menjelang malam.
Saat kamu digigit oleh nyamuk yang telah terinfeksi, biasanya serangan penyakit ini akan terjadi antara 4 dan 8 hari. tapi bisa juga beragam dari 2 hingga 12 hari.
Tentang kehidupan nyamuk Aedes
Kedua nyamuk, Ae. aegypti dan Ae. albopictus yang dikaitkan dengan wabah dari penyakit flu tulang ini hidupnya terbatas di wilayah tropis dan sub tropis. Nyamuk Ae. albopictus juga hidup di wilayah iklim sedang dan dingin.
Dalam beberapa dekade terakhir, nyamuk Ae. albopictus telah menyebar dari Asia dan menjadi dapat hidup di wilayah Afrika, Eropa dan Amerika. Nyamuk ini memiliki lokasi perkembangbiakan yang lebih luas ketimbang Ae. Aegypti.
Jika nyamuk Ae.aegypti lebih memilih lokasi-lokasi dalam ruangan untuk berkembang biak, Ae. albopictus justru dapat berkembang biak di lokasi genangan air manapun. Itu sebabnya, nyamuk ini melimpah di dekat kota dan taman-taman yang kumuh.
Gejala penyakit flu tulang
Virus chikungunya yang menjadi penyebab penyakit flu tulang ditularkan oleh nyamuk Aedes ini akan berkembang biak di dalam tubuh manusia. Virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis.
Penyakit ini ditandai dengan serangan demam yang tiba-tiba dan berlangsung selama 5 hari sehingga dikenal juga istilah demam 5 hari. Biasanya, demam ini akan dibarengi dengan nyeri di persendian, nyeri otot, sakit kepala, mual, letih dan ruam.
Nyeri sendi yang menjadi ciri khas penyakit flu tulang ini biasanya akan sangat membuat kamu lemah, biasanya ini akan berlangsung selama beberapa hari atau dapat menjadi beberapa minggu. Itu sebabnya virus ini bisa menyebabkan penyakit akut dan kronis lainnya.
Beberapa orang mengalami gejala yang sangat ringan hingga tidak terdeteksi sama sekali dalam menunjukani penyakit flu tulang ini.
Komplikasi penyakit flu tulang
Penyakit flu tulang ini adalah penyakit yang bisa sembuh sendiri atau self-remitting illness. Meskipun demikian, walau jarang terjadi, ada beberapa kasus komplikasi yang disebabkan oleh nyeri sendi yang berlangsung selama berbulan-bulan bahkan sampai tahunan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat ada komplikasi kasus di mata, neurologis, gangguan saluran pencernaan dan penyakit jantung yang terjadi. Komplikasi serius dapat terjadi pada lansia yang dapat menyebabkan kematian.
Beberapa kasus bahkan pernah dilaporkan terkait komplikasi chikungunya yang terjadi pada ibu hamil. Karena ternyata ada kasus terkait penyebaran virus ini dari ibu ke anak dalam kandungan.
Pemeriksaan dan diagnosis flu tulang
Beberapa metode dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit ini. Tes serologi dapat digunakan untuk melihat ada tidaknya kehadiran virus di tubuh kamu.
Biasanya sampel darah akan diambil dari tubuh kamu dalam minggu pertama setelah gejala menyerang. Sampel ini harus diuji oleh serologi dan metode virologi atau reverse transcriptase-polymerase chain reaction (RT-PCR).
Penanganan penyakit flu tulang
Saat ini belum ada obat antivirus spesifik untuk chikungunya. Penanganan yang dilakukan biasanya hanya berupaya untuk meringankan gejala seperti nyeri sendi menggunakan antipiretik, analgesik optimal dan pemberian cairan.
Pencegahan penyakit flu tulang
Pada tahun 2006, WHO mencatat ada lebih dari 1,25 juta orang di India dan Asia selatan yang terinfeksi oleh virus ini antara bulan Februari dan Oktober. Wabah penyakit ini dalam skala besar juga terjadi di negara-negara Afrika Timur dan Tengah, dan Samudera Hindia.
Wabah ini dapat dikendalikan dengan melakukan tindakan-tidnakan pencegahan. Lokasi nyamuk vektor berkembang biak yang dekat dengan habitat manusia adalah faktor risiko yang signifikan terhadap chikungunya dan penyakit lain yang dapat disebarkan oleh nyamuk ini.
Pencegahan dan kontrol penyakit ini sangat bergantung pada tindakan-tindakan untuk mengurangi perkembang biakan nyamuk dan mencegah gigitan nyamuk di kulit. Kamu bisa melakukan tindakan sebagai berikut:
Mencegah perkembangbiakan nyamuk
Kamu harus rajin untuk mengurangi atau menguras genangan air alami atau buatan yang dapat dijadikan tempat berkembang biak oleh nyamuk.
Pada saat penyakit ini mewabah, penyemprotan insektisida mungkin dibutuhkan untuk membunuh nyamuk. Semprotlah insektisida ke permukaan dan sekitar genangan air.
Karena fase perkembangan nyamuk ini dimulai dari dalam air maka kamu juga harus gunakan insektisida untuk membunuh larva nyamuk yang belum dewasa di dalam air tersebut.
Untuk genangan atau tempat penampungan air yang digunakan, kosongkan dan kuras tempat itu setiap 3 hingga 4 hari sebagai tindakan pencegahan. Sebagai tindakan alternatif, kamu bisa tutup tempat-tempat ini supaya tidak digunakan oleh nyamuk untuk berkembang biak.
Mencegah gigitan nyamuk
Saat ini tidak ada virus untuk mencegah penyakit ini, sehingga kamu perlu melakukan pencegahan dengan salah satunya menghindari tergigit oleh nyamuk ini. Kamu harus ekstra hati-hati saat siang hari, saat nyamuk ini sedang aktif.
Kamu bisa lakukan tindakan sebagai berikut:
- Gunakan pakaian yang dapat menutup kulit yang dapat terkespos oleh gigitan nyamuk
- Pakai penolak nyamuk di kulit yang dapat terekspos ataupun pakaian yang kamu gunakan
- Gunakan jaring nyamuk untuk melindungi bayi, orang tua ataupun orang sakit yang biasanya beristirahat pada siang hari
- Pakai obat nyamuk pada saat siang hari juga disarankan
Perkembangan kasus flu tulang di Indonesia
Demam chikungunya di Indonesia pertama kali dilaporkan di Samarinda pada tahun 1973. Kemudian penyakit ini berjangkit di Muara Tungkal, Jambi, pada tahun 1980 dan merebak di Martapura, Ternate dan Yogyakarta pada tahun 1983.
Setelah hampir 20 tahun vakum, terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) demam chikungunya di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Aceh pada awal tahun 2001. Lalu menyusul di Bogor pada bulan Oktober.
Penyakit flu tulang berjangkit lagi di Bekasi, Jawa Barat, Purworejo, dan Klaten di Jawa Tengah pada tahun 2002.
Jika kamu curiga mengalami flu tulang alias chikungunya, jangan ragu untuk segera konsultasi ke dokter, ya!
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.