Share This Article
Meski mungkin penyakit gondok tidak menimbulkan rasa sakit, namun penyakit gondok yang cukup besar juga dapat menyebabkan batuk-batuk, kesulitan menelan atau bernapas, hingga mengganggu penampilan.
Istilah ‘gondok’ mengacu pada pembesaran kelenjar tiroid yang abnormal, atau suatu kondisi di mana kelenjar tiroid tumbuh membesar.
Meski dianggap tidak berbahaya, gondok menyebabkan pembengkakan baik kecil maupun besar, bahkan bisa terjadi juga penyempitan tenggorokan dan menyebabkan masalah pernapasan, dan juga mungkin mengganggu penampilan. Yuk, simak lebih jauh bahasan berikut!
Apa itu penyakit gondok?
Penyakit gondok merupakan suatu kondisi di mana kelenjar tiroid tumbuh membesar.
Kelenjar tiroid terletak di depan tenggorokan, dan bertanggung jawab memproduksi dan mengeluarkan hormon pengatur pertumbuhan dan metabolisme.
Gejala penyakit gondok
Selain pembengkakan itu sendiri, banyak juga orang dengan gondok tidak menunjukkan gejala atau tanda sama sekali. Tingkat pembengkakan dan keparahan gejala dari gondok juga bisa berbeda bagi tiap individu.
Selain pembengkakan, gejala-gejala yang umum muncul terjadi di antaranya:
- Tenggorokan sesak, batuk, dan suara serak
- Kesulitan menelan
- Pada kasus yang lebih parah bisa jadi sulit bernapas, serta perubahan suara nada tinggi
Gejala lain juga mungkin ada yang menjadi penyebab dasar gondok, meski bukan karena gondok itu sendiri. Misalnya saja tiroid yang terlalu aktif (hipertiroid), dapat menyebabkan gejala seperti:
- Gugup
- Jantung berdebar
- Hiperaktif
- Berkeringat lebih banyak
- Hipersensitivitas panas
- Kelelahan
- Nafsu makan meningkat
- Rambut rontok
- Penurunan berat badan
Dalam kasus di mana gondok merupakan akibat dari hipotiroid, yakni tiroid yang kurang aktif, dapat menyebabkan gejala seperti:
- Tidak bisa mentoleransi dingin
- Sembelit
- Sering kelupaan
- Perubahan kepribadian
- Rambut rontok
- Pertambahan berat badan
Diagnosis penyakit gondok
Dokter kamu biasanya akan memeriksa apakah ada pembengkakan di leher. Dokter juga akan menyarankan sejumlah tes diagnostik yang mencakup di bawah ini:
Tes darah
Tes darah dapat mendeteksi perubahan kadar hormon dan meningkatkan produksi antibodi, yang diproduksi sebagai respons terhadap infeksi atau cedera, atau terlalu aktifnya sistem kekebalan tubuh.
Pemindaian tiroid (thyroid scan)
Pemindaian tiroid ini biasanya dilakukan ketika tingkat tiroid kamu meningkat. Pemindaian ini menunjukkan ukuran dan kondisi gondok kamu, terlalu aktifnya beberapa bagian atau seluruh tiroid.
Ultrasonografi (USG)
USG menghasilkan gambar leher, ukuran gondok, dan apakah terdapat nodule (bintil). Seiring waktu, USG juga dapat melacak perubahan bintil dan gondok tersebut.
Biopsi
Biopsi adalah prosedur yang melibatkan pengambilan sampel kecil bintil tiroid kamu jika ada. Sampel kemudian akan dikirim ke laboratorium untuk diperiksa.
Penyebab penyakit gondok
Berikut ini adalah beberapa penyebab dari gondok:
Kekurangan yodium
Salah satu penyebab paling umum adanya gondok adalah kekurangan yodium. Jadi, aktivitas utama kelenjar tiroid adalah memusatkan yodium dari darah untuk membuat hormon tiroid. Kelenjar tidak dapat membuat hormon tiroid yang cukup, jika tidak memiliki cukup yodium.
Oleh karena itu, dengan defisiensi yodium, seseorang bisa menjadi hipotiroid. Akibatnya, kelenjar pituitari (kelenjar berukuran kecil di otak) merasakan tingkat hormon tiroid terlalu rendah, dan mengirimkan sinyal ke tiroid, yang mana sinyal ini disebut thyroid-stimulating hormone (TSH).
Tiroiditis hashimoto (Hashimoto’s thyroiditis)
Tiroiditis hashimoto juga merupakan penyebab umum pembentukan gondok. Ini adalah kondisi autoimun di mana terjadi penghancuran kelenjar tiroid oleh sistem kekebalan tubuh sendiri.
Ketika kelenjar rusak, ia kurang mampu membuat persediaan hormon tiroid yang memadai.
Kelenjar pituitari merasakan tingkat hormon tiroid yang rendah dan mengeluarkan lebih banyak TSH untuk merangsang tiroid. Stimulasi inilah menyebabkan tiroid tumbuh, yang dapat menghasilkan gondok.
Graves’ disease
Penyebab gondok lainnya yang umum adalah Graves’ disease. Dalam hal ini, sistem kekebalan tubuh seseorang menghasilkan protein, yang disebut thyroid-stimulating immunoglobulin (TSI).
Seperti halnya TSH, TSI merangsang kelenjar tiroid untuk memperbesar gondok. Di sisi lain, TSI juga merangsang tiroid untuk membuat terlalu banyak hormon tiroid (menyebabkan hipertiroid).
Sebab kelenjar pituitari merasakan terlalu banyak hormon tiroid, kelenjar pituitari berhenti mengeluarkan TSH. Meski demikian, kelenjar tiroid terus tumbuh dan membuat hormon tiroid, sehingga Graves’ disease ini memicu munculnya gondok dan hipertiroid.
Gondok multinodular
Gondok multinodular adalah penyebab umum lainnya dari gondok. Kamu yang memiliki gangguan ini biasanya memiliki satu atau lebih bintil di dalam kelenjar yang menyebabkan pembesaran tiroid.
Bagi penderita gondok multinodular, ada yang memiliki bintil besar tunggal, ada juga yang memiliki beberapa bintil kecil di kelenjar. Tidak seperti penyakit gondok lainnya, penyebab gondok jenis multinodular ini belum dipahami dengan baik dan memerlukan riset lebih lanjut.
Selain penyebab umum gondok, masih ada banyak penyebab lain yang kurang umum. Beberapa di antaranya disebabkan oleh cacat genetik, ada juga yang terkait cedera atau infeksi pada tiroid, hingga tumor (baik tumor jinak atau kanker).
Tipe-tipe penyakit gondok
Perlu diketahui bahwa karena memiliki beberapa faktor penyebab, ada beberapa tipe gondok juga, yakni sebagai berikut:
Gondok koloid (endemik)
Gondok koloid berkembang dari kurangnya yodium, mineral penting untuk produksi hormon tiroid. Kamu yang mendapatkan jenis gondok ini bisa jadi tinggal di daerah di mana yodium kerap langka.
Gondok nontoxic (sporadis)
Penyebab gondok nontoxic atau tidak beracun ini biasanya tidak diketahui, meski mungkin disebabkan oleh obat-obatan seperti lithium.
Lithium digunakan untuk mengobati gangguan mood seperti gangguan bipolar. Gondok jenis ini jinak, tidak memengaruhi produksi hormon tiroid, dan fungsi tiroid sehat.
Toxic nodular atau gondok multinodular
Jenis gondok ini membentuk satu atau lebih bintil kecil, ketika gondoknya semakin membesar. Bintil ini menghasilkan hormon tiroid sendiri, sehingga menyebabkan hipertiroid. Hal ini umumnya terbentuk sebagai perpanjangan dari gondok yang biasa.
Siapa yang berisiko kena penyakit gondok?
Gondok dapat memengaruhi siapa pun. Beberapa faktor risiko umum untuk gondok meliputi:
- Kurangnya yodium makanan: Orang-orang yang tinggal di daerah di mana pasokan yodium terbatas dan yang tidak memiliki akses ke suplemen yodium akan lebih berisiko tinggi untuk gondok
- Risiko pada wanita: Wanita lebih rentan terhadap gangguan tiroid, mereka juga lebih cenderung mengembangkan gondok
- Usia: Gondok lebih umum terjadi setelah usia 40 tahun
- Riwayat kesehatan: Riwayat penyakit autoimun pribadi atau keluarga dapat meningkatkan risiko kamu
- Kehamilan dan menopause: Masalah tiroid juga lebih mungkin terjadi selama kehamilan dan menopause
- Obat-obatan tertentu: Beberapa perawatan medis, termasuk obat jantung amiodarone (pacerone dan lainnya), atau obat psikiatri lithium (lithobid dan lainnya), juga meningkatkan risiko gondok
- Paparan radiasi: Risiko juga meningkat jika kamu telah menjalani perawatan radiasi di leher atau area dada, atau kamu mungkin telah terpapar radiasi di fasilitas nuklir, pengujian atau kecelakaan
Pengobatan penyakit gondok
Pengobatan atau perawatan untuk gondok ini sesungguhnya tergantung pada seberapa besar tiroid yang tumbuh, gejalanya apa, dan apa yang menyebabkannya. Perawatan di sini termasuk:
Tidak ada perawatan khusus (atau watchful waiting)
Jika kamu mengalami gondok kecil dan itu tidak mengganggu kamu, maka dokter kamu mungkin akan memutuskan bahwa kamu tidak perlu dirawat. Namun, gondok tersebut perlu tetap diawasi dengan cermat untuk setiap perubahan yang muncul.
Obat-obatan
Levothyroxine (levothroid, synthroid) adalah terapi penggantian hormon tiroid. Ini kerap diresepkan jika penyebab gondok adalah tiroid yang kurang aktif (hipotiroid). Obat lain juga bisa diresepkan jika penyebab gondok adalah tiroid yang terlalu aktif (hipertiroid).
Obat-obatan ini termasuk juga di dalamnya adalah methimazole (tapazole) dan propylthiouracil. Dokter juga mungkin meresepkan aspirin atau obat corticosteroid, jika gondok disebabkan oleh peradangan.
Perawatan yodium radioaktif
Perawatan ini digunakan dalam kasus kelenjar tiroid yang terlalu aktif, yang melibatkan pengambilan yodium radioaktif secara oral. Yodium mengarah ke kelenjar tiroid dan membunuh sel-sel tiroid, yang mengecilkan kelenjar.
Setelah pengobatan yodium radioaktif, pasien biasanya harus mengambil terapi penggantian hormon tiroid selama sisa hidupnya.
Operasi
Pembedahan dilakukan untuk mengangkat seluruh atau sebagian kelenjar tiroid. Pembedahan mungkin diperlukan jika gondok telah berukuran besar dan menyebabkan masalah dengan pernapasan dan menelan.
Operasi juga terkadang digunakan untuk menghilangkan bintil. Pembedahan harus dilakukan jika ada kanker. Bergantung pada jumlah kelenjar tiroid yang diangkat, pasien mungkin perlu mengambil terapi penggantian hormon tiroid selama sisa hidupnya.
Perawatan penyakit gondok di rumah
Ada beberapa gaya hidup dan perawatan di rumah yang bisa kamu lakukan terkait gondok. Salah satunya yakni dengan mengonsumsi cukup yodium. Untuk memastikan kamu mendapatkan cukup yodium, gunakan garam beryodium atau makan makanan laut atau rumput laut.
Jika kamu tinggal di dekat pantai, buah-buahan dan sayuran yang ditanam secara lokal juga mengandung yodium, seperti susu sapi dan yoghurt.
Setiap orang membutuhkan sekitar 150 mikrogram yodium dalam sehari. Jumlah yodium yang memadai sangat penting terlebih untuk wanita hamil dan menyusui, dan juga untuk bayi dan anak-anak.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!