Share This Article
Penyakit kanker kolorektal merupakan kanker yang terjadi di usus besar atau rektum. Kanker ini bisa juga disebut dengan kanker kolon atau kanker rektal, tergantung di mana kanker ini mulai tumbuh.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 yang dikutip oleh Yayasan Kanker Indonesia, kanker kolorektal ini merupakan penyebab kematian kedua terbesar untuk pria dan ketiga terbesar untuk wanita di Indonesia.
Tidak hanya itu, data GLOBOCAN 2012 yang dikutip YKI menyebut insiden kanker kolorektal di Indonesia adalah 12,8 per 100 ribu penduduk usia dewasa, dengan tingkat kematian 9,5 persen dari seluruh kanker. Risiko terkena kanker ini disebut mencapai 5 persen atau 1 dari 20 orang.
Tahapan dan stadium kanker kolorektal
Jika kamu divonis mengidap penyakit kanker kolorektal, maka satu langkah penting yang akan dilakukan dokter adalah menentukan stadium atau tingkat kanker ini. Stadium kanker ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa panjang atau jauh kanker sudah menyebar.
Nah, klasifikasi penyakit kanker kolorektal adalah sebagai berikut:
Stadium 0
Ini merupakan tingkat awal dari pembentukan kanker kolorektal. Itu berarti kanker belum tumbuh di balik mukosa atau lapisan paling dalam dari kolon.
Stadium 1
Pada tingkat ini kanker kolorektal dianggap sudah tumbuh menuju ke lapisan dalam dari kolon menuju lapisan kolon berikutnya yang dinamakan submukosa. Pada tingkat ini kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening.
Stadium 2
Di tingkat ini, penyakit kanker kolorektal ini lebih parah dari stadium 1 dan sudah tumbuh di balik mukosa dan submukosa dari kolon. Stadium 2 ini diklasifikasikan lebih detail lagi menjadi 2A, 2B atau 2C.
- 2A: di tingkat ini kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening atau jaringan yang di dekatnya. Meskipun demikian kanker sudah mencapai lapisan paling luar dari kolon, tapi belum sempurna tumbuh
- 2B: kanker belum mencapai kelenjar getah bening, tapi sudah tumbuh menembus lapisan luar dari kolon dan menuju visceral peritoneum, sebuah membran yang menahan letak organ yang ada di abdominal
- 2C: kanker tidak ditemukan di sekitaran kelenjar getah bening, tapi karena sudah berkembang hingga ke lapisan luar dari kolon, kanker ini pun sudah tumbuh ke organ atau struktur sekitarnya
Stadium 3
Klasifikasi yang mendetail juga dilakukan pada tingkat ini, yaitu:
- 3A: tumor sudah tumbuh menuju atau menembus lapisan otot dari kolon dan ditemukan pertumbuhannya di dekat kelenjar getah bening. Dia belum menyebar hingga ke organ atau kelenjar yang lebih jauh
- 3B: tumor telah tumbuh menembus lapisan paling luar dari kolon dan memasuki visceral peritoneum, serta bisa juga menembus organ atau struktur lainnya sementara dan tumor juga sudah ditemukan di satu atau tiga kelenjar getah bening.
- 3C: tumor telah tumbuh di balik lapisan otot dan kanker sudah ditemukan di empat atau lebih kelenjar getah bening terdekat, tapi tidak terlalu jauh dari kolon
Stadium 4
Pada tingkat yang paling tinggi ini, klasifikasi hanya menjadi dua jenis, yaitu:
- 4A: pada tingkat ini kanker diindikasikan sudah menyebar hingga ke satu lokasi yang jauh seperti lever atau paru-paru
- 4B: tingkat ini merupakan yang paling parah di antara semua tingkat penyakit kanker kolorektal. Di sini kanker diindikasikan sudah menyebar ke dua lokasi yang jauh seperti paru-paru atau lever
Gejala penyakit kanker kolorektal
Pada stadium awal, penyakit ini tidak akan menimbulkan gejala yang khusus. Beberapa gejala umum yang mungkin terasa di stadium awal adalah sebagai berikut:
- Konstipasi
- Diare
- Kotoran berubah warna
- Perubahan pada bentuk kotoran, misalnya menjadi agak kecil dan tipis
- Timbulnya darah di kotoran
- Perdarahan dari dubur
- Gas yang berlebihan
- Kram dan nyeri perut
Jika kamu mengalami gejala-gejala di atas, ada baiknya kamu mencari pertolongan medis dan segera minta pada dokter untuk dilakukan pemindaian kanker kolorektal.
Gejala pada stadium 3 dan 4
Penyakit kanker kolorektal ini biasanya baru bisa dideteksi pada stadium 3 ataupun 4 karena gejalanya lebih mudah dilihat dan dirasakan. Sebagai tambahan dari gejala di stadium awal, kamu akan mengalami gangguan sebagai berikut:
- Letih yang berlebihan
- Kelemahan tubuh tanpa sebab yang jelas
- Penurunan berat badan
- Perubahan pada kotoran yang terjadi lebih dari sebulan
- Sensasi penuh pada usus
- Muntah-muntah
Jika kanker kolorektal ini sudah menyebar ke bagian tubuh lain, kamu juga bisa merasakan hal ini:
- Munculnya warna kuning pada mata dan kulit
- Bengkak-bengkak di tangan atau kaki
- Kesulitan untuk bernapas
- Sakit kepala kronis
- Penglihatan yang kabur
- Patah tulang
Tipe penyakit kanker kolorektal
Ada beberapa tipe dari penyakit kanker kolorektal. Masing-masing tipe dibedakan berdasarkan tipe sel kankernya hingga dari mana kanker ini berasal.
Tipe paling umum dari kanker ini dimulai dari adenocarcinoma yang merupakan kanker yang dimulai dari kelenjar-kelenjar penghasil lendir. Dalam kasus kanker kolorektal ini, adenocarcinoma terbentuk di dalam sel lendir yang terletak di kolon atau dubur.
Berdasarkan catatan American Cancer Society, adenocarcinoma ini merupakan asal dari 96 persen kanker kolorektal di Amerika. Beberapa tipe tumor lain yang dapat berkembang menjadi kanker ini adalah:
- Limfoma, yang dapat terbentuk di kelenjar getah bening atau di kolon
- Karsinoid, yang dimulai pada sel pembuat hormon di dalam usus
- Sarkoma, yang terbentuk di jaringan halus seperti otot di kolon
- Tumor gastrointestinal stromal, yang awalnya tumbuh jinak dan dapat menjadi sel kanker. Biasanya terbentuk di saluran pencernaan, tapi jarang terjadi di kolon
Penyebab penyakit kanker kolorektal
Para peneliti masih mencari penyebab dari penyakit ini. Meskipun demikian, ada beberapa daftar faktor risiko yang terus berkembang, yaitu:
Pertumbuhan prakanker
Kondisi ini dimulai dari pertumbuhan sel-sel yang tidak normal yang terakumulasi di wilayah kolon dan membentuk polip. Polip yang tidak ditangani bisa berbahaya dan menyebabkan kanker.
Mutasi genetik
Penyakit kanker kolorektal ini kadang kala bisa terjadi pada beberapa orang dalam satu keluarga. Hal ini disebabkan oleh mutasi genetik yang diturunkan dari orang tua pada anak mereka.
Meskipun demikian, adanya anggota keluarga yang terkena penyakit kanker kolorektal ini tidak lantas menjadikan kamu pasti akan terkena penyakit ini. Namun yang jelas risiko kamu terkena memang menjadi lebih besar.
Faktor risiko kanker kolorektal
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko berkembangnya kanker ini pada seseorang, yaitu:
Faktor yang tidak bisa dihindari
Ada beberapa faktor yang tidak bisa dihindari atau diubah yang dapat meningkatkan risiko kamu terkena penyakit kanker kolorektal, salah satunya adalah usia. Kamu akan lebih berisiko terkena penyakit ini ketika sudah menginjak usia 50 tahun.
Faktor-faktor lainnya adalah:
- Sudah pernah memiliki polip di kolon
- Memiliki riwayat penyakit usus
- Riwayat kanker kolorektal pada keluarga
- Memiliki sindrom genetik, seperti familial adenomatous polyposis (FAP)
Faktor yang bisa dihindari
Beberapa faktor lain yang menyebabkan kamu berisiko bisa dihindari, lho. Ini berarti kamu dapat mengubahnya untuk menurunkan risiko terbentuknya kanker kolorektal ini, yaitu:
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Merokok
- Sering minum minuman beralkohol
- Memiliki diabetes tipe 2
- Memiliki gaya hidup yang tidak banyak gerak
- Tergolong tinggi mengonsumsi makanan cepat saji dan daging merah
Diagnosis penyakit kanker kolorektal
Peluang untuk menyembuhkan penyakit ini akan tinggi jika kamu berhasil mendiagnosis penyakit ini sejak dini.
Diagnosis akan dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan dari dokter mengenai informasi seputar riwayat keluarga dan medis. Kamu juga akan diminta untuk melakukan pemeriksaan fisik.
Dokter dan tenaga medis akan menekan abdomen untuk melakukan pemeriksaan rektal demi menentukan keberadaan tonjolan atau polip. Pemeriksaan lain yang akan kamu lewati adalah:
Tes darah
Dokter bisa melakukan tes darah ini untuk mencari tahu penyebab dari gejala penyakit yang kamu alami.
Meskipun tidak ada tes darah yang secara spesifik dapat menentukan keberadaan penyakit kanker kolorektal, tapi tes fungsi hati dan tes darah lengkap dapat mengetahui keberadaan penyakit atau kelainan di dalam tubuh.
Colonoscopy
Tes ini menggunakan selang panjang dengan kamera kecil yang terdapat di ujungnya. Prosedur ini dilakukan agar dokter dapat melihat isi dari kolon dan rektum untuk memeriksa sesuatu yang tidak biasa.
Selama colonoscopy, dokter juga akan menyingkirkan jaringan dari area yang tidak normal. Jaringan ini lah yang akan dijadikan sampel untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.
X-ray
Tes x-ray ini dilakukan dengan cara memasukan cairan atau larutan barium ke usus. Nantinya larutan ini akan menyelimuti kolon untuk membantu dalam menghasilkan citra x-ray yang lebih baik.
CT scan
Cara ini akan membantu dokter untuk mendapatkan gambar detail dari kolon. Saat digunakan untuk mendiagnosis kanker kolorektal, CT scan ini akan dinamakan virtual colonoscopy.
Penanganan penyakit kanker kolorektal
Menangani kanker kolorektal ini tidak bisa disamaratakan, ada beberapa faktor yang membedakan. Misalnya kondisi kesehatan secara keseluruhan dan stadium dari kanker kolorektal ini.
Beberapa langkah penanganannya antara lain:
Operasi
Pada penyakit kanker kolorektal yang masih berada di stadium awal, akan sangat dimungkinkan untuk dilakukan pengangkatan polip kanker melalui operasi. Hasil maksimal biasanya akan didapatkan kalau polip kanker ini belum menempel di dinding usus.
Namun bila kanker sudah menyebar ke dinding usus, dokter bedah kemungkinan harus memotong sebagian kolon atau rektum, bersamaan dengan kelenjar getah bening terdekat. Jika memungkinkan bagian dari kolon atau rektum yang masih sehat bisa dilekatkan kembali, lho.
Namun jika tidak memungkinkan, maka akan dilakukan colostomy, yaitu membuat sebuah bukaan di dinding abdominal untuk membuang sampah di dalam perut. Colostomy ini bersifat sementara atau bisa permanen.
Kemoterapi
Penanganan kanker ini menggunakan obat untuk membunuh sel kanker. Dalam kasus kanker kolorektal, kemoterapi adalah pengobatan umum yang dilakukan setelah operasi untuk membunuh sel kanker yang masih ada dan juga mengontrol pertumbuhan dari tumor.
Radiasi
Penanganan ini menggunakan laser atau sinar yang sangat kuat, sama seperti yang digunakan pada X-ray, untuk menghancurkan sel-sel kanker sebelum dan setelah operasi. Terapi radiasi ini biasanya dijalankan berbarengan dengan kemoterapi.
Obat-obatan
Di Amerika Serikat, obat yang sudah diizinkan oleh Food and Drug Administration sebagaimana dilansir Healthline, adalah regorafenib (Stivarga).
Obat ini dipakai untuk mengatasi metastatik atau stadium akhir penyakit kanker kolorektal yang tidak merespons pengobatan lain dan sudah menyebar ke bagian tubuh lain.
Pencegahan penyakit kanker kolorektal
Beberapa faktor risiko kanker kolorektal, seperti riwayat keluarga atau usia tidak bisa dihindari. Meskipun demikian, faktor gaya hidup yang dapat membuat penyakit ini berkembang dapat kamu hindari.
Beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi risiko penyakit ini adalah:
- Mengurangi konsumsi daging merah
- Menghindari daging olahan seperti hot dog
- Perbanyak konsumsi makanan berprotein nabati
- Kurangi makanan berlemak dalam diet harian kamu
- Olahraga setiap hari
- Kurangi berat badan
- Berhenti merokok
- Kurangi konsumsi alkohol
- Kurangi stres
- Kontrol kemungkinan adanya diabetes
Jaga kesehatan Anda dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!