Share This Article
Penyakit multiple sclerosis adalah salah satu penyakit autoimun yang jarang terjadi. Gangguan kesehatan ini sangat berbahaya khususnya bagi otak, sumsum tulang belakang, dan saraf-saraf penglihatan.
Dilansir dari Medicalnewstoday.com, jumlah kasus penyakit multiple sclerosis di dunia secara keseluruhan adalah mendekati angka 1 juta penderita. Untuk mengenal lebih jauh perihal penyakit ini, berikut beberapa hal yang perlu untuk diketahui.
Apa itu penyakit multiple sclerosis?
Seperti yang kita tahu, penyakit autoimun disebabkan oleh kekebalan tubuh yang menyerang dirinya sendiri. Saat yang diserang adalah sebuah lapisan bernama myelin, maka ini akan menyebabkan terjadinya penyakit multiple sclerosis.
Multiple sclerosis sendiri berarti terjadinya kerusakan jaringan pada berbagai area. Hal ini berawal dari disfungsi myelin sebagai pelindung serat saraf pada otak dan sumsum tulang belakang.
Kerusakan pada myelin dapat menimbulkan plak, luka, peradangan, atau lesi yang mengganggu fungsi mata, keseimbangan, kontrol otot, dan anggota tubuh lainnya.
Seiring dengan semakin besar kerusakan yang terjadi, serat saraf tidak akan mampu lagi menyampaikan pesan pada otak secara cepat dan efektif.
Penyebab multiple sclerosis
Sampai saat ini belum ada penelitian yang berhasil menemukan penyebab pasti dari penyakit ini. Dilansir dari webmd.com, ada beberapa hal yang membuat gangguan kesehatan ini menjadi lebih rentan terjadi.
Beberapa di antaranya adalah bawaan genetik dan pola hidup yang tidak sehat seperti merokok.
Beberapa kasus juga ada yang terjadi setelah seseorang terinfeksi virus seperti virus Epstein Barr atau Herpesvirus 6. Kedua virus tersebut dicurigai dapat membuat sistem daya tahan tubuh tidak berfungsi secara normal.
Infeksi ini lah yang kemudian dapat memicu terjadinya gejala-gejala penyakit multiple sclerosis. Meski begitu kaitan antara virus dengan penyakit ini masih memerlukan penelitian yang lebih lanjut.
Gejala multiple sclerosis
Tanda seseorang mengalami penyakit ini bisa sangat bermacam-macam. Ini tergantung dari seberapa besar kerusakan yang terjadi pada saraf otak dan sumsum tulang belakang.
Sebagian penderitanya ada yang tidak menunjukkan gejala apapun, tetapi ada juga yang mengalami gangguan pada beberapa fungsi organ secara serius sehingga harus ditangani dengan segera. Gejala umum yang umum ditemukan adalah:
Kelelahan
Dilansir dari Healthline.com, sekitar 80 persen penderita penyakit ini melaporkan dirinya menjadi mudah merasa lelah. Ini ditandai dengan tenaga yang berkurang secara drastis, sehingga memengaruhi kemampuan bekerja dan beraktivitas sehari-hari.
Kesulitan berjalan
Salah satu fungsi tubuh yang terganggu dengan kerusakan myelin adalah otot. Tak heran jika penderita penyakit multiple sclerosis kerap mengeluhkan kesulitan melakukan gerakan tertentu termasuk berjalan. Ini dikarenakan kurangnya stimulasi otot yang disebabkan kerusakan saraf.
Tanda Lhermitte
Merupakan sensasi seperti tersengat aliran listrik ketika seseorang berusaha menggerakan lehernya. Ini terjadi baik saat leher digerakkan ke samping kiri kanan maupun ke depan dan belakang.
Gangguan kandung kemih
Penderita penyakit ini juga ada yang mengalami kesulitan buang air kecil, atau tiba-tiba ingin pipis dalam frekuensi yang lebih sering daripada biasanya. Gejala ini memiliki istilah medis incontinence.
Kehilangan kontrol dalam mengatur keinginan buang air kecil merupakan salah satu gejala penyakit multiple sclerosis yang paling umum.
Gangguan pada usus
Gejala selanjutnya adalah sembelit yang menyebabkan impaksi tinja. Ini merupakan sebuah kondisi di mana seseorang mengejan terlalu keras, sehingga lubang duburnya sobek dan menyebabkan pendarahan.
Vertigo
Adalah situasi di mana seseorang mengalami rasa pusing yang disertai masalah keseimbangan dan koordinasi pada tubuhnya.
Gangguan seksual
Baik perempuan maupun laki-laki, keduanya akan kehilangan gairah seksual saat menderita penyakit multiple sclerosis.
Kejang pada otot
Ini juga merupakan gejala awal multiple sclerosis yang banyak terjadi. Kondisi ini disebabkan kerusakan serat saraf pada otak dan sumsum tulang belakang sehingga membuat otot mengejang. Umumnya kejang terjadi pada bagian kaki.
Tremor
Pada beberapa kasus, penderita penyakit ini juga bisa mengalami gerakan-gerakan yang tidak diinginkan, seperti gemetaran dalam jangka waktu tertentu.
Gangguan penglihatan
Sebagian penderita penyakit ini diketahui mengalami penurunan fungsi mata. Mulai dari penglihatan ganda, mata buram, kehilangan sebagian penglihatan, tak bisa membedakan warna merah dan hijau, bahkan kebutaan.
Umumnya gejala ini terjadi pada satu mata terlebih dulu. Namun peradangan yang semakin meluas bisa memperparah gejala yang ada sehingga membuat rasa sakit pada mata tidak bisa ditoleransi.
Perubahan suasana hati dan depresi
Demielinasi dan kerusakan serat saraf pada otak juga dapat membuat penderita multiple sclerosis mengalami perubahan suasana hati secara drastis. Lebih jauh hal ini bisa memicu depresi yang menimbulkan keinginan untuk melukai diri sendiri.
Masalah pada daya ingat
Penyakit ini juga sangat berpengaruh pada kemampuan berpikir pada otak. Penderitanya menjadi kesulitan fokus, susah membuat sebuah rencana, malas belajar, gagal menentukan skala prioritas, dan tidak mampu melakukan beberapa tugas secara bersamaan.
Faktor pemicu penyakit multiple sclerosis
Penyakit ini dapat menjadi lebih rentan terjadi jika terdapat beberapa faktor di bawah ini:
Usia
Sebagian besar penderitanya mendapat diagnosis multiple sclerosis pada rentang umur 20 sampai 40 tahun.
Jenis kelamin
Sejauh ini penyakit multiple sclerosis lebih banyak diderita oleh kaum hawa ketimbang laki-laki.
Faktor genetik
Penyakit ini rawan menurun melalui gen atau faktor keturunan. Meski begitu para ahli percaya bahwa faktor lingkungan juga berperan penting membuat gangguan kesehatan ini dapat berkembang, termasuk pada orang yang memiliki fitur genetik spesifik.
Merokok
Orang yang punya kebiasaan merokok diketahui lebih mudah terkena penyakit ini, karena memiliki lesi dan penyusutan otak lebih besar dibandingkan orang yang tidak merokok.
Kekurangan vitamin D
Vitamin D yang dihasilkan kulit ketika terpapar sinar ultraviolet B dari matahari sangat berguna untuk memperkuat imunitas. Tak heran, jika seseorang yang jarang terpapar sinar matahari memiliki kekebalan tubuh yang tidak terlalu kuat sehingga lebih rentan terkena multiple sclerosis.
Diagnosis
Sebenarnya mendiagnosis penyakit ini cukup sulit mengingat gejala-gejalanya hampir mirip dengan gangguan saraf lainnya. Akan tetapi jika dokter mencurigai seseorang terkena multiple sclerosis, maka ia akan melakukan beberapa pemeriksaan di antaranya:
Tes darah
Metode pemeriksaan ini dilakukan dengan tujuan mengeliminasi kondisi-kondisi tertentu yang mirip dengan gejala multiple sclerosis.
Magnetic resonance imaging (MRI) scan
Dilansir dari healthline, tes ini mencoba mengambil gambar detail organ dari berbagai sudut menggunakan medan magnet dan gelombang radio.
Tujuannya untuk memperoleh gambar organ tubuh secara lebih jelas. Tes ini akan membantu dokter mendeteksi lesi aktif dan tidak aktif yang terdapat pada otak dan sumsum tulang belakang.
Optical coherence tomography (OCT)
Teknik pemeriksaan OCT dilakukan dengan mengambil gambar lapisan saraf di balik mata. Tujuannya untuk memeriksa seberapa besar penipisan saraf penglihatan yang terjadi.
Spinal tap (lumbar puncture)
Selain untuk menemukan ketidakwajaran pada cairan sumsum tulang belakang, tes ini juga bisa membantu mendeteksi penyakit lain yang disebabkan infeksi pada sumsum tulang belakang.
Tak hanya itu, hasil pemeriksaan ini juga dapat dipakai untuk melihat oligoclonal bands (OCBs), yang berfungsi sebagai alat deteksi awal penyakit multiple sclerosis.
Tes visual evoked potentials (VEP)
Tes ini memerlukan stimulasi dari jalur saraf untuk menganalisis aktivitas elektrik yang terjadi di dalam otak.
Pengobatan
Sampai saat ini belum ada obat untuk menangani penyakit multiple sclerosis. Akan tetapi dengan penanganan yang tepat, gejala penyakit ini dapat diminimalisir dengan memperlambat kerusakan dan menghilangkan beberapa gejala yang timbul.
Secara lebih rinci beberapa jenis pengobatan yang umum dilakukan adalah sebagai berikut:
Pengobatan untuk memperlambat kerusakan
Beberapa terapi modifikasi penyakit telah banyak digunakan untuk mencegah gejala penyakit ini terjadi berulang kali. Cara kerjanya adalah dengan mengubah kinerja fungsi sistem kekebalan tubuh.
Pada metode ini sebagian dokter akan memberi suntikan obat, lewat mulut, tetapi ada juga yang memberikannya melalui cairan infus. Seberapa sering seseorang melakukan terapi ini akan tergantung pada tingkat ketergantungan dia terhadap obat-obatan ini.
Beberapa jenis pengobatan injeksi yang umum dilakukan adalah:
- interferon beta 1-a (Avonex and Rebif)
- interferon beta-1b (Betaseron and Extavia)
- glatiramer acetate: (Copaxone and Glatopa)
- peginterferon beta-1a) (Plegridy)
Sementara pengobatan oral yang tersedia di antaranya adalah:
- teriflunomide (Aubagio)
- fingolimod (Gilenya)
- dimethyl fumarate (Tecfidera)
- mavenclad (cladribine)
Sedangkan pengobatan melalui cairan infus adalah sebagai berikut:
- alemtuzumab (Lemtrada)
- mitoxantrone (Novantrone)
- ocrelizumab (Ocrevus)
- natalizumab (Tysabri)
Pengobatan tersebut umum direkomendasikan untuk menangani gejala awal penyakit multiple sclerosis.
Pengobatan untuk menghilangkan gejala saat kambuh
Beberapa jenis obat-obatan dapat bekerja efektif ketika penderita penyakit ini mengalami gejala yang memburuk dan berulang-ulang. Jadi pengobatan jenis ini hanya diperlukan pada saat itu saja, dan tidak dapat dipakai secara rutin, beberapa di antaranya:
Corticosteroids
Digunakan untuk mengurangi peradangan dan menekan sistem kekebalan tubuh.
Mengubah perilaku tertentu
Biasanya disarankan untuk mengatasi gejala penurunan fungsi penglihatan. Pasien akan disarankan untuk mengistirahatkan mata dan membatasi diri melihat layar, televisi, dan semacamnya.
Terapi fisik
Umum direkomendasikan pada pasien yang mengalami kesulitan berjalan. Terapi ini melatih otot agar dapat bergerak dengan menggunakan alat bantu. Biasanya pasien juga akan diberikan obat dalfampridine (Ampyra) agar pengobatan berjalan semakin efektif.
Memberi beban dengan berat tertentu
Adalah salah satu langkah penanganan yang dilakukan untuk mengurangi gejala tremor.
Pemberian obat antikonvulsan
Umum diberikan melalui injeksi, obat ini dipakai untuk mengurangi gejala trigeminal neuralgia. Yakni rasa nyeri teramat sangat yang dirasakan pada wajah. Obat-obatan seperti gabapentin disinyalir dapat mengurangi rasa kram yang terjadi.
Pemberian serotonin
Untuk mengatasi perubahan suasana hati yang terjadi secara drastis dan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan karena merasa depresi.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!