Share This Article
Benarkah hobi makan pedas dan konsumsi jambu biji bisa jadi penyebab usus buntu? Ternyata usus buntu juga bisa terjadi jika kita memiliki kebiasaan buruk lainnya lho.
Mengonsumsi makanan yang mengandung biji-bijian memang menjadi mitos penyebab usus buntu yang menyebar di masyarakat. Biji dari makanan ini dipercaya bisa masuk ke usus buntu, tak dapat keluar, dan sebabkan peradangan.
Baca Juga: Cegah AIDS, Tangani Gejala HIV Sejak Dini
Mengenal penyakit usus buntu
Usus buntu atau appendix adalah sebuah saluran kecil yang berada di persimpangan antara usus kecil dan usus besar. Bentuknya seperti tabung tipis yang panjangnya bisa sampai 4 inchi.
Letaknya ada di bagian kanan bawah perut kita. Saat terjadi penyumbatan atau obstruksi pada bagian tubuh ini maka terjadilah apendisitis atau radang usus buntu.
Radang atau penyakit usus buntu ini bisa disebabkan karena penumpukan lendir, parasit, dan umumnya kotoran. Radang usus buntu bisa menyebabkan rasa sakit pada penderitanya.
Jika sampai akut, usus buntu bisa pecah dan membahayakan pasien. Kondisi ini bisa menyerang tua maupun muda. Umumnya pada orang berusia 10 sampai 30 tahun.
Penyebab usus buntu
Sebenarnya penyebab pasti terjadinya usus buntu tidak diketahui. Namun, usus buntu umumnya terjadi saat ada penyumbatan di lubang dan area lumen atau dinding di dalam usus buntu.
Penyumbatan ini akan membuat bakteri berkembang dan menyebabkan peradangan sehingga menjadi bengkak.
Jika tidak langsung ditangani, radang usus buntu akan kian parah dan bakteri yang ada di dalamnya akan mulai bocor menyebar ke bagian tubuh lain. Kebocoran ini dapat menyebabkan peritonitis, sepsis, hingga kematian.
Faktor penyebab usus buntu
Dilansir dari Everyday Health, berikut beberapa faktor yang bisa menyebabkan terjadinya penyumbatan dan menimbulkan radang usus buntu yang harus kamu tahu.
- Appendicoliths atau fecaliths. Merupakan kondisi yang juga sering disebut sebagai “batu apendiks”, di mana terdapat endapan di dalam usus buntu. Kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak.
- Penumpukan kotoran, parasit, atau pertumbuhan yang bisa menyumbat lumen usus buntu. Oleh karena itu kita tidak disarankan untuk menahan BAB terlalu lama.
- Parasit atau cacing perut, salah satunya adalah jenis pinworm atau Enterobius vermicularis.
- Terjadinya cedera atau trauma pada bagian perut.
- Iritasi atau adanya luka pada saluran pencernaan yang terjadi akibat penyakit jangka panjang seperti penyakit crohn dan ulcerative colitis.
- Pelebaran jaringan getah bening atau limfa yang ada di dinding usus buntu. Hal ini biasanya terjadi karena adanya infeksi dalam saluran pencernaan.
- Adanya tumor, baik jinak maupun ganas.
- Penyakit radang usus.
- Masuknya benda asing seperti batu, peluru, dan lain-lain.
Virus yang bisa jadi penyebab usus buntu
Selain beberapa faktor di atas, apendisitis juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, dan jamur yang menyebar hingga usus buntu. Berikut beberapa virus dan bakteri yang bisa sebabkan infeksi pada usus buntu.
- E. Coli. Bakteri ini sering ditemukan di makanan, usus hewan, dan lingkungan sekitar kita. Meski tidak berbahaya, bakteri ini bisa sebabkan berbagai penyakit.
- Pseudomonas. Bakteri ini mudah ditemukan pada tanah, air, dan berbagai area yang lembab seperti toilet dan wastafel.
- Bacteroides. Bakteri ini sebenarnya sudah ada dan hidup dalam saluran pencernaan manusia.
- Adenovirus. Virus ini sangat umum dan bisa menyebar melalui kontak langsung serta udara. Saat terinfeksi virus ini penderitanya bisa mengalami gejala seperti demam, serta infeksi pada ginjal dan organ lainnya.
- Salmonella. Bakteri yang biasanya ditemukan di makanan dan menyebabkan gangguan pencernaan seperti mual, muntah, dan diare.
- Bakteri Shigella. Kuman ini sangatlah menular dan biasanya menyebabkan diare pada siapapun yang terinfeksi. Namun gejala yang muncul biasanya hilang tidak sampai 1 minggu.
- Jamur mucormycosis dan histoplasmosis. Orang yang menghirup jamur ini tidak semua akan mengalami sakit atau infeksi. Namun akan berbahaya bagi mereka yang memiliki sistem imun lemah.
Baca Juga: Rubeola dan Rubella Keduanya Sama-Sama Campak, Tapi Ini Bedanya
Pencegahan penyakit usus buntu
Selain penyebab utamanya yang belum diketahui secara pasti, kita juga tidak bisa mencegah penyakit ini tidak menyerang kita. Namun ada langkah yang bisa dilakukan untuk menekan risiko terjadinya radang pada usus buntu.
Yakni dengan memperbanyak konsumsi makanan tinggi serat. Dilansir dari Healthline, kasus usus buntu lebih jarang terjadi pada orang yang mengonsumsi makanan tinggi serat.
Makanan yang tinggi serat diantaranya buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan, oatmeal, beras merah, gandum utuh, dan biji-bijian lainnya.
Dengan makanan serat tinggi, saluran pencernaan bisa lebih lancar dan bisa mencegah penumpukan kotoran yang bisa menyumbat lubang usus buntu.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!