Share This Article
Sakit kepala bagian belakang seringkali muncul di tengah aktivitas sehari-hari. Tentunya hal ini sangat mengganggu, bukan?
Namun penyakit ini tidak bisa diremehkan begitu saja. Sakit kepala juga dapat menjadi gejala penyakit lainnya di bagian lain tubuh. Penyebab sakit kepala dan lokasi nyeri dapat beragam. Salah satu contohnya, di bagian belakang kepala.
Rasa sakit kepala bagian belakang, nyatanya dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Untuk mengetahui penyebab dari kondisi ini, simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Penyebab sakit kepala bagian belakang
Berikut ini adalah beberapa penyebab sakit kepala bagian belakang yang penting untuk diketahui.
1. Sakit kepala tipe tegang
Sakit kepala tipe tegang adalah sakit kepala yang paling umum dirasakan sebagian orang.
Gejala penyakit ini dapat berupa rasa sakit di bagian belakang kepala. Perasaan tegang di bagian belakang dapat terasa seperti ringan, sedang, sampai parah.
Penyebab penyakit ini dapat didasari oleh kelelahan, kurang tidur, postur yang buruk, radang sendi, nyeri sinus, dan kurang mengonsumsi air mineral.
Jenis-jenis sakit kepala tegang
Pertama, sakit kepala episodik. Sakit kepala jenis ini sering muncul ketika kamu merasa stres, cemas, lapar, marah, depresi, atau lelah.
Kedua, sakit kepala kronis. Sakit kepala jenis ini terjadi lebih dari 15 kali sebulan selama setidaknya tiga bulan. Nyeri hampir selalu ada. Kamu juga mungkin akan merasa mual.
Jika hal ini sudah terjadi secara berkala, ada baiknya kamu konsultasikan ke dokter, ya.
2. Migrain
Migrain adalah salah satu jenis sakit kepala yang terjadi secara berulang. Seseorang yang mengalami migrain mungkin sudah merasakan sakit sejak masa kanak-kanak dan meningkat seiring bertambahnya usia.
Rasa sakit migrain ditandai dengan denyutan kuat di satu sisi kepala, mual dan muntah, gangguan penglihatan, kepekaan tinggi terhadap cahaya, kebisingan dan bau.
Faktor-faktor penyebab migrain dapat dikaitkan dengan ketidakstabilan emosional, fisik, lingkungan, makanan atau berhubungan dengan pengobatan, lho.
3. Radang sendi
Salah satu jenis sakit kepala bagian belakang adalah sakit kepala artritis. Sakit kepala jenis ini disebabkan oleh peradangan dan pembengkakan di daerah leher.
Penyakit ini bukan hanya menyebabkan rasa sakit di bagian belakang kepala saja. Bagian leher pun bisa terkena dampaknya. Sakit kepala ini dapat disebabkan oleh segala jenis artritis. Namun, penyebab yang paling umum adalah rheumatoid arthritis dan osteoarthritis.
4. Postur tubuh yang buruk
Bagi kamu yang sering duduk dengan postur tubuh yang salah, harap berhati-hati ya. Postur yang buruk dapat menyebabkan rasa sakit di bagian belakang kepala, lho.
Posisi tubuh yang buruk bisa memicu ketegangan di punggung, bahu, dan leher. Ketegangan itu pula yang dapat menyebabkan sakit kepala.
Berdiri atau duduk tegak dapat membantu meringankan sakit kepala akibat postur tubuh yang buruk. Kamu juga bisa melakukan sedikit peregangan badan.
Jika sakit kepala bagian belakang akibat postur tubuh yang buruk sudah tidak tertahankan, kamu dapat mengonsumsi penghilang rasa sakit.
Baca juga: Cataflam: Kegunaan, Dosis, hingga Efek Samping yang Bisa Dirasakan
5. Sakit kepala servikogenik
Kamu merasa sakit kepala disertai tulang belakang leher yang terasa nyeri dan tegang? Bisa jadi ini adalah jenis sakit kepala yang disebut sakit kepala servikogenik.
Rasa sakit biasanya dirasakan di bagian belakang kepala. Bisa juga dirasakan di pelipis atau di belakang mata, bahu, atau lengan atas. Sakit kepala servikogenik dapat meningkat ketika kamu dalam posisi berbaring.
Sakit kepala jenis ini tidak terjadi dengan sendirinya. Jenis ini termasuk sakit kepala sekunder, yang berarti mereka adalah tanda masalah medis lain. Kamu mungkin saja mengalami masalah dengan tulang, cakram, atau jaringan lunak di leher.
Bila dirasa perlu, kamu bisa mengunjungi dokter untuk mendapat perawatan, pengobatan dan terapi fisik bila diperlukan.
6. Neuralgia oksipital
Penyakit neuralgia oksipital mungkin bisa menjadi salah satu penyebab sakit di bagian belakang kepala kamu, lho. Penyakit ini merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika saraf yang berjalan dari sumsum tulang belakang ke kulit kepala rusak.
Seringkali, penyakit ini disalahartikan sebagai migrain. Neuralgia oksipital menyebabkan nyeri yang tajam, sakit, dan berdenyut-denyut yang dimulai di pangkal kepala di leher dan bergerak menuju kulit kepala.
Kemungkinan penyebab penyakit ini adalah kerusakan pada tulang belakang atau cakram, osteoartritis, tumor, encok, kerusakan saraf yang disebabkan oleh diabetes, radang pembuluh darah dan infeksi.
Untuk menghilangkan rasa sakit, kamu bisa memberikan kompres hangat dan pijatan lembut di bagian yang terasa sakit. Obat anti-inflamasi dan pelega otot juga bisa membantu meredakan sakit. Jika rasa sakit masih berlanjut, segera hubungi dokter, ya.
7. Olahraga berlebihan
Sakit kepala bagian belakang akibat aktivitas fisik yang berat juga bisa saja terjadi, lho. Rasa sakit akan muncul selama atau setelah berolahraga. Kamu bisa merasa nyeri berdenyut di kedua sisi kepala dan di bagian belakang kepala.
Jika sakit kepala terus terjadi, kamu dapat mengurangi kegiatan olahraga dan aktivitas fisikmu dan mengonsumsi obat pereda sakit kepala seperti aspirin atau asetaminofen.
Jangan lupa untuk selalu melakukan pemanasan dengan benar, minum air putih yang cukup, dan makan makanan bergizi, serta cukup tidur.
8. Sakit kepala cluster
Sakit kepala cluster jarang terjadi, namun ini dapat menimbulkan gejala yang menyakitkan. Sakit kepala cluster dapat menyebabkan nyeri kepala belakang atau bagian samping kepala. Rasa sakit dapat memburuk ketika berbaring.
Gejala lain dari kondisi ini yang penting untuk diperhatikan di antaranya adalah mual, hidung tersumbat, kelopak mata terkulai, serta sensitivitas terhadap cahaya atau suara.
9. Medication-overuse atau rebound headache
Sakit kepala bagian belakang juga dapat disebabkan oleh penggunaan obat yang berlebihan.
Medication-overuse headaches (MOH) atau sakit kepala akibat penggunaan obat dapat terjadi jika seseorang menggunakan obat pereda nyeri untuk jenis sakit kepala tertentu secara berlebihan.
Pada dasarnya, penggunaan pereda nyeri sesekali tidak menimbulkan masalah. Akan tetapi, jika seseorang mengonsumsi obat pereda nyeri untuk sakit kepala lebih dari dua atau tiga kali seminggu dalam jangka waktu yang relatif lama, MOH atau rebound headache dapat terjadi.
Ini dapat menimbulkan gejala tertentu, seperti sakit kepala bagian belakang yang terus-menerus terjadi, sakit kepala yang terasa lebih parah ketika bangun tidur, sakit kepala yang terjadi setelah menghentikan pereda nyeri.
Gejala lain yang terkait dengan MOH di antaranya adalah mual, kekurangan energi, kegelisahan, serta sulit untuk berkonsentrasi.
Pengobatan sakit kepala bagian belakang
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa sakit kepala tertentu dapat diobati dengan pengobatan tertentu. Nah, agar kamu lebih memahami mengenai pengobatan sakit kepala bagian belakang berdasarkan penyebabnya, berikut adalah penjelasan selengkapnya.
1. Sakit kepala tipe tegang
Obat pereda nyeri seperti acetaminophen dapat membantu meredakan gejala pada sakit kepala tipe tegang jika kondisi ini jarang terjadi. Namun, jika sakit kepala kerap kali terjadi, perawatan alternatif dapat membantu mengurangi frekuensi sakit kepala, perawatannya dapat termasuk:
- Teknik relaksasi
- Cognitive behavioral therapy (CBT)
- Terapi fisik
- Akupunktur
2. Migrain
Zat inflamasi yang memicu sensor nyeri di pembuluh darah dan saraf kepala dapat menyebabkan migrain. Pengobatan untuk kondisi ini melibatkan obat analgesik.
3. Radang sendi
Berbeda dengan sakit kepala tipe tegang dan migrain. Sakit kepala akibat radang sendi atau arthritis juga memiliki pengobatannya tersendiri. Dikutip dari Healthline, antiinflamasi dapat membantu untuk mengurangi peradangan.
4. Postur tubuh yang buruk
Pada kasus sakit kepala bagian belakang yang terjadi karena postur tubuh yang tidak baik, kondisi ini dapat diobati dengan obat tertentu, seperti acetaminophen.
Sedangkan untuk pengobatan jangka panjang, seseorang dapat mengobati atau mencegah nyeri kepala belakang ini dengan memperbaiki postur tubuh.
5. Sakit kepala servisogenik
Dilansir laman Webmd, ada beberapa cara untuk membantu mengurangi atau menghilangkan rasa sakit pada sakit kepala servisogenik, di antaranya adalah:
- Obat-obatan tertentu: Non-steroidal anti-inflammatories seperti ibuprofen, muscle relaxers, dan obat pereda nyeri lainnya dapat membantu meredakan nyeri
- Terapi fisik: Peregangan dan latihan juga dapat membantu. Sebaiknya, konsultasikanlah pada dokter atau ahli terapi fisik untuk mengetahui jenis olahraga atau latihan yang paling aman untuk dilakukan
- Terapi manipulasi tulang belakang: Ini adalah gabungan dari terapi fisik, pijat, dan gerakan sendi. Terapi ini hanya boleh dilakukan oleh ahli terapi fisik, ahli tulang, atau ahli osteopati
- Perawatan lain: Teknik relaksasi, seperti latihan pernapasan dalam atau yoga, serta akupunktur juga dapat membantu
6. Neuralgia oksipital
Pada kasus neuralgia oksipital, kompres hangat, istirahat yang cukup, pijatan, terapi fisik, atau obat antiinflamasi dapat membantu untuk meredakan nyeri. Jika rasa sakit berlangsung parah, pengobatannya dapat melibatkan obat muscle relaxants.
Sedangkan, pada kasus rasa sakit yang ekstrem, ini melibatkan anestesi lokal atau suntikan steroid. Pada kasus yang jarang terjadi, operasi diperlukan untuk mengurangi tekanan pada saraf atau memblokir pesan nyeri.
7. Olahraga berlebihan
Seperti yang sudah disebutkan bahwa pengobatan sakit kepala bagian belakang akibat olahraga yang berlebihan melibatkan obat pereda nyeri, seperti acetaminophen. Namun sebagai cara pencegahan, penting juga bagi kamu untuk menghindari aktivitas berat.
8. Sakit kepala cluster
Pada dasarnya, pengobatan sakit kepala cluster bertujuan untuk mengurangi periode sakit kepala, keparahan serangan yang terjadi, serta mencegah serangan sakit kepala berlanjut.
Pengobatan pada sakit kepala cluster dapat melibatkan:
- Triptan, yang juga digunakan untuk mengobati migrain
- Anestesi lokal
Sedangkan, metode pencegahan dapat termasuk:
- Kortikosteroid
- Calcium channel blockers
9. Medication-overuse atau rebound headache
Sakit kepala dapat dikendalikan jika seseorang berhenti mengonsumsi atau mengurangi dosis obat secara bertahap. Namun, jika sakit kepala bagian belakang berlangsung parah, seseorang harus segera mengunjungi dokter.
Terapi fisik atau perilaku untuk menghentikan siklus penggunaan pereda nyeri mungkin diperlukan. Sedangkan untuk obat-obatan tertentu, pengurangan dosis harus dilakukan secara bertahap. Sebab, menghentikan penggunaan beberapa obat secara langsung dapat berbahaya.
Maka dari itu, kamu disarankan untuk berkonsultasi pada dokter untuk mengetahui pengobatan yang tepat pada kondisi ini.
Itulah beberapa informasi mengenai penyebab dan pengobatan sakit kepala bagian belakang. Jika sakit kepala berlangsung parah, tidak kunjung sembuh, atau disertai gejala lainnya, segeralah kunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Jika kamu memiliki pertanyaan lebih lanjut seputar sakit kepala bagian belakang, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!