Share This Article
Oral seks biasanya dilakukan saat melakukan hubungan seksual dengan mencium, menjilat, atau mengulum area vital pasangan untuk memberikan kepuasan. Lantas benarkah seks oral menyebabkan kanker mulut?
Kanker mulut adalah perkembangan sel-sel kanker yang menyerang jaringan di area mulut. Kanker mulut awalnya didahului dengan munculnya luka di area mulut yang tidak kunjung sembuh.
Beberapa fakta tentang oral seks dan kanker mulut
Dilansir dari Medical News Today seks oral bukan penyebab langsung terjadinya kanker di mulut, berikut beberapa fakta-faktanya:
1. Oral seks tidak secara langsung menyebabkan kanker mulut, tetapi kemungkinan bisa menyebarkan HPV (human papillomavirus)
2. HPV sendiri jika dibiarkan dapat menyebabkan perubahan pra-kanker pada jaringan sel di mulut. Dan hal tersebut yang dapat menyebabkan kanker mulut
3. Diperkirakan 35 persen kanker mulut terinfeksi dengan HPV
4. Merokok dan mengonsumsi alkohol berlebih juga dapat meningkatkan risiko infeksi HPV
5. Stadium awal kanker mulut dapat menyebabkan perubahan warna di mulut, juga menyebabkan sakit di mulut. Luka di mulut yang tidak kunjung sembuh dan terjadi pembengkakan atau benjolan pada mulut.
Tanda-tanda dan gejala kanker mulut
Tanda atau gejala yang mengakibatkan kanker mulut seringnya menyerupai masalah lain yang terjadi pada mulut. Itulah kenapa cukup sulit untuk mengidentifikasi kemungkinan dari penyakit ini.
Segeralah periksakan diri ke dokter, jika kamu mengalami beberapa gejala seperti berikut:
- Luka di area bibir yang tidak kunjung sembuh
- Muncul pembengkakan atau benjolan dan disertai dengan bercak pada bibir, gusi, maupun di area mulut lainnya
- Sering muncul pendarahan di mulut tanpa sebab yang jelas
- Gigi menjadi tidak stabil, mudah goyang, bahkan lepas
- Sering muncul sariawan di mulut
- Seing muncul rasa sakit di area rongga mulut atau tenggorokan, dan kesulitan untuk menelan
- Menjadi susah saat memakai gigi palsu
- Mengalami pembengkakan di leher
- Sering merasakan nyeri pada telinga dan tidak kunjung hilang
- Mengalami penurunan berat badan secara signifikan
- Menjadi serak dan mengalami perubahan suara
- Rahang menjadi terasa kaku dan sering merasakan sakit
- Lidah terasa nyeri juga mengalami kesulitan saat mengunyah atau menelan makanan, berbicara, serta kesusahan menggerakkan rahang atau lidah
Beberapa gejala yang disebutkan tadi, misalnya sakit tenggorokan dan sakit telinga, bisa juga mengindikasikan adanya kondisi medis yang lainnya.
Tapi, jika kamu mengalami satu ciri tadi atau bahkan lebih dari tanda dan gejala yang disebutkan, bahkan tak kunjung hilang, jangan ragu untuk segera memeriksakannya ke dokter.
Beberapa risiko yang perlu diwaspadai
Kebiasaan merokok merupakan salah satu faktor risiko utama terjadinya kanker mulut, beberapa risiko lain yang juga membuat kamu berisiko terkena kanker mulut, adalah:
- Mengonsumsi alkohol berlebih
- Infeksi human papillomavirus (HPV) atau terinfeksi virus menular seksual
- Paparan dari sinar matahari (ultraviolet) yang berlebih pada area wajah utamanya pada bibir
- Memiliki riwayat keluarga dengan penyakit kanker
- Mempunyai sistem kekebalan tubuh yang lemah
Pengobatan untuk kanker mulut
Pengobatan untuk kanker mulut biasanya ditentukan berdasarkan stadium kankernya. Bisa saja hanya menjalani satu jenis pengobatan, namun tidak menutup kemungkinan dibutuhkan beberapa pengobatan sekaligus.
1. Operasi kanker mulut
Operasi kanker mulut biasanya diambil jika operasi dipastikan bisa mengubah kemampuan dalam berbicara dan makan yang sebelumnya terganggu.
Operasi ini menggunakan cangkok kulit, otot, maupun tulang dari bagian tubuh lainnya. Terkadang juga dibutuhkan implan gigi sebagai pengganti gigi yang hilang.
2. Terapi radiasi
Terapi radiasi untuk kanker mulut, biasanya dilakukan setelah operasi selesai. Namun, terapi radiasi juga bisa dilakukan tanpa harus melalui operasi terlebih dahulu.
Dalam kondisi tersebut, terapi radiasi digunakan ketika stadium kanker mulut masih berada di tahap awal.
Tak jarang, terapi radiasi juga bisa dikombinasikan bersama dengan pengobatan kemoterapi. Kombinasi dari dua pengobatan ini memang mampu meningkatkan keampuhan terapi radiasi.
Hal yang bisa diakukan supaya pengobatan kanker mulut menjadi lebih efektif, berhenti merokok dan berhenti mengonsumsi minuman beralkohol. Selain mempersulit penyembuhan setelah operasi, merokok juga bisa meningkatkan risiko kanker mulut menjadi kambuh lagi di kemudian hari.
Di samping itu, lakukanlah pola hidup sehat seperti rutin berolahraga, dan mengonsumsi minuman dan makanan sehat.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!