Share This Article
Bagi beberapa orang, konsumsi gluten bisa menyebabkan berbagai penyakit berbahaya, lho! Gluten merupakan protein dalam sereal, seperti gandum, biji-bijian, serta roti.
Gluten umumnya berfungsi untuk menjaga kekenyalan dan elastisitas pada makanan. Namun, jika dikonsumsi dan tubuh memiliki sensitivitas maka bisa menimbulkan berbagai penyakit. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut yuk simak penjelasan berikut.
Baca juga: Manfaat Senam Anti Stroke untuk Lansia dan Cara Mudah Melakukannya
Penyakit yang mungkin timbul akibat konsumsi gluten
Mengonsumsi gluten bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan bagi beberapa orang. Seseorang yang memiliki sensitivitas gluten mungkin akan mengalami rasa sakit dan kembung setelah mengonsumsinya.
Dilansir dari US National Library of Medicine, dalam beberapa tahun terakhir konsumsi gluten telah dikaitkan dengan berbagai gangguan klinis. Nah, penyakit yang mungkin timbul akibat mengonsumsi gluten, yakni:
1. Penyakit celiac
Penyakit celiac atau seliaka merupakan kelainan autoimun yang dipicu saat mengonsumsi gluten pada orang yang sensitif terhadap gluten. Kondisi ini sering juga dikenal sebagai sariawan celiac, sariawan non tropical, atau enteropati sensitif gluten.
Ketika seseorang dengan penyakit celiac makan gluten, maka tubuh akan bereaksi berlebihan terhadap protein dan merusak vili. Vili merupakan proyeksi seperti jari kecil yang ditemukan di sepanjang dinding usus kecil.
Jika vili terluka, maka usus kecil tidak dapat menyerap nutrisi dari makanan dengan baik. Kebanyakan orang dengan penyakit celiac tidak pernah tahu bahwa mereka mengidapnya.
Kerusakan usus sangat lambat sehingga gejalanya bervariasi dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
2. Sensitivitas gluten non-celiac
Sensitivitas gluten non-celiac merupakan suatu kondisi di mana orang-orang yang tidak dapat menolerir gluten dan mengalami gejala mirip penyakit celiac. Kondisi ini juga menyebabkan penderitanya kekurangan antibodi dan kerusakan usus setelah mengonsumsi gluten.
Gejala dari kondisi in biasanya muncul beberapa jam atau atau hari setelah gluten dicerna. Nah, beberapa gejala yang mungkin dirasakan antara lain sakit kepala, nyeri sendi, serta mati rasa di kaki, lengan, ataupun jari.
Sensitivitas gluten telah diakui secara klinis tidak separah penyakit celiac. Dengan kata lain, orang dengan sensitivitas gluten tidak akan dites positif untuk penyakit celiac berdasarkan pemeriksaan darah dan kerusakan usus hanya terjadi secara minimal.
3. Sindrom iritasi usus (IBS)
Irritable bowel syndrome atau IBS merupakan kelainan umum yang memengaruhi usus besar. Biasanya, gejala yang akan dirasakan termasuk kram, sakit perut, kembung, diare, hingga sembelit.
IBS ini merupakan kondisi kronis yang harus diatasi dalam jangka panjang sehingga tidak boleh dibiarkan.
Gejala IBS dapat dipicu oleh makanan tertentu meski belum sepenuhnya bisa dialaminya. Namun, banyak orang mengalami gejala IBS yang lebih buruk ketika mengonsumsi gandum atau makanan dengan kandungan gluten.
Jika tidak ditangani, sembelit atau diare kronis akibat IBS bisa menyebabkan wasir. Perlu diketahui juga, depresi dan kecemasan bisa memperburuk sindrom iritasi usus. Karena itu, segera lakukan pengobatan bersama dokter sebelum komplikasi akibat IBS semakin parah.
Bagaimana cara mengatasi penyakit akibat gluten?
Meski tergolong kronis, berbagai gejala penyakit akibat gluten bisa diatasi dengan menjaga pola makan. Tanda dan gejala ringan seringkali dapat dikendalikan dengan mengelola stres dan memastikan gaya hidup tetap sehat.
Beberapa hal lain yang bisa kamu lakukan untuk mencegah penyakit akibat gluten, yakni:
1. Hindari makanan pemicu gejala
Beberapa makanan yang mengandung gluten harus kamu hindari untuk mencegah penyakit dan munculnya gejala parah. Pastikan untuk menjaga asupan makan dengan mengonsumsi makanan yang tinggi serat untuk menggantikan gluten.
2. Konsumsi banyak cairan
Gejala berupa sembelit atau kerusakan usus bisa diringankan dengan memperbanyak konsumsi cairan. Cairan yang masuk ke dalam tubuh dapat membantu memperlancar sembelit dan peredaran darah.
3. Berolahraga secara teratur
Olahraga dapat membantu meredakan depresi, stres, serta merangsang kontraksi normal usus. Karena itu, penderitanya mungkin akan merasa lebih baik setelah menjalani gaya hidup sehat dengan rutin berolahraga.
Tanyakan pada dokter mengenai pengobatan yang tepat untuk jenis penyakit akibat gluten. Bicarakan juga langkah perawatan mandiri lainnya yang bisa dilakukan untuk mencegah kekambuhan penyakit.
Baca juga: Kandungan Oksigen Tubuh Bisa Berkurang Akibat Penggunaan Masker, Mitos atau Fakta?
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.