Share This Article
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya tumbuh dengan sehat dan kuat, baik secara fisik maupun mental. Namun, tidak sedikit orangtua yang harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa buah hatinya mengidap gangguan spektrum autisme.
Apa itu penyakit spektrum autisme?
Dilansir dari Mayo Clinic, gangguan spektrum autisme adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan perkembangan otak yang berdampak pada cara seseorang memandang dan bersosialisasi dengan orang lain sehingga menimbulkan masalah dalam interaksi sosial dan komunikasi.
Gangguan ini juga mencakup pola perilaku yang terbatas dan berulang. Istilah “spektrum” dalam gangguan spektrum autisme mengacu pada berbagai gejala dan tingkat keparahan.
Gangguan autisme mencakup kondisi yang sebelumnya dianggap terpisah yaitu autisme, sindrom Asperger, gangguan disintegrasi masa kanak-kanak, dan bentuk gangguan perkembangan yang tidak spesifik.
Beberapa orang masih menggunakan istilah sindrom Asperger, yang umumnya dianggap sebagai gangguan spektrum autisme ringan.
Gangguan ini dimulai pada masa kanak-kanak dan akhirnya menyebabkan masalah fungsi dalam masyarakat, sekolah dan tempat kerja.
Seringkali anak-anak menunjukkan gejala autisme dalam tahun pertama. Sejumlah kecil anak tampak berkembang secara normal pada tahun pertama, dan kemudian mengalami periode kemunduran antara usia 18 dan 24 bulan saat mereka mengembangkan gejala autisme.
Meskipun tidak ada obat untuk gangguan spektrum autisme, pengobatan intensif dan dini dapat membuat perbedaan besar dalam kehidupan banyak anak.
Apa penyebab penyakit spektrum autisme?
Melansir penjelasan dari laman Mayo Clinic, gangguan spektrum autisme tidak memiliki penyebab tunggal.
Mengingat kompleksitas gangguan tersebut, dan fakta bahwa gejala dan tingkat keparahan bervariasi, mungkin ada banyak penyebabnya seperti faktor genetika dan lingkungan.
Genetika
Beberapa gen berbeda tampaknya terlibat dalam gangguan spektrum autisme. Untuk beberapa anak, gangguan spektrum autisme dapat dikaitkan dengan kelainan genetik, seperti sindrom Rett atau sindrom fragile X.
Pada anak lain, perubahan genetik dapat meningkatkan risiko gangguan spektrum autisme. Masih ada gen lain yang dapat memengaruhi perkembangan otak atau cara sel-sel otak berkomunikasi, atau mereka mungkin menentukan tingkat keparahan gejala.
Beberapa mutasi genetik tampaknya diturunkan, sementara yang lain terjadi secara spontan.
Faktor lingkungan
Para peneliti menurut laman Mayo Clinic, saat ini sedang mengeksplorasi apakah faktor seperti infeksi virus, obat-obatan atau komplikasi selama kehamilan, serta polutan udara. Namun, diduga kuat faktor lingkungan tetap berperan signifikan.
Siapa saja yang lebih berisiko terkena spektrum autisme?
Perlu kamu ketahui bahwa risiko anak laki-laki mengalami autisme lebih tinggi 4 kali dibandingkan dengan anak perempuan.
Meskipun demikian, hal itu tidak bersifat absolut. Autisme dapat terjadi pada siapa saja, tak hanya dikarenakan faktor genetik dan jenis kelamin melainkan dari ras, etnis, serta berbagai latar belakang sosial.
Apa gejala dan ciri-ciri spektrum autisme?
Berikut ini adalah beberapa tanda umum yang ditunjukkan oleh orang yang mengalami gangguan spektrum autisme:
Komunikasi dan interaksi sosial
Seorang anak atau orang dewasa dengan gangguan spektrum autisme mungkin memiliki masalah dengan interaksi sosial dan keterampilan komunikasi, termasuk salah satu dari tanda-tanda berikut ini:
- Gagal menanggapi atau tampaknya tidak mendengarkan orang lain pada waktu tertentu.
- Menolak pelukan dan tampaknya lebih suka bermain sendiri dengan dunianya sendiri.
- Tidak suka melakukan kontak mata dan ekspresi wajah.
- Tidak berbicara atau menunda bicara, dan kehilangan kemampuan sebelumnya untuk mengucapkan kata atau kalimat.
- Tidak dapat memulai percakapan atau mempertahankan percakapan, selain itu hanya memulai percakapan untuk membuat permintaan atau melabeli item.
- Berbicara dengan nada atau ritme yang tidak normal.
- Mengulangi kata atau frasa kata demi kata, tetapi tidak memahami cara menggunakannya.
Pola perilaku
Seorang anak atau orang dewasa dengan gangguan spektrum autisme mungkin memiliki pola perilaku, minat, atau aktivitas yang terbatas dan berulang, termasuk salah satu dari tanda-tanda berikut ini:
- Melakukan gerakan berulang, seperti mengayun, berputar, atau mengepakkan tangan.
- Melakukan aktivitas yang dapat melukai diri sendiri, seperti menggigit atau membenturkan kepala.
- Mengembangkan rutinitas atau ritual tertentu dan menjadi terganggu dengan perubahan sekecil apa pun.
- Memiliki masalah dengan koordinasi atau memiliki pola gerakan yang aneh, seperti canggung atau berjalan dengan jari kaki, dan memiliki bahasa tubuh yang aneh, kaku, atau berlebihan.
- Terpesona oleh detail suatu objek, seperti roda yang berputar dari mobil mainan, tetapi tidak memahami tujuan atau fungsi keseluruhan dari objek tersebut.
- Sangat sensitif terhadap cahaya, suara, atau sentuhan, namun mungkin tidak peduli terhadap rasa sakit atau suhu.
Apa saja komplikasi yang mungkin terjadi akibat spektrum autisme?
Perlu kamu ketahui bahwa ketika seseorang menderita spektrum autisme hal itu bisa menyebabkan masalah pada pencernaan, pola makan atau pola tidur yang tidak biasa, perilaku agresif, dan sejumlah komplikasi lain, seperti kejang dan tuberous sclerosis.
Bagaimana cara mengatasi dan mengobati spektrum autisme?
Memang hingga kini belum ada penyembuhan untuk penderita autisme. Namun, terdapat beberapa penanganan agar penderita dapat menghadapi gangguan yang dihadapi, yaitu melalui pengobatan secara medis dan rumahan.
Perawatan di dokter
- Obat tidur, membantu gangguan tidur yang dialami.
- Antipsikotik, menangani masalah-masalah perilaku yang parah.
- Konsumsi obat untuk meringankan gejala hiperaktif.
- Obat antidepresan, mengatasi kecemasan dan depresi.
- Antikonvulsan, mengatasi epilepsi.
Cara mengatasi secara alami di rumah
Sementara itu dari pihak keluarga ada hal yang bisa dilakukan dengan memberikan terapi bagi penderita.
Orangtua dan anggota keluarga lain dapat belajar untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial, menangani perilaku anak yang bermasalah, dan mengajarkan kemampuan-kemampuan mendasar untuk kehidupan sehari-hari kepada anak melalui bermain dan berinteraksi dengan anak.
Baca juga: Apakah Autisme Bisa Sembuh dan Anak Bisa Tetap Hidup Normal?
Apa saja makanan dan pantangan untuk penderita autisme?
Berikut ini beberapa makanan yang sebaiknya dihindari oleh penderita autisme:
- Makanan yang mengandung tepung dan susu
- Obat sirup
- Makanan yang mengandung sumber fenol tinggi karena akan mengganggu fungsi saraf
Bagaimana cara mencegah autisme?
Dilansir dari Mayo Clinic, tidak ada cara untuk mencegah gangguan spektrum autisme, tetapi ada pilihan pengobatan. Diagnosis dan intervensi dini sangat membantu dan dapat meningkatkan perilaku, keterampilan, dan perkembangan bahasa.
Namun, intervensi berguna untuk semua usia. Meskipun anak-anak biasanya tidak mengatasi gejala gangguan spektrum autisme, mereka dapat belajar berfungsi dengan baik.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!