Share This Article
Biduran adalah suatu kondisi gangguan pada kulit yang sudah tak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Hampir semua orang pernah merasakan situasi ini, yaitu berupa gatal-gatal dan munculnya bercak merah di kulit.
Lalu, apa pemicu, gejala, penanganan, dan pencegahan biduran? Yuk, simak informasinya berikut ini.
Apa itu biduran?
Biduran adalah suatu gangguan kesehatan yang terjadi pada permukaan kulit manusia berupa munculnya ruam atau bercak merah. Biduran, atau urtikaria, muncul sebagai reaksi tubuh pada sejumlah pemicu tertentu, misalnya alergi.
Biduran pada kulit bisa dikatakan sebagai pembengkakan yang membawa sensasi menyengat atau membakar. Oleh karena itu, gejala paling umum yang dirasakan adalah gatal-gatal.
Urtikaria yang juga dikenal sebagai hives ini tidak hanya dapat muncul di kulit, tapi juga wajah, lidah, bibir, bahkan telinga.
Bercak kecil akan muncul pada permukaan kulit secara berkelompok. Jika dibiarkan, mereka bisa menyatu dan menjadi bercak yang lebih besar.
Akibatnya, rasa gatal yang dirasakan akan semakin menyakitkan. Perlu penanganan yang tepat jika kondisinya sudah semakin memburuk.
Mengapa biduran bisa terjadi?
Bercak merah disertai rasa gatal terjadi saat kadar histamin dalam tubuh dilepaskan ke kulit secara berlebihan, kemudian menyebabkan munculnya ruam.
Histamin sendiri adalah senyawa kimia pada tubuh manusia yang berfungsi melawan alergi atau infeksi.
Tingginya kadar histamin membuat otot atau pembuluh darah mengalami pembengkakan.
Akhirnya, muncul ruam-ruam atau bercak merah pada kulit. Sedangkan rasa gatal sendiri bisa dirasakan akibat reaksi tubuh terhadap beberapa hal, seperti:
- Perubahan suhu
- Gigitan serangga atau hewan
- Iritasi pada tanaman
- Paparan sinar matahari
- Infeksi seperti pilek atau flu
- Alergi terhadap obat
- Alergi terhadap makanan
Jika bercak merah sudah muncul, perlu untuk menghindari hal-hal lain yang bisa memperburuk keadaan dan rasa gatal, seperti:
- Alkohol
- Tekanan pada kulit
- Kafein
- Suhu terlalu panas
Hampir setiap orang pernah mengalami kondisi ini, dengan persentase 15-20% sepanjang hidupnya. Urtikaria cenderung lebih sering terjadi pada anak-anak dan wanita daripada pria.
Gejala yang muncul saat biduran
Seperti yang telah dijelaskan pada poin di atas, biduran adalah pembengkakan yang mengakibatkan munculnya bercak pada kulit.
Ruam itu biasanya berbentuk bulat berwarna merah atau merah muda. Ukurannya pun bervariasi, mulai dari beberapa milimeter sampai inci.
Bercak merah yang ada pada kulit hampir pasti disertai rasa gatal. Pada umumnya, kondisi ini muncul secara berkelompok di kulit tangan, lengan, wajah, dan kaki.
Gejalanya sangat bervariasi atau berbeda-beda antar satu dengan yang lain. Ruam bisa saja hilang dalam 24 jam, tapi muncul kembali setelahnya di bagian badan yang lain.
Dalam biduran tipe akut dan kronis, bercak akan hilang dalam waktu yang relatif lebih lama.
Berapa lama gejala biduran bisa dirasakan?
Hives sendiri bisa muncul kapan saja secara tiba-tiba. Meski begitu, biasanya rasa gatal yang menyertai tidak bertahan lebih dari 24 jam. Meski, dalam beberapa kasus yang lebih parah, biduran bisa menyerang sampai berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu.
Durasi rasa gatal yang dirasakan bervariasi, bergantung pada jenis biduran itu sendiri. Pada urtikaria akut, bercak merah bisa muncul tidak kurang dari enam minggu. Sedangkan pada urtikaria kronis, gejala yang ada bisa bertahan lebih dari itu.
Berbeda dengan keduanya, biduran fisik lebih cepat untuk dideteksi, karena bercak akan muncul di permukaan kulit beberapa menit setelah terjadi paparan terhadap pemicu dari hives itu sendiri.
Jenis-jenis biduran
Urtikaria dibedakan menjadi empat jenis, yaitu urtikaria akut, kronis, fisik, dan dermatografisme. Masing-masing memiliki pemicu yang berbeda. Begitu juga dengan lama bercak bertahan pada kulit.
Baca juga: Mengenal Ambroxol: Obat Pengencer untuk Batuk Berdahak
1. Urtikaria fisik
Biduran jenis ini adalah yang paling ringan. Bercak yang muncul pada kulit merupakan stimulasi fisik terhadap paparan sinar matahari, suhu dingin atau panas berlebih, keringat, dan tekanan.
Biduran jenis ini bisa dirasakan sekira satu jam setelah paparan terhadap pemicu.
2. Dermatografis
Dermatografis adalah bentuk lanjutan dari urtikaria fisik, yang mana rasa gatal pada ruam-ruam kecil semakin membesar akibat garukan pada kulit. Dermatografis bisa terjadi bersamaan dengan biduran jenis lainnya.
3. Urtikaria akut
Biduran tipe ini perlu mendapatkan penanganan, baik mandiri maupun medis. Ini disebabkan durasinya bisa mencapai enam minggu. Jika tidak mendapat penanganan yang tepat, kondisi bisa memburuk dan membuka peluang risiko penyakit kulit lainnya.
Penyebab paling umum dari urtikaria akut adalah sesuatu yang masuk ke dalam tubuh. Dengan kata lain, hives jenis ini adalah reaksi tubuh terhadap makanan, atau yang biasa disebut sebagai alergi.
Alergi bisa berupa terhadap produk kacang-kacangan, telur, ikan, susu, dan buah-buahan tertentu.
4. Urtikaria kronis
Bercak pada permukaan kulit bisa terjadi lebih dari enam minggu. Di beberapa kasus, urtikaria jenis ini lebih sulit dideteksi, karena pemicunya adalah infeksi atau penyakit yang serius, seperti kanker, tiroid, dan hepatitis.
Bukan hanya kulit, urtikaria akut bisa memengaruhi organ internal manusia, seperti otot atau pembuluh darah, paru-paru, dan saluran pencernaan.
Seseorang dengan urtikaria jenis ini biasanya akan merasakan nyeri otot, diare, dan sesak napas.
Biduran pada anak-anak
Anak-anak lebih berpotensi untuk merasakan biduran, karena kulit mereka masih sensitif terhadap banyak hal. Biasanya, biduran pada anak disebabkan oleh alergi makanan, seperti ikan laut, telur, dan kacang-kacangan.
Meskipun begitu, tidak sedikit yang merasakan gatal-gatal akibat gigitan serangga dari aktivitas bermain di luar rumah.
Biduran pada anak-anak mungkin akan memberikan dampak lebih serius. Orang tua pun perlu menanganinya dengan cermat. Jika perlu, hubungi dokter agar kondisi tidak semakin memburuk.
Perhatikan juga pemicu-pemicu yang bisa menyebabkan anak terkena biduran.
Biduran pada ibu hamil
Menurut American Pregnancy Association, satu dari lima ibu hamil pernah mengalami gejala-gejala perubahan pada kulit, seperti stretch mark, jerawat, dan juga biduran atau rasa gatal.
Biduran pada ibu hamil disebut sebagai pruritic urticarial papules and plaques of pregnancy (PUPPP). Ibu hamil dengan PUPPP akan memiliki ruam berwarna merah di kulit, biasanya terjadi di perut, lalu menyebar ke bagian lainnya seperti lengan, kaki, dan leher.
Penyebab PUPPP sendiri belum diketahui secara pasti, namun ada dugaan berasal dari kondisi hormon kehamilan dan genetik. Biduran atau gatal-gatal di kulit saat hamil biasanya muncul pada periode trimester pertama.
Baca juga: Kenali 4 Penyakit yang Disebabkan si Silent Killer, Diabetes
Penanganan terhadap biduran
Biduran sendiri sering dianggap remeh sebagian orang. Maklum saja, beberapa jenis ruam atau bercak yang timbul pada kulit bisa diatasi hanya dengan memberikan bedak atau obat luar, kemudian ia akan menghilang dengan sendirinya.
Padahal, tidak semua biduran memiliki gejala yang ringan. Perlu penanganan yang tepat agar ruam dan rasa gatal pada kulit bisa segera hilang.
1. Penanganan mandiri
Penanganan secara mandiri dapat dilakukan saat gejala biduran yang kamu rasakan belum pada tahap yang berat. Kamu bisa melakukan teknik pengobatan rumahan (home remedies) untuk gejala-gejala ringan, yaitu dengan:
- Kompres air dingin. Air dingin dapat membantu mengurangi peradangan, karena memberikan kelembapan pada kulit yang gatal. Kompres pada ruam kulit sesering mungkin
- Hindari pemicu, termasuk obat-obatan, makanan, bulu hewan peliharaan, serangga, dan getah
- Pakailah baju yang longgar. Baju yang tidak sesak membuat kulitmu bisa lebih bebas untuk ‘bernapas’, sehingga menghindari tekanan yang bisa menyebabkan biduran
- Kenakan pakaian dengan tekstur halus. Kamu bisa memakai baju yang terbuat dari katun. Tekstur pakaian yang kasar akan memperbesar peluang iritasi seperti gatal pada kulit
- Mandi dengan air dingin. Selain menyegarkan, air dingin berfungsi untuk menutup atau merapatkan pori-pori kulit yang membuka, sehingga bisa mengurangi bercak atau ruam yang muncul
- Jangan terpapar langsung dengan matahari. Ini menjadi penting, karena sebagian kasus biduran berawal dari paparan sinar matahari secara langsung. Cari tempat yang teduh jika kamu terpaksa beraktivitas di luar
- Lidah buaya. Bukan hanya untuk kesehatan rambut, lidah buaya juga efektif untuk menenangkan kulit yang menunjukkan reaksi gatal. Kamu cukup mengoleskannya pada ruam atau bercak yang ada di permukaan kulit
- Minum suplemen. Suplemen vitamin dapat membantu meringankan gejala gatal pada kulit kamu
2. Penanganan dokter
Jika gejala yang kamu rasakan masih dalam tahap ringan, mungkin kamu bisa melakukan pengobatan secara mandiri di rumah. Tetapi jika kondisinya semakin memburuk, pertolongan dokter sangat dibutuhkan.
Dalam penanganannya, dokter akan terlebih dulu menanyakan gejala yang kamu rasakan dan sejak kapan ruam itu muncul. Setelah mengetahui dan menentukan diagnosis, dokter akan memberi obat-obatan seperti:
- Obat anti gatal. Obat ini biasanya bersifat antihistamin, berfungsi menekan histamin yang berlebih pemicu rasa gatal. Tidak hanya gatal, obat ini juga memiliki senyawa kimia untuk mengurangi pembengkakan
- Obat anti-inflamasi. Obat kortikosteroid ini biasanya diberikan saat kamu sudah merasakan gejala yang tidak ringan, yaitu berupa peradangan pada kulit. Obat ini berfungsi untuk mengurangi aktivitas peradangan yang menyebabkan ruam berwarna merah
- Obat-obatan untuk kekebalan tubuh. Sesuai dengan namanya, obat ini akan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap aktivitas peradangan dan pembengkakan yang mengakibatkan biduran. Obat ini juga menenangkan sistem imun yang terlalu aktif
Kapan harus menghubungi dokter?
Meski biduran adalah gangguan atau penyakit yang menyerang kulit, tidak jarang gejala yang dirasakan bisa berdampak pada organ lainnya. Jika muncul gejala selain gatal, segera periksakan dirimu ke dokter.
Gejala-gejala tersebut meliputi:
- Sakit kepala atau pusing
- Sulit bernapas
- Pembengkakan pada bagian tubuh lain seperti bibir, lidah, dan wajah
Baca juga: Dapat Mengatasi Alergi, Ini Efek Samping Cetirizine yang Harus Diketahui
Komplikasi biduran terhadap penyakit lain
Bagi sebagian orang, biduran memang bisa diobati hanya dengan bedak atau obat luar. Tetapi, ini hanya berlaku untuk urtikaria ringan. Pembiaran terhadap biduran dengan level berat bisa membuka peluang risiko penyakit lain.
Salah satu komplikasi yang mungkin saja bisa muncul adalah anafilaksis, sebuah kondisi alergi sangat berat yang bisa berakibat fatal, bahkan kematian.
Gejala dari anafilaksis sendiri meliputi pusing, sulit bernapas, dan pembengkakan pada bagian tubuh lainnya.
Bisakah biduran dicegah?
Tidak semua penyakit bisa dicegah secara efektif, seperti biduran. Biduran sendiri merupakan reaksi tubuh yang muncul secara tiba-tiba. Iritasi akan terjadi sesaat setelah ada pemicu yang menyebabkan ruam dan bercak pada kulit.
Menurut Andrew Weil, seorang profesor kedokteran klinis di University of Arizona, yang bisa dilakukan untuk masalah biduran adalah meredakan gejalanya.
Pada umumnya, biduran ringan bisa hilang dengan sendirinya. Penanganan lanjutan dibutuhkan untuk level menengah sampai berat.
Publikasi dari Archives of Dermatology menunjukkan, ada keterkaitan antara rasa gatal yang muncul pada kulit dengan rasa cemas dan stres. Mungkin ini bisa menjadi salah satu pencegahan selain dengan menghindari pemicu-pemicu utama biduran.
Menghindari pemicu biduran sendiri tidak mudah, karena seringkali seseorang tidak sadar sedang berhubungan dengan faktor penyebab itu. Misalnya, beraktivitas di bawah terik matahari dan menggunakan pakaian yang menyebabkan rasa gatal.
Pencegahan memang penting, tapi meredakan gejala yang muncul adalah hal terbaik yang bisa kamu lakukan saat mengalami biduran.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!